You are on page 1of 21

Penggunaan IPv6 Sebagai Solusi Pengganti IPv4

dalam Penanganan Keterbatasan IP Address


di Jaringan Internet Masa Depan

Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas


Matakuliah Bahasa Indonesia yang Diampu
oleh Atikah Anindyarini, S.S.M.Hum.

Nama : Mohamad Eko Ari Bowo


Nim : M3107105

D3 Teknik Informatika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Januari, 2009

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT penulis ucapkan karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat mengikuti kegiatan perkuliahan di kampus UNS
hingga menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
Judul makalah ini adalah “Penggunaan IPv6 sebagai Solusi Pengganti IPv4
dalam Penanganan Keterbatasan IP Address di Jaringan Internet Masa Depan”.
Makalah ini disusun sebagai tugas matakuliah Bahasa Indonesia yang diampu
oleh Ibu Atikah Anindyarini, S.S.M.Hum. di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNS Surakarta. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
a) Ibu, bapak, dan adikku yang selalu memberikan dukungannya dan
mendoakan penulis selama kuliah ini di UNS Surakarta.
b) Ibu Atikah Anindyarini, S.S.M.Hum. yang selama ini telah memberikan
ilmunya selama perkuliahan hingga penyusunan makalah ini.
c) Teman - teman mahasiswa Teknik Informatika, khususnya angkatan 2007.
d) Teman - teman satu kontrakan, Bangjo, Aput, Anggit, Topan, Danang, dan
Boby yang enak diajak bercanda, konyol dan asyik untuk bertukar pikiran.
e) Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit informasi
sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis menerima
dengan baik segala kritik dan saran. Akhir kata penulis memohon maaf apabila
ada kata – kata yang tidak berkenan. Terima kasih.

Surakarta, Januari 2009

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
Daftar Tabel...........................................................................................................iii
Daftar Gambar.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Perumusan Masalah.............................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah...................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Konsep Dasar Protokol........................................................................3
1. TCP...............................................................................................3
2. IP...................................................................................................3
B. Definisi IPv6........................................................................................4
C. Keunggulan IPv6.................................................................................4
1. Setting Otomatis Statefull.............................................................4
2. Setting Otomatis Stateless............................................................5
D. Address IPv6........................................................................................5
1. Unicast (one-to-one).....................................................................5
2. Multicast (one-to-many)...............................................................6
3. Anycast.........................................................................................7
E. Penulisan Alamat pada IPv6................................................................7
F. Kelas IPv6............................................................................................9
G. Struktur Paket Data pada IPv6.............................................................10
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6...............................................................11
1. Kapasitas Perluasan Alamat.........................................................11
2. Penyederhanaan Format Header...................................................12
3. Option dan Extension Header.......................................................12
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket............................................12
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi.........................................12
I. Transisi IPv6.........................................................................................13
J. Contoh Infrastruktur IPv6....................................................................14
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................15
B. Saran...................................................................................................15
Daftar Pustaka.......................................................................................................16

3
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan IPv4 dan IPv6.................................................................10

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Setting Otomatis Stateful...................................................................5


Gambar 2.2 Setting Otomatis Stateless.................................................................5
Gambar 2.3 Pengiriman Paket Pada Unicast Address...........................................6
Gambar 2.4 Pengiriman Paket Pada Multicast Address........................................7
Gambar 2.5 Format Unicast Address.....................................................................9
Gambar 2.6 Struktur Header Dasar pada IPv6......................................................11
Gambar 2.7 Network - tunneling (IPv6 transition)...............................................13
Gambar 2.8 Infrastruktur IPv6..............................................................................14
Gambar 2.9 Infrastruktur IPv6..............................................................................14

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat
seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan
komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu bagian yang
paling penting. Protokol jaringan yang umum digunakan adalah IPv4. Akan
tetapi protokol telah berumur lebih dari 20 tahun masih terdapat beberapa
kekurangan dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang
semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu IPv6 yang
merupakan solusi dari masalah diatas. IPv6 menawarkan fitur dan fungsionalitas
yang lebih dari IPv4 seperti ruang pengalamatan yang jauh lebih besar, fitur
keamanan IPSec, penanganan lalu lintas multimedia di internet, dan lain-lain.
Namun, protokol baru ini belum banyak diimplementasikan pada jaringan-
jaringan di dunia.

