You are on page 1of 19

Pengertian Alarm[sunting]

Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk memperingatkanoperator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.

Fungsi Alarm[sunting]
Memberitahukan apabila terjadi bahaya dan kerusakan ataupun kejadian yang tidak diharapkan pada jaringan melalui sinyal sehingga memberikan peringatan secara jelas agar dapat diantisipasi.

Sejarah Industri Alarm[sunting]


Berawal dari pengembangan inovasi[sunting]
Industri keamanan elektronik dan peringatan kebakaran telah berdiri sejak tahun 1850 yang dipelopori oleh John Gamewell dan Edwin Holmes yang mengubah penemuan menjadi bisnis untuk mengamankan properti dan kehidupan. Keduanya memperdalam kemampuan ilmiah di akhir abad ke-18.

Para amatir memelopori industri[sunting]


Awalnya, penemuan baterai pada tahun 1799 dan telegraf pada tahun 1841 secara umum mengubah dunia dan menginspirasi para penyuka hobi, ahli listrik dan ilmuwan yang ada di seluruh dunia untuk melihat dan memperdalam ilmu komunikasi. Tidak lama setelah telegraf diperkenalkan, seorang dokter muda yang kaya bernama William Channing membuat sebuah sistem dari pemerintah untuk menyalurkan sinyal alarm kebakaran kepada stasiun pemadam kebakaran yang ada di sekeliling kota Boston, Amerika Serikat. Menggunakan morse yang ditemukan olehSamuel Morse dalam sistem telegram yang memadukan kode dengan teknologi, Channing membuat rencana elaborasi untuk menyalurkan sinyal dari pusat sistem pemerintah menuju stasiun pemadam kebakaran untuk memberitahu titik lokasi terjadinya kebakaran. Rencana Channing memiliki masalah karena besar bunyi bel alarm tidak dapat dikendalikan dari stasiun pemadam kebakaran.

Perubahan sistem kendali bel[sunting]


Pada waktu yang sama, Augustus Pope, seorang menteri yang tinggal di luar Boston, mulai merancang alarm elektrik anti pencuri untuk dipasang di rumah. Ia mengikuti sistem kerja Channing dan menemukan kesulitan dalam membunyikan bel untuk membangunkan orang-orang di rumahnya. Solusi datang dari Moses Farmer, seseorang dari New Hampshire yang dikenal secara luas sebagai insinyur dan ahli listrik. Ia merancang sistem alarm dengan menggunakan peralatan elektromagnetik untuk membuka tutup rangkaian sirkuit jaringan listrik, sehingga dapat membunyikan bel secara otomatis. Rancangan Farmer memecahkan kebingungan antara Channing dan Pope, sehingga melengkapi penemuan alarm pada tahun 1848 dan 1853.

Disebarkan melalui pos[sunting]

Dalam kurun waktu 10 tahun, seorang agen pos dan telegraf di South Carolina bernama John Gamewell membawa sistem rancangan Channing ke pasar di tenggara dan kemudian membuat hak paten. Setelah itu, seorang pengusaha bernama Edwin Holmes membeli hak paten terhadap rancangan Pope dan memasarkan produk alarm elektromagnetik anti pencuri ke Boston dan New York. Pada tahun 1895, Gamewell mengendalikan 95 persen pasar alarm kebakaran di Amerika Serikat. Pada waktu yang sama, perusahaan alarm anti pencuri produksi Holmes menjadi salah satu perusahaan terkuat di pantai timur dan menyediakan produk alarm keamanan selama ratusan tahun kemudian. Kesuksesan Holmes di dunia telekomunikasi membawanya menjadi presiden pertama di perusahaan New York Telephone Company dan stasiun pusat di Boston menjadi stasiun telepon terpusat pertama di Amerika Serikat. Stasiun pengendali alarm anti pencuri didirikan pada awal tahun 1870 menggunakan teknologi kabel. Ini adalah pengembangan dari alarm lokal yang ada di lokasi pusat di mana kegiatan pengawasan sirkuit jaringan listrik berada. Sistem alarm tersebut mulai dipasang di 32 bank, 30 toko dan juga beberapa rumah pribadi. Melihat manfaat penggunaan teknologi di stasiun pusat, maka seorang ahli telegraf dan penemu bernama Edward Calahan pada tahun 1857 membuat sebuah tempat kecil berupa boks pemanggil yang ada di beberapa lokasi umum di sekeliling kota Boston untuk memberikan sinyal bahaya kepada stasiun pusat melalui seorang kurir pembawa pesan. Untuk memudahkan penyampaian sinyal, kode yang berbeda akan diubah oleh kurir menjadi sebuah deteksi kejadian darurat. Calahan menjual rencana tersebut kepada investor yang mendirikan perusahaan American District Telegraph (ADT).

