You are on page 1of 7

BAB I PENDAHULUAN

LatarBelakang

Pangan berperan penting sebagai penyedia lapangan usaha sebagian besar masyarakat, pendapatan nasional, stabilitas ekonomi, sosial dan keamanan masyarakat. Salah satu komoditi pangan yang penting dan menyangkut kepentingan nasional adalah padi/beras. Dimana beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar (95%) penduduk Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah diantaranya melalui peningkatan ketahanan pangan sebagai salah satu program revitalisasi pertanian Upaya peningkatan ketahanan pangan menemui beberapa kendala sementara permintaan beras nasional diperkirakan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010, 2015, 2020 dan 2025, kebutuhan beras nasional diperkirakan masing-masing sebesar 55,8 juta ton; 58,9 juta ton; 62,3 juta ton dan 65,8 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) (Badan Litbang Deptan, 2005). Peningkatan produktivitas padi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Upaya tersebut salah satunya dengan penggunaan benih varietas unggul. Benih yang terkontrol mutunya akan dapat meningkatkan produksi dan mengurangi risiko kegagalan budi daya tanaman. Benih tersebut harus melalui proses sertifikasi untuk menjaga kemurnian dan mutu benih. Secara nasional penggunaan benih bersertifikat untuk padi relatif masih kecil. Di Indonesia, kebutuhan benih padi dipenuhi oleh dua industri benih padi terbesar, yakni PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani. Menurut catatan Ditjentan Pangan (1999), belum seluruh kebutuhan benih padi terpenuhi, baru berkisar 3040% saja benih bersertifikat yang tersedia. Oleh karenanya, peluang berusaha di sektor penangkaran atau industri benih padi di Indonesia masih cukup terbuka. Terbukanya peluang bisnis benih padi, menuntut petani untuk dapat memahami cara memproduksi benih padi yang baik dan benar. Pada dasarnya teknik

budidaya tanaman padi untuk benih dengan untuk konsumsi hampir sama. Salah satu yang membedakannya adalah benih yang dipakai untuk memproduksi benih, riwayat lahan yang harus diketahui terlebih dahulu, perlunya isolasi, dan sedikit perbedaan dalam proses pemanenan dan penanganan pasca panen. Meski hanya sedikit perbedaan proses pemanenan tanaman padi untuk benih dan konsumsi, tetapi pemanenan yang baik akan menghasilkan benih dengan kualitas yang baik. Penanganan pasca panen juga sangat berperan penting, karena penanganan yang baik akan menjaga kualitas benih hingga sampai waktu akan ditanam.

Rumusan Masalah Bagaimana cara panen tanaman padi untuk produksi benih Bagaimana penanganan pasca panen padi untuk produksi benih

Tujuan Memahami cara memanen tanaman padi untuk produksi benih Memahami penanganan pasca panen padi untuk produksi benih

BAB II PEMBAHASAN

Untuk dapat mengelola produksi benih padi bersertifikat terdapat beberapa proses yang harus dilakukan dengan seksama dan teliti. Pembudidayaan tanaman padi untuk produksi benih meskipun hampir sama dengan produksi untuk konsumsi, memiliki beberapa perbedaan yang harus diperhatikan. Seperti misalnya riwayat lahan yang akan ditanami padi untuk produksi benih, waktu panen, dan penanganan pasca panen. Panen Pemanenan untuk penangkar benih yang bukan industri besar yang sudah memiliki wewenang untuk pengujian biasanya dilakukan setelah lulus pemeriksaan lapangan oleh petugas atau pengawas benih (BPSB). Hal ini untuk memastikan bahwa benih yang akan kita produksi tidak tercampur dengan varietas lain, tidak terserang hama, dan memiliki kualitas tinggi untuk dijadikan sebagai benih. Pemanenan tanaman padi untuk produksi benih dilakukan pada saat bulir padi telah matang fisiologis. Tanaman padi yang masak fisiologis ditandai dengan 9095% gabah telah bernas dan berwarna kuning dan batang padi yang mengering. Pemanenan pada saat matang fisiologis bertujuan untuk menjaga kualitas benih, karena pada saat matang fisiologis embrio telah terbentuk sempurna. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan alat tradisional berupa ani-ani, arit, atau sabit. Cara memanennya yaitu dengan memotong bagian batangnya. Pemanenan dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan mekanik yang akan mengurangi kualitas benih. Selain dengan menggunakan alat tradisional, pemanenan dapat dilakukan dengan mesin pemanen padi (combine harvester). Pada pemanenan dengan mesin, kadar air biji padi sebaiknya sekitar 15-20%. Apabila kadar air lebih tinggi dari 20%, benih akar mengalami kerusakan mekanik (benih mamar) yang cukup besar. Demikian pula jika kadar air kurang dari 15%, risiko kerusakan mekanis (sekam terkelupas) lebih besar. Malai yang masih hijau tidak dipanen karena akan meningkatkan nilai butir hijau.

