You are on page 1of 59

Desa Jogoroto Kecamatan Jogoroto Kab Jombang

Desa Jogoroto memiliki batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara : Desa Sawiji, Kecamatan Jogoroto Sebelah Selatan : Desa Gondek, Kecamatan Mojowarno Sebelah Timur : Desa Jarak kulon, Kecamatan Jogoroto Sebelah Barat : Desa Bandung, Kecamatan Diwek

Luas wilayah Desa Jogoroto 423.978 m2 dengan rincian pemanfaatan sebagai berikut : Pemukiman Umum, seluas 124.870 m2 Perkantoran, seluas 0.350 m2 Sekolah, seluas 0.700 m2 Pertokoan/Perdagangan, seluas 0.100 m2 Tempat peribadatan (Masjid, Gereja, Pura, Wihara, dll ), seluas 2.500 m2 Kuburan/Makam, seluas 2.500 m2 Jalan, seluas 5.350 m2 Pertanian (sawah), seluas 286.538 m2 Lapangan sepak bola, seluas 1.000 m2 Lapangan bola volly / Basket, seluas 0.140 m2 Taman / Tempat Rekreasi, seluas 0.210 m2 Kolam, seluas 2.7 m2 Pemandian, seluas 0.280 m2 Lain-lain, seluas 5.350 m2

Keadaan Geografis :
Tinggi Tempat dari Permukaan Laut : 33 meter / dpl Curah Hujan Rata-Rata per Tahun : 1.750 mm / th Keadaan Suhu Rata-Rata : 24 35 C

Jarak ke Ibukota Kecamatan : 0 km. Jarak keIbukota Kabupaten / Kotamadya : 9 km. Jarak keIbukota Propinsi : 75 km. Waktu tempuh ke Ibukota Kecamatan : 0 km. Waktu tempuh ke Ibukota Kabupaten / Kotamadya : 0.25 km. Waktu tempuh ke Fasilitas Terdekat : 0.10 km

Jarak Polindes Jogoroto dengan Puskesmas mayangan: Jarak tempuh Polindes ke Puskesmas : 2 km Waktu tempuh : 5 menit

Jumlah penduduk Desa Jogoroto tahun 2012 dengan total : 9.262 jiwa Laki-laki: 4.564 jiwa Perempuan : 4.698 jiwa Jumlah KK : 2.967 KK

Tabel 2.1 Tabel Distribusi Penduduk Desa Jogoroto Berdasarkan Usia tahun 2012

No 1

Kelompok Umur 0-5 tahun

Jumlah 711

Prosentase ( % ) 7,67

2
3 4 5

6-15 tahun
16-30 tahun 31-45 tahun 46-60 tahun

1.528
2.562 1.792 1.582

16,50
27,66 19,35 17,08
3000

> 60 tahun
Jumlah

1.087
9.262

11,74
100

2500 2000 1500 1000 500 0


0-5 th

0-5 th 6-15 th 16-30 th 31-45 th 46-60 th > 60 th

Pertumbuhan Penduduk desa Jogoroto tahun 2012


No Uraian Laki-Laki Perempua n 1 2 Kelahiran Pindah Datang 45 orang 18 orang Jumlah 3 4 Kematian Pindah Keluar 9 orang 42 orang Jumlah Jumlah Pertumbuhan 7 orang 37 orang 32 orang 9 orang 77 orang 27 orang 104 orang 16 orang 79 orang 95 orang 9 orang Jumlah

Jabatan Kepala desa Sekretaris Ka. Ur. Pemerintahan Ka. Ur. Pembangunan Ka. Ur. Kesra Ka. Ur. Keuangan Ketua Dusun Ka. Ur. Umum Staf desa Ketua RW Ketua RT

Jumlah 1 1 1 1 1 1 7 1 1 14 59

N Agama
o

Jumlah

Prosenta
se(%) 1 Masjid Musholla Gereja Pura Wihara 10 39 0 0 0 No Uraian Jumlah

1 Islam

9.262

100%

2 Kristen Protestan
3 Kristen Katolik 4 Hindu 5 Budha

0
0 0 0

0%
0% 0% 0%

3 4 5

6 Lain-lain
Jumlah

0
9.262

0%
100 %

N o 1 TK

Fasilitas

Jumlah

No
5 6 3 5 0 2 3 4 5 1

Tingkat Pendidikan
Belum/ tidak sudah tidak sekolah TK SD sederajat SLTP sederajat SLTA sederajat Perguruan Tinggi Jumlah

Jumlah
6.043

Prosentase (%)
65,25

3 SD sederajat 4 SLTP sederajat 5 SLTA sederajat 6 Perguruan Tinggi

386 852 419 1.562 0 9.262

4,17 9,20 4,52 16,86 0% 100 %

N o 1 2 3

Uraian

Jumlah

TPQ/TPA Pondok Pesantren Kursus, dll

16 4 0

7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0


Pendidikan

tdk/sdh sekolah TK SD SLTP SLTA PT

Gambar 2.3 Gambar diagram batang Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di desa Jogoroto tahun 2012.

