You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabakan kematian secara langsung, namun gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berprilaku yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif (Hawari, 2000). Salah satu masalah kesehatan jiwa yang sering terjadi dan menimbulkan adalah harga diri rendah. Dengan pernyataan diatas maka kelompok kami tertarik untuk mengangkat kasus tersebut dengan Asuhan Keperawatan Pada Tn. O Dengan gangguan konsep diri : Harga diri rendah di Ruang kemuning RSUD R. Syamsudin S.H

1.2. Tujuan Penulisan 1 Tujuan Umum Mahasiswa DIII Keperawatan UMMI mampu melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah. 2 Tujuan Khusus a. Mampu memahai konsep dasar harga diri rendah b. Mampu melaksanakan pengkajian pada klien dengan harga diri rendah c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan harga diri rendah d. Mampu menyusun tujuan dan intervensi keperawatan pada klien dengan harga diri rendah e. Mampu melaksanakan intervensi keperawatan yang telah disusun pada klien dengan harga diri rendah f. Mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah 1.3. Ruang Lingkup Dalam laporan ini kelompok kami hanya membatasi sampai perencanaan masalah keperawatan pada Tn. O Dengan gangguan konsep diri : Harga diri rendah di Ruang kemuning RSUD R. Syamsudin S.H 1.4. Metode penulisan Metode penulisan makalah ini studi kasus, literature, dan observasi klien serta data status perawat dan uraian klien. 1.5. Sistematika Penulisan Makalah ini terdiri dari 5 Bab yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup dan sistematika penulisan. BAB II : LAPORAN PENDAHULUAN

Yang terdiri dari masalah utama, pengertian, tanda gejala, penyebab/etiologi, akibat, masalah dan data yang perlu dikaji, pohon masalah, diagnosa keperawatan. BAB III : TINJAUAN KASUS Pengkajian, analisa data, pohon masalah, masalah keperawatan, diagnosa keperawatan, dan intervensi. BAB IV : PEMBAHASAN Yang terdiri dari tahap pengkajian, tahap diagnosa, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evakuasi. BAB V : PENUTUP Yang terdiri dari kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA BAB II LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (Masalah Utama) Gangguan konsep diri : harga diri rendah II. Proses terjadinya masalah 1. Pengertian harga diri rendah o Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 1998 ). o Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung

o Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999). Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung. 2. Tanda dan gejala : o Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi) o Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri) o Gangguan hubungan sosial (menarik diri) o Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan) o Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya. ( Budi Anna Keliat, 1999)

3. Penyebab dari harga diri rendah Salah satu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka disfungsional. Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam menggunakan respon intelektual

dan emosional oleh individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan. Tanda dan gejala : o o o o o Rasa bersalah Adanya penolakan Marah, sedih dan menangis Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas Mengungkapkan tidak berdaya

4. Akibat dari harga diri rendah Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993). Tanda dan gejala : o o o Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul Menghindar dari orang lain (menyendiri) Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari. (Budi Anna Keliat, 1998)

o o o

III.a. Pohon masalah Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Core Problem

Berduka disfungsional

b. Masalah dan Data yang Perlu Dikaji

No 1

Data Data Subyektif : o Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi o Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain

Masalah Isolasi sosial : menarik diri

Data Obyektif : o o o 2. Ekspresi wajah kosong Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara Suara pelan dan tidak jelas Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Data Subyektif : o Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya

o o o

Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli Mengungkapkan tidak bisa apa-apa Mengungkapkan dirinya tidak berguna

Data Obyektif : o o o o o o o Mengkritik diri sendiri Merusak diri sendiri Merusak orang lain Menarik diri dari hubungan sosial Tampak mudah tersinggung Perasaan malu Tidak nyaman jika jadi pusat perhatian

3.

