You are on page 1of 39

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pelayanan di bidang kesehatan menempati posisi penting bagi pemerintah Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan masyarakat untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Salah satu upaya tersebut adalah dengan cara menyediakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang merupakan salah satu sarana kesehatan yang dapat memberikan pelayanan optimal bagi kesehatan masyarakat. Puskesmas merupakan pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu kepada menyarakat yang sekaligus merupakan pos terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat sehingga puskesmas mempunyai fungsi melaksanakan tugas teknis serta tugas administrasi. Kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas sangat tinggi sehingga dibutuhkan upaya dari puskesmas untuk memberikan pelayanan terbaik, profesional kepada seluruh masyarakat tanpa membedabedakan status ekonomi dan golongan. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.32 Tahun 1996 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan tenaga kesehatan ialah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan,

yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Politeknik Kesehatan Depkes Jakarta II Jurusan Farmasi adalah salah satu instansi pendidikan dibawah naungan Departemen Kesehatan yang menyiapkan tenaga kesehatan dengan menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga farmasi tingkat madya yang mampu bekerja, terampil dan terlatih serta dapat mengembangkan diri sebagai tenaga kesehatan yang profesional yang dapat menunjang upaya pembangunan kesehatan. Untuk mendapatkan tenaga tingkat ahli madya di bidang farmasi, maka proses penyelenggaraan pendidikan perlu ditingkatkan salah satunya adalah memberikan pengalaman kerja kepada peserta didik melalui praktik kerja lapangan (PKL) yang dilaksanakan di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), dengan demikian diharapkan mahasiswa lebih terampil dan terlatih dalam pelayanan kesehatan serta berperan dalam pembangunan kesehatan.

1.2 Tujuan PKL Tujuan dilaksanakannya PKL di Puskesmas adalah sebagai berikut : 1.1 Tujuan Umum Secara umum, tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah untuk memberikan gambaran secara nyata kepada mahasiswa mengenai kegiatan pelayanan kesehatan yang di lakukan di Puskesmas.

1.2.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui dan memahami tentang kegiatan pelayanan resep dan pengelolaan obat di Puskesmas. 2. Mendapatkan pengalaman langsung tentang kegiatan Puskesmas dan mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan melalui kegiatan yang ada di Puskesmas. 3. Menambah wawasan mengenai keadaan dan rangkaian kegiatan di Puskesmas. 4. Mengetahui peran dan fungsi ahli madya farmasi di Puskesmas

1.3 Manfaat Manfaat dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas adalah : 1. Menjadi sarana bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan. 2. Melatih kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam kaitannya antara teori dan praktik. 3. Menumbuhkan sikap profesional yang diperlukan mahasiswa dalam memasuki lapangan kerja bidang farmasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat, di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan tepadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. 1. Wilayah Puskesmas Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskemas. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Walikota dengan sarana teknis dari Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat yang telah disetujui oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan. Puskesmas

kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.

2. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan : a. Promotif (peningkatan kesehatan) b. Preventif (upaya pencegahan) c. Kuratif (pengobatan) d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan) Semuanya ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak

membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan dalam kandungan sampai tutup usia.

3.

Pelayanan Kesehatan Integrasi (Terpadu) Sebelum Puskesmas ada, pelayanan kesehatan di dalam kecamatan terdiri dari Balai Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Higienis Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular dan lain sebagainya. Usaha usaha tersebut masing masing bekerja sendiri dan langsung melapor kepada Suku Dinas Kesehatan Kotamadya. Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama dibawah satu koordinasi dan pimpinan.

2.2 Kegiatan Pokok Puskesmas Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda beda, maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan berbeda beda. Namun, demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Klinik Ibu dan Anak (KIA) Keluarga Berencana (KB) Usaha Peningkatan Gizi Kesehatan Lingkungan Pencegahan dan Pemberatasan Penyakit Menular Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena Kecelakaan Penyuluhan Kesehatan kepada Masyarakat Kesehatan Olah Raga Perawatan Kesehatan Masyarakat Kesehatan Kerja Kesehatan Gigi dan Mulut Kesehatan Jiwa Kesehatan Mata Laboratorium Sederhana Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan Kesehatan Usia Lanjut Pembinaan Pengobatan Tradisional Pelaksanaan kegiatan pokok Pusakesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Kegiatan pokok Puskesmas ditujukan

untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat wilayah kerjanya.

2.3 Fungsi Puskesmas Sesuai PERDA DKI Jakarta No. 1 tahun 1984, fungsi Puskesmas adalah sebagai berikut : 1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. 2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. 3. Memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah kerjanya.

2.4 Struktur Organisasi Puskesmas Puskesmas mempunyai struktur organisasi sebagai berikut : 1. Untuk pemimpin adalah kepala Puskesmas yang mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan yang berupa jabatan struktural. 2. Unsur pembantu adalah kepala unsur tata usaha yang mempunyai tugas bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan. 3. Unsur pelaksanaan adalah beberapa unit unit yang terdiri dari tenaga kerja/pegawai dalam jabatan fungsional, dimana sejumlah unit tergantung pada kegiatan tenaga dan fasilitas daerah. Masing masing unit tersebut terdiri dari :

a. Unit I, yaitu mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi. b. Unit II, yaitu mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit seperti imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana. c. Unit III, yaitu mempunyai tugas melaksanakan kesehatan gigi dan mulut serta kesehatan tenaga kerja dan manula. d. Unit IV, yaitu mempunyai tugas melaksanakan perawatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olah raga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya. e. Unit V, yaitu mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan masyarakat. f. Unit VI, yaitu mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan. g. Unit VII, yaitu mempunyai tugas kefarmasian.