Perkembangan Alarm[sunting]
Generasi awal[sunting]
Peningkatan teknologi alarm anti pencuri dan alarm anti kebakaran mulai terjadi sejak awal 1880-an saat Chauncey McCulloh dari Baltimore mendirikan sebuah sistem pembagian jaringan sirkuit tunggal menjadi beberapa bagian yang dihubungkan ke stasiun pusat untuk menghemat biaya penghubungan jaringan. Dengan kontribusi McCulloh, teknologi sistem transmisi sinyal alarm telah berubah dan berkembang lebih dari 100 tahun kemudian. Selanjutnya, alat deteksi bahaya terus berkembang. Di awal 1880-an, seorang insinyur dan perancang lokomotif bernama Frederick Grinnel secara radikal membuat sistem keamanan kebakaran dengan mematenkan teknologi percikan (api) yang dapat terbuka ketika di sekelilingnya terjadi suhu panas yang ekstrem untuk menghindari terjadinya kebakaran besar. Kemudian, muncul teknologi ionisasi di mana teknologi yang digunakan adalah mendeteksi asap dan sensor gerakan yang dapat mendeteksi gerakan mencurigakan untuk mengaktifkan alarm keselamatan, meningkatkan detektor panas, dan mengaktifkan sensor magnetik pada pintu dan jendela rumah ataupun gedung perkantoran untuk menghindari bahaya pencurian.

Generasi internet[sunting]
Teknologi internet merevolusi sistem keamanan komunikasi dan kemampuan pengawasan jarak jauh. Sejak era komunikasi digital pada tahun 1970-an, pemberian sinyal melalui stasiun pusat telah memberikan kontribusi terhadap teknologi komunikasi. Teknologi semakin berkembang dan memunculkan teknologi nirkabel yang terhubung melalui koneksi IP di lebih dari 97 negara di dunia.

Konvergensi komunikasi internet dan digital membuat pengawasan video pada stasiun pusat menjadi lebih baik dan rinci kepada setiap pengguna alarm. Peralatan deteksi berkembang semakin baik dengan sensor yang dapat diandalkan dan mampu memberikan sinyal keamanan dengan lebih sensitif. Impian yang direalisasikan oleh para pelopor seperti Gamewell dan Holmes lebih dari 150 tahun yang lalu telah membawa perkembangan sistem alarm modern menuju level yang lebih tinggi terhadap keamanan dan keselamatan publik yang tidak pernah ada dalam industri sebelumnya. Generasi masa kini dapat menikmati teknologi keselamatan yang dapat melindungi kehidupan mereka melalui alarm keselamatan.

Jenis-Jenis Alarm[sunting]
1. Alarm rumah[sunting]
Jenis alarm ini biasanya ditempel di area rumah untuk menjamin dan melindungi properti yang ada di dalam rumah dari bahaya pencurian. Sistem alarm rumah dapat memonitor keamanan rumah dan memberikan laporan kepada pemilik jika terjadi tindakan yang mengancam keamanan rumah sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat diminimalisir. Cara kerja alarm rumah terbagi dua, yaitu:

1.1 Sensor infra merah[sunting]


Sistem pendeteksi bahaya yang digunakan adalah infra merah yang dalam bahasa teknis disebut PIR (Passive Infra Red) infra merah pasif. Sensor ini hanya untuk mendeteksi saja sehingga disebut pasif. Sensor infra merah memiliki keuntungan dari sisi penguasaan area di mana sensor ini mempunyai jarak radius 15m/90 derajat dan biasanya dipasang di tempat strategis.

1.2 Sistem alarm GSM[sunting]


Jenis alarm tanpa kabel yang dalam instalasinya relatif lebih mudah. Kelebihan alarm ini, ketika terjadi bahaya, maka alarm akan memberikan laporan kepada pemilik melalui jaringan GSMselama pemilik berada dalam jangkauan sinyal GSM.

