You are on page 1of 4

Edisi 021/Tahun I

Pacaran Islami…

Bagi remaja, bila istilah itu disebut-sebut bisa membuat jantung berdetak lebih kencang.
Siapa sih yang nggak semangat bila bercerita seputar aktivitas pacaran ini? Semua orang yang
normal pasti seneng. Apalagi yang digambarkan dalam cerita film dan novel, baik yang happy
ending maupun unhappy ending kisah-kasih itu. Tetap mengasyikan. Pokoknya aktivitas baku
syahwat yang memang bukan barang baru di kalangan remaja itu terus diekspos dan dibuat
seolah-olah legal.
Punya tampang sekeren personelnya "Westlife"? Dijamin bakal dikejar-kejar kaum Hawa.
Baik yang mengejar ingin dikencani maupun yang ingin nagih utang (hua..ha..ha..). Coba aja
bayangin, wanita mana sih yang nggak deg-degan kalo lihat tampangnya si Mark atawa Kian?
Wuih, histeris, Brur! Maklum cowok ABG yang tergabung dalam kelompok Westlife ini cool
banget. Jadi nggak heran kalo anak cewek merasa nyaman dapat gacoan model begitu.
Bicara soal rasa cinta memang diakui mampu membangkitkan semangat hidup. Suer,
nggak bohong! Termasuk anak masjid, yang katanya 'dicurigai' tak kenal cinta. Sama saja,
anak masjid juga manusia, yang memiliki rasa cinta dan kasih sayang. Pasti dong, mereka juga
butuh cinta dan dicintai. Soalnya, perasaan seperti itu wajar dan alami. Malah aneh bila ada
orang yang nggak kenal cinta, jangan-jangan bukan orang. Nah, biasanya bagi remaja yang
sedang kasmaran, mereka mewujudkan cinta dan kasih sayangnya lewat aktivitas pacaran.
Kayak gimana sih? Deuuh, pura-pura nggak tahu. Itu tuh, cowok dan cewek yang saling
tertarik, lalu mengikat janji dan akhirnya ada yang sampai hidup bersama layaknya suami-
isteri. Padahal dalam Islam ada aturan mainnya. Nggak sembarangan sesuka udelnya.
Tapi celakanya, pacaran telah begitu mendarah daging dalam kehidupan masyarakat
sekarang. Dan ternyata yang paling banyak mempraktekkan 'amalan' tersebut adalah remaja
macam kamu. Dari mulai yang backstreet, karena takut ketahuan sama ortu, sampai yang
berani tanpa tedeng aling-aling. Mulai cuma jalan berdua sambil pegangan tangan, sampai ada
yang berani ke level berikutnya dan berikutnya. Berbahaya bukan?
Omong-omong soal pacaran, ternyata sekarang ada gosip baru tentang pacaran Islami.
Ini kabar bener atau cuma upaya melegalkan aktivitas baku syhawat itu? Malah disinyalir,
katanya banyak pula yang melakukannya adalah anak masjid. Artinya mereka itu pengen
Islam, tapi pengen pacaran juga? Ah, ada-ada saja! Masak 'segila' itukah kasusnya? Kalo
ternyata benar, bagaimana dengan yang lain yang bukan 'anak masjid'? Weleh-weleh berat
juga ternyata, ya?

Nggak Ada Pacaran Islami!