2.5 Konsep Puskesmas 1. Konsep Wilayah Puskesmas membawahi suatu wilayah tertentu, minimal tiap kecamatan mempunyai satu Puskesmas. Bahkan pada saat ini satu kecamatan dapat mempunyai beberapa Puskesmas kelurahan.

2. Konsep Penduduk Sesuai konsep penduduk maka tiap 30 ribu penduduk dapat didirikan sebuah Puskesmas. Apabila ditinjau dari konsep tersebut maka masih banyak Puskesmas harus dibangun oleh pemerintah terutama di perkotaan karena pertumbuhan penduduk kota bertambah dengan cepat. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Kelurahan dan Puskesmas Keliling. Oleh karena itu lebih

menguntungkan jika meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas tertentu daripada menambah jumlah Puskesmas baru.

2.6 Puskesmas di Perkotaan 1. Gedung Puskesmas Sulitnya mendapatkan lahan untuk pengembangan Puskesmas, perluasan gedung Puskesmas di perkotaan dapat dilakukan dengan membangun gedung bertingkat. Prioritas pengembangan diberikan kepada Puskesmas Pembina. Pengembangan gedung Puskesmas dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan negara.

2. Pelayanan Kesehatan Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam bentuk upaya kesehatan pokok. Pelayanan kesehatan lain yang perlu dipertimbangkan adalah :

a. Pelayanan gawat darurat b. Pelayanan dokter spesialis c. Pelayanan operasi (Puskesmas ditetapkan untuk dapat memberikan perrtolongan operasi ringan seperti katarak). d. Pegembangan inovasi program kesehatan Contoh : program imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat, peningkatan gizi dan keluarga berencana.

3. Peralatan Medis Puskesmas Peralatan medis standar ditingkatakan dengan peralatan medis tertentu untuk mendulung pelayanan kesehatan khusus yang diberikan, misalnya pertolongan gawat darurat, peralatan kebidanan (USG), peralatan EKG, alat rontgen. Peralatan lain yang harus ditingkatkan adalah peralatan penunjang berfungsinya laboratorium di Puskesmas.

4. Fasilitas Penunjang Lain Puskesmas perkotaan diharapkan dengan : a. Daya listrik yang cukup baik untuk kebutuhan penerangan dan menjalankan peralatan yang ada. b. Persediaan air yang cukup dan telepon

5. Ketenagaan di Puskesmas Di Puskesmas perkotaan diperlukan minimal 3 orang dokter umum utnuk memberikan pelayanan kesehatan dan kegiatan manajemen. Bagi

10

Puskesmas yang ramai dengan pengunjung, jumlah dokter dapat menjadi 3 sampai 5 orang tergantung dari beban kerja.

6. Peningkatan Mutu Pelayanan Puskesmas diharapkan menigkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan melaksanakan pelayanan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.

7. Menjaga Kebersihan Dengan meningkatkan kebersihan dan kepedulian dengan petugas terhadap Puskesmas maka citra Puskesmas dihadapan masyarakat akan meningkat. Selanjutmya akan mempertebal keyakinan akan kesembuhan yang diharapkan.

11

BAB III TINJAUAN UMUM PUSKESMAS PEMBINA KECAMATAN MAKASAR

3.1 Sejarah Pada awalnya Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar adalah Puskesmas Kelurahan Makasar yang berada di bawah Pembinaan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati. Pada tahun 1990 terjadi pemekaran kecamatan yaitu Kecamatan Kramat Jati dan Kecamatan Makasar, sehingga terbentuk Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar. Pada saat itu Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar belum dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal dan gedungnya masih bergabung dengan Puskesmas Kelurahan Makasar, sehingga hanya dapat menjadi tempat untuk mengkoordinasi puskesmas-puskesmas kelurahan yang berada di bawah Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar. Pada tahun 1997 Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar menempati gedung baru di Jl. Pusdiklat Depnaker No.4, Makasar Jakarta Timur dan langsung melaksanakan kegiatannya.

3.2 Visi dan Misi 3.2.1 Visi Mewujudkan puskesmas sebagai pusat pelayanan prima yang terjangkau masyarakat luas.

12

3.2.2 Misi a. Mengembangkan Fungsi Manajemen Puskesmas. b. Mengembangkan kualitas SDM. c. Memberikan pelayanan kesehatan secara optimal. d. Mengemban mutu pelayanan kesehatan masyarakat dengan menjalin kerjasama lintas sektoral dan swasta

3.3 Klasifikasi Puskesmas Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar terbagi atas lima kelurahan, yaitu : 1. Kelurahan Cipinang Melayu 2. Kelurahan Kebon Pala 3. Kelurahan Halim Perdana Kusuma 4. Kelurahan Makasar 5. Kelurahan Pinang Ranti

3.4 Keadaan Geografi 1. Batas Wilayah Kecamatan Makasar terletak di wilayah Jakarta Timur dan berbatasan dengan : a. Sebelah Utara b. Sebelah Timur c. Sebelah Selatan d. Sebelah Barat : Saluran Jatiluhur, Tarum Barat : Kali Curug, Kabupaten Bekasi : Kecamatan Cipayung : Kecamatan Kramat Jati, Jalan Tol Jagorawi