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Jenis Pekerjaan Petani Pemilik Sawah Petani Penggarap Sawah Buruh Tani Pengusaha Sedang / Besar Pengrajin/ Industri Kecil Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang Pengangkutan Pegawai Negeri Sipil Anggota TNI Pensiunan PNS / TNI Peternak Sapi Perah Peternak Sapi Biasa Peternak Kambing Peternak Domba Peternak Ayam Peternak Itik / Bebek Jumlah

Jumlah 1.215 503 1.246 17 37 265 478 122 58 82 19 29 1 271 301 212 180 218 5.254

Prosentase(%) 23,13% 9,57 % 23,72 % 0,32 % 0,70 % 5,04 % 9,10 % 2,32% 1,10% 1,56% 0,36% 0,55% 0,02% 5,16% 5,73% 4,04% 3,43% 4,15% 100 %

1400 1200 1000 800 600 400 200 0 pekerjaan

pemilik sawah penggarap sawah buruh tani pengusaha S/B Industri kecil Buruh industri buruh bangunan pedagang pengangkutan PNS TNI pensiunan peternak sapi perah peternak sapi biasa peternak kambing peternak domba peternak ayam peternak bebek

No 1 2 3

Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Rumah Bersalin PUSKESMAS

Jumlah 0 0 0

4
5 6 7 8 9 10 11 12 13

Puskesmas Pembantu
POSKESDES POSYANDU Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Spesialis Bidan Perawat Kader kesehatan Balai Pengobatan

0
1 9 2 0 0 4 4 45 1

Tabel 2.11 Penyakit Terbanyak Di Polindes Desa Jogoroto tahun 2012

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Diare

Nama Penyakit

Jumlah 29 18 60 15 9 4 1 2 2 4 144

Prosentase (%) 20,14 % 12,5 % 41,66 % 10,42 % 6,25 % 2,78 % 0,69% 1,39% 1,39 % 2,78 % 100%

Nasofaringitis Infeksi akut pernafasan atas Penyakit oesophagus, laring Gangguan jaringan ikat Hipertensi Parotitis Luka bakar Caries Varicela Jumlah

Tabel 2.12 Hasil hasil pemantauan gizi di Posyandu Desa Jogoroto dalam %

Target K/S D/S N/D N/S BGM 100% 100% 80% 70% <9%

Pencapaian 100% 75,4% 55,3% 73,3% -

Kesenjangan 0 -24,6% -24,7% +3,5% -

13 Sarana Air bersih di desa Jogoroto tahun 2012


No No 1 2 Uraian Ada Tidak ada Jumlah Jumlah 1.273 277 1.550 Prosentase (%) 82,13 % 17,87 % 100 % 1 2 3 4 Kepemilikan jamban Jamban sehat Jamban cemplung Jamban numpang BAB sembarangan Jumlah No 1 2 Pembuangan air limbah Ada Tidak Ada Jumlah Jumlah 705 845 1.550 Prosentase (%) 45,48 % 54,52 % 100 % No 1 2 Tempat Sampah Ada Tidak Ada Jumlah Jumlah 1.184 366 1.550 Prosentase (%) 76,38 % 23,62 % 100 % Jumlah 736 156 126 91 1.109 Prosentase (%) 66,37 % 14,07 % 11,36 % 8,20 % 100%

Tabel 2.17 Hasil Pemantauan Kesehatan Lingkungan Desa Jogoroto periode 2012

Target No Jenis Kegiatan N 1 2 Sarana Air bersih Cakupan penggunaan jamban 3. Sarana Pembuangan 1.550 90 1.550 1.109 % 85 90