Memang betul, kalo dikatakan bahwa ada anak masjid yang meneladani tingkah James
Van Der Beek dalam serial Dawson's Creek tapi bukan berarti kemudian dikatakan ada pacaran
islami. Itu nggak benar. Tetap saja, siapapun yang melakukan aktivitas maksiat, tetap saja
berdosa. Jangan karena yang melakukan adalah anak masjid lalu ada istilah pacaran Islami.
Nggak bisa, jangan-jangan nanti kalo anak masjid kebetulan lagi nongkrongin judi rolet,
disebut judi islami? Wah gawat bin bahaya, Non!
Tapi mungkin bukan itu yang dimaksud. Kita yakin kok, kalo yang namanya pacaran
secara 'radikal', pasti anak masjid nggak bakal melakukannya. Malu. Bisa jadi itu alasannya.
Tapi masalahnya adalah bagaimana ketika mereka mengekspresikan rasa cintanya, karena
beliau-beliau juga manusia seperti kita. Barangkali sebagian anak masjid menganggap boleh-
boleh saja bila aktivitas pacaran itu tidak sebrutal pada umumnya. Boleh jadi itu dugaan dan
anggapan. Disinilah perlunya pemahaman Islam yang benar dan tinggi. Jangan sampai
aktivitas maksiat berubah menjadi halal hanya gara-gara pake embel-embel Islam. Nggak bisa
dan memang nggak benar.
Tentu lucu bin menggelikan dong, bila suatu saat nanti teman-teman remaja yang
berstatus anak masjid atau aktivis dakwah terkena 'virus' cinta kemudian mengekspresikan
cintanya lewat pacaran. Tapi inget, aktivitas itu nggak bisa disebut pacaran islami, karena
memang nggak ada istilah itu. Jangan salah sangka, mentang-mentang pacarannya pake
jilbab, baju koko dan berjenggot, lalu mojoknya di masjid, kita sebut aktivitas pacaran Islami.
Wah salah besar, itu. Dan yang jelas dosa besar!
Suer, kita juga nggak pernah dengar istilah daging babi islami, hanya gara-gara
disembelihnya dengan menyebut nama Allah, misalkan. Ya nggak? Begitulah, tak ada istilah
pacaran islami, seperti halnya tak ada istilah daging babi islami. Catet itu, Brur!
Lalu bagaimana dengan sepak terjang teman-teman remaja yang terlanjur menganggap
aktivitas baku sayhwatnya sebagai pacaran islami? Tentu saja itu dosa. Sekali lagi dosa! Iya
dong, soalnya siapapun yang melakukan kemaksiatan jelas dosa sebagai ganjarannya. Apalagi
anak masjid. Malu-maluin aja.
Jadi memang pacaran islami itu nggak ada. Tapi kenapa istilah itu bisa muncul? Boleh
jadi karena teman-teman remaja yang punya semangat keislaman tapi miskin tsaqofah
Islamnya. Modalnya cuma semangat doang. Karuan saja itu sangat berbahaya. Bukan apa-apa,
mencintai Islam nggak cukup modal semangat yang menyala. Ilmunya juga kudu dipelajari.
Kalo nggak kenal, tentu saja kita nggak bakal sayang sama Islam. Makanya harus mengenal
Islam lebih jauh. Supaya bisa 'menyayanginya'. Bahkan akan membelanya jika ada orang yang
berusaha memadamkan cahaya Islam. Remaja yang mencintai Islam tentu saja nggak bakal
menodai Islam dengan aktivitas maksiatnya, seperti pacaran, misalkan. Itu nggak baik dan
memang nggak bener. Kalo kamu dilanda cinta, kan nggak mesti diwujudkan dalam bentuk
pacaran, iya, nggak?

Bagaimana Mengendalikan Cinta?