13

2. Luas Wilayah Kecamatan Makasar termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Timur dengan luas wilayah 21,86 km2, dibagi menjadi 5 kelurahan dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 53 dan jumlah Rukun Tetangga (RT) sebanyak 552. Wilayah yang paling luas adalah Kelurahan Halim Perdana Kusuma dan wilayah yang terkecil luasnya adalah Kelurahan Makasar. Adapun data selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Rukun Warga dan Rukun Tetangga Tiap Kelurahan di Wilayah Kecamatan Makasar

Luas Wilayah No. 1. 2. 3. 4. 5. Kusuma Makasar Pinang Ranti Jumlah Kelurahan Cipinang Melayu Kebon Pala Halim Perdana (Km2) 252,79 229,50 1.306,85 161,02 235,15 21,86

Jumlah RT 134 137 140 90 51 552

Jumlah RW 13 12 16 7 5 53

3.5 Keadaan Demografi Berdasarkan data dari Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar, jumlah penduduk Kecamatan Makasar tahun 2005 adalah sebanyak 174.832 jiwa dengan jumlah penduduk laki-lakinya 91.227 jiwa dan jumlah penduduk

14

perempuan sebanyak 83.555 jiwa. Adapun data selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Tiap Kelurahan di Wilayah Kecamatan Makasar Jumlah Jumlah Penduduk No. Kelurahan Laki-laki 1. 2. 3. 4. 5. Cipinang Melayu Kebon Pala Halim Perdana Kusuma Makasar Pinang Ranti Jumlah 22.731 17.770 25.971 16.785 8.020 91.227 Perempuan 19.790 18.639 22.290 14.777 7.429 83.555 Kepala Keluarga 8.966 7.256 9.098 7.387 4.860 37.569

3.6 Sumber Daya Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar 3.6.1 Ketenagaan Jumlah ketenagaan di Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar dan di Puskesmas Kelurahan terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis dan tenaga non kesehatan. Adapun data selengkapnya pada tahun 2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.3 Jumlah Ketenagakerjaan Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar dan Puskesmas Kelurahan di Wilayah Makasar No. Data Kecamatan Cipinang Kebon Halim Makasar Pinang Jumlah Melayu 1. Dokter 3 Pala Medis 1 Ranti 1 5

15

2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 1. 2. 3. 4. 5

Umum Dokter Gigi Apoteker Akbid Bidan Perawat Bidan Perawat Akper Akzi AAF Perawat Gigi APK TS Asisten Apoteker Analis Kimia Penilik Hygine Pengatur Gizi Prakarya Kesehatan Lain-lain Sarjana Sarjana Muda SLTA SLTP SD/MI

3 1 8 7 7 1 1 1 2 2 1 2 2 3 6 -

2 -

2 2 2 2 1 -

1 3 1 1 1 2 -

1 2 1 2 1 -

11 1 2 23 3 19 7 1 1 3 2 5 5 2 2 3 2 8 2 1

Paramedis 2 2 6 4 1 1 1 3 1 1 2 -

2 Non Kesehatan 1

3.6.2 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

16

Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar adalah sebagai berikut : 1. Klinik KIA 2. Klinik KB 3. Klinik Gizi 4. Balai Pengobatan Umum 5. Balai Pengobatan Gigi 6. Klinik Kesehatan Jiwa 7. Rumah Bersalin 8. Pelayanan 24 jam 9. Laboratorium 10. Apotek 3.6.3 Sarana Transportasi Sarana transportasi yang tersedia di Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar terdiri dari 14 kendaraan bermotor dengan mobil berjumlah 2 kendaraan dan motor berjumlah 12 kendaraan. Adapun data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.4 Jumlah Kendaraan Bermotor pada Puskesmas di Wilayah Kecamatan Makasar No. 1. 2. 3. 4. 5. Kelurahan Cipinang Melayu Kebon Pala Halim Perdana Kusuma Makasar Pinang Ranti Mobil Motor 2 2 2 2 2

17

6.

Kecamatan Makasar Jumlah

2 2

2 12

3.7 Kegiatan Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar di Wilayah Kecamatan Makasar selama tahun 2005 adalah sebagai berikut: 1. Usaha Peningkatan Gizi 2. Kesehatan Lingkungan 3. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit 4. Pembina Kesehatan Sekolah 5. Perawatan Kesehatan Masyarakat 6. Kesehatan Gigi dan Mulut 7. Kesehatan Jiwa 8. Kesehatan Mata 9. Laboratorium 10. Kesehatan Sila 11. Klinik Ibu dan Anak (KIA) 12. Keluarga Berencana (KB) 13. Balai Pengobatan 14. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat 15. Kesehatan Olahraga 16. Usaha Kesehatan Kerja 17. Pencatatan dan Laporan 18. Pembinaan Pengobatan Tradisional

18

19. Upaya Kesehatan Masyarakat 20. Dana Sehat 21. Pembinaan Batra dan Matra seperti misalnya bantuan kesehatan dengan mendirikan posko banjir dan pelayanan haj.