Data Subjektif : o Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi o Mengungkapkan sedih karena tidak lulus o Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain

Berduka disfungsional

Data Objektif : o Ekspresi wajah sedih o o o Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara Suara pelan dan tidak jelas Kadang tampak menangis

IV. Diagnosa Keperawatan Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

V. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa 1: Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional

Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah Tujuan umum : Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga dirinya. Tujuan khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan : Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya Sediakan waktu untuk mendengarkan klien Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri

Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Tindakan : Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis

Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Tindakan : Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Tindakan : 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan 4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien 4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan Tindakan : 5.1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan 5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien 5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada Tindakan : Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

BAB III TINJAUAN KASUS Asuhan Keperawatan Pada Tn. O Dengan gangguan konsep diri : Harga diri rendah di Ruang kemuning RSUD R. Syamsudin S.H I. Identitas klien Nama : Tn O Umur : 32 Tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status : tidak kawin Suku banga : Sunda Pendidikan : SD (tidak lulus SLTP) Alamat : Cikembar Tanggal masuk : 02 February 2009 / 12.00 WIB Tanggal pengkajiaan : 03 February 2009 / 10.00 WIB No. CM : 23004 Ruang : Kemuning Diangnosa medis : Harga diri rendah

II. Alasan masuk Klien masuk Rumah Sakit diantar oleh keluarganya, menurut keluarga klien saat di rumah Klien sering menangis, bicara sendiri, sulit tidur, banyak melamun/menyendiri,menjerit ketika melihat cermin atau jika sedang sendiri.

III. Faktor Predisposisi 1. Klien sebelumnya belum pernah mengalami riwayat dirawat. 2. Klien pernah berobat atau kontrol di Puskesmas, sempat berusaha kabur. 3. Dari pihak keluarga memastikan bahwa klien mengalami stress karena tidak lulus sekolah.

Masalah Keperawatan : Berduka disfungsional IV. Pemeriksaan Fisik Tanda tanda Vital : o Tekanan Darah : 120/90 mmHg o Nadi : 82x /menit o Suhu : 36 o Respirasi : 23x /menit Ukur : o Tinggi Badan : 161 cm o Berat Badan : 65 kg

Keluhan Fisik : o Tidak mengalami keluhan fisik Riwayat pengobatan penyakit fisik : o Tidak pernah V. Psikososial 1. Genogram o Klien merupakan anak terakhir dari 5 bersaudara (Anak pertama laki laki, kedua laki laki, ketiga perempuan,keempat laki- laki, kelima laki laki), dalam keluarga klien berperan sebagai anak dan juga adik. Menurut keluarga klien di keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.

2. Konsep diri a. Gambaran diri Klien dapat menerima kondisi tubuhnya dan tidak ada keluhan b. Identitas diri Sewaktu sekolah dulu klien senang dapat berkumpul dengan temannya dan bermain dan klien juga termasuk orang yang mudah bergaul. c. Peran Menurut pengakuannya klien jika di rumah sering membantu orang tuanya dalam pekerjaan rumah. d. Ideal diri Klien berharap cepat sembuh dan dapat diterima kembali dilingkungan masyarakat. e. Harga diri Klien merasa hidupnya hancur setelah mengetahui bahwa ia tidak lulus ujian dan ia merasa dirinya sudah tidak pantas ada dalam lingkungannya saat ini. 3. Hubungan sosial o Pada saat di rumah klien mengatakan orang yang paling berarti dalam kehidupannya adalah keluarga dan saudara-saudaranya. o Di Rumah Sakit Jiwa klien mudah bergaul namun suka ada rasa malu dan terkadang suka menyendiri tapi suka ngobrol dan interaksi dengan temannya yang ada di ruangan klien 4. Spiritual o Klien beragama islam dan klien mengetahui dan meyakini Tuhannya adalah Allah. V. Status Mental 1. Penampilan o Penampilan klien tampak rapi, rambut rapi, baju cukup bersih, gigi cukup bersih, baju setiap hari selalu diganti, mandi tidak harus dimotivasi. 2. Pembicaraan o Klien selalu bacara pelan dan suka menunduk 3. Aktifitas Motorik o Klien terlihat malu dalam mengikuti kegiatan. 4. Alam perasaan