B. Perumusan Masalah
Setelah IPv4 sukses penggunaannya oleh para pengguna internet,
kemudian timbul suatu permasalahan baru dimana IPv4 hanya dapat menampung
para pengguna internet sebanyak 4,3 milyar saja, sedangkan angka ini
diperkirakan akan melonjak kembali beberapa tahun kedepan. Masalah yang
paling besar pada Internet Protocol saat ini adalah perputaran kecepatan untuk
mencapai suatu titik alamat jaringan yang tersedia. IPv4 mempertimbangkan
sekitar 232 atau 4.294.967.296 alamat, sebagian besar kesalahan pada alokasi awal,
tanpa meninggalkan ruang untuk pengembangan. IP versi baru yaitu IPv6
menawarkan suatu pemecahan yang lebih permanen, yaitu sekitar 2128 atau
340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat.
Berdasarkan hal itulah kemudian dirancang suatu protokol internet baru
yang dinamakan Internet Protocol next generation (IPng) pada tahun 1996 yang
penggunaannya secara bertahap akan menggeser penggunaan dari IPv4 yang telah

5
sukses sebelumnya. IPng atau disebut juga IPv6 sendiri adalah suatu protokol
layer ketiga terbaru yang diciptakan untuk menggantikan IPv4 atau yang sering
dikenal sebagai IP. Alasan utama dari penciptaan Internet Protocol Version 6 ini
adalah untuk mengoreksi masalah pengalamatan pada versi 4 (IPv4). Karena
kebutuhan akan alamat internet semakin banyak, maka IPv6 diciptakan dengan
tujuan untuk memberikan pengalamatan yang lebih banyak dibandingkan dengan
IPv4, sehingga perubahan pada IPv6 masih berhubungan dengan pengalamatan IP
sebelumnya. Perubahan terbesar pada IPv6 adalah terdapat pada header, yaitu
peningkatan jumlah alamat dari 32 bit (IPv4) menjadi 128 bit (IPv6).

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
akhir semester pada matakuliah Bahasa Indonesia di Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam UNS Surakarta. Adapun tujuan khusus yang hendak
dicapai pada makalah ini, antara lain :
f) Mengimplementasikan penggunaan IPv6 sebagai solusi dari permasalahan
IPv4 dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin
kompleks dari tahun ke tahun.
g) Penggunaan fungsi “Otomatisasi Setting” untuk pengelolaan dan pengaturan
alamat IP di suatu jaringan komputer sebagai salah satu kelebihan penggunaan
IPv6 dibandingkan IPv4.
h) IPv6 mendukung penyusunan alamat IP secara terstruktur dan menyediakan
kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4.
i) Kelengkapan IPv6 dengan mekanisme penggunaan alamat secara lokal yang
memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug & Play, serta menyediakan
platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran
data secara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, maupun end-to-
end security.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Protokol
Protokol dapat dimisalkan sebagai penerjemah dua orang yang berbeda
bahasa ingin berkomunikasi. Protokol internet yang pertama kali dirancang pada
awal tahun 1980-an. Akan tetapi pada saat itu, protokol tersebut hanya digunakan
untuk menghubungkan beberapa node saja. Baru pada awal tahun 1990-an mulai
disadari bahwa internet mulai tumbuh ke seluruh dunia dengan pesat. Sehingga
banyak bermunculan protokol internet. Sehingga disadari bahwa dibutuhkan
sebuah protokol internet yang standar, yaitu OSI (Open System Interconnection).
Tetapi pada perkembangannya, TCP/IP menjadi standar de facto yaitu standar
yang diterima karena pemakaiannya secara sendirinya semakin berkembang.

