You are on page 1of 37

BAB I PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang Dalam Penyelenggaraan pembangunan kesehatan perhatian khusus diberikan pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan anak

penanggulangan penyakit dan gizi buruk. (Depkes, 2009 : 33) Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, baik dari kalangan pejabat tingkat atas sampai rakyat jelata, dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu ibu.

Anak merupakan bagian yang cukup besar jumlahnya sebagai sumber daya pembangunan di kemudian hari. Anak juga tidak bisa memperjuangkan nasibnya sendiri, mereka sangat lemah, mereka menderita akibat distribusi sumber daya yang tidak merata, sehingga mereka tergantung bagaimana kita memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan mereka salah dengan memberi ASI eksklusif pada Bayi. (Gizi dan Kwalitas Tumbang Anak,1997: 2)

ASI eksklusif adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi. Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu melindunginya bayi dari diare, sudden infant death syndrome/SIDS sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang biasa terjadi. Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6

bulan. Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengatakan: ASI adalah suatu cara yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi. Evaluasi pada bukti-bukti yang telah ada menunjukkan bahwa pada tingkat populasi dasar, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah cara yang paling optimal dalam pemberian makan kepada bayi. Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng daripada yang tersedia didalam ASI pada titik inilah, nutrisi tambahan bisa diperoleh dari sedikit porsi makanan padat. Bayi-bayi tertentu bisa minum ASI hingga usia 12 bulan atau lebih selama bayi anda terus menambah berat dan tumbuh sebagaimana mestinya, berarti ASI anda bisa memenuhi kebutuhannya dengan baik.

Meskipun khasiat ASI begitu besar, namun tidak banyak ibu yang mau atau bersedia memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan seperti yang disarankan organisasi kesehatan dunia (WHO). Sentra laktasi Indonesia mencatat bahwa berdasarkan survey demografi dan kesehatan Indonesia 2002-2003, hanya 15 % ibu yang memberikan ASI eksklusif selama 5 bulan. Di Indonesia, rata-rata ibu memberikan ASI eksklusif hanya 2 bulan. Pada saat yang bersamaan, pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat. Ironisnya, pada tahun 2005-2006, bayi di Amerika Serikat yang mendapatkan ASI eksklusif justru meningkat menjadi 60-70 %. (Yuliarti,2010:1)

Asi eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan. (Sri Purwanti,Hubertin. 2004:3)

Saat ini, jumlah

ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

sampai berumur 6 bulan masih rendah yaitu kurang dari 2 % dari jumlah total ibu melahirkan. Hal tersebut lebih disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain karena pengetahuan ibu tentang pemberian ASI masih rendah, tata laksana rumah sakit yang salah, dan banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan di luar rumah. Beberapa rumah sakit memberikan susu formula pada bayi yang baru lahir sebelum ibunya mampu memproduksi ASI. Hal itu menyebabkan bayi tidak terbiasa mengisap ASI dari puting susu ibunya dan akhirnya tidak mau lagi mengkonsumsi ASI atau sering disebut bingung putting. (Sri Purwanti,Hubertin. 2004:4 )

Pemerintah Indonesia menganjurkan kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi untuk dapat memberikan ASI eksklusif kepada Bayinya. Hal ini dicanangkan dalam program perbaikan gizi menuju sehat 2010, bahwa sekurang-kurangnya 80% Ibu menyusui memberikan ASI eksklusif pada Bayinya. (Depkes RI, 1994: 4) Di Sumatera Barat telah dilakukan penelitian dan mendapatkan hasil tentang pemberian ASI eksklusif, hasilnya sangat rendah yaitu 29,4% (Yanwirasti, dkk, 1998:12).

Di Kota Solok, pada tahun 2010 jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif adalah 442 orang (33,03 %) yang tersebar pada 4 Puskesmas yaitu Puskesmas Tanah garam 88 orang ( 21,1%) dari 417 orang bayi, Puskesmas KTK 194 orang (65,7 %) dari 295 orang bayi, Puskesmas Tanjung Paku 88 orang (18,7 %) dari 470 orang bayi dan Puskesmas Nan balimo 72 orang (46,2%) dari 156 orang bayi. (Laporan Dinas Kesehatan Kota Solok tahun 2010). Dari data diatas dapat dilihat

jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif yang terendah adalah Puskesmas Tanjung Paku yaitu 18,7 %.

Dari study pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas Tanjung Paku pada tanggal 25 Maret 2011, berdasarkan hasil wawancara dengan 4 orang ibu bayi yang berkunjung ke Puskesmas, 2 orang ibu mengatakan dia bekerja sebagai PNS setelah 3 bulan cuti dia sudah memberikan susu formula kepada bayinya karena bayinya akan ditinggal sama pembantunya, dan 2 orang ibu lainnya mengatakan suaminya tidak peduli dengan bayinya apakah diberikan ASI atau tidak.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengetahui Hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011.

1.2 Perumusan Masalah Belum diketahuinya Hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011.

1.3 Pertanyaan penelitian

1.3.1 Apakah ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011 ?

1.3.2 Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap ibu

dengan

pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011 ?

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011.

1.4.2 Tujuan Khusus

1.4.2.1 Diperoleh gambaran pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011. 1.4.2.2 Diperoleh gambaran pekerjaan ibu di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011 1.4.2.3 Diperoleh gambaran dukungan keluarga terhadap ibu di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011 1.4.2.4 Diperoleh informasi hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011

1.4.2.5 Diperoleh informasi hubungan antara dukungan keluarga terhadap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011

1.5 1.5.1

Manfaat Penelitian Menambah Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011.