Realisasi N 1.273 736 % 82,13 66,36

Kesenjangan -2,87 23,64 + -

705

45,48

44,52

Air Limbah (SPAL) 4. Jumlah tempat 1.550 80 1.184 76,39

-3,61

pembuangan sampah

Tabel 2.18 Jenis dan distribusi rumah

No 1 2 3 4

Uraian Gedung Permanen Gedung Semi Permanen Dinding dari Papan / Kayu Dinding dari Bambu / Lainnya Jumlah

Jumlah 983 377 3 51 1414

Prosentase (%) 69,52 % 26,66 % 0,21 % 3,61 % 100 %

NO

Jenis Kegiatan N

Target % N -

Realisasi % + -

Kesenjangan -

I II III

IMR MMR TB Paru a. Penemuan BTA (+) b. Kesembuhan BTA (+) c. Konversi BTA (+) d. Kesalahan Laborat

29 26 26 -

10% 85% 80 % -

26 22 23 -

89,6% 84,6% 88,46% -

79,6% 8,46% -

0,4% -

IV

Kesehatan Ibu dan Anak 1. Kesehatan Ibu a. Ibu hamil 1. 1. 1. K1 K4 Resti ditemukan Nakes 99 95 10 95% 95% 20% 100 93 1 101,1% 97,8% 10% 6,1% 2,8% 10%

1.

Bumil resti dirujuk

Tablet Fe
b. Ibu bersalin Ditolong NaKes

92

95%

98

106,5%

11,5%

c. Bufas 1. Bufas yang mendapat pelayanan nifas 2. Kesehatan Anak - KN2 - Kunjungan bayi Kunjungan balita 76 59 68 90 80 80 90% 80% 90% 100% 90% 100% 97 96 86 38 1 58 107,8% 120% 107,5% 50% 1,6% 85,29% 17,8% 40% 17,5% 88,4% 50% 14,71% 90 95% 97 107,7 % 12,7% -

- Asi eksklusif - BBLR - Neonatus resti - Rujukan neonatus resti Imunisasi BCG DPT 1 DPT 2 DPT 3 POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 HEPATITIS

147 147 147 147 147 147 147 147 147

90 % 90 % 90% 80 % 95 % 90 % 90% 80 % 95 %

177 77 182 182 176 180 170 158 135

118,8% 122,2% 122,2% 110,1% 118,1% 120,8% 114,1% 106% 90,6%

28,8 % 32,2 % 32,2 % 30,1 % 23,1 % 30,8 % 24,1 % 26 % -

4,4 %

CAMPAK

147

90 %

163

109,4%

19,4 %

Keluarga Berencana - Cakupan peserta KB aktif 163 80% 142 87,1% 7,1% -

- Cakupan peserta KB Baru VI GIZI - K/S - D/S - N/S - N/D - BGM -

226

80%

197

79%

1,4%

100% 100% 80% 70% <9%

100% 75,4% 55,3% 73,3% -

3,5% -

24,6% 24,7% -

K/S = cakupan kegiatan N/S = kenaikan berat badan BGM= Bawah Garis Merah Keterangan: S : Jumlah semua balita di Desa Jogoroto K : Balita yang memiliki KMS D : Balita yang datang ke Posyandu N : Balita yang datang ke Posyandu dan Berat Badan meningkat BGM : Bawah Garis Merah

N/D = keberhasilan penimbangan D/S = partisipasi masyarakat

= 711 = 711 = 536 = 393 = 58

SANITASI DAN PERUMAHAN

NO
1.

PERMASALAHAN
Kesenjangan Sarana air bersih di Desa Jogoroto (-2,87%)

KOMENTAR
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan air bersih serta penyakit yang mungkin ditimbulkan. Sosial ekonomi masyarakat yang masih rendah. Letak sumur kebanyakan berdekatan dengan kandang dan tempat pembuangan sampah. Kebiasaan masyarakat yang masih belum bisa menghentikan pemakaian air sungai untuk sehari hari. Kurangnya jumlah dan keaktifan tenaga kesehatan dan kader kesehatan dalam

melakukan upaya penyuluhan mengenai penggunaan air bersih.


2. Penggunaan jamban (-23,64%) Kebiasan masyarakat sekitar berperilaku buang air besar di sungai yang masih dilakukan dan rendahnya kesadaran untuk memakai jamban. Sosial ekonomi yang masih rendah. Kurangnya jumlah dan keaktifan tenaga dan kader kesehatan dalam melakukan upaya penyuluhan tentang kesehatan sanitasi lingkungan bagi masyarakat, khususnya penggunaan jamban. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan jamban serta penyakit yang dapat ditimbulkan.

3.

Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) (--44,52%)

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan sarana pembuangan air limbah serta penyakit yang mungkin ditimbulkan.

Sosial ekonomi masyarakat yang masih rendah. Kurangnya jumlah dan keaktifan tenaga kesehatan dan kader kesehatan dalam melakukan upaya penyuluhan mengenai penggunaan sarana

pembuangan air limbah. 4. Cakupan jumlah tempat pembuangan sampah (-3,61%) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan tempat pembuangan sampah Sosial ekonomi yang masih rendah. Kebiasan masyarakat sekitar berperilaku yang membuang sampah di sungai

atau area kolam yang tak terpakai


Kurangnya jumlah dan keaktifan tenaga dan kader kesehatan dalam melakukan upaya penyuluhan tentang kebersihan lingkungan sekitar dan perlunya tempat pembuangan sampah

P2M NO PERMASALAHAN 5. Penyakit menduduki peringkat tertinggi ISPA KOMENTAR Penyakit tersebut merupakan penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat yang relatif masih rendah dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Hal ini terkait dengan perubahan cuaca yang sering berganti ganti selama periode 1 tahun ini. Kurangnya informasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan untuk mencegah terjadinya penyakit,

dalam 10 penyakit terbanyak di Desa Jogoroto.

terutama penyakit karena infeksi.

TB PARU NO PERMASALAHAN 6. Kesembuhan BTA (+) (-0,4%) KOMENTAR Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Pengobatan TB, baik kepatuhan minum obat dan dosis obat maupun lamanya minum obat. Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan upaya penyuluhan tentang gejala penyakit TB,

pertolongan pertama, rutin minum obat, dan evaluasi keberhasilan pengobatan TB

KESEHATAN IBU DAN ANAK ( KIA) NO 7. PERMASALAHAN Kesenjangan Resti ditemukan Nakes (-10%) KOMENTAR Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang, kehamilan resti. Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan upaya penyuluhan tentang kehamilan resti. Kurangnya tingkat pendapatan keluarga sehingga berkurangnya frekuensi ke tempat pelayanan kesehatan

8.

Kesenjangan Asi eksklusif

1) Faktor lingkungan/Environment 2) Kurangnya kesadaran untuk memberikan ASI eksklusif. Gencarnya promosi tentang susu formula. Faktor perilaku / Life styles

Ibu lebih cenderung menggunakan susu formula daripada ASI karena dianggap lebih bernilai gizi dibandingkan ASI.
Kebanyakan ibu ibu bekerja sebagai pekerja pabrik dan tidak memberikan ASI karena kurangnya pengetahuan cara penyimpanan ASI dan alasan sibuk bekerja.

Merasa produksi ASI kurang sehingga menambah dengan susu formula. Kurangnya kesadaran untuk memberikan ASI eksklusif. Gencarnya promosi tentang susu formula. Ibu lebih cenderung menggunakan susu formula daripada ASI karena dianggap lebih bernilai gizi dibandingkan ASI Kebanyakan ibu ibu bekerja sebagai pekerja pabrik dan tidak memberikan ASI karena kurangnya pengetahuan cara penyimpanan ASI dan alasan sibuk bekerja.

2)

Merasa produksi ASI kurang sehingga menambah dengan susu formula. Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services Kurangnya penyuluhan tentang ASI eksklusif dan cara pemberian ASI pada ibu bekerja. Kurangnya penyuluhan tentang ASI eksklusif dan cara pemberian ASI pada ibu bekerja.

9.

Kesenjangan Neonatus resti

Masih

rendahnya

pengetahuan

masyarakat

akan

pentingnya

memenuhi kunjungan ANC terutama bagi ibu hamil resiko tinggi dan neonatus resiko tinggi sehingga neonatus resti tidak bisa terdeteksi lebih dini Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya ibu-ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan secara rutin, dimana sebagian besar dikarenakan oleh waktu serta pekerjaan. Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan upaya

penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan ibu dan janin


selama kehamilan juga tentang tanda neonatus resti karena kurang tercukupinya SDM dan wilayah yang luas

IMUNISASI N O 10. Hepatitis Masyarakat kurang mengetahui tentang pentingnya imunisasi Hepatitis untuk mencegah komplikasi yang lebih parah pada penyakit Hepatitis. Kurang aktifnya tenaga kesehatan dan kader dalam melakukan sosialisasi pentingnya imunisasi Hepatitis. PERMASALAHAN KOMENTAR

KELUARGA BERENCANA NO PERMASALAHAN KOMENTAR

11.

Cakupan peserta KB Baru

1)

Faktor lingkungan/Environment Pendidikan masyarakat yang kurang mengenai pentingnya program KB, manfaat, cara penggunaan dan efek samping.

1)

Kurangnya pengetahuan pasutri, terutama pasangan usia subur tentang Keluarga Berencana. Faktor perilaku / Life styles Menganggap KB menghabiskan biaya. Masih menginginkan anak dengan jenis kelamin tertentu Kepercayaan tertentu yang tidak percaya atau melarang KB

1)

Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services


Kurangnya tenaga kesehatan,seperti Bidan untuk memenuhi pelayanan medis. Sehingga cukup berpengaruh dalam mendapatkan informasi dan pelayanan program KB.

GIZI NO PERMASALAHAN KOMENTAR

12.

D/S (-24,6%)

1)

Faktor lingkungan/Environment
Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk datang ke posyandu.

1)

Faktor perilaku / Life styles Para ibu terlalu sibuk sehingga mereka lupa membawa bayinya ke posyandu.

1)

Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services


Kurang aktifnya nakes dalam melakukan upaya penyuluhan tentang makanan yang bergizi.

13.

N/S (-24,7%)

1)

Faktor lingkungan/Environment Kesadaran masyarakat untuk menerapkan ilmu yang didapat kurang.

1)

Keadaan sosial-ekonomi yang rendah Faktor perilaku / Life styles Kurang makan makanan yang bergizi Tidak telaten memberikan makan kepada anaknya

KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) No. 1. FAKTOR PENDUKUNG Jumlah dokter umum 2 orang Jumlah Nakes 4 orang (bidan) Jumlah kader kesehatan yang aktif 45 orang. Jumlah perawat kesehatan 4 orang. Jumlah Posyandu 9 buah. Jumlah Poskesdes 1 buah. Sarana transportasi yang mudah dijangkau. 2 3 4. Kesenjangan K1 (+6,1%) Kesenjangan K4 ( +2,8%) Bulin yang ditolong nakes (+ 12%) Masyarakat yang melakukan persalinan seluruhnya dibantu oleh tenaga medis 5. Bufas yang mendapat pelayanan nifas (+11%) Tingginya kesadaran / pengetahuan masyarakat untuk melakukan persalinan yang aman pada tenaga kesehatan Masih terjangkaunya biaya persalinan di bidan desa Adanya Jampersal yang mempermudah proses pembayaran bumil KOMENTAR Letak dari Puskesmas induk mendukung pencapaian program KIA namun masih didapatkan kendala wilayah yang cukup luas, sedangkan Nakes masih terbatas. Rendahnya tingkat partisipasi terhadap program KIA merupakan masalah yang perlu ditangani. Sarana dan prasarana yang ada dan tersedia bisa digunakan sebagai metode penyuluhan yang cukup efektif. Kesadaran warga desa untuk melakukan persalinan secara aman. Terjangkaunya biaya persalinan di Bidan desa.

IMUNISASI No. 6. FAKTOR PENDUKUNG BCG (+28,8 %) KOMENTAR Keaktifan tenaga kesehatan dan kader dalam melakukan sosialisasi pentingnya imunisasi BCG. Masyarakat tidak merasa enggan melakukan imunisasi BCG. 7. 8. DPT 1 (+32,2 %) DPT 2(+32,2 %) Tingginya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi hepatitis dan DPT untuk mengurangi resiko

9.

DPT 3(+30,1 %)

terjadinya hepatitis, difteri, pertussis dan tetanus.


Jumlah tenaga kesehatan dan kader dalam melakukan sosialisasi pentingnya imunisasi hepatitis dan DPT. Jumlah sarana kesehatan, seperti Posyandu dan Polindes yang cukup dalam melayani masyarakat.

10. 11. 12. 13.

Polio 1 (+23,1 %) Polio 2 (+30,8 %) Polio 3 (+24,1 %) Polio 4 (+26 %)

Masyarakat sudah mengetahui tentang pentingnya imunisasi polio untuk mencegah kecacatan pada bayi.

Keaktifan tenaga kesehatan dan kader dalam melakukan sosialisasi pentingnya imunisasi polio

Masyarakat tidak merasa enggan melakukan imunisasi polio yang cukup mudah yaitu diberikan melalui mulut

14

Campak (+19,4 %)

Masyarakat sudah mengetahui tentang pentingnya imunisasi campak untuk mencegah terjadinya penyakit campak di kemudian hari

GIZI

No.
15.