1. TCP (Transmission Control Protocol)


Transmission Control Protocol atau yang sering kali disingkat menjadi
TCP berfungsi untuk melakukan transmisi data per-segmen (paket data dipecah
dalam jumlah yang sesuai dengan besaran paket kemudian dikirim satu persatu
hingga selesai). Agar pengiriman data sampai dengan baik, maka pada setiap
packet pengiriman, TCP akan menyertakan nomor seri (sequence number).
Adapun komputer tujuan yang menerima paket tersebut harus mengirim balik
sebuah sinyal acknowledge dalam satu periode yang ditentukan. Bila pada
waktunya komputer tujuan belum juga memberikan acknowledge, maka terjadi
time out yang menandakan pengiriman packet gagal dan harus diulang kembali.
Model protokol TCP disebut sebagai connection oriented protocol.

2. IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol) atau alamat IP dapat disebut dengan kode pengenal
komputer pada jaringan merupakan komponen vital pada internet, karena tanpa
alamat IP seseorang tidak akan dapat terhubung ke internet. Penggunaan alamat IP
dikoordinasi oleh lembaga sentral internet yang dikenal dengan IANA, salah
satunya adalah NIC (Network Information Center).

7
B. Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai
pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791.
IPv6 yang memiliki kapasitas alamat (address) raksasa (128 bit), mendukung
penyusunan alamat secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus
berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada
IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat digunakan untuk pemilihan
route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan
alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug&Play,
serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan
terhadap aliran datasecara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, end-
to-end security, maupun konfigurasi otomatis.

C. Keunggulan IPv6
Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration
(plug&play). Alamat pada IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya
diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan
secara otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host Configuration
Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja,
sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan secara
standar dan merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini terdapat dua cara
tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.

1. Setting Otomatis Statefull


Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan
pada host dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address,
dimana cara ini hampir mirip dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat
melakukan setting secara otomatis, informasi yang dibutuhkan antara router,
server dan host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah
diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP (Internet Group
management Protocol) yang dipakai pada multicast pada IPv4.

8
Gambar 2.1 Setting Otomatis Statefull

2. Setting Otomatis Stateless


Pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan
pembagian IP address, hanya men-setting router saja dimana host yang telah
tersambung di jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh
prefix dari address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit
yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address
sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada
informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari network
interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan pengelolaan, pada
Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit (sebesar address
MAC) terhadap satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan
alamat yang buruk.

Gambar 2.2 Setting Otomatis Stateless


D. Address IPv6
1. Unicast (One-to-one)
Digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host.
Pada alamat unicast ini terdiri dari :
1. Global, alamat yang digunakan misalnya untuk alamat provider atau alamat

9
geografis.
2. Link Local Address adalah alamat yang dipakai di dalam satu link saja. Yang
dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung pada satu
level. Alamat ini dibuat secara otomatis oleh host yang belum mendapat
alamat global, terdiri dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan "FE80" dan
field sepanjang 118-n bit yang menunjukkan nomor host. Link Local Address
digunakan pada pemberian alamat IP secara otomatis.
3. Site-local, alamat yang setara dengan private address, yang dipakai terbatas di
dalam site saja. Alamat ini dapat diberikan bebas, asal unik di dalam site
tersebut, namun tidak bisa mengirimkan paket dengan tujuan alamat ini di luar
dari site tersebut.
4. Kompatibel.

