You are on page 1of 8

I.PENDAHULUAN A.

Latar Belakang

Susunan sel saraf pusat (SSP) manusia mengandung sekitar1011 (100 miliar) neuron. Juga terdapap sel-sel glia sebanyak 10-5- kali jumlah tersebut. Neuron, yang merupakan unit dasar sitem saraf merupakan evolusi dari sel-sel neuroefektor primitive yang berespons terhadap berbagai rab\ngsang dengan cara berkontraksi. Pada hewan yang lebih kompleks, kontraksi merupakan fungsi khusus sel-sel otot, sedangkan integrasi dan transmisi impuls saraf menjadi fungsikhusus neuron. Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas sel neuron yang mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk atau menghentikan masukan dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel neuroglia, neuron memainkan peranan penting dalam koordinasi. Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan. Susunan saraf terutama dibentuk oleh jaringan yang memiliki sifat khusus yaitu dengan cepat dapat mengahatar rangsangan dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Sel khusus yang membentuk satuan susunan fungsional susunan saraf disebut neuron. Neuron yang ada di dalam otak dan medula spinalis ditunjang oleh jaringan ikat khusus disebut neuroglia. Jaringan saraf terdiri atas neuron dan neuroglia banyak mengandung pembuluh darah tetapi tidak ada pembuluh limf. Susunan saraf manusia terdiri atas sangat banyak neuron yang secara khusus saling berhubungan.Dengan adanya hubungan inilah badan dapat mengetahui perubahan yang terjadi di lingkungannya atau di dalam tubuhnya sendiri, dan memberi respon yang sesuai terhadap perubahan ini, misalnya berupa gerakan atau mempengaruhi kerja organ tertentu dalam tubuh. Mekanisme beberapa fungsi yang relatif sederhana ini telah dipahami sebagai hasil penelitian yang dilakukan selama lebih dari satu abad. Tak dapat disangkal bahwa fungsi otak yang lebih tinggi seperti mengingat dan kecerdasan harus diterangkan pula berdasarkan hubunganhubungan antar neuron ini, hingga kini masih sedikit yang diketahui mengenai mekanisme yang terkait dengan itu.Makalah ini membahas terbangkitnya neuron oleh rangsang, proses integrasi antara neuron serta penghantaran impuls pada neuron. B. Tujuan Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk : 1. Mengetahui bagian-bagian sel 2. Mengetahui pengertian potensial aksi 3. Mengetahui mekanisme penghantaran impuls pada sel saraf II. PEMBAHASAN A.SEL SARAF ATAU NEURON

1.Struktur Neuron Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi). 1.Sel saraf sensori Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet). 2.Sel saraf motor Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang. 3.Sel saraf intermediet Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Struktur ganglion gabungan fari badan sel saraf Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.

2.Variasi Struktur Neuron Ukuran dan bentuk badan sel neuron sangat bervariasi, juga panjang cabang dan caranya bercabang. Diameter badan sel bervariasi dari 5 um pada neuron terkecil sampai 120 um pada yang palinng besar. Bentuk badan sel tergantung jumlah cabangnya. a.Multipolar Jenis neuron yang memiliki beberapa cabang dan badan selnya b.Bipolar Beberapa neuron yang hanya memiliki satu akson dan satu dendrit c.Pseodonipolar Jenis neuron yang hanya memiliki satu cabang yang segera bercabang dua, salah satu cabangnya adalah akson dan cabang lainnya berfungsi sebagai dindrit, tetapi strukturnya tak dapat dibedakan dari akson. Neuron ini bila dilihat dari strukturnya disebut unipolat tetapi dari sudut fungsional disebutdipolar.

