You are on page 1of 2

Cara Pembuatan Serbuk 1.

Serbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi sedikit dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit lalu diayak, biasanya dengan ayakan nomor 60 dan dicampur lagi. 2. Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori. Caranya pilihlah mortir yang halus, masukkan dulu kira-kira sama bahan tambahan, digerus sendirian, baru dimasukkan dan digerus bersama obat yang berkhasiat keras. Setelah itu masukkan bagian serbuk yang lain sedikit demi sedikit sambil diaduk dan digerus. Untuk mencampur terdebut sebaiknya digunakan bagian serbuk lain yang mempunyai warna berlainan dengan warna obat berkhasiat keras tersebut. Bila semua serbuk berwarna putih, berilah zat warna, biasanya carmin. 3. Bila bagian-bagian serbuk mempunyai berat jenis berlainan, masukkan dulu serbuk yang berat jenisnya besar baru kemudian masukkan bagian serbuk yang berat jenisnya lebih rendah dan diaduk. Sebagai contoh: R/ Magnesii Oxidii 5 Bismuth subcarbonas 5 Sacch.lactis 5 m.f. pulv dtd No.X S.t.d.d. cp. Masukkan Bismuth Subcarbonas dulu dalam mortir, gerus sambil diaduk, ditambah Magnesii Oxydum sedikit demi sedikit setelah itu dimasukkan Saccharum lactis. 4. Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini menghindari agar jangan sampai ada bagian serbuk yang belum halus. 5. Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu untuk menggerus halus serbuk kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Hal ini khusus untuk menggerus Kalii Bromidum, Natrii Chloridum, dsb. 6. Memanaskan mortir dilakukan dengan cara mengisi mortir dengan air panas, didiamkan beberapa menit sampai dinding luar mortir terasa panas. Setelah itu air panas dituang keluar dari mortir lalu mortir dikeringkan dengan serbet bersih. Mortir siap digunakan. Jangan menggunakan mortir panas untuk bahan-bahan yang mudah menguap atau rusak pada pemanasan, seperti Ammonii Carbonas, Salol, Natrii Bicarbonas, Ammonii Chloridum, dan peroksida. 7. Cara mencampur camphora dalam serbuk dilakukan sebagai berikut : larutkan camphora dengan spiritus fortior sampai cukup larut, setelah itu diaduk dengan bahan lain, misalnya Saccharum Lactis sampai spiritus fortiornya menguap. Pada waktu mengaduk jangan ditekan untuk menghindari camphora menggumpal kembali. Cara demikian dapat dilakukan pada pembuatan serbuk naphtolum. Contoh resep : R/ Camphora 2 Naphtolum 1 Talcum ad 100 m.f. pulv. Adsp. S.u.e. 8. Cara mencampur Stibii Pentasulfidum dilakukan sebagai berikut : dimasukkan serbuk lain dalam mortir, misalkan Saccharum lactis sebagian lalu masukkan serbuk Stibii Pentasulfidum dan tambahkan Sacch.lactis sisanya atau serbuk lain, baru diaduk dan digerus tanpa ditekan. Dikerjakan demikian untuk menghindari serbuk Stibii Pentasulfidum melekat dan memberi warna merah pada dinding mortir. 9. Serbuk dengan ekstrak kental Dalam mortir panas ekstrak kental diencerkan dengan cairan penyari, misalnya Spiritus dilutus atau spiritus lainnya secukupnya dan diserbukkan dengan zat tambahan, misal Saccharum lactis atau amylum orizae. Cairan yang digunakan untuk mengencerkan ekstrak kental : Etanol encer (70%) untuk Extract Belladonnae, Extract Hyoscyami, Extrac Valerianae. Etanol 90% untuk Extrac Cannabis Indicae. 10. Serbuk dengan tinctura atau extractum liquidum Tinctura dan extractum liquidum diuapkan pelarutnya di atas penangas air hingga hampir kering lalu diserbukkan dengan bahan tambahan yang cocok, biasanya Saccharum lactis, bila untuk obat dalam. Supaya serbuk yang dipakai pengeringan tidak menjadi keras, massa selalu dilepas dengan spatel atau sudip dari dinding mortir. Bila kandungan zat berkhasiat tidak mudah menguap atau rusak dan jumlahnya kecil, maka digunakan mortir panas dan dikeringkan dengan penambahan Saccharum lactis. Tinctura yang sering dibuat adalah Ratanhae Tinctura, Opii Tinctura, Gentianae Tinctura, dan Strophanti Tinctura. Bila zat berkhasiat pada pemanasan mudah menguap atau rusak oleh pemanasan dapat dilakukan sebagai berikut : a. Isi tingtur diketahui secara kualitatif dan kuantitatif. Di sini diambil isi zat berkhasiatnya saja, misalkan pada Opii Benzoica Tinctura, Camphorae Solutio Spirituosa dan Iodii Tinctura. b. Tingtur tidak dapat diganti dengan isi zat berkhasiatnya. Disini tingtur diuapkan dengan pemanasan serendah mungkin. Dapat dilakukan sebagai berikut, dalam cawan yang berisi Saccharum Lactis dipanasi di atas tangas air dan teteskan tingtur sambil diaduk, tetes demi tetes, penambahan tetes setelah tetes sebelumnya menjadi kering. Cara ini dilakukan pada Opii Aromatica Tinctura, Valerianae Tinctura. 11. Gula berminyak = Elaeosacchara adalah campuran 2 gram Saccharum Lactis dengan 1 tetes minyak eteris, yang sering digunakan adalah Oleum Anisi, Oleum Foeniculli, dan Oleum Menthae Piperitae. Gula berminyak tidak boleh disimpan sebagai persediaan dan dikemas dalam kertas perkamen, jangan dengan kertas parafin sebab minyak eterisnya akan diserap. 12. Campuran serbuk yang menjadi basah atau mencair Arti basah disini ialah menyerap air atau keluar air kristalnya, menyerap air disini disebabkan karena campuran serbuk itu lebih higroskopis daripada masing-masing serbuk/kristal. Campuran tersebut dapat pula menyebabkan turunnya titik lebur campuran serbuk dibanding titik lebur masing-masing serbuk. Untuk mengatasinya maka masing-masing zat dicampur dengan serbuk netral lain terlebih dahulu kemudian dicampur. Sebagai serbuk netral digunakan SL, Liquiritae radix, Bolus Alba, dan amylum.