2. Alarm mobil[sunting]
Alarm mobil di Indonesia baru dikenal pada pertengahan 1980-an. Jenis alarm terus berevolusi sejak tahun 90-an di Amerika mulai dari hanya bermodalkan sebuah tombol yang dihubungkan dengan jaringan listrik mobil, alarm dengan pengendali jarak jauh berupa remote, serta fasilitas alat pengamanan yang aktif otomatis dalam 30 detik setelah pintu mobil ditutup. Fungsi alarm mobil adalah untuk melindungi harta benda yang ada di dalam mobil dan mencegah pencurian mobil.

3. Alarm kebakaran[sunting]
Sistem pengindera api (bahasa inggris fire alarm system) merupakan sebuah sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran. Alarm tersebut memberikan peringatan dalam sistem evakuasi dan dilanjutkan dengan sistem instalasi pemadam kebakaran secara otomatis maupun manual (bahasa inggris fire fighting system). Peralatan utama dalam pengendali sistem ini adalah Main Control Fire Alarm (MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang menerima sinyal masuk (input) dari semua detektor serta komponen pendeteksi dan kemudian memberikan sinyal keluar (output) melalui komponen keluaran yang sudah ditetapkan. begitu... OK..

4. Alarm banjir[sunting]

Kegunaannya adalah untuk memperingatkan apabila akan terjadi banjir. Cara kerjanya menggunakan sensor air hujan dan akan memberi sinyal apabila debit air hujan yang turun sudah melebihi batas.

5. Alarm gempa[sunting]
Alarm ini berfungsi untuk memberikan peringatan adanya getaran (gempa) bumi. Cara kerjanya yaitu dengan mendeteksi kedatangan gelombang seismik P-Wave sebelum kedatangan S-Wave dan Surface Wave (Q-Wave dan R-Wave) di mana gelombang tersebut bersifat berbahaya dan merusak. Sistem alarm dengan speaker otomatis yang bersuara sangat nyaring mampu membangunkan orang yang sedang tidur sehingga dapat segera menyelamatkan diri.

6. Alarm bayi[sunting]
Sistem pemancar yang terdapat pada alarm bayi digunakan untuk mendengarkan suara yang ditimbulkan oleh bayi dari jarak jauh. Pemancar ini dikendalikan dari jarak jauh dan mampu memantau kondisi dan keberadaan bayi sehingga orang tua dapat mengetahui kondisi bayinya ketika menangis ataupun tertidur.

7. Alarm komputer[sunting]
Program alarm jam umumnya sudah terdapat pada komputer pribadi. Komputer dapat berfungsi sebagai alarm secara digital untuk memberi peringatan akan sesuatu dengan berbagai macam bentuk dan bunyi yang dapat disesuaikan.

8. Alarm online[sunting]
Program alarm dalam jaringan atau online yang bisa diunduh melalui jaringan internet. Dapat dipasang pada komputer pribadi yang terhubung pada jaringan internet.

9. Alarm telepon genggam[sunting]


Telepon genggam modern memiliki fitur alarm yang dapat dimatikan secara manual. Bunyi alarm dapat disesuaikan dengan keinginan pemilik telepon genggam. Kegunaan alarm pada telepon genggam adalah untuk mengingatkan pemilik akan suatu jadwal ataupun memperingatkan pada jam-jam tertentu seperti alarm jam untuk membangunkan tidur.

10. Alarm jam[sunting]


Alarm ini disebut juga alarm clock (bahasa inggris) yaitu sebuah jam yang didesain untuk mengeluarkan suara nyaring pada jam-jam tertentu. Gunanya untuk membangunkan orang dari tidurnya di pagi hari. Alarm jam dapat juga digunakan untuk membangunkan orang dari tidur siang dan juga sebagai tanda pengingat sebuah jadwal. Untuk menghentikan bunyi alarm, orang harus menekan tombol di badan jam dan alarm akan mati beberapa waktu setelahnya.

11. Sirine[sunting]
Alat untuk mengeluarkan bunyi peringatan tanda bahaya. Jenis-jenis sirine adalah peringatan dini tsunami, sirine kebakaran dan lainnya. Sirine hanya boleh digunakan oleh petugas penegak hukum tertentu, dinas pemadam kebakaran, penanggulangan bencana, kendaran ambulans, unit palang merah dan mobil jenazah.