3.7.1 Kegiatan Pengelolaan Obat Ruang Lingkup pengelolaan obat secara keseluruhan mencakup perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi,

pelayanan / penggunaan, pencatatan, pelaporan, serta evaluasi. 1. Perencanaan Perencanaan kebutuhan obat merupakan proses memilih jenis dan menetapkan jumlah perkiraan obat unit pelayanan kesehatan yang perencanannya disusun untuk tiap tahun anggaran berikutnya. Selain menyusun perencanaan kebutuhan obat, juga menyusun rencana anggaran pembelanjaan obat. Perencanaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: a. Dana yang tersedia b. Pemakaian obat tahun lalu c. Sisa obat akhir tahun d. Pola penyakit masyarakat e. Kejadian luar biasa (banjir)

2. Pengadaan

19

Pengadaan obat di Puskesmas sejak tahun 2007 dilakukan dengan cara pelelangan umum dengan menggunakan dana subsidi atau jika dananya belum diperoleh dapat dilakukan dana swadana. 3. Penerimaan Penerimaan barang berdasarkan perencanaan yang sudah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan dalam penerimaan barang adalah memeriksa dan meneliti kondisi fisik barang.

4. Penyimpanan Penyimpanan obat merupakan salah satu rangkaian kegiatan pengelolaan obat untuk menjaga mutu dan keamanan obat dalam persediaan. Penyimpanan obat dilakukan di dalam gudang apotik dan gudang obat. Gudang obat juga dibagi dua diantaranya gudang induk dan gudang tempat penyimpanan alkes.

5. Distribusi Distribusi adalah proses penyerahan dan pembagian sediaan farmasi yang teratur dari gudang puskesmas kecamatan untuk memenuhi kebutuhan sub unit pelayanan kesehatan dilingkungan puskesmas kecamatan maupun kelurahan makasar. Kegiatan distribusi yang dilakukan : a. Distribusi ke unit pelayanan kesehatan dan apotik di puskesmas kecamatan

20

Bagi unit pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas kecamatan, bersifat pasif yaitu penanggung jawab setiap unit pelayanan kesehatan mengambil obat obatan dan alkes sesuai dengan kebutuhan dengan terlebih dahulu melaporkan kepada penanggung jawab gudang.

b. Distribusi ke puskesmas kelurahan Distribusi ke puskesmas kelurahan dilakukan dengan

mengirimkan obat obatan yang dibutuhkan oleh setiap puskesmas kelurahan sesuai dengan yang telah dibuat dan diajukan ke puskesmas kecamatan.

6. Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan pencatatan yang dilakukan adalah mencatat sejumlah resep dalam buku resep harian, pencatatan jumlah obat dalam kartu stock dan pencatatan obat untuk kegiatan puskesmas. Pelaporan yang dilakukan adalah pelaporan pemakaian obat dalam formulir LPLPO yang dibuat tiap bulan oleh masing masing puskesmas kelurahan untuk kemudian di rekapitulasi oleh puskesmas kecamatan.

7.

Evaluasi Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai baik atau buruknya kegiatan pengelolaan barang farmasi dan pelayanan yang ada di puskesmas. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya

21

penumpukan barang di gudang serta untuk mengetahui sesuai atau tidaknya fungsi pengadaan degan fungsi perencanaannya.

3.7.2 Kegiatan Pelayanan Obat Pelayanan obat dikerjakan mulai dari penerimaan resep sampai dengan penyerahan obat kepada pasien. Tujuannya adalah agar pasien menerima obat dengan jenis, jumlah dan dosis yang tepat disertai cara pemakaian yang benar dan jelas. Kegiatan pelayanan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Pemahaman isi resep. 2. Menyiapkan dan memberi obat. 3. Mengemas dan Memberi etiket. 4. Penyerahaan obat dan pemberian informasi.

3.8 Sumber Dana Sumber dana Puskesmas Kecamatan Makasar berasal dari subsidi dan swadana, subsidi yakni dari pemerintah langsung sedangkan swadana berasal dari biaya retribusi puskesmas.

22

BAB IV KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) ini dilaksanakan di empat puskesmas, yaitu puskesmas kecamatan Makasar, puskesmas kelurahan Makasar, puskesmas kelurahan Cipinang Melayu, dan puskesmas kelurahan Kebon Pala. Ruang lingkup kegiatan PKL berorientasi pada kegiatan pelayanan obat bagi pasien yang berkunjung ke puskesmas.

4.1 Pelayanan Resep. Alur kegiatan pelayanan resep mengikuti sirkulasi resep. Sirkulasi resep di apotek puskesmas Pembina kecamatan Makasar adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan Resep Resep yang diterima oleh pasien berasal dari dokter. Pasien menyerahkan resep ke apotek melalui loket penerimaan resep. Kemudian resep diletakan di wadah penerimaan resep. Resep yang ada diambil oleh petugas apotek, kemudian diperiksa kelengkapan resepnya terutama komposisi obat, nama pasien serta umur pasien. Apabila kurang jelas atau tidak lengkap segera ditanyakan kepada pasien atau dikonsultasikan kepada dokter penulis resep.

