You are on page 1of 14

LAPORAN PRATIKUM FISIOLOGI EKG BLOK KARDIOVASKULER

Nama : Henryanto Irawan Nim Grup : 41110041 :1

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA 2012

BAB I

A.PENDAHULUAN
Jantung adalah organ penting dalam tubuh manusia. Jantung berfungsi memompa darah keseluruh bagian tubuh. Untuk melakukan fungsinya tersebut otot jantung mengalami kontraksi dan relaksasi. otot jantung dapat bekerja secara otomatis tanpa adanya stimulasi dari saraf otonom. Pengaturan kerja tersebut diperankan oleh sel sel jantung yang bersifat otoritmitas(oto artinya sendiri).Adanya sel sel pemacu tersebut membuat terjadinya cetusan potensi aksi yang menyebabkan terjadinya kontraksi dan relaksasi pada atrium dan ventrikel.Respon jantung terhadap aktivitas fisik akan saling berbeda.Dilain sisi apabila seseorang tersebut sedang beristirahat maka kerja jantung akan lebih lambat sedangkan apabila seseorang melakukan aktivitas berat seperti berlari maka kerja jantung akan meningkat hal ini karena jantung harus berusaha memompa darah keseluruh tubuh agar pasokan O2 di jaringan menjadi adekuat. Otot jantung mampu menghasilkan impuls secara otomatis dan ritmis serta menjalarkan impuls tersebut keseluruh otot jantung. Aktivitas listrik pada jantung menimbulkan arus listrik yang sangat lemah dan menjalar keseluruh tubuh. Sehingga dengan menggunakan elektrokardiograf dapat diketahui secara tidak langsung berbagai peristiwa yang terjadi di jantung, dengan demikian dapat diperkirakan secara tidak langsung gangguan frekuensi, irama denyut jantung, gangguan perjalaran impuls, hipertrofi oto jantung, iskemia otot jantung, infark otot jantung dan sebagainya.

B.TUJUAN
1. Mahasiswa mengerti dan memahami aktivitas listrik di jantung 2. Mahasiswa memahami respon fisiologi jantung terhadap aktivitas fisik

BAB II DASAR TEORI

Elektrokardiograph bekerja dengan prinsip mengukur perbedaan potensial listrik. Seperti yang sudah disebutkan di atas, tubuh manusia menghasilkan listrik walaupun dengan jumlah yang sangat kecil. Apabila ada listrik, maka pasti ada perbedaan potensial atau tegangan listrik. Tegangan listrik ini dapat menggamabarkan atau mengilustrasikan keadaan denyut jantung manusia. Elektrokardiogram (EKG) merupakan suatu grafik yang dihasilkan oleh suatu elektrokardiograf. Alat ini merekam aktivitas listrik jantung pada waktu tertentu (saat pemeriksaan). Secara harafiah didefinisikan : elektro = berkaitan dengan elektronika, dan kardio = berasal dari bahasa Yunani yang artinya jantung, kemudian gram, berarti tulis / menulis. Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting. Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung, namun dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunya kontraktilitas jantung (Dharma, 2010). Konsep dasar Elektrokardiografi (EKG) adalah : a. Potensial Aksi Pada saat sel mendapat stimulus potensial listrik pada membran sel otot berubah dibandingkan dengan potensial diluar sel. Perubahan potensial yang terjadi sebagai fungsi dari waktu disebut potensial aksi. Kurva potensial aksi aksi menunjukan 4 fase : a. Fase 0 : awal potensial aksi yang berupa garis vertical ke atas yang merupakan lonjakan potensial hingga mencapai +20 mV. Disebabkan oleh masuknya ion Na+ dari luar ke dalam sel. b. Fase 1 : masa repolarisasi awal yang pendek, dimana potensial kembali dari +20 mendekati 0 mV. c. Fase 2 : Fase datar dimana potensial berkisar pada 0 mV. Dalam fase ini terjadi gerak masuk dari ion Ca2+ untuk mengimbangi gerak keluar ion K+ .

Fase 3 : masa repolarisasi cepat dimana potensial kembali secara tajam pada tingkat awal yaitu fase 4 ( Sunoto Pratanu,2009, hal 1523). Mekanisme potensi aksi di sel jantung dipengaruhi juga oleh efek saraf simpatis dan parasimpatis. Efek dari saraf simpatis adalah menstimulasi nodus SA dengan meningkatkan pemasukan Ca
2+

kedalam intrasel sehingga memacu sel otot jantung kontraksi akibatnya

terjadi peningkatan kecepatan jantung yang akan meningkatkan curah jantung dan pada akhirnya menaikkan tekanan darah. Sedangkan efek saraf parasimpatis adalah menurunkan permeabilitas ion K+ sehingga memacu sel otot jantung berrelaksasi akibatnya terjadi penurunan kecepatan jantung yang akan menurunkan curah jantung dan pada akhirnya menurunkan tekanan darah.(Sherwoods,2010. Page 325 ).