Gambar 2.3 Pengiriman Paket Pada Unicast Address

2. Multicast (One-to-many)
Yang digunakan untuk komunikasi satu lawan banyak dengan menunjuk
host dari group. Multicast address ini pada IPv4 didefinisikan sebagai kelas D,
sedangkan pada IPv6 ruang yang 8 bit pertamanya di mulai dengan "FF"
disediakan untuk multicast address. Ruang ini kemudian dibagi-bagi lagi untuk
menentukan range berlakunya. Kemudian blockcast address pada IPv4 yang
alamat bagian hostnya didefinisikan sebagai "1", pada IPv6 sudah termasuk di
dalam multicast address ini. Blockcast address untuk komunikasi dalam segmen
yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya dengan multicast address

10
dipilih berdasarkan range tujuan.

Gambar 2.4 Pengiriman Paket Pada Multicast Address

3. Anycast
Yang menunjuk host dari group, tetapi paket yang dikirim hanya pada satu
host saja. Pada alamat jenis ini, sebuah alamat diberikan pada beberapa host,
untuk mendefinisikan kumpulan node. Jika ada paket yang dikirim ke alamat ini,
maka router akan mengirim paket tersebut ke host terdekat yang memiliki
Anycast address sama. Dengan kata lain, pemilik paket menyerahkan pada router
tujuan yang paling "cocok" bagi pengiriman paket tersebut. Pemakaian Anycast
ini misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS
(Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast alamat Address sama pada
server-server tersebut, jika ada paket yang dikirim oleh client ke alamat ini, maka
router akan memilih server yang terdekat dan mengirimkan paket tersebut ke
server tersebut. Sehingga, beban terhadap server dapat terdistribusi secara merata.
Bagi anycast ini tidak disediakan ruang khusus. Jika terhadap beberapa host
diberikan sebuah alamat yang sama, maka alamat tersebut dianggap sebagai
Anycast Address.

E. Penulisan Alamat pada IPv6


Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘ berupa nilai hexadesimal dari 16 bit
porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada 16 * 8 = 128 bit.

11
Contohnya adalah :
FEDC : BA98 : 7654 : 3210 : FEDC : BA98 : 7654 : 3210

Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu
‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya adalah :
FEDC : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 7654 : 3210
dapat direpresentasikan sebagai
FEDC :: 7654 : 3210

Dan 0:0:0:0:0:0:0:1 dapat direpresentasikan sebagai ::1

Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana ‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam


167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah :

0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6


0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7

Jadi jika sekarang mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6


pada saatnya nanti format tersebut akan digantikan menjadi semacam
::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan bitmask untuk keperluan
subnetting yang direpresentasikan sama seperti representasi prefix-length pada
teknik CIDR yang digunakan pada IPv4, misalnya :

3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit.
Jika pada IPv4 mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C
maka pada IPv6 pun dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP)
yaitu format bit awal alamat. Misalnya :

3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya

12
untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai ‘3’ hexa dalam biner).

F. Kelas IPv6
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
1. Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat
IPv6 dengan bit awal 001.
2. Link-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 10.
3. Site-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 11.
4. Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit
awal 1111 1111.
Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang
mengacu ke localhost, alamat ini direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1
atau ::1 dalam protokol IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain
yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0 yang dikenal sebagai unspecified address yang tidak boleh
diberikan sebagai pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format unicast
address adalah sebagai berikut :

Gambar 2.5 Format Unicast Address


Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam
satu subnet. Dalam penggunaannya umumnya interface ID berjumlah 64 bits
dengan format IEEE EUI-64. Jika digunakan media ethernet yang memiliki 48
bit MAC address maka pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64
adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
1. Tambahkan 2 byte yaitu 0xFFFE di bagian tengah alamat tersebut
sehingga menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57

13
2. Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua dari belakang pada
byte awal alamat yang terbentuk, sehingga yang dikomplemenkan adalah ‘00’
(dalam hexadesimal) atau ‘00000000’ (dalam biner) menjadi ‘00000010’ atau
‘02’ dalam hexadesimal.
3. Didapatkan interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah
0240:F4FF:FEC0:9757.