23

2. Pembacaan Resep Resep yang telah diterima oleh petugas apotek di bagian penerimaan, kemudian petugas apotek membaca resep tersebut dengan cermat dan teliti. Apabila ada keraguan mengenai

kelengkapan isi dari resep, petugas apotek menanyakan kepada dokter yang menuliskan resep. Petugas apotek juga melihat dan mengamati dosis yang tertera pada resep, jumlah pemakaian obat per hari serta memperhatikan lamanya penggunaan obat. 3. Pemberian Etiket Setelah membaca resep dengan teliti, petugas apotek memberi etiket pada kemasan obat. Pemberian etiket dilakukan dengan menuliskan nama serta aturan pemakaian pada plastik obat. Sedangkan pada sediaan cair seperti sirup obat, langsung ditulis pada kemasan primer. 4. Penyiapan Resep a. Obat jadi Petugas apotek mengambil obat obatan yang sesuai dengan jenis dan jumlah obat yang tertera pada resep. Kemudian obat obat tersebut dimasukan ke dalam kemasan yang telah diberi etiket nama pasien serta aturan pakainya sesuai resep. b. Obat racikan Obat racikan yang ada di puskesmas, umumnya berbentuk puyer. Puyer tersebut biasanya telah dipersiapkan persediaannya. Pada apotek puskesmas, puyer yang ada telah diracik dan dikemas

24

berdasarkan resep standar untuk batuk pilek serta diare. Petugas hanya meracik obat jika puyer yang diminta pada resep berbeda dengan puyer standar yang telah ada. 5. Penyerahan Resep Setelah obat selesai disiapkan, petugas apotek memeriksa kembali obat-obat tersebut sesuai resepnya. Kemudian diserahkan kepada pasien disertai dengan pemberian informasi mengenai aturan pemakaian obat tersebut. 6. Penyimpanan Resep Resep yang diterima apotek dikumpulkan setiap hari dan disusun berdasarkan golongan pasien yaitu yang berasal dari klinik umum, klinik gigi, KIA, KB, Gakin, Askes, dan Jamsostek. Kemudian resep disimpan pada tempat khusus penyimpanan resep. 7. Pemusnahan Resep Pemusnahan resep dilakukan dengan cara dibakar dan dibuat berita acara pemusnahannya atau dilakukan menurut cara yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

4.2 Kegiatan PKL di Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar Kegiatan PKL di Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar diadakan di apotek dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB. Tenaga yang bekerja di apotek terdiri dari 1 orang apoteker, 3 orang asisten apoteker.

25

Kegiatan di apotek yang dilakukan pada saat PKL adalah melayani resep yang dimulai dari pukul 08.00 WIB dan stock opname. Pelayanan resep diawali dengan penerimaan resep hingga penyiapan obat. Untuk resep racikan, pencampuran obatnya dikerjakan dengan menggunakan mesin (blender) sehingga mempermudah dan mempercepat waktu pengerjaan resep. Di apotek juga menetapkan standar obat untuk jenis jenis penyakit seperti flu- batuk dan diare.

Tabel 4.1 Tabel Resep Standar Puyer Anti Influenza (PAI) untuk 120 Puyer Komposisi Obat Parasetamol 500 mg CTM 4 mg Luminal 30 mg Glyceril Guaiacolat 100 mg Vitamin C 50 mg Vitamin B Compleks PAI I (0-1 tahun) 14 tablet 30 tablet 20 tablet 18 tablet 36 tablet 18 tablet PAI II (1-3 tahun) 24 tablet 60 tablet 30 tablet 24 tablet 60 tablet 30 tablet PAI III (3-5 tahun) 36 tablet 90 tablet 42 tablet 30 tablet 120 tablet 60 tablet

Tabel 4.2 Tabel Resep Standar Puyer Anti Diare (PAD) untuk 120 Puyer Komposisi Obat Diaform Ekstrak Beladdona Papaverin Vitamin B Compleks PAD I (0-1 tahun) 24 tablet 12 tablet 12 tablet 18 tablet PAD II (1-3 tahun) 36 tablet 24 tablet 24 tablet 30 tablet PAD III (3-5 tahun) 42 tablet 30 tablet 36 tablet 42 tablet

26

Jumlah rata rata resep yang masuk setiap harinya sebanyak 150 lembar resep. Resep tersebut dicatat dan dikelompokkan berdasarkan golongan BPU, BP, gigi, KIA, KB, Gakin, Askes, dan Jamsostek. Persediaan barang atau obat jika habis di apotek, maka dapat mengambil di gudang. Setiap pengambilan barang di catat di kartu stok sesuai jenis obat.

4.3 Kegiatan PKL di Puskesmas Kelurahan Selain melakukan kegiatan PKL di Puskesmas Kecamatan Makasar, kegiatan PKL juga dilakukan di Puskesmas Kelurahan. Kegiatan PKL

hanya dilakukan di 3 Puskesmas Kelurahan yaitu Puskesmas kelurahan Kebon Pala, Makasar, dan Cipinang Melayu.

4.3.1 Kegiatan PKL di Puskesmas Kelurahan Kebon Pala Bangunan Puskesmas Kebon Pala terdiri dari 2 lantai. Lantai bawah terdapat loket pendaftaran, pelayanan apotek, ruang KB ibu hamil. Pelayanan puskesmas buka dari pukul 08.00 12.00 WIB. Apotek dipegang oleh seorang Asisten Apoteker. Alur pelayanannya tidak jauh berbeda dengan puskesmas kecamatan. Kegiatan di apotek yang dilakukan pada saat PKL adalah melayani resep, menghitung obat untuk tiga hari pemakaian dan menghitung stok obat di gudang serta memasukkannya pada kartu stok. Pelayanan resep yang dilakukan diawali dengan penerimaan resep hingga penyerahan obat pada pasien.