Siapa bilang cinta tak bisa dikendalikan? Bisa, Brur! Malah kalo tahu aturan mainnya
enjoy saja, tuh. Barangkali yang merasa sulit mengendalikan cinta karena memang terlalu
memanjakan hawa nafsunya. Bener kan? Aduh, bila yang terjadi demikian, berarti memang
rada-rada sulit untuk bisa mengendalikan. Ibarat kamu lagi sakit, tapi tak berusaha untuk
menyembuhkannya. Pantangan malah diterjang, ya, gawat. Gimana mau sembuh?
Memang betul, bila hati tengah dilanda cinta, serasa dunia milik sendiri dan cuma ingin
membaginya kepada seseorang yang selalu ada di hati. Kemana saja dan di mana saja selalu
ingat si dia (tapi hati-hati, jangan sampai lihat 'saudara-saudaranya' di kebun binatang jadi
ingat si dia juga). Malah tak jarang yang akhirnya harus menderita karena cinta pula. Ibnu
Qayyim Al Jauziyyah dalam kitabnya yang berjudul "Raudhah Al Muhibbin wa Nuzhah Al
Musytaqin" alias "Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu" mengutip sebuah
kisah tentang 'kuatnya' cinta yang mampu membuat pelakunya tetap mencintai meski
kekasihnya sudah di alam kubur. Heboh juga, ya? Atau kisah kasih Romeo and Juliet karya
William Shakespeare yang evergreen alias selalu fresh. Sampai-sampai ada parodinya, Rojali
dan Juleha, film Indonesia yang dibuat tahun 70-an dan dibintangi Benyamin S., Nanu
"Warkop", dan Ida Royani. Bukan hanya itu, Chris Klein, Leelee Sobieski, dan Josh Hartnett ikut
menghangatkan film remaja paling anyar, Here on Earth pun bikin remaja dibuai dengan
percintaan. Itulah fakta bahwa cinta memang bikin hidup lebih hidup (sori, nggak bermaksud
nyontek pameo Losta Masta!)
Dan perlu diketahui 'virus' cinta bisa menimpa siapa saja, termasuk anak masjid atawa
aktivis dakwah di sekolah/kampus. Iya, dong, soalnya mereka juga manusia. Bisa sedih, bisa
gembira. Sangat mungkin untuk sakit hati, dan sekaligus bisa berbunga-bunga. Namun tentu
saja kadar kesedihan dan kegembiraannya berbeda-beda satu sama lain. Nah, berkaitan
dengan urusan cinta ini, anak masjid bukan berarti 'ma'sum' dari melakukan aktivitas itu. Bisa
saja mereka berbuat begitu. Tapi tentu saja, akan sangat hebat bila ketaatan kepada Islam
mampu menenggelamkan hawa nafsunya dari berbuat maksiat.
Disinilah perlunya ilmu untuk mengendalikan cinta supaya nggak liar tak karuan. Kalo
liar bisa gawat. Apalagi menimpa anak masjid atawa aktivis dakwah di sekolah. Malu dong,
kalo sampe aktivis dakwah pacaran. Bukan hanya memalukan, tapi juga dosa.
Setiap orang boleh mencintai dan dicintai. Itu haknya, termasuk remaja seusia kamu.
Tapi bukan berarti kemudian menghalalkan segala cara, seperti melakukan pacaran. Brur,
aktivitas itu sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Kamu kan seorang muslim, masak mau
melakukan tradisi yang bukan berasal dari Islam. Suer, budaya pacaran itu tak dikenal dalam
kamus ajaran Islam. Nggak ada itu. Catet, ya!
Yakin deh, cinta itu bisa dikendalikan. Yang nggak bisa itu adalah dimatikan. Ini memang
urusan hati. Jadi sejauh mana hati kita bisa menahan hawa nafsu yang bergejolak dalam
gairah jiwa muda kita. Kamu tetap harus tahu aturan main dalam Islam. Wajib kamu ketahui,
bahwa Islam tak pernah mengekang umatnya. Kalaupun ada aturan yang menurut kamu
mengekang aktivitas kamu. Kamu jangan salah paham. Itu adalah upaya Islam untuk
menyelamatkan umatnya. Ya, itulah 'risiko' kamu milih Islam, yang tentu saja itu adalah pilihan
terbaik buat kamu.
Lalu bagaimana langkah riil dalam mengendalikan cinta? Begini sobat, hal yang paling
mendasar sebagai seorang muslim kamu kudu beriman kepada Allah SWT. Dan keimanan
kepada Allah itu bukan cuma mengimani keberadaan-Nya saja, yakni hubungan penciptaan
(shilatul kholqi), tapi sekaligus harus ada hubungan ketaatan terhadap perintah-perintah Allah
(shilatul awaamir). Nah, dengan kata lain, wajib taat terhadap apa yang telah ditetapkan oleh
Allah dan Rasul-Nya. Firman Allah SWT:
‫ضلّ ضَلَالًا مُبِينًا‬
َ ْ‫ص اللّهَ وَرَسُولَ ُه فَقَد‬
ِ ‫َومَا كَا َن لِمُ ْؤمِنٍ َولَا مُ ْؤمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللّهُ وَرَسُولُ ُه أَ ْمرًا أَ ْن يَكُو َن لَهُ ُم الْخَِيرَةُ مِ ْن أَمْ ِرهِمْ َومَ ْن يَ ْع‬
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan
(yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (Al Ahzab: 36).

Ketaatan kamu itu akan menciptakan dinding yang tebal agar kamu tak tergoda untuk
melihat atau melakukan aktivitas yang tak diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Terus kamu
juga kudu memahami bahwa perasaan cinta itu muncul jika ada rangsangan dari luar. Maka
langkah bijak dan logis adalah menutup seluruh peluang yang bisa membuat kamu tergoda
untuk melakukannya. Hindari aktivitas yang menjurus kepada pikiran-pikiran kamu tentang
cinta yang liar sehingga kamu merasa gatal bila tak menempuh jalur pacaran untuk
mengekspresikan cinta kamu. Sebaliknya kamu harus menyibukkan diri dalam aktivitas yang
tidak bersentuhan dengan perasaan-perasaan cinta terhadap lawan jenis kamu. Olah raga atau
full ngurus pengajian, insya Allah cara itu bisa mengusir keinginan kamu untuk melakukan
pacaran.

Pilih mana; Nikah atau Zina?


Idih, ngeri bin serem! Pilih nikah dong! Aman dan dapat pahala. Iya, nggak? Tapi
sebentar, kita kan masih sekolah, masak mau nekat nikah, sih? Ya, itu persoalannya.
Jadi begini sobat, tadi kita sudah sepakat bahwa tak ada istilah pacaran islami. Betul,
kan? Terus kamu juga sudah tahu bagaimana mengendalikan cinta. Masalahnya sekarang tak
ada jalan lain bila kamu tetap ngotot ingin menyalurkan 'aspirasi' kamu kepada lawan jenis
kecuali nikah. Nikah adalah sarana legal dan aman secara syar'i untuk menumpahkan kasih
sayang kita seutuhnya kepada lawan jenis kita. Firman Allah SWT.:
َ‫َومِنْ ءَايَاتِ ِه أَنْ خَ َل َق لَكُمْ ِم ْن َأنْ ُفسِكُ ْم أَزْوَاجًا لَِتسْ ُكنُوا ِإلَيْهَا وَجَ َعلَ بَيْنَكُمْ مَ َودّةً وَرَ ْحمَ ًة إِ ّن فِي َذِلكَ لَآيَاتٍ لِ َقوْ ٍم يََتفَكّرُون‬
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Ar Ruum: 21)

Bahkan Al Quran juga menyisipkan larangan untuk berbuat zina. Allah SWT berfirman:

‫َولَا تَ ْق َربُوا ال ّزنَا ِإنّهُ كَا َن فَا ِحشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا‬


"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk." (Al Isra: 32).

Inilah Al Quran pedoman yang paripurna yang bakal menyelamatkan kita.


Nah, itu memang tuntunan Al Quran. Tapi lain lagi dengan tuntunan para selebriti yang
telah menancapkan pengaruhnya lewat perilaku hidupnya. Selebriti mana sih yang bersih dari
perbuatan ini? Masih ragu-ragu menunjuk selebriti mana yang alim. Bukan apa-apa, ketika ia
memilih karir dan 'pekerjaan' sebagai artis, sejak saat itulah ia mulai melangkah meninggalkan
ajaran Islam yang suci. Terus terang, sudah menjadi rahasia umum kan bila mayoritas
kehidupan kaum selebritis akrab dengan kemaksiatan.
Celakanya, remaja sekarang justeru mencontek abis gaya hidup artis pujaannya.
Termasuk sebagian anak masjid, lho. Disinilah perlunya pemahaman Islam.
Kembali ke urusan cinta. Memang bila kamu tetap ngotot ingin berkasih-sayang dengan
putri pujaan kamu. Atau untuk yang putri dengan 'Arjuna' pilihannya. Ya, sudah, nikah saja.
Habis perkara. Iya, nggak? Kalo ternyata masih mikir-mikir karena masih sekolah. Mendingan
keinginan itu 'dikubur' dulu untuk sementara. Kamu fokuskan dulu belajar. Tapi ingat, jangan
coba-coba nekat untuk 'mendekati' kekasihmu dengan cara pacaran.
Soalnya Non, pacaran itu adalah pintu gerbang menuju perzinaan. Makanya, kita wanti-
wanti banget jangan sampai kamu ngotot melakukan aktivitas baku syahwat yang dilarang
oleh Allah dan Rasul-Nya.
Jadi sekali lagi, pacaran islami itu nggak ada dalam kamus ajaran Islam. Kalaupun boleh
mengatakan, ada sih 'pacaran islami', yakni nikah dulu!
Begitu, Non!n

You might also like