B.Sistem konduksi jantung Sistem konduksi jantung diperankan oleh Nodus sinoatrial (nodus SA),yang berperan sebagai peacemaker Nodus atrioventrikularis (nodus AV) Berkas Hiss (berkas atrioventrikular) Serat purkinje ( sherwood,2012,334 ) Kriteria sinus normal : Irama sinus normal adalah irama yang ditentukan oleh simpul SA dan disebut IRAMA SINUS dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Frekuensi:antara 60-100 x/menit 2. Teratur 3. Gelombang P negatif di Avr dan positif di II 4. Tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-T (Soetopo widjaja,2009,43) Faktor-faktor yangmempengaruhi frekuensi denyut jantung: A. Istirahat menurunkan frekuensi denyut jantung, sedangkan latihan fisik meningkatkannya B. Peningkatan usia menurunkan frekuensi jantung. Bayi mempunyai frekuensi jantung 120-140 saat lahir dan frekuensi ini akan menurun seiring peningkatan usia

C. Wanita memiliki frekuensi denyut jantung sedikit lebih cepat dibanding pria D. Emosi dan eksitasi akan mempercepat denyut jantung (Roger watson,257)

Gambaran siklus jantung pada Elektrokardiogram

Keterangan gambar diatas adalah sebagai berikut : No 1 Komponen Gelombang P Keterangan simbol Depolarisasi otot atrium (sebelum kontraksi atrium dimulai).Arah gelombang P normal selalu positif di II dan selalu negatif di a VR.Nilai nilai normal:Tinggi kurang dari 3mm(2.5mm) dan lebar kurang dari 3 mm(o,11 detik) 2 Kompleks QRS Depolarisasi otot ventrikel (sewaktu gelombang depolarisasi melewati menyebar melewati ventrikel, sebelum ventrikel berkontraksi). 3 Gelombang T Repolarisasi otot ventrikel (sewaktu ventrikel pulih dari keadaan depolarisasi).Arah normal:sesuai dengan arah gelombang utama QRS.Amplitudo normal:Kurang dari 10 mm di sadapan dad,kurang dari 5 mm disadapan ekstremitas,dan minimum 1mm. 4 Gelombang U Asal usul gelombang tersebut tidak diketahui dan paling jelas

terlihat disadapan dada VI-V4. 5 Interval P-R Jarak antara permulaan gelombang P sampai dengan permulaan komplek QRS.Batas normal:0,12-0,20 detik 6 Interval Q-T Interval tersebut adalah jarak antara permulaan gelombang Q sampai dengan akhir gelombang T,sehingga interval ini mengambarkan lamanya aktivitas depolarisasi dan repolarisasi ventrikel.Nilai normal :0,42 detik(laki-laki) &0,43 detik(wanita) 7 Interval Q-R-S Interval tersebut mengambarkan lamanya aktivitas depolarisasi ventrikel.Interval ini adalah jarak permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang S.Nilai normal <0,12 detik. 8 Interval R-R Jarak antar puncak R, biasanya untuk mengukur frekuensi denyut jantung. 9 10 Interval S-T Segmen PR Diukur sejak akhir gelombang S sampai akhir gelombang T Perlambatan nodus AV. Diukur sejak akhir gelombang P sampai awal gelombang R. 11 Segmen ST Waktu ventrikel kontraksi dan mengosongkan diri. Diukur sejak akhir gelombang S sampai awal gelombang T. Sumber : (Guyton,2007,129-135)&(Soetopo widjaja,2009,18-36)

BAB III

A.ALAT Set elektrokardiograf Gel/kapas beralkohol Tissue Sphygmomanometer Stetoskop Tempat tidur Meja tinggi 40 cm Stopwatch B.METODOLOGI 1. Pengukuran fungsi jantung saat istirahat Naracoba diminta berbaring dengan kedua lengan lurus sejajar dengan sumbu badan di tempat tidur. Hitunglah frekuensi nadi dan ukurlah tekanan darah naracoba pada saat beristirahat. (pengukuran dilakukan 3 kali dengan jeda 5 menit dan hasil yang di ambil adalah hasil rata-ratanya). Hitunglah tekanan nadi (pulse pressure/PP) dan tekanan arteri rata-rata (mean arterial pressure/MAP) dengan rumus : Tekanan nadi = tekanan sistolik - tekanan diastolic Tekanan arteri rata-rata = tekanan diastolic + ( x tekanan nadi )

Rekamlah aktivitas listrik jantung naracoba dengan elektrokardiograf : o Sebelum mengukur pastikan semua alat yang terbuat dari logam dibebaskan dari naracoba. o Cek fungsi elektrokardiograf o Pasanglah elektroda-elektroda pada tubuh naracoba dengan terlebih dahulu membersihkan area dan elektroda dengan alkohol kemudian menggosokkan gel pada permukaan elektroda yang menempel pada tubuh naracoba.