27

Untuk resep racikan, pencampuran obatnya dikerjakan dengan menggunakan mesin (blender) seperti di puskesmas Pembina Kecamatan Makasar. Di apotek juga menetapkan standar obat untuk jenis jenis penyakit seperti flu batuk dan diare. Resep yang masuk pada pelayanan apotek setiap harinya mencapai 50 100 lembar resep. Tetapi pada waktu tertentu misalkan pada hari rabu, dimana terdapat pemeriksaan rutin pasien TBC tiap minggunya, lembar resep yang masuk bisa mencapai 200 lembar resep. Resep dikelompokkan berdasarkan golongan jenis pasien BP umum, BP gigi, KI, KB, Gakin, Askes, dan Jamsostek. Pembuatan laporan permintaan obat dilakukan setiap satu bulan sekali dan disertai lembaran LPLPO kemudian diajukan ke puskesmas kecamatan. Penyimpanan obat diletakan pada gudang yang terletak di lantai dua puskesmas.

4.3.2 Kegiatan PKL di Puskesmas Kelurahan Makasar Pada Puskesmas Kelurahan Makasar terdapat pelayanan apotek, ruang KB dan ibu hamil yang mulai buka dari pukul 09.00-12.00 WIB. Apotek dikoordinir oleh seorang Asisten Apoteker. Kegiatan di apotek yang dilakukan pada saat PKL adalah melayani resep yang dimulai dari pukul 09.00 WIB. Pelayanan resep diawali dengan penerimaan resep hingga penyiapan obat. Untuk resep racikan, pencampuran obatnya dikerjakan dengan menggunakan mesin (blender) sehingga mempermudah dan mempercepat waktu pengerjaan resep. Di

28

apotek juga menetapkan standar obat untuk jenis jenis penyakit seperti flu- batuk.

Tabel 4.3 Tabel Resep Standar Puyer Anti Influenza (PAI) untuk 120 Puyer Komposisi Obat Parasetamol 500 mg CTM 4 mg Glyceril Guaiacolat 100 mg Vitamin C 50 mg Vitamin B Compleks PAI I (0-6 bln) 10 tablet 12,5 tablet 3 tablet 50 tablet 50 tablet PAI II (6 bln-1th) 15 tablet 25 tablet 10 tablet 50 tablet 50 tablet PAI III (1-3 th) 24 tablet PAI IV (3-5 th) 39 tablet

37,5 tablet 50 tablet 25 tablet 50 tablet 50 tablet 40 tablet 50 tablet 50 tablet

Alur pelayanannya tidak jauh berbeda dengan puskesmas kecamatan Setiap harinya resep yang masuk berjumlah kurang lebih 40 100 lembar resep. Setelah pelayanan ditutup, resep dikelompokkan berdasarkan golongan jenis pasien BP umum, BP gigi, KI, GAKIN, ASKES, dan JAMSOSTEK. Pembuatan laporan permintaan obat dilakukan setiap satu bulan sekali disertai lemabaran LPLPO kemudian diajukan kepuskesmas kecamatan. Penyimpanan obat ditempatkan pada gudang, yang letaknya tidak berjauhan dari ruang apotek. Puskesmas Kelurahan Makasar mempunyai program mingguan yaitu Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang diadakan setiap hari Jumat. Kegiatan ini biasanya berlangsung mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai, pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan di setiap rumah,

29

sekolah dan lingkungan sekitar. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya demam berdarah. Laporan hasil kegiatan ini akan diserahkan ke Puskesmas Kecamatan.

4.3.3 Kegiatan PKL di Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu Fasilitas unit kesehatan yang ada di Puskesmaas Kelurahan Cipinang Melayu adalah BP umum, BP gigi, KI, Ruang TU, dan Laboratorium dalam gedung 1 lantai. Kegiatan PKL di Puskesmaas Kelurahan Cipinang Melayu di apotek dari jam 08.00 - 13.00 WIB. Pelayanan resep dimulai pada pukul 08.00 WIB, tenaga yang tersedia yaitu 1 orang Asisten Apoteker dalam ruangan seluas 3 x 4 meter, gudang berada didalam apotek tersebut. Kegiatan yang dilakukan selama PKL adalah melayani resep yang dimulai jam 08.00 WIB, diawali dengan penerimaan resep sampai dengan penyerahan obat dan pemberian informasi tentang pemakaian obat tersebut. Selain itu, di Apotek juga membuat sediaan PAI (Puyer Anti Influenza) dan PAD (Puyer Anti Diare) bila stoknya sudah habis. Jumlah rata rata resep yang masuk setiap harinya sebanyak 100 lembar resep. Resep tersebut dicatat dan dikelompokkan berdasarkan golongan pasien yaitu resep dari BP umum, BP gigi, KI, KB, GAKIN, ASKES dan JAMSOSTEK. Puskesmaas Kelurahan Cipinang Melayu mempunyai program mingguan yaitu Pemberantasa Sarang Nyamuk (PSN) yang diadakan setiap hari jumat. Kegiatan ini biasanya berlangsung mulai pukul 08.00

30

WIB hingga selesai, pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan di setiap rumah, sekolah dan lingkungan sekitar. Laporan hasil kegiatan ini akan diserahkan ke puskesmas kecamatan. Apabila dalam melakukan kegiatan ini ditemukan jentik yang merupakan sumber terjadinya demam berdarah maka petugas memberitahukan kepada pemiliknya untuk membersihkan tempat tersebut, namun apabila jentik ditemukan ditempat umum seperti wadah yang terbengkalai bila memungkinkan wadah tersebut dibalik dan dibuang airnya tapi apabila tidak memungkinkan maka wadah tersebut ditaburi abate.