12. Klakson[sunting]
Klakson merupakan perlengkapan yang melekat pada kendaraan bemotor untuk berkomunikasi antara pengemudi kendaraan yang satu dengan lainnya. Klakson digunakan untuk memberi peringatan ketika pengemudi ingin mendahului kendaraan lain, meminta ruang jalan dan sebagainya.

Kelebihan Alarm[sunting]
Dapat memberikan peringatan dini terhadap bahaya yang akan terjadi sehingga manusia dapat mengantisipasi dan meminimalisir korban jiwa maupun kerugian harta benda.

Kelemahan Alarm[sunting]
Alarm merupakan alat yang mampu menyebabkan reaksi positif dan negatif pada manusia. Orang yang mendengar bunyi alarm yang nyaring dapat mengeluarkan reaksi panik dan menyelamatkan diri secara tidak rasional yang dapat membahayakan dirinya.

Kesimpulan[sunting]
Kegunaan alarm harus diimbangi dengan adanya pengawasan terhadap alarm palsu yang diakibatkan gagal sinyal untuk menghindari reaksi panik pada manusia. Penggunaan alarm harus ditempatkan pada tempat yang strategis sehingga dapat dengan cermat mendeteksi kemungkinan bahaya seakurat mungkin.

Referensi[sunting]
http://www.total.or.id/info.php?kk=Alarm http://alarmmobil.com/content/view/70/1/ http://1alarmrumah.com/ http://masisnanto.blogdetik.com/2009/03/25/fire-alarm-system/ http://exc1ting.wordpress.com/2009/07/15/penggunaan-klakson-dan-sirine/ http://www.artikata.com/arti-4498-alarm.php http://en.wikipedia.org/wiki/Alarm_clock http://www.dgasecurity.com/about-dga/alarm-industry-history

mendeteksi kebakaran dengan menggunakan detector alarm system Perkembangan zaman ditandai dengan berkembangnya industri disemua bidang. Perkembangan tersebut membawa dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Selain dampak positif seperti kemajuan diberbagai bidang, penggunaan waktu yang efektif dan efisien, peralatan yang modern, juga terdapat dampak negatif yang sering diabaikan oleh kebanyakan orang yaitu tentang keselamatan kerja. Masalah keselamatan kerja memang sangat penting untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja.

Banyak insiden-insiden yang menyangkut keselamatan kerja, salah satunya adalah kebakaran. Kebakaran merupakan suatu insiden akibat dari api yang bekerja tidak pada tempatnya, yang terjadi antara api, bahan bakar, dan oksigen. Reaksi kimia tersebut mengeluarkan panas yang merupakan ancaman bagi kehidupan manusia. Ancaman tersebut meliputi :

1. Habitat atau lingkungan hidup manusia.

2. Lingkungan hidup flora dan fauna.

3. Kebakaran tersebut merupakan kejadian yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Faktor manusia seperti karena kelalaian, kurang disiplin, dan bentuk kejahatan.

2. Faktor teknologi seperti akibat kurang dilaksanakan pedoman, standar pemakaian produk teknologi dan biasanya karena sifat individual manusia.

3. Faktor alam seperti akibat sampingan dari bencana alam, seperti gempa, erupsi vulkanik gunung berapi, loncatan listrik alam, dan pemampatan udara panas.

Terjadinya masalah kebakaran yang menelan korban jiwa, harta benda serta hilangnya tempat berusaha atau pekerjaan merupakan kejadian yang merugikan. Didalam usaha memperkecil jumlah korban maka unsur-unsur instalasi yang terkait didalam pencegahan kebakaran harus mampu menggerakkan segala potensi yang ada untuk memberikan pertolongan dan penyelamatan secara cepat dan tepat ke tempat peristiwa. Agar berhasil berdaya guna dalam usahanya, maka perlu dimantapkan organisasi dan manajemen serta ketrampilan personil maupun sarana dan prasarana yang memadai.

Mengingat hal-hal tersebut maka selain Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang dapat dibawa, instalasi pemadam api seperti Detector Alarm System sangat mutlak diperlukan untuk sebagai tanda peringatan pertama terjadinya kebakaran. Selain peralatan, dukungan personil yang terlatih dan terampil dengan dukungan sarana keamanan yang cukup untuk mencapai tujuan pencegahan dan penanggulangan yang akurat dan ditunjang dengan organisasi dalam suatu sistem manajemen yang baik.