Di bawah ini adalah tabel perbandingan antara IPv4 dan IPv6 :


IPv4 IPv6
Panjang alamat 32 bit (4 bytes). Panjang alamat 128 bit (16 bytes)
Dikonfigurasi secara manual atau Tidak harus dikonfigurasi secara
DHCP IPv4. manual, bisa menggunakan address
auto-configuration.
Dukungan terhadap IPSec opsional. Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan
Fragmentasi dilakukan oleh pengirim Fragmentasi dilakukan hanya oleh
dan pada router, menurunkan kinerja pengirim.
router.
Tidak mensyaratkan ukuran paket pada Paket link-layer harus mendukung
link-layer dan harus bisa menyusun ukuran paket 1280 byte dan harus bisa
kembali paket berukuran 576 byte. menyusun kembali paket berukuran
1500 byte
Untuk mengelola keanggotaan grup IGMP telah digantikan fungsinya oleh
pada subnet lokal digunakan Internet Multicast Listener Discovery
Group Management Protocol (IGMP). (MLD).
Checksum termasuk pada header. Cheksum tidak masuk dalam header
Header mengandung option. Data opsional dimasukkan seluruhnya
ke dalam extensions header.
Menggunakan ARP Request secara ARP Request telah digantikan oleh
broadcast untuk menterjemahkan Neighbor Solitcitation secara multicast.
alamat IPv4 ke alamat link-layer.
Tabel 2.1 Perbandingan IPv4 dan IPv6

G. Struktur Paket Data pada IPv6


Dalam men-design header paket ini, diupayakan agar cost atau nilai
pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih
real time. Misalnya, alamat awal dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap paket.

14
Sedangkan pada header IPv4 ketika paket dipecah-pecah, ada field untuk
menyimpan urutan antar paket. Namun field tersebut tidak terpakai ketika paket
tidak dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu
field yang dibutuhkan oleh setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang
kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi,
dan header ini didifinisikan terpisah dari header dasar.
Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan header tambahan
hanya jika diperlukan diselipkan antara header dasar dengan data. Header
tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah,
juga didefinisikan bagi fungsi security dan lain-lain. Header tambahan ini,
diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan beberapa header, maka header ini
akan disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan berakhir pada data.
Router hanya perlu memproses header yang terkecil yang diperlukan saja,
sehingga waktu pemrosesan menjadi lebih cepat. Hasil dari perbaikan ini,
meskipun ukuran header dasar membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun
jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8 buah saja.

Gambar 2.6 Struktur Header Dasar pada IPv6

H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6


Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada dasarnya terjadi karena beberapa
hal yang dikelompokkan dalam kategori berikut :
1. Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh

15
IPv4 dari 32 bit menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk
mendukung peningkatan hirarki atau kelompok pengalamatan, peningkatan
jumlah atau kapasitas alamat yang dapat dialokasikan dan diberikan pada node
dan mempermudah konfigurasi alamat pada node sehingga dapat dilakukan secara
otomatis. Peningkatan skalabilitas juga dilakukan pada routing multicast dengan
meningkatkan cakupan dan jumlah pada alamat multicast. IPv6 ini selain
meningkatkan jumlah kapasitas alamat yang dapat dialokasikan pada node juga
mengenalkan jenis atau tipe alamat baru, yaitu alamat anycast. Tipe alamat
anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk mengirimkan paket ke salah satu
dari kumpulan node.

2. Penyederhanaan Format Header


Beberapa kolom pada header IPv4 telah dihilangkan atau dapat dibuat
sebagai header pilihan. Hal ini digunakan untuk mengurangi biaya pemrosesan
hal-hal yang umum pada penanganan paket IPv6 dan membatasi biaya bandwidth
pada header IPv6. Dengan demikian, pemerosesan header pada paket IPv6 dapat
dilakukan secara efisien.

3. Option dan Extension Header


Perubahan yang terjadi pada header-header IP yaitu dengan adanya
pengkodean header Options (pilihan) pada IP dimasukkan agar lebih efisien
dalam penerusan paket (packet forwarding), agar tidak terlalu ketat dalam
pembatasan panjang header pilihan yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat
fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru pada masa akan
datang.