Tabel 4.4 Tabel Resep Standar Puyer Anti Influenza (PAI) untuk 120 Puyer Komposisi Obat Parasetamol 500 mg CTM 4 mg Glyceril Guaiacolat 100 mg PAI I (0-1 tahun) 15 tablet 20 tablet 20 tablet PAI II (1-3 tahun) 20 tablet 30 tablet 30 tablet PAI III (3-5 tahun) 30 tablet 40 tablet 40 tablet

Tabel 4.5 Tabel Resep Standar Puyer Anti Diare (PAD) untuk 120 Puyer Komposisi Obat Diaform Ekstrak Beladdona Papaverin PAD I (0-1 tahun) 20 tablet 10 tablet 10 tablet PAD II (1-3 tahun) 30 tablet 20 tablet 20 tablet PAD III (3-5 tahun) 35 tablet 30 tablet 30 tablet

4.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi 4.4.1 Perencanaan Perbekalan Farmasi

31

Perencanaan perbekalan farmasi merupakan hal yang sangat penting karena kegiatan ini merupakan awal dari kegiatan berikutnya untuk memenuhi kebutuhan selama satu periode. Perencanaan perbekalan farmasi ditangani oleh pihak yang berkaitan, yaitu dokter, perawat, apoteker, asisten apoteker, dokter gigi, petugas lab, petugas ruang tindakan, serta bidan untuk diminta kebutuhan kebutuhan puskesmas tahun mendatang. Kebutuhan perbekalan farmasi puskesmas kelurahan

direncanakan sebulan sekali oleh tim puskesmas kelurahan atas permintaan kebutuhan dari berbagai bagian di puskesmas tersebut. Perencanaan disusun dalam rencana kebutuhan satu bulan kedepan dengan merekap segala kebutuhan yang diminta serta membandingkan dengan pemakaian bulan lalu. dan diajukan ke kecamatan setelah disetujui oleh kepala puskesmas kelurahan. Metode perencanaan yang dilakukan adalah metode konsumsi.

4.4.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi Untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan maka perlu dilakukan suatu pengadaan. Pengadaan suatu perbekalan farmasi dilaksanakan oleh panitia pengadaan di Puskesmas Kecamatan Makasar. Pengadaan barang di apotek bersumber dari dana swadana atau subsidi dari pemerintah daerah. 4.4.3 Penerimaan Perbekalan Farmasi

32

Penerimaan perbekalan farmasi yang datang dari distributor yang sesuai dengan surat pesanan, dilaksanakan oleh tim penerimaan barang setelah diperiksa oleh tim pemeriksa barang. Tim tersebut bertugas untuk memastikan bahwa perbekalan farmasi yang diterima sesuai dengan dokumen yang ditetapkan. Adapun yang diperiksa saat perbekalan farmasi datang yaitu: a. Sediaan harus sesuai dengan surat pesanan b. Kemasan masih dalam keadaan baik, tidak rusak dan disegel atau belum dibuka. c. Waktu kadaluarsa, jangan terlalu dekat baiknya 3 5 tahun mendatang. d. Jumlah dihitung dengan teliti dan kemudian dicatat. e. Dokumen dokumen lain yang datang bersamaan dengan perbekalan farmasi. Penerimaan perbekalan farmasi tidak hanya datang dari distributor saja tetapi ada juga obat program pemerintah, seperti kusta, TBC, dan gakin. Terkadang puskesmas mendapat obat dari dinas kesehatan Jakarta Timur. Semua itu diterima oleh puskesmas kecamatan untuk kemudian didistribusikan sampai ke kelurahan.

4.4.4 Penyimpanan Perbekalan Farmasi

33

Perbekalan farmasi yang telah diterima dan diperiksa, disimpan dalam gudang. Setiap penerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi dicatat dalam kartu stok. Di puskesmas kecamatan Makasar terdapat gudang perbekalan farmasi yang berfungsi untuk menyimpan obat obatan dan alkes yang akan disalurkan ke Apotek puskesmas kecamatan Makasar, Puskesmas Keliling, Ruang Tindakan, RB/KIA, BP Gigi, dan puskesmas kelurahan. Penyimpanan obat obatan di gudang umum belum sesuai dengan kapasitas gudang itu sendiri, namun penataannya telah diatur sebaik mungkin. Penyimpanan obat dalam gudang disusun berdasarkan bentuk sediaan. Obat yang dikemas dalam kardus besar disusun dan diberi tanda berdasarkan tanggal kadaluarsanya. Sedangkan obat yang dikemas dalam botol atau kaleng disusun dalam lemari tersendiri. Penyimpanan narkotika dan psikotropika dalam lemari besi.

Penyimpanan obat seperti kontrasepsi, obat suntik, dan obat tetes dalam lemari yang terpisah. Pada puskesmas kelurahan sebagian besar obat tidak disimpan pada gudang tersendiri, semua stock obat diletakkan di apotek. Pada puskesmas kelurahan makasar ruang apotek yang terlalu sempit sehingga tempat untuk menyimpan obat menjadi sangat sempit. Pada puskesmas kelurahan kebon pala obat disimpan digudang tersendiri karena melihat lokasi puskesmas yang mempunyai cukup banyak ruangan.