1. Fire Alarm

Pada praktek ini menggunakan jenis FIRE ALARM BUSH BUTTON BREAKABLE BY FINGER. Cara kerjanya yaitu apabila akan mengoperasikannya harus terlebih dahulu memecahkan kaca pengamannya kemudian tombol ditekan maka secara otomatis mengirimkan sinyal ke control panel. Lalu bel/alarm yang ada di lokasi penempatannya akan berbunyi. Alat ini dipasang di dinding ruangan.

2. Alarm Bell

Jenis Alarm Bell yang dipraktekan adalah ALARM BELL H.C. DC 24V HC 624 DC 24V ISMA MOTOR BELL. Cara kerjanya yaitu apabila ada kebakaran, maka dari control panel akan mengirimkan sinyal ke alarm bell. Sehingga alarm bell dapat berbunyi.

3. Heat Detector Type Fixed Temperature

Cara kerjanya adalah dengan perubahan temperatur ruangan dan suhu yang naik mencapai suhu tertentu, sehingga element pendeteksi akan mengirimkan sinyal ke control panel dan membunyikan suatu alarm.

4. Heat Detector Type Rate of Rise

Mekanisme kerjanya yaitu bila suhu ruangan yang dilindungi rate of rise detector mengalami kenaikan suhu sebesar 100C setiap menitnya, maka akan didapatkan suatu tenaga mekanik yang dipergunakan untuk menggerakkan alat penyambung yang digunakan pada sistem alarm. Sinyal tersebut dikirim ke control panel, sehingga alarm dapat berbunyi.

5. Smoke Detector

Cara kerjanya adalah dengan memanfaatkan asap yang dikeluarkan oleh suatu insiden kebakaran. Alat tersebut merespon asap dan kemudian sinyalnya dikirimkan ke control panel. Pada control panel sinyal tersebut diteruskan ke bel alarm, sehingga alarm berbunyi.

6. Control Panel

Cara kerjanya yaitu jika detektor mendeteksi adanya kebakaran ataupun sprinkler, automatic fire extinguisher, dan hydrant bekerja maka sinyal itu akan dikirimkan ke control panel sebagai data masukan (input data). Kemudian control panel akan mengolah, menyeleksi, dan mengevaluasi data tersebut yang hasilnya merupakan data keluaran (output data) yang berisi informasi tentang lokasi kebakaran yang ditampilkan pada announciator dan secara otomatis akan mengaktifkan atau membunyikan bel/alarm.

Cara Kerja

1. Jika terjadi kebakaran, maka alat merespon melalui Heat Detector Type Fixed Temperature, Heat Detector Type Rate Of Rise dan Smoke Detector.

2. Kemudian dari Heat Detector Type Fixed Temperature, Heat Detector Type Rate Of Rise dan Smoke Detector disalurkan ke control panel.

3. Kemudian dari control panel respon diteruskan ke Fire Alarm, Alarm Bell dan Fire Lamp Detector untuk memberikan peringatan pertama terjadinya suatu kebakaran. Berikut ini adalah penjelasan mengapa pemadam terlambat?

1. Pelapor / korban melaporkan ke petugas dinas pemadam setelah api membesar.

2. Petugas harus benar2 memastikan / mengchek / menelusuri data2 (alamat) TKP.

3. Macetnya perjalanan, Mencari TKP, mencari lokasi alamat kebakaran.

Maka itu warga harus menyiapkan alat pemadam api ringan (APAR) untuk mengatasi kebakaran dini, memadamkan api sebelum api membesar...

5. Heat Detektor/ROR dan Fixed Temperatur Detektor Merk Model No : System Sensor : 5601

Single circuit 135oF (57oC) Rate of rise and fixed temp

Yaitu detector yang bekerja berdasarkan adanya kecepatan naiknya temperature dan batas temperature maximal yang diperbolehkan (135 F/57 C) 6. Smoke Detektor Merk : System Sensor

Model No

: 881

Yaitu detector yang bekerja oleh adanya kedekatan asap dan debu yang dideteksi oleh smoke detector sudah pada batas yang telah ditentukan. 7. Gas Detektor Merk Model : AGFAS : NO-104N (lama) (lama)

Power Source : AC 230 Va.c. / 50 Hz

Merk Model

: wizmart : NB-983-LP

Operating Voltage : DC 24 V Power Consumption : 2 W

Yaitu Detektor yang bekerja oleh adanya kebocoran gas LPG pada restaurant dan ruang sentral gas.