1.5.2 Sumbangan Terhadap Ilmu

Metode penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan terhadap ilmu pengetahuan khususnya mengenai hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011.

1.5.2

Sebagai Masukan Bagi Peneliti Berikut

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk peneliti berikut.

1.6

Ruang lingkup Penelitian

Penelitian ini rencanakan dilakukan pada bulan Juli tahun

2011 di

Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok untuk

mengetahui hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif. Sebagai variabel independen pada penelitian ini adalah pekerjaan dan dukungan keluarga dan sebagai variabel dependennya adalah pemberian ASI eksklusif. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan wawancara berupa kuesioner.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang menetap di wilayah kerja Puskesmas Tanjung paku yang mempunyai bayi yang berumur 6 sampai 11 bulan berjumlah 85 orang. Dengan pengambilan sampel secara total sampling. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep ASI Eksklusif 2.1.1 Pengertian ASI Eksklusif 2.1.1.1 ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberikan air susu tanpa makanan tambahan lain dianjurkan sampai enam bulan dan di susui sedini mungkin. (Siswono, 2005)

2.1.1.2 ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi berumur 0 - 6 bulan (Dinkes, 2008)

2.1.1.3 ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air the, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Danuatmaja, Bonny, 2003:36).

Riset media mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada enam bulan pertama bahkan pada usia lebih dari enam bulan.

2.1.2 Pembagian ASI Eksklusif menurut stadium laktasi yaitu : 2.1.2.1 Kolostrum

a. Merupakan cairan kental dengan warna kekuning-kuningan yang petama kali disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ke 3 4 b. Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekanium dari usus bayi bagi makanan yang akan datang c. Lebih banyak mengandung anti body disbanding dengan ASI matur, yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan d. Mengandung protein, vitamin, mineral yang tinggi dan mengandung karbohidrat serat lemak dalam kadar yang rendah bila disbandingkan dengan ASI matur sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada harihari pertama kelahiran e. Bila dipanaskan akan menggumpal 2.1.2.2 ASI transisi/peralihan a. Mempunyai ASI perlaihan dari kolostrum sampai menjadi ASI matur b. Disekresi dari hari ke-4 sampai ke-10, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur bayu terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5 c. Kadar protein makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi d. Volume juga akan makin meningkat 2.1.2.3 ASI matur a. Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 kompesisi relative konstan (ada pula yang menyatakan bahwa komposisi ASI relative konstan baru mulai minggu ke 3 5

b. Merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan c. Merupakan cairan yang berwarna putih kekuning-kuningan yang

diakibatkan warna dari garam ca-caseinat, riboflavesi dan karaten yang terdapat didalamnya d. Tidak menggumpal jika dipanaskan e. Terdapat antomikrobial faktor 2.1.3 Manfaat ASI Eksklusif 2.1.3.1 Manfaat ASI Eksklusif untuk bayi a. Komposisi sesuai dengan kebutuhan bayi b. Lemak c. Merupakan sumber kalori pertama dalam ASI ( + 50 ) walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi ( 3,5 4,5%) tetapi mudah disertap oleh bayi karena triglisenda dalma ASI lebih dulu pecah menjadi lemak dan gliresol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI, kolesterol ASI lebih tinggi dari pada ASI yang diperkirakan berfungsi dalam pembentukan enzim untuk metabolisme kolesterol, yang akan mengendalikan kadar kolesterol dikelak kemudian hari (mencegah anteriosklarosis pada usia muda) selain itu juga mengandung asam lemak esensial yang asam linoleat (omega 6) dan asam linoleat (omega 3) yang merupakan procerfer (pembentuk) decasahexanoic acid (DHA) dan archidonic acid (AA) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak optimal d. Karbohidrat

10

Karbohidrat utama dalam ASI adalah lactose, aktose mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim lactose yang sudah ada dalam mukosa sel, pencernaan sejak lahir, lactose mempunyai manfaat lain yaitu mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasilun bifidus e. Protein ASI mengandung protein lebih rendah dari air susu sapi (ASS) tetapi protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi 9lebih mudah dicerna) f. Vitamin ASI mengandung vitamin A, B, C, D (terutama terdapat di colostrom) dan vitamin K yang berfungsi sebagai kataliafus pada proses pembekuan darah g. Garam dan Mineral Kadar garam dan mineral ASi lebih rendah disbanding susu sapi, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan, kadar Fe dan Ce paling stabil tidak dipengaruhi oleh diit ibu h. Mengandung zat protektif i. Lactobacillus Bifidus Lactobacillus bifidus berfungsi mengubah lakrosa menjadi asam laktat dan asam asetat, kedua asam ini menjadi saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan mikro organisme, ASI mengandung zat faktor pertumbuhan lactobacillus bifidus susu sapi tidak mengandung faktor ini j. Lactoferin

11

Lactoferin adalah protein yang berkaitan dengan zat besi, dengan mengikat zat besi, maka laktoferin bermanfaat menghambat pertumbuhan kuman tertentu, yaitu staphylococcus, E. coli dan entaomega hystolytica yang juga memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya, selin menghambat

pertumbuhan bakteri tersebut, lactoferin dapat pada pula menghambat pertumbuhan jamur landida k. Lisozim Lisozim adalah enzim yang dapat memecah dