You are on page 1of 1

Berdasarkan teori yang ada mengenenai proses perkembangan remaja perempuan.

Bahwa setiap remaja perempuan akan mengalami tahap-tahapan perkembangan dari dalam tubuhnya baik dari segi fisik, pikiran serta perkembangan hormon. Khususnya pada hormon seks yang akan mengalami perkembangan. Hormon seks pada perempuan diantaranya estrogen dan progesteron. Ovarium pada wanita mengeluarkan seluruh kelompok secara kolektif dikenal sebagai estrogen (yang berarti "producing mad desire") yang merangsang perkembangan karakteristik seks perempuan sekunder seperti perkembangan payudara, pertumbuhan rambut kemaluan, dan distribusi lemak pada tubuh. Selain itu pada teori dijelaskan bahwa siklus menstruasi remaja perempuan rata-rata dimulai pada umur 12-13 tahun. Dilihat dari fenomena yang ada, bahwa ada persamaan dengan remaja perempuan yang menjadi subjek penelitian yang diteliti oleh penulis. Pada remaja perempuan dengan inisial TS. Dia mulai mengalami siklus mestruasi ketika dia berusia 11 tahun saat dia duduk dikelas 5 SD. Siklus yang dialami TS lebih cepat dari teori yang ada, karena ada beberapa remaja yang akan mengalami menstruasi lebih cepat dan ada juga yang mengalami siklus menstruasi lebih lama dibandingkan dengan yang telah ditentukan. Itu semua tergantung dari proses perkembangan hormon yang dimiliki oleh remaja perempuan. Saat TS pertama kali mengalami menstruasi, TS hanya biasa-biasa saja karena sebelumnya dia telah mendapat pengetahuan bahwa remaja perempuan kelak akan mengalami menstruasi. Tetapi ada juga remaja perempuan pada saat pertama kali mengalami menstruasi dia merasa kaget dan bingung harus berbuat apa. Pada awal masa menstruasi siklus yang mereka alami masih belum teratur, karena itu wajar terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan. Setiap remaja putri yang baru mengalami mentruasi pasti akan seperti itu, namun seiring berjalannya waktu siklus menstruasi akan berjalan dengan teratur. Cendrung anak yang mengalami menstruasi akan mengalami emosi yang tidak stabil.

You might also like