FAKTOR PENDUKUNG
K/S (0%) Tingginya

KOMENTAR
pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan

pentingnya memperoleh buku KMS di posyandu sehingga dapat mengetahui riwayat kesehatan pada anak.

Aktifnya nakes dalam melakukan upaya penyuluhan akan


pentingnya mendapatkan buku KMS di posyandu

Keadaan sosial-ekonomi yang cukup

16.

N/D (+3,5%%)

Tingginya

pengetahuan

dan

kesadaran

masyarakat

akan

pentingnya penimbangan BB pada posyandu sehingga warga bisa mengetahui kenaikan BB pada anak. Aktifnya nakes dalam melakukan upaya penyuluhan akan pentingnya penimbangan BB pada posyandu. Keadaan social-ekonomi yang cukup

Kriteria Magnitude Keseriusan Feasibility Lain

Subtotal 6 6 6

Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

18

KIA : Terdapat kesenjangan pada pencapaian program Kesenjangan Resti ditemukan Nakes (-0,4%), Kesenjangan neonatus resti (-14,71%), Kesenjangan ASI ekslusif (-50%), Kesenjangan Imunisasi Hepatitis (-4,4%).

Sanitasi : Terdapat kesenjangan sarana air bersih -2,87%, penggunaan jamban 23,64%, Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) -44,52% dan tempat pembuangan sampah -3,61%

Kriteria Magnitude Keseriusan Feasibility Lain

Subtotal 5 5 5

Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

15

P2M : ISPA menempati urutan pertama sebesar 60 kasus

Kriteria Magnitude Keseriusan Feasibility Lain

Subtotal 6

2 5

Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

13

KB : Terdapat kesenjangan sebesar (- 1,4%) dalam Cakupan peserta KB baru

Kriteria Magnitude Keseriusan Feasibility Lain

Subtotal 5

3 5

Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

13

Gizi: hasil pemantauan gizi terdapat kesenjangan D/S (-24,6%), N/S (-24,7%)

Kriteria Magnitude Keseriusan Feasibility Lain

Subtotal 5

4 5

Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

14

Imunisasi : Terdapat kesenjangan cakupan Imunisasi Hepatitis (-4,4%)

Kriteria Magnitude Keseriusan Feasibility Lain

Subtotal 4

3 4

Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

11

NO 1 2 3 4 5 6

PERMASALAHAN KIA Sanitasi Gizi P2M (ISPA) KB Imunisasi

INDEKS PRIORITAS 18 15 14 13 12 11

KIA No 1. Permasalahan Adanya kesenjangan pada KIA pencapaian program kerja, program Kesenjangan Resti ditemukan Nakes (-10%), Kesenjangan ASI eksklusif Faktor Resiko Potensial Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil dengan resiko tinggi mengenai pentingnya kunjungan ANC sejak dini selama kehamilan minimal kunjungan ANC sebanyak 4x Sumber Daya Tenaga kesehatan banyak (4 bidan, 45 kader aktif), yang telah aktif memberikan penyuluhan, baik ke kader maupun masyarakat

(-50%), Kesenjangan neonatus resti


(-14,71%), Kesenjangan Imunisasi Hepatitis (-4,4%) dan Cakupan peserta KB baru(-1,4%)

selama kehamilan pemeriksaan ANC rutin resiko


komplikasi bagi bumil resti pemeriksaan bayi setelah lahir. Kurang aktifnya nakes (karena faktor kurangnya SDM dan luasnya wilayah) dalam melakukan upaya

Sarana penyuluhan memadai (balai desa, 9


posyandu)

Sarana transportasi yang mudah dan banyak

penyuluhan tentang pentingnya kunjungan ANC


sejak dini selama kehamilan minimal kunjungan ANC sebanyak 4x selama kehamilan pemeriksaan ANC rutin resiko komplikasi bagi bumil dengan resti pada pemeriksaan bayi setelah lahir.