Pada saat pemanenan tanaman yang berada dipinggir yaitu dua baris dipanen terpisah dan tidak digunakan menjadi calon benih. Hal ini dikarenakan tanaman yang berada dipinggir memiliki kecendrungan mendapat pengaruh dari luar paling besar. Seperti serangan hama, penyakit dan lainnya.

Pasca panen Padi yang telah dipanen masih ada beberapa tahap perlakukan agar siap digunakan sebagai benih. Perlakuan tersebut antara lain perontokan,

pengeringan,pembersihan, pengolahan, serta penyimpanan. a. Perontokan Perontokan malai padi biasanya dilakukan langsung di sawah. Malaipadi dipukulpukulkan pada papan perontokan yang terbuat dari kayu. Selain itu, dapat pula malai dipukul pukul dengan penggebuk terbuat dari kayu sambil dibalik-balik sehingga perontokan dapat sempurna. Perontokan secara tradisional biasanya dilakukan dengan menginjak-injak malai padi sehingga bulir padi rontok. Perontokan dengan menggunakan alat perontok (thresher) sangat dianjurkan karena akan mempercepat penanganan dan pengolahan hasil. Penggunaan mesin perontok juga bermanfaat dalam menekan jumlah kehilangan benih (post harvest losses). b. Pengeringan dan pengolahan benih Penjemuran calon benih padi unggul sebaiknya tidak dilakukan dilantai jemur, tapi harus diberi alas terpal atau anyaman bambu. Penjemuran sebaiknya dilakukan saat pagi hari sekitar jam 07.00 sampai jam 10.00 dan sore hari sekitar jam 14.30 sampai jam 17.00. Keringkan sampai kadar air sekitar 14-12 %. Dalam kondisi cerah, pengeringan secara alami mampu menurunkan kadar air dari 23% menjadi 11% dalam waktu 2 hari. Sebelum digunakan untuk benih sebaiknya benih padi unggul dilakukan stagnasi dulu (disimpan dalam karung) sekitar 1-2 minggu. Setelah proses stagnasi bibit padi unggul siap digunakan. Pengeringan padi dilakukan sesegera mungkin setelah benih dirontokkan. Apabila kondisi tidak memungkinkan maka calon benih ini harus dihamparkan dan

diangin-anginkan untuk mencegah kenaikan suhu dan perkecambahan benih di dalam karung. c. pembersihan Benih yang telah kering (kadar air 11-12% dibersihkan dari kotoran campuran varietas lain, dan biji-biji gulma. Pembersihan dapat dilakukan dengan nyiru atau mesin pembersih, seperti air screen cleaner. Pada proses pembersihan, benih dapat saja dipilah untuk peningkatan mutu fisik dan fisiologis berdasarkan panjang dan atau berdasarkan ketebalan sehingga diperoleh benih yang bermutu tinggi dan seragam. d. pengolahan Proses pengolahan benih merupakan proses yang cukup kritis. Jika saat di lahan, orientasi produksi maksimal merupakan tujuan utama, maka pada proses pengolahan benih, orientasi mutu maksimal merupakan prioritasnya. Jika produksi di lapang harus lulus standar lapang maka proses pengolahan benih pun harus lulus standar laboratorium e. penyimpanan benih yang telah kering dan bersih dikemas dalam karung atau kemasan siap salur dan kemudian disimpan di dalam ruang penyimpanan. Ruang penyimpanan benih diusahakan mempunyai ventilasi yang baik agar kualitas benih dapat terjaga. Benih dalam karung dapat ditumpuk dan antara tumpukan karung diberi jarak untuk memudahkan pemeriksaan atau pengontrolan dalam pengendalian mutu benih oleh penangkar. Bagian bawah tumpukan karung diberi alas berupa potongan kayu (balok) sehingga karung tidak berhubungan langsung dengan lantai.

BAB III PENUTUP

Teknik pemanenan padi dan penanganan pasca panen seperti perontokan, pengeringan dan pembersihan harus dilakukan dengan benar agar dapat menjaga kualitas benih padi yang akan diproduksi. Penanganan yang benar akan menghasilkan benih padi yang berkualitas tinggi, yaitu yang berdaya kecambah tinggi, kemurnian tinggi dan bervigor tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Nurwardani, Paristiyanti. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi Benih Jilid 2 untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. DEPDIKNAS.2008. Jakarta

You might also like