Selain adanya variasi bentuk dan ukuran, penampilan substansi Nissl dalam badan sel pun sangat bervariasi. Substansi Nissl pada beberapa neuron sangat mencolok dan membentuk kelompokan besar. Pada yang lain berupa granula halus dan tersebar merata didalam sitoplasma, dan pada neuron yang lain lagi berupa peralihan antara kedua jenis itu. Perbedaan ini berhubungan dengan fungsinya. Panjang akso setelah meninggalkan badan sel neuron pun sangat bervariasi. Ada neuron yang memiliki akson pendek dan berakhir dekat badan selnya. Neuron lain memiliki akson yang meluas sampai jauh. Sangat jarang terdapat neuron tanpa akson sejati. Seperti telah dijelaskan didepan akson dapat dibedakan berdasarkan ada atau tidak adanya selubung, sehingga ada yang dikatakan bermielin dan lainnya tanpa mielin. Diameter akson pun bervariasi yang tampak pada potongan melintang. A. SINAPS

Susunan saraf memiliki banyak neuron yang saling berhubungan membentuk jaras konduksi

fungsional (functional conducting pathway). Potensial aksi di neuron prasinaps menyebabkan pengeluaran neurotransmitter yang berikatan dengan reseptor di neuron pascasinaps. Impuls saraf dipindahkan dari neuron satu ke neuron lain pada tempat kontak yang secara morfologis dapat dikenali dan dikenal sebagai sinaps.Telah diketahui bahwa sinaps merupakan tempat pertemuan antara neuron. Sinaps hanya menghantar impuls dalam satu arah. Kedua unsur yang membentuk sinaps dapat disebut sebagai pra-sinaps dan pascaca sinaps. Sinaps dapat digolongkan berdasarkan posisinya pada neuron pasca-sinaps. Hanya jenis yang umum saja yang akan dibicarakan disini. Akson yang berakhir pada dendrit membenuk disebut sinaps aksoden-dritik. Beberapa diantaranya memiliki tonjolan-tonjolan kecil pada dendritnya yang disebut durt dendrik,dan tepat pada atau melingkupinya terdapat end bulb terminal akson. Ujung akson yang berakhir pasa badan sel neuron membentuk yang disebut sinaps aksosomatik. Kurang lebih setengah permukaan total badan sel neuron dan hampir seluruh permukaan dendritnya dapat terlihat dalam kontak sinaptik dengan neuron lain. Akson yang berakhir pada akson lain membentuk apa yang disebut sinaps aksoaksonik. Sebuah akson hanya membentuk sinaps dengan akson lain pada tempat yang tidak bermielin. Hal ini terdapat pada segmen progsimal suatusuatu akson karena pada tempat ini akson itu tetap terbuka karena meilinisasi tidak dimulai pada akson hilok namun berjarak sedikit darinya. Akson mungkin berakhir sebagai bulbas maka disebut bouton. Mungkin bagian ujung akson ini mengandung sejumlah pentol demikian yang masing-masingnya bersinaps dengan neuron penerima. Telah diketahui bahwa pada dendrit terdapat banyak duri. Ujung akson mungkin bersinapsdengan duri demikian atau dengan bagian licin diantara duri itu. Kadang-kadang ujung akson berakhir dengan bersinaps drngan ujung bouton akson lain membentuk apa yang disebut sinaps seri. Dalam keadaan tertentu beberapa neuron bersama membentuk sinaps kompleks. Daerah demikian mungkin dibungkus sel neuroglia membentuk glomerulus sinaps. Glomerulus demikian terdapat pada serebelum, bulbus olfaktori, korpus genikulata lateral, dan beberapa tempat lain. Pada bagian bouton pra-sinaps terdapat banyak vesikel sinaps. Juga mitokondria, lisosom, dan mikrotubul. Juluran pasca-sinaps juga memperlihatkan bangunan bermembran dengan berbagai bentuk. Sinaps dalam situasi berbeda juga sangat bervariasi bentuk umumnya, ukurannya, bentuk dan sifat vesikel sinaptik dan konvigurasi daerah sitoplasma padat pra-sinaps dan pasca-sinaps. Dilihat dari sudut fisiologi maka terdapat sinaps eksitatori atau inhibitori. C. POTENSIAL AKSI PADA SEL SARAF