o Klien sering menyendiri 5. Afek o Afek klien normal terhadap rangsangan. 6. Interaksi selama wawancara o Selama interaksi klien tidak banyak berbicara, hanya bicara seperlunya dan klien terlihat sering menunduk. 7. Persepsi o Klien mengatakan malu akan dirinya sendiri yang ia rasa tidak berguna. 8. Proses pikir o Klien selalu menjawab pertanyaan perawat tetapi dengan nada yang pelan dan kadang lama. 9. Isi pikir o Klien merasa benci pada dirinya sendiri apalagi ketika melihat dirinya di cermin. 10. Tingkat kesadaran o Orientasi klien terhadap orang, tempat, dan waktu sesuai 11. Memori o Tidak ada gangguan memori. 12. Tingkat konsentrasi dan berhitung o Tingkat konsentrasi klien sudah menurun, sehingga kurang mampu dalam menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh perawat 13. Kemampuan Penilaian o Penilaian untuk klien konsekwen dengan apa yang dijanjikan baik dari dirinya maupun dari perawat tentang waktu dan tugas. 14. Daya Tilik diri Klien o Klien menerima penyakit yang dideritanya, klien masih butuh pengobatan. VI. Kebutuhan Persiapan Pulang 1. Makan o Klien makan mandiri, cara makan klien cukup baik klien duduk dimeja makan diantara temantemannya 2. BAB/BAK o BAB Klien mandiri kadang setiap hari tetapi terkadang 2 hari 1 kali, dalam satu hari klien biasanya BAK 4-5 kali sehari, klien dapat BAB dab BAK secara mandiri, BAB di WC, dan mandi atau perawatan diri dikamar mandi, klien dapat BAB dan BAK secara mandiri o Klien juga memakai, membersihkan dan merapikan pakaiannya sendiri. 3. Mandi o Klien mandi 2 kali sehari, memakai sabun, menyikat gigi dan klien selalu mencuci rambutnya setiap 2 hari 1 kali, klien menggunting kuku setiap kuku klien dirasakan telah panjang. 4. Berpakaian o Klien dapat mengenakan pakaian yang telah disediakan Rumah Sakit, klien mengambil, memilih, mengenakan alas kaki secara mandiri. 5. Istirahat dan tidur o Tidur siang klien setelah makan siang sekitar jam 13.00-15.00, dan pada malam hari klien selalu tidur setiap jam 21.00-04.30 terkadang klien terbangun dimalam hari karena mimpi buruk. 6. Penggunaan obat

Klien minum obat 3 kali dalam 1 hari setiap 7.30 setelah makan pagi, 12.30 setelah makan siang, dan pada sore hari menjelang malam 17.45, cara klien meminum obatnya dengan cara obat dimasukkan ke dalam mulutnya kemudian klien meminum air, klien belum paham prinsip 5 benar dalam meminum obat. 7. Kegiatan diluar rumah o Klien jarang bersosialisasi dengan keluarga maupun lingkungannya 8. Kegiatan didalam rumah o Dirumah klien dapat menyiapkan makan sendiri, menjaga kerapihan pakaian, kadang membantu orang tuanya. o VII. Mekanisme koping o Dalam menyelesaikan masalah adaptif klien melakukan kegiatan di rumah sakit maupun di rumah. Maladaptif bekerja berlebihan, banyak menghindar dan diam. VIII. Masalah Psikososial dan lingkungan o Klien sebelumnya tidak mempunyai masalah dengan lingkungannya, namun setelah ia dinyatakan tidak lulus ujian klien merasa dijauhi oleh orang orang disekitar lingkungannya, walupun orang tuany tetap menyayanginya namun ia merasa bahwa tidak ada lagi yang bisa menyayanginya. IX. Pengetahuan Pengetahuan klien mengenai cara-cara meningkatkan harga dirinya masih kurang untuk proses penyembuhan. X. Aspek Medis Terapi yang diberikan kepada klien saat ini adalah : o THP (Trifluoperazine 2 X 1) o Clorpromazin (1 X 100 mg) o Trihexyphenidel (2 X 1) o Haloperidol (21) XI. Analisa Data Masalah dan Data yang Perlu Dikaji

No 1

Data Data Subyektif : o Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi o Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain

Masalah Isolasi sosial : menarik diri

Data Obyektif : o o o 2. Ekspresi wajah kosong Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara Suara pelan dan tidak jelas Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Data Subyektif : o Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya o o o Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli Mengungkapkan tidak bisa apa-apa Mengungkapkan dirinya tidak berguna

Data Obyektif : o o o o o o o Mengkritik diri sendiri Merusak diri sendiri Merusak orang lain Menarik diri dari hubungan sosial Tampak mudah tersinggung Perasaan malu Tidak nyaman jika jadi pusat perhatian

3.

Data Subjektif : o Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi o Mengungkapkan sedih karena tidak lulus o Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain

Berduka disfungsional

Data Objektif : o Ekspresi wajah sedih o Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara

o o

Suara pelan dan tidak jelas Kadang tampak menangis

IV. Diagnosa Keperawatan Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

DAFTAR PUSTAKA

Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003 Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998 Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999 Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998 Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP Bandung. 2000

You might also like