Ada 4 elektroda anggota gerak yang menghubungkan anggota gerak dengan instrumen : i. ii. iii. iv. Lengan kanan : merah Lengan kiri Kaki kiri Kaki kanan : hitam : kuning : hijau

Ada 6 elektroda hisap/temple yang menghubungkan area prekordial dengan instrument : i. Pasanglah elektroda C4 di ruang interkostal 5 dilinea midklavikula kiri (putih/coklat) ii. iii. iv. v. vi. C1 di ruang interkostal 4 dilinea parasternalis kanan (putih/merah) C2 di ruang interkostal 4 dilinea parasternalis kiri (putih/kuning) C3 diantara C2 dan C4 (putih/hijau) C6 sejajar C4 dilinea midklavikularis kiri (putih/ungu) C5 diantara C4 dan C6 (putih/hitam)

o Mulailah merekam o Setelah selesai merekam, bersihkan alat dan rapikan kembali

2. Pengukuran fungsi jantung setelah aktivitas fisik A. Naracoba diminta naik turun bangku dengan 4 hitungan (satu : kaki kiri/kanan naik ; dua: kaki kanan/kiri naik, lutut lurus ; tiga : kaki kiri/kanan turun ; empat: kaki kanan/kiri turun) selama 1 menit dengan kecepatan 30 langkah lengkap per menit selama 1 menit. B. Naracoba disuruh berbaring kembali, segera rekamlah aktivitas listrik jantung naracoba dengan elektrokardiograf. C. Analisislah elektrokardiogram setelah beraktivitas.

BAB IV

A.

HASIL

Tabel hasil pengukuran fungsi jantung Data naracoba : Usia Jenis kelamin Tinggi badan Berat badan : 19 : Laki-laki : 170 cm : 59 kg

Saat istirahat Tekanan sistolik 1 120 Tekanan diastol 80 PP 40 MAP 93,3

Hasil pemeriksaan EKG saat istirahat

Frekuensi jantung Axis Interval PR QRS QT Irama Posisi Segmen PR Segmen ST

: 60 x/menit : Positif : : 0,16 detik : 0,04 detik : 0,36 detik : Irama sinus : Normal : 0,08 detik : 0,12 detik

Saat beraktivitas Tekanan sistolik 1 130 Tekanan diastol 80 PP 50 MAP 96,6

Hasil pemeriksaan EKG saat beraktivitas

Frekuensi jantung Axis Interval PR QRS QT Irama Posisi Segmen PR Segmen ST

: 100 x/menit : Positif : : 0,12 detik : 0,04 detik : 0,32 detik : Irama sinus : Normal : 0,04 detik : 0,08 detik

B.PEMBAHASAN
Pada keadaan istirahat Dalam perekaman aktivitas listrik jantung pada saat naracoba dalam keadaan istirahat, ditemukan efek parasimpatis yang berperan dalam menurunkan denyut jantung.yakni dengan cara nodus SA meningkatkan permeabilitas K+ didalam membran dan memperpanjang hantaran impul ke nodus berikutnya. Hal ini akan mempengaruhi penurunan curah jantung yang menyebabkan penurunan tekanan darah. Pada probandus didapatkan tekanan arteri rerata 93 mmHg,tekanan darah sistol dan diastol 120/80 mmHg.Hal ini menunjukkan bahwa probandus dalam keadaan normal. Pada gambaran EKG,dapat dilhat dalam gelombang P yang normal dengan lebar < 0,11 detik. Interval PR dan segmen PR.Interval PR menunjukkan jarak antara permulaan gelombang P sampai dengan permulaan komplek QRS dengan batas normal 0,12-0,20 detik dan hasil interval PR dalam probandus menunjukan hasil yang normal yakni 0,16 detik. Segmen PR menunjukan perlambatan nodus AV disini memungkinkan atrium untuk berkontraksi mengalirkan darah ke bagian ventrikel dan pada hasil percobaan didapat segmen PR probandus 0,12 detik.Setelah darah masuk kedalam ventrikel maka potensi aksi yang menyebabkan terjadinya depolarisasi pada ventrikel.Pada gambaran EKG dapat dilihat dalam gelombang QRS. Dalam gelombang QRS pratikan dapat melihat interval QRS dan QT. Interval QRS tersebut menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi ventrikel dan batas normalnya<0,12 detik dan hasil yang didapat normal yakni 0,04 detik.Sedangkan interval QT ini mengambarkan lamanya aktivitas depolarisasi dan repolarisasi ventrikel dengan batas normal :0,42 detik(laki-laki) &0,43 detik(wanita) dan hasil dari probandus tersebut normal yakni 0,36 detik.Setelah terjadi depolarisasi diseluruh dinding ventrikel menyebabkan peningkatan kontraktilitas dinding yang menyebabkan aliran darah dari ventrikel ke seluruh tubuh melalui aorta.Dalam EKG mekanisme tersebut dapat dilihat dalam segmen ST dan hasil yang didapat dalam probandus normal yakni tidak dijumpai peninggian atau pemanjangan segmen ST.Setelah darah dari ventrikel masuk kedalam aorta menyebabkan terjadinya repolarisasi pada dinding ventrikel.Pada gambaran EKG dapat diamati dalam gelombang T.Dengan adanya repolarisasi pada ventrikel menyebabkan dinding ventrikel berelaksasi. irama jantung dari probandus tersebut adalah irama sinus. dapat dinilai bahwa irama antar gelombang teratur,frekuensinya 60 x/menit, Gelombang P negatif di Avr dan positif di