1.Sintesis protein dan transport aksoplasmik Sel-sel saraf merupakan sel sekretorik, tetapi berbeda dengan sel-sel sekretorik lain, zona sekretorik sel saraf umumnya ada diujung akson, jauh dari badan sel. Ribosom, kalaupun ada,

terdapat sedikit diakson dan ujung saraf; semua protein penting disintesis di retikulum endoplasmik dan aparatus golgi badan sel, dan kemudian diangkut disepanjang aksonke tonjolan sinaptik melalui proses aliran aksoplasmik . dengan demikian, badan selmempertahankan integritas fungsional dan anatomi akson; bila akson dippotong, bagian distal dari pemotongan akan berdegenerasi (degenerasi wallerian). transport cepat berlangsung dengan kecepatankurang lebih 400mm/h, dan transport lambat berlangsung kurang lebihpada kecepatan 0,5-10 mm/h. transport retograd dengan arah yang berlawanan juga terjadi disepanjang mikrotubulus dengan kecepatan kira-kira 200 mm/h. Vesikel sinaptik mengalami daur ulang di membran sel, tetapi sebagian vesikel yang telah terpakai dibawa kembali ke badan sel dan disimpan dilisosom. Sebagian material yang diambil diujung-ujung saraf melalui proses endositosis, termasuk faktor pertumbuhan saraf dan berbagai virus, juga diangkut kembali ke badan sel. 2.Potensial Aksi Dalam fisiologi , sebuah potensial aksi adalah tahan short event di mana listrik potensial membran dari sel dengan cepat naik dan turun, mengikuti lintasan konsisten. Aksi potensi terjadi pada beberapa jenis sel-sel hewan , disebut sel meluap perasaannya , yang meliputi neuron , selsel otot , dan endokrin sel, serta dalam beberapa sel tumbuhan . Dalam neuron, mereka memainkan peran sentral dalam sel-komunikasi-sel. Dalam jenis sel, fungsi utama mereka adalah untuk mengaktifkan proses intraseluler. Pada sel otot, misalnya, potensial aksi adalah langkah pertama dalam rantai peristiwa yang menyebabkan kontraksi. Dalam sel-sel beta dari pankreas , mereka memprovokasi pelepasan insulin.Aksi potensi di neuron yang juga dikenal sebagai impuls saraf atau paku, dan urutan temporal potensial aksi yang dihasilkan oleh neuron ini disebut kereta yang spike . Sebuah neuron yang memancarkan suatu potensial aksi sering dikatakan api. potensi Aksi dihasilkan oleh jenis khusus dari gated ion channel-tegangan tertanam dalam sel membran plasma . Saluran ini tertutup ketika potensial membran dekat potensial istirahat sel, tetapi mereka dengan cepat mulai terbuka jika potensial membran meningkat ke nilai ambang didefinisikan secara tegas. Ketika saluran terbuka, mereka mengijinkan arus batin natrium ion, yang mengubah gradien elektrokimia, yang pada gilirannya menghasilkan peningkatan lebih lanjut dalam potensial membran. Hal ini kemudian menyebabkan lebih banyak saluran untuk membuka, menghasilkan arus listrik yang lebih besar, dan sebagainya. Proses Hasil eksplosif sampai semua saluran ion yang tersedia adalah terbuka, mengakibatkan kenaikan besar dalam potensial membran. Cepat masuknya ion natrium menyebabkan polaritas membran plasma untuk membalikkan, dan saluran ion kemudian cepat menginaktivasi. Sebagai saluran natrium dekat, ion natrium tidak dapat lagi memasuki neuron, dan mereka secara aktif diangkut keluar dari membran plasma. Kalium saluran kemudian diaktifkan, dan ada sebuah arus luar ion kalium, gradien elektrokimia mengembalikan ke keadaan istirahat . Setelah potensial aksi telah terjadi, ada pergeseran negatif sementara, yang disebut afterhyperpolarization periode refraktori atau, karena arus kalium tambahan. Ini adalah mekanisme yang mencegah potensi tindakan perjalanan kembali cara baru saja datang. Pada sel hewan, ada dua jenis utama potensial aksi, salah satu jenis yang dihasilkan oleh saluran-