SANITASI

No.
2

Permasalahan
Kurangnya pemakaian jamban -

Faktor Resiko Potensial


Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan Masih banyaknya warga desa yang belum memahami manfaat

Sumber Daya
1. KIE petugas kesehatan 2. Bidan desa: 3 orang 3. Kader aktif : 40 orang 4. Polindes : 1 tempat 5. Perawat: 12 orang

3 4 5

Ketersediaan

air

bersih

yang masih kurang Kurangnya jumlah sarana pembuangan air limbah

penggunaan air bersih dan jamban Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang higiene pribadi dan lingkungan

Kurangnya jumlah tempat sampah Tingginya tarif pemasukan PAM ke tiap-tiap rumah Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesadaran membuang sampah pada tempatnya

GIZI No 6. Permasalahan Pencapaian gizi yang status masih Faktor Resiko Potensial Kurangnya pengetahuan pentingnya posyandu 1. warga desa Jogoroto. Kurangnya pengetahuan tentang keterpenuhan gizi bagi balita warga desa Jogoroto. Pekerjaan warga desa Jogoroto yang sebagian besar sebagai buruh tani menjadi alasan 2. Sumber Daya Tenaga kesehatan kurang Kurangnya penyuluhan tentang Gizi

kurang

kurangnya penghasilan yang didapatkan untuk memenuhi kebutuhan gizi.

P2M 7. Tingginya angka kejadian penyakit ISPA. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala penyakit ISPA sehingga penderita ISPA yang melakukan pemeriksaan masih sedikit dan masih banyak penderita yang belum terdiagnosis. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya PHBS (dalam upaya memutus dan menekan rantai penularan seperti tidak meludah disembarangan tempat menutup mulut dengan tangan saat batuk). Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan upaya penyuluhan tentang gejala penyakit ISPA. KIE petugas kesehatan untuk aktif melakukan penyuluhan. Adanya penyuluhan tentang alat pelindung diri Adanya sarana yang mendukung penyuluhan

KELUARGA BERENCANA No 8. Permasalahan Adanya kesenjangan pada Keluarga Berencana di desa jogoroto Faktor Resiko Potensial Wilayah desa yang luas Penduduk desa yang banyak Pengetahuan masyarakat yang kurang terhadap pentingnya KB untuk kesejahteraan keluarga . Sumber Daya KIE petugas kesehatan untuk aktif melakukan penyuluhan, terutama saat psyandu Petugas kesehatan yang sdah

cukup dan telah aktif memberikan penyuluhan Adanya berkala. Tersedianya alat kontrasepsi di puskesmas. SAFARI KB secara

IMUNISASI No 9. Permasalahan Terdapat kesenjangan cakupan imunisasi Faktor Resiko Potensial Kurangnya tentang pengetahuan 1. pentingnya 2. yang Sumber Daya Tenaga kurang Kurangnya kesehatan

imunisasi lengkap. Jadwal imunisasi

Hepatitis

penyuluhan

tentang

disiang hari menjadikan ibuibu yang bekerja tidak bisa membawa ke posyandu.

imunisasi lengkap.

KIA : Kesenjangan pada program KIA


NO Strategi / Intervensi P E A R L

Penyuluhan terhadap masyarakat terutama ibu-ibu hamil normal dan ibu hamil dengan resiko tinggi Y
mengenai pentingnya. o kunjungan ANC (ANC dini, minimal ANC, ANC rutin, resiko komplikasi bagi bumil resti dan pemeriksaan bayi setelah lahir.

Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan cara memotivasi agar lebih aktif memberikan Y penyuluhan kepada masyarakat dalam segala kesempatan serta mengadakan pelatihan, penyuluhan rutin dan pemberian penghargaan untuk kader.

Meningkatkan peranan aktif tokoh masyarakat agar memotivasi masyarakat terutama ibu-ibu agar mau Y melakukan pemeriksaan kehamilan demi kesehatan bayi di dalam kandungan dan melakukan kunjungan bayi

Pemasangan pamflet dan poster ditempat umum

Sanitasi : tidak terpenuhinya penyediaan, penggunaan jamban dan air bersih serta jumlah tempat sampah

No 1.

Strategi / Intervensi Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya penggunaan jamban dan kesehatan lingkungan

P Y

E N

A Y

R Y

L Y

2 3.

Pengadaan lomba kebersihan lingkungan di setiap dusun Meningkatkan jumlah kader kesehatan dan menggiatkan

Y Y

N N

Y Y

Y Y

Y Y

kegiatan kader yang telah ada terutama dalam bidang


kesehatan lingkungan

Kesenjangan pada program gizi

NO

Strategi / Intervensi

Penyuluhan terhadap masyarakat terutama ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita mengenai Y
pentingnya kecukupan gizi pada bayi dan balita.

Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan cara memotivasi agar lebih aktif Y memberikan penyuluhan kepada masyarakat dalam segala kesempatan serta mengadakan

pelatihan, penyuluhan rutin dan pemberian penghargaan untuk kader

Meningkatkan peranan aktif tokoh masyarakat agar memotivasi masyarakat terutama ibu- Y ibu agar mau mmemeriksakan bayi dan balitanya dengan menimbang berat badan bayi dan balitanya di posyandu.

Meningkatkan kunjungan Nakes ke rumah ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita terutama Y yang gizi buruk agar bisa segera di atasi.

Pemasangan pamflet dan poster di tempat umum

P2M : tingginya angka kejadian ISPA

N O 1

Strategi / Intervensi

Meningkatkan

penyuluhan

kepada

masyarakat

tentang Y

pentingnya PHBS (dalam upaya memutus dan menekan rantai penularan ISPA, seperti tidak meludah disembarangan tempat, menutup mulut dengan tangan saat batuk). 2 Meningkatkan penyuluhan tentang gejala penyakit ISPA, Y pertolongan pertama, rutin minum obat, dan evaluasi 3 Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat perbaikan gizi Y pada pasien ISPA 4 5 Meningkatkan kinerja para kader Pemasangan pamflet dan poster di tempat umum Y Y N N Y Y Y Y Y Y N Y Y Y N Y Y Y

KB : terjadinya kesenjangan pada rendahnya tingkat pembinaan akseptor baru

N O 1

Strategi / Intervensi

Penyuluhan tentang pentingnya KB dan pelayanan KB Y pemerintah

Penyuluhan dan pengarahan kepada akseptor KB supaya Y kontrol secara rutin terutama ke tempat pelayanan pemerintah.

3 4

Peran aktif tokoh masyarakat Pemasangan pamflet dan poster di tempat umum

Y Y

N N

Y Y

Y Y

Y Y

Kesenjangan program imunisasi yang kurang


N O
1 Penyuluhan kepada wanita usia subur, ibu hamil dan ibu menyusui tentang pentingnya imunisasi Y N Y Y Y

Strategi / Intervensi

Meningkatkan jumlah kader kesehatan dan rutin melaksanakan kegiatan kader yang telah ada

3.

Menghimbau ibu hamil dan menyusui untuk rutin kontrol dan mengimunisasi di polindes.

4.

Meningkatkan

peranan aktif tokoh masyarakat agar

memotivasi masyarakat guna mengimunisasi anaknya sesuai anjuran

No.

Strategi Intervensi

Setting dan Metode

Target populasi

Peran dan tanggung Sumber Daya jawab

Evaluasi

Penyuluhan pentingnya

tentang Setting: pemeriksaan Polindes

Semua ibu yang Nakes /kader: posyandu hamil dan wanita penyuluhan penyuluhan yang baru menikah

Polindes/PKM Tercapainya cakupan Nakes Kader ASI menurunnya ekslusif, angka

kehamilan untuk mencegah melakukan

kehamilan resti, neonatal melalui polindes Metode:


resti & pemberian ASI Setelah melakukan

bumil

resti

dan

neonatal resti.

ekslusif

pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, waktu disesuaikan dr. dan

penyuluhan dengan Spesialis Ginekologi 2 Peningkatan kinerja Setting:

kehadiran Obstetri

Kader Nankes

Nakes: pro aktif dalam Polindes/PKM Tercapainya cakupan pemeriksaan ibu hamil Nankes PKM menyiapkan Kader ASI menurunnya bumil resti ekslusif, angka dan

Tempat kerja/posyandu Metode: pembinaan kader

sarana prasarana

neonatal resti.

Pemasangan pamphlet dan Setting:


poster di tempat umum

Tempat

umum, Masyarakat umum Nakes menyusun dan Nakes


menyebarkan Kader

Peningkatan
jangkauan posyandu

pusat keramaian, posyandu anak, lansia, remaja,

Kader : menyebarkan Sarana Dana

polindes dan pustu Metode: pamflet Poster dan

Peran aktif tokoh masyrakat Setting Pertemuan warga Metode informasi memberikan khusus untuk

Masyarakat umum Nankes Menciptakan hubungan yang baik dan menjalin silaturahmi dengan

Nankes Tokoh masyarakat

Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya KIA melalui peningkatan jumlah kunjungan ke

menurunkan

kesenjangan

cakupan KIA

tokoh masyarakat
Tokoh masyarakat : memberikan pesan pada anggota masyarakat

posyandu

You might also like