34

4.4.5 Pendistribusian Perbekalan Farmasi Perbekalan farmasi di Gudang Puskesmas Kecamatan Makasar didistribusikan ke apotek Puskesmas Kecamatan Makasar, BP Umum, BP Gigi, RB/KIA, ruang tindakan, laboratorium Puskesmas

Kecamatan Makasar dan seluruh puskesmas kelurahan. Pendistribusian dilakukan berdasarkan metode FEFO (First Expired Date First Out), yaitu perbekalan farmasi yang tanggal kadaluarsanya lebih dekat didistribusikan lebih dahulu. Pendistribusian obat obat disetiap Puskesmas Kelurahan juga berdasarkan metode FEFO.

Pendistribusian ke setiap puskesmas kelurahan dilakukan satu bulan sekali berdasarkan permintaan puskesmas tersebut dengan cara mengambil langsung ke puskesmas Kecamatan Makasar. Sedangkan pendistribusian ke ruang ruang pelayanan kesehatan di puskesmas kecamatan dilakukan sesuai kebutuhan.

4.5 Produksi Farmasi Produksi farmasi yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Makasar yaitu produksi non steril dalam bentuk sediaan oral serbuk (puyer untuk balita). Puyer standar dibagi tiga golongan berdasarkan usia. Puyer dibuat pada waktu tertentu sebagai persediaan di apotek sesuai kebutuhan. Terdapat 3 jenis puyer standard di apotek Puskesmas Kecamatan Makasar, yaitu: puyer panas, dan puyer anti diare.

35

Produksi farmasi yang dilakukan di puskesmas kelurahan tidak jauh berbeda dengan puskesmas kecamatan hanya saja perbedaan untuk formula puyer panas dan puyer anti diare. Karena komposisi dibuat berdasarkan kesepakatan antara Dokter yang bertugas di puskesmas tersebut dengan penanggung jawab apotek di puskesmas tersebut. Dan pembuatan puyer yang dilakukan di puskesmas kelurahan masih menggunakan mortir dengan cara digerus. Untuk pemberian obat dengan kemasan blister dan butiran sama seperti di puskesmas kecamatan.

4.6 Sirkulasi Resep Setiap resep diterima dari berbagai Balai Pengobatan (BP) yang ada di puskesmas. Resep yang diterima oleh petugas apotek diberikan nomor, membuat etiket, kemudian diracik dan diserahkan ke bagian penyerahan obat untuk diperiksa kembali. Setelah itu bagian penyerahan obat memberikannya ke pasien dengan memberikan penjelasan mengenai penggunaan obat. Macam macam resep yang ada di apotek yaitu umum, askes, jamsostek, program, MTBS dan Gakin. Hasil perhitungan resep dimasukkan ke dalam buku harian apotek (berisi jumlah resep). Resep yang sudah dicatat kemudian dikumpulkan berdasarkan BP yang ada dan diikat menjadi bundel resep lalu disimpan selama 3 tahun untuk selanjutnya dimusnahkan. Untuk sirkulasi resep di puskesmas kelurahan tidak jauh berbeda dengan yang ada di puskesmas kecamatan. 4.7 Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dilakukan pada empat yaitu :

36

1. Buku pemasukkan ke gudang obat 2. Buku pengeluaran dari gudang obat 3. Kartu stok obat yang ada di apotek. Pelaporan Surat surat yang dilakukan di puskesmas meliputi : 1. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) 2. Laporan penggunaan obat JPK Gakin 3. Laporan penggunaan obat jadi narkotika dan psikotropika 4. Laporan penggunaan obat Jamsostek. Semua jenis laporan dilaporkan setiap bulan ke Suku Dinas Kesehatan Jakarta timur. Sedangkan LPLPO dari puskesmas kelurahan diserahkan ke puskesmas kecamatan Makasar setiap bulan. Pada lembaran LPLPO terdapat kolom nama obat, satuan, stok awal, penerimaan, persediaan, pemakaian sisa stok, stok optimum, permintaan, pemberian dan keterangan. Secara umum persediaan merupakan gabungan dari stok awal dengan penerimaan.

BAB V PENUTUP

37

5.1 Kesimpulan 1. Kegiatan pelayanan resep di Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar dan Kelurahannya meliputi penerimaan resep, pembacaan Resep, pemberian etiket, penyiapan resep (obat jadi dan obat racikan), penyerahan resep, penyimpanan resep, pemusnahan resep. Sedangkan kegiatan pengelolaan obat meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian (kecuali Puskesmas Kelurahan), pencatatan dan pelaporan. 2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dan mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan melalui kegiatan yang ada di Puskesmas. 3. Kegiatan PKL yang telah dilakukan telah menambah wawasan mengenai keadaan dan rangkaian kegiatan di Puskesmas. 4. Mahasiswa mengetahui peran dan fungsi ahli madya farmasi di Puskesmas.

5.2 Saran Berbagai perbaikan dan peningkatan kualitas dan kuantitas pegawai serta sarana dan prasarana harus terus ditingkatkan dalam upaya mencapai visi dan misi Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar.

DAFTAR PUSTAKA

38

Agnes, Amelia dkk. 2008. Laporan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar. Jakarta.

Anita, dkk. 2005. Laporan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar. Jakarta.

Anonim. 2004. Laporan Hasil Kegiatan Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar. Jakarta.

39

You might also like