II,dan tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-T. Axis jantung probandus tersebut normal (+) dan posisi jantung normal.

Pada keadaan beraktivitas Dalam perekaman aktivitas listrik jantinh setelah melakukan aktivitas,efek yang dipatkan adalah efek saraf simpatis yang berperan dalam menaikkan denyut jantung,

menaikkan aliran darah melalui nodus pemicu. Efek simpatis pada nodus SA adalah percepatan depolarisasi dengan menaikkan permeabilitas ca 2+ dan mempercepat penyebaran potensi aksi keseluruh jalur hantaran khusus.Saraf simpatis akan mempercepat kecepatan jantung sehingga meningkatkan curah jantung dan pada akhirnya menaikkan tekanan darah.Saat beraktivitas tubuh akan membutuhkan banyak suplai O2 sehingga jantung akan berusaha memompa darah keseluruh tubuh dengan meningkatkan kontraktilitas pada dinding atrium&ventrikel.Hal ini pula yang menyebabkan frekuensi jantung meningkat dari 60x/menit (saat istiraha) menjadi 100x/menit (setelah beraktivitas). Pada gambaran EKG pratikan dapat menilai interval PR,QRS,QT,Segmen PR,ST,Irama jantung,Posisi&aksis jantung serta frekuensi jantung itu sendiri.Batas normal interval PR adalah 0,12-0,20 detik dan interval PR probandus 0,12 detik, hal ini menandakan bahwa interval PR probandus normal. Selanjutnya,batas normal interval QRS adalah < 0,12 detik dan interval QRS probandus 0,04 detik, hal ini menandakan bahwa interval QRS probandus normal. Batas normal interval QT adalah 0,42 detik(laki-laki) dan interval QT probandus 0,36 detik, hal ini menandakan bahwa interval QT probandus normal.Pada segmen ST didapat hasil 0,12 detik dan segmen PR didapat hasil 0,08 detik.Dari kedua segmen tersebut tidak terjadi peninggian dan perpanjangan.Aksis jantung probandus positif yang menandakan bahwa posisi jantung normal. Irama jantung dari probandus tersebut adalah irama sinus.Pratikan dapat menilai bahwa irama antar gelombang teratur,frekuensinya 100 x/menit, Gelombang P negatif di Avr dan positif di II,dan tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-T.Axis jantung probandus tersebut normal (+) dan posisi jantung normal.

BAB V KESIMPULAN

1. Jantung melakukan aktivitas listrik dalam melakukan pemompaan darah. 2. Aktivitas litrik jantung tersebut dapat di rekam menggunakan Elektrokardiograf. 3. Respon fisiologi jantung terhadapat aktivitas fisik memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan respon fisiologi jantung pada saat istirahat. Hal ini dapat di baca dalam hasil rekaman Elektrokardiograf (elektrokardiogram). Yakni di temukan sedikit perbedaan pada frekuensi denyut jantung, tekanan nadi, dan tekanan arteri rerata.

BAB VI DAFTAR PUSTAKA


1. Dharma S. 2010. Pedoman Praktis Interpretasi EKG. Jakarta : EGC. 2. Widjaja,Soetopo.2009.EKG praktis.Binarupa aksara.Tangerang 3. Guyton&Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Ed 11.EGC.Jakarta. 4. Sherwood,laurale.2012.Fisiologi 6.EGC.Jakarta. Manusia Dari Sel Ke Sistem.Ed

You might also like