gated sodium tegangan, yang lainnya dengan tegangan-gated calcium channel. potensial aksi Sodium berbasis biasanya berlangsung kurang dari satu milidetik, sedangkan potensial aksi berbasis kalsium dapat berlangsung selama 100 milidetik atau lebih. Dalam beberapa jenis neuron, paku kalsium lambat memberikan kekuatan pendorong untuk ledakan yang panjang paku natrium cepat-dipancarkan. Pada sel otot jantung, di sisi lain, sebuah spike cepat awal natrium memberikan primer untuk memprovokasi terjadinya lonjakan cepat kalsium, yang kemudian menghasilkan kontraksi otot. 3.Potensial Membran Istirahat Bila dua elektroda dihubungkan dengan suatu OSK melalui amplifier yang sesuai, dan diletakkan di permukaan suatu akson tunggal. Tidak terjadi perbedaan potensial. Tetapi bila satu elektroda dimasukkan ke dalam sel, tampak perubahan potensial yang menetap, dengan bagian dalam relatif negatif terhadap bagian luar sel dalam keadaan istirahat. Potensial membran istirahat ini ditemukan pada hampir semua sel. 4.Masa Laten Bila akson dirangsang dan terjadi rambatan impuls, tampak serangkaian perubahan potensial yang khas yang dikenal sebagai potensial aksi, saat impuls berjalan melewati elektroda eksternal. Saat rangsang diberikan, terjadi penyimpangan (defleksi) garis dasar yamh singkat dan tidak teratur, itulah artefak rangsang. Artefak ini timbul karena adanya kebocoran arus dari elektroda perangsang ke elektroda perekam. Hal ini biasanya terjadi sekalipun telah dilindungi dengan hati-hati, tetapi sangat berarti karena memberi tanda pada layar sinar katoda pada saat rangsang diberikan. Artefak rangsang tersebut disusun oleh interval isopotensial (masa laten) yang berlangsung sampai saat mulainya potensial aksi. Masa laten ini sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh impuls untuk bergerak sepanjang akson dari tempat perangsangan ke elektroda perekam. Lamanya sebanding dengan jarak antara elektroda perangsang dan elektroda perekam,dan berbanding terbalik dengankecepatan hantar. Bila diketahui lama masa laten dan jarak antara kedua elektroda, kecepatan akson dapat dihitung. 5.Potensial Elektronika, Respons Setempat dan Ambang Letup Meskipun rangsang bawah ambang tidak menghasilkan potensial aksi, tetapi rangsang bawah ambang menimbulkan efek pada potensial membran. Hal ini dapat diperlihatkan dengan menempatkan elektroda perekam pada jarak beberapa milimeter di dalam elektroda perangsang dan memberikan rangsang bahwa ambang selama waktu tertentu. Pemberian rangsang listrik seperti itu melalui katoda menimbulkan potensial depolarisasi setempat yang meningkat dengan tajam dan menurun seiring dengan waktu. Besarnya respon depolarisasi ini menurun dengan cepat dengan semakin jauhnya jarak antara elektroda-elektroda perangsang dengan elektroda perekam. Sebaliknya, rangsang listrik anoda menghasilkan potensial hiperpolarisasi dengan durasi yang sama.Perubahan-perubahan potensial seperti itu dinamakan potensial elektronik, potensial yang terbentuk di katoda dinamakan katelektrotonik dan yang dihasilkan di anoda