R/ Menthol 2,5 Camphora 1,0 Talc ad 100 m.f. pulv.adspers. Cara pengerjaan : Campur menthol dan camphora, gerus, setelah mencair tambahkan Talc sedikit demi sedikit sehingga diperoleh serbuk kering dan tambahkan sisa Talc ad homogen. 13. Dalam resep serbuk obat ditambah dengan tablet Bila tersedia zat aktif yang ada dalam tablet, sebaiknya diganti dengan zat aktifnya yang sesuai, bila tidak, tablet digerus terlebih dahulu lalu diayak, baru dicampur dengan serbuk lainnya. Bila jumlah tablet adalah pecahan, maka dibuat pengenceran terlebih dahulu. Misalkan tablet CTM beratnya 200 mg, diperlukan 1/6 tablet. Ambil 1 tablet, gerus, tambahkan SL ad berat campuran 600 mg. Untuk mengambil 1/6 tablet, ditimbang campuran tersebut 100 mg. Diingat bahwa tablet CTM 4mg, maksudnya kadar CTM dalam obat tersebut adalah 4 mg. Berat tabletnya lebih dari 4mg, sisanya adalah bahan tambahan seperti pengisi, pengikat, dan pelicin.

SERBUK TABUR (PULVERES ADSPERSORII) Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Talc, kaolin, dan bahan mineral lainnya yang digunakan untuk serbu tabur harus bebas dari bakteri Clostridium tetani, Clostridium welchii, dan Bacillus antrchis. Cara sterilisasinya adalah dengan cara pemanasan kering pada suhu 150 C selama 1 jam. Serbuk tabur tidak boleh digunakan pada luka terbuka. Cara membuat serbuk tabur yang mengandung : a. Adeps lanae, vaselinum ialah dengan melarutkan zat tersebut dalam eter atau aseton, lalu ditambahkan sebagian talc, diaduk sampai eter atau aseton menguap, lalu tambahkan zat lainnya. b. Paraffin liquidum dan Oleum Riccini dicampur dulu dengan sama banyak, lalu ditambahkan talc sedikit demi sedikit sambil diaduk. c. Ichtyol diencerkan dulu dengan eter lalu dikeringkan dengan talc, lalu tambahkan zat lainnya. d. Minyak-minyak eteris dan formaldehid solutio dicampurkan terakhir dengan cara memasukkan zat tersebut dalam mortir lalu ditambahkan campuran serbuk yang telah diayak sedikit demi sedikit. Aturan pembuatan serbuk tabur : a. Serbuk tabur tanpa mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no.100 b. Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no.44 c. Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi sampai seluruhnya terayak. d. Untuk serbuk gigi kadang-kadang digunakan Carmin, agar zat warna itu merata maka sambil digerus ditetesi eter. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SERBUK Keuntungan obat dibuat dalam bentuk serbuk : 1. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan pasien 2. Lebih stabil secara fisik daripada sediaan cair 3. Obat lebih cepat diserap dibandingkan sediaan padat lainnya 4. Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet 5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat kapsul atau tablet dapat dibuat dalam bentuk serbuk. 6. Obat yang tidak stabil bila dibuat dalam sediaan cair, dapat dibuat dalam bentuk serbuk. Kerugian obat dibuat dalam bentuk serbuk : 1. Rasa tidak enak obat, seperti pahit, sepat, lengket di lidah tidak tertutupi 2. Pada penyimpanan menjadi lembab Jenis-jenis serbuk : 1. Pulvis adspersorius : serbuk ringan, bebas dari butiran kasar, dimaksudkan untuk obat luar. Umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit. 2. Pulvis Denitrificus : serbuk gigi biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan terlebih dahulu dalam kloroform/etanol 90% 3. Pulvis Sternutatorius : serbuk bensin yang penggunaannya dihisap melalui dinding sehingga serbuk tersebut harus halus sekali. 4. Pulvis Effervescent : serbuk biasa yang harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu sebelum ditelan. CARA PENIMBANGAN a. Zat yang banyaknya kurang dari 1g ditimbang pada timbangan miligram. b. Suatu zat yang banyaknya kurang dari 30 mg tidak boleh ditimbang, harus diencerkan terlebih dahulu dengan zat yang berkhasiat netral dan inert, misalnya Saccharum Lactis, Saccharum album, amylum, talc,dsb. c. Penimbangan zat padat dan lemak dilakukan pada kertas perkamen yang diletakkan pada piring timbangan yang sudah ditara terlebih dahulu. d. Pengambilan zat padat dari wadah persediaan dilakukan dengan sendok, sedangkan pengambilan lemak dilakukan dengan sendok porselen. e. Sendok dan sendok porselen setelah dipakai harus segera dibersihkan dengan serbet untuk sendok, sedangkan sendok porselen dengan kertas. f. Zat cair ditimbang dalam botol atau gelas beker yang telah ditara. g. Mengukur obat cair yang hanya beberapa ml digunakan gelas ukur yang sudah dikalibrasi.

You might also like