Alat ini akan mengirim sinyal ke FMM-101 untuk selanjutnya diteruskan ke panel control MCFA.
8. Manual Push Button

Yaitu alat yang bekerja secara manual dimana apabila terjadi adanya api/kebakaran alat ini akan bekerja setelah kita tekan pada Brek Glass/Kaca

9. Flow Switch Yaitu alat yang bekerja apabila terjadi adanya aliran air/kebocoran pada system fire sprinkler disetiap lantai. Alat ini akan mengirim sinyal ke FMM-101 untuk selanjutnya diteruskan ke panel control MCFA.

Apabila peralatan tersebut diatas bekerja, maka sinyal akan dikirim ke FZM-1 intrface modul sesuai dengan zone, address modul, selanjutnya sinyal diteruskan ke panel control MCFA, selanjutnya panel control akan mengirim perintah ke FRM relay control modul untuk membunyikan alarm bell dan menghidupkan indicator lamp dan solenoid, serta memberi perintah ke FCM untuk menghidupkan Smoke FAN secara general seluruh area, untuk lebih jelasnya system dan cara kerja Fire alarm ini dapat dipelajari pada Manual Book dan As Build Drawing. Indikator Alarm 1. Bell

Yaitu Lonceng yang mengindikasikan adanya bahaya kebakaran 2. Indikator Lamp

Yaitu lampu yang mengindikasikan adanya bahaya kebakaran 3. Selenoid Valve

Yaitu alat yang bekerja menututup saluran gas LPG secara otomatis ketika ada indikasi Alarm

4. Smoke FAN

Yaitu FAN/ kipas yang hidup secara otomatis ketika ada indikasi Alarm, berfungsi membuang udara keluar dari dalam gedung

PEMOGRAMAN

1. Tekan tombol Enter 2. Pilih nomor 1. PROGRAMING 3. Masukan Password : 00000 tekan Enter Pilihan : 0. CLR 1. AUTO 2. POINT 3. PASSWD 4. MESSAGE => mengatur pesan pada layar monitor 5. ZONES
CHANGE ZONE LABEL SELECT ZONE 01-89: ENTER UP TO 19 CHAR

6. SPL ZONES 7. SYSTEM 8. CHECK PRG 4. Masukan Password : 11111 tekan Enter STATUS CHANGE PRESS: 1. DISABL DISABLE/ENABLE DETECTOR=*,AA,E MODULE=#,AA,E BELL CKT=*#,A,E 2. SENS/COMP 3. CLR VER 4. CLR HIST 5. TIME => mengatur display jam dan tanggal 6. WALK TEST 5. Pilih nomor 2. READ STATUS ENTRY 1. READ POINT =*/#,AA,E

2. PRINT POINT =1,E 3. READ HISTORY = 2,E 4. PRINT HISTORY = 3,E A. Sistem Instalasi Fire Alarm ini terdiri dari
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. MCFA (Main Control Fire Alarm) LCD 80 (Liquid Crystal Display 80/ Anunnciator) FZM-1 (INTERFACE Module) FRM-1 (Relay Control Module) FMM 101 (Interface Monitor Module) FCM ROR/Heat Detektor (1350 F/570 C) Fixed temperature (1350 F/570 C) Indikator Lamp Alarm Bel Manual Push Button Gas Leak Detektor Flow Switch Selenoid Smoke FAN

B.

Fungsi Fire Alarm

Instalasi dan Peralatan Fire alarm berfungsi sebagai alat pendeteksi awal dari bahaya kebakaran, agar bahaya kebakaran yang terjadi dapat diatasi dengan segera sehingga biasa terhindar dari resiko yang lebih besar dan fatal C. 1. Merk Type Capaciti Sistem Kerja Peralatan Fire Alarm. MCFA (Main Control Fire Alarm) : : : Notifier AFP 200 99 Modul

2. FMM Merk Model No : Notifier : MMX 10

3. FZM (Inter Face Module) Merk Model No : Notifier : FZM-1 Interface Module

Yaitu perangkat yang berfungsi sebagai pengalamatan untuk zona detector dan di tampilkan pada display MCFA

4. FRM (Fire Relay Module) Merk Model : Notifier : FRM-1 Relay Control Module

Yaitu perangkat yang berfungsi menghidupkan alat-alat indicator alarm ketika mendapat perintah dari MCFA

You might also like