4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket


Kemampuan atau fitur baru ditambahkan pada IPv6 ini adalah
memungkinkan pelabelan paket atau pengklasifikasikan paket yang meminta
penanganan khusus, seperti kualitas mutu layanan tertentu (QoS) atau real-time.

16
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi
Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan
data penting juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan terbesar pada
IPv6 adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit.128 bit ini
adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan konsep kelas. Selain
itu juga dilakukan perubahan pada cara penulisan IP address. Jika pada IPv4 32 bit
dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan "." dan di tuliskan
dengan angka desimal, maka pada IPv6, 128 bit tersebut dipisahkan menjadi
masing-masing 16 bit yang tiap bagian dipisahkan dengan ":"dan dituliskan
dengan hexadesimal. Selain itu diperkenalkan pula struktur bertingkat agar
pengelolaan routing menjadi mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing)
table routing diperkecil dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari
sebuah organisasi.

I. Transisi IPv6
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka
dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta Networks – Tunneling pada
perangkat jaringan, misalnya router dan server.

Gambar 2.7 Network - tunneling (IPv6 transition)

Jadi setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah paket
tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut
akan meneruskan ke layer diatasnya.

17
18
J. Contoh Infrastruktur IPv6

Gambar 2.8 Infrastruktur IPv6

Gambar 2.9 Infrastruktur IPv6

19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas
akhir dari kemampuannya, dan IPv6 yang merupakan protokol baru telah
dirancang untuk dapat menggantikan fungsi IPv4. Motivasi utama untuk
mengganti IPv4 adalah karena keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya
32 bit saja serta tidak mampu mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman,
routing yang fleksibel maupun pengaturan lalu lintas data. Keunggulan IPv6
dibandingkan dengan IPv4 diantaranya yaitu setting otomatis stateless dan
statefull. Kemudian, dasar migrasi perubahan dari Ipv4 ke Ipv6 diantaranya
kapasitas perluasan alamat, penyederhanaan format header, option dan extension
header, kemampuan pelabelan aliran paket serta autentifikasi dan kemampuan
privasi. Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta
menjamin terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna
IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta Networks – Tunneling
pada hardware jaringan, misalnya router dan server.

B. Saran
1. Address space IPv6 adalah sebuah sumber daya publik yang harus diatur
dengan hati-hati sehubungan dengan kepentingan internet jangka panjang.
Manajemen address space yang bertanggung jawab mencakup penyesuaian
seperangkat tujuan yang kadang bersifat kompetitif.
2. Walaupun IPv6 menyediakan pool address space yang sangat besar, kebijakan
address sebaiknya menghindari praktik yang sia-sia dan tidak perlu.
Permohonan address space sebaiknya didukung dengan dokumentasi yang
sesuai dan penimbunan address yang tidak terpakai sebaiknya dihindari.
3. Setiap delegasi dan/atau alokasi address space harus menjamin keunikan
universal. Ini merupakan persyaratan mutlak guna menjamin setiap host
publik dapat diidentifikasikan secara unik di internet.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Irvan Nasrun. 2005. “Mengenal Internet Protokol Masa Depan”. Majalah


CHIP Spesial Networking, halaman 6.
2. http://www.ipv6forum.com diakses 24 Desember 2008.
3. http://www.ipv6.org diakses 24 Desember 2008.
4. http://www.ipv6.research.microsoft.com diakses 24 Desember 2008.
5. Rahmat Rafiudin. 2005. “Ipv6 Addressing”. Jakarta : Gramedia.
6. R. Mohamad Dikshie Fauzie. 2003. “Pengantar IPv6 dan Implementasinya
pada FreeBSD”.(http://www.ilmukomputer.com) diakses 24 Desember
2008.

21

You might also like