dinamakan anelektrotonik. Potensial elektronik adalah perubahan-perubahan pasif pada polarisasi membran yang disebabkan oleh penambahan atau oengurangan muatan listrik ole elektroda tertentu. Pada kuat rangsang yang rendah, yang menghasilkan depolarisasi atau hiperpolarisasi sampai sekitat 7 mV, amplitudonya sebanding dengan kuat rangsang. Pada rangsang yang lebih kuat, hubungan proporsional ini tetap sama dengan peristiwa anelektrotonik, tetapi tidak demikian halnya dengan respon yang terjadi di daerah katoda, respon didaerah katoda lebih besar dari yang diperkirakan sehubungan dengan kuat rangsang yang diberikan. Akhirnya, bila rangsang katoda lebih besar untuk menghasilkan depolarisasi sebesar kurang lebih 15 mV,yaitu pada potensial sebesar -55 mV, potensial membran tiba-tiba turun dengan cepat dan terbangkit potensial aksi yang merambat. Respon yang lebih besar yang tidak propesional di daerah katoda terhadap ransang yang cukup kuat untuk menghasilkan depolarisasi sebesar 7-15 mV terjadi bila salutan Na+ bergerbang voltase (voltage-gated Na+ channels) mulai terbuka dan respon yang terjadi dinamakan respons setempat. Titik tempat mulainya potensial aksi terbangkit dinamakan ambang letup. Dengan demikian, arus katoda yang menghasilkan depolarisasi sampai 7 mV, hanya mempunyai pengaruh pasif terhadap membran sebagai akibat dari penambahan muatan listrih negatif. Arus yang menghasilkan depolasisasi 7-15 mV juga sedikit berkontribusi aktif terhadap proses depolarisasi. Meskipun demikian, daya repolarisasi masih lebih kuat dari pada daya depolarisasi, dan dengan demikian , potensial listrik semakin menurun. Pada potensial depolarisasi sebesar 15mV, daya depolarisasi cukup kuat untuk mengatasi proses repolarisasi, maka terjadilah potensial aksi. Perangsangan biasanya terjadi di katoda, karena rangsang katoda menimbulkan depolarisasi. Arus anoda, dengan menjauhkan potensial membran dari ambang letup, menghambat pembentukan impuls. Meskipun demikian, berakhirnya arus anoda dapat menimbulkan kaduk julang (overshoot) depolarisasi pada potensial membran. Efek lepas-hambatan ini kadang-kadang cukup besar dengan demikian menyebabkan potensial aksi saraf terbangkit di saat berakhirnya rangsang anoda. Proses depolarisasi dan repolarisasi: Depolarisasi (kemajuan) Jika neuron menerima stimulasi yang cukup untuk mencapai ambang membran, berturut-turut Na gerbang sepanjang seluruh membran neuron akan terbuka Pembukaan gerbang ion Na Na memungkinkan untuk pindah ke neuron Pergerakan ion Na ke neruon penyebab potensial membran berubah dari-70mV ke +40 mV Sebagai potensial membran menjadi lebih positif, Na gerbang mulai menutup. Pada akhir depolarisasi, gerbang Na adalah semua yang ditutup Repolarisasi (Down-swing) Pada akhir fase depolarisasi, K gerbang mulai terbuka, sehingga K untuk meninggalkan neuron K gerbang ini diaktifkan sebesar nilai + ve potensi membran sekitar +40 mV Gerakan keluar ion K dari neuron menghasilkan perubahan potensial membran sehingga potensi menjadi lebih-ve Setelah repolarisasi, gerbang K dekat perlahan-lahan Selama konduksi impuls saraf, setiap bagian berurutan dari membran neuron akan menjalani

potensial aksi yang terdiri dari depolarisasi diikuti oleh repolarisasi Jadi impuls saraf adalah gerakan potensial aksi di sepanjang membran sel neuron III. PENUTUP A.Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari materi potensial aksi pada sel saraf ini sebagai berikut: 1. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). 2. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. 3. Potensial aksi adalah tahan short event di mana listrik potensial membran dari sel dengan cepat naik dan turun, mengikuti lintasan konsisten. 4. Perubahan-perubahan potensial seperti itu dinamakan potensial elektronik, potensial yang terbentuk di katoda dinamakan katelektrotonik dan yang dihasilkan di anoda dinamakan anelektrotonik. B.Saran Karena neuron merupakan unit dasar sitem saraf merupakan evolusi dari sel-sel neuroefektor primitive yang berespons terhadap berbagai rab\ngsang dengan cara berkontraksi, dan pada hewan yang lebih kompleks, kontraksi merupakan fungsi khusus sel-sel otot, sedangkan integrasi dan transmisi impuls saraf menjadi fungsikhusus neuron, maka seharusnya kita menjaga neuron, salah satu caranya yaitu dengan menkonsumsi makanan-makanan yang mengandung nilai gizi bagi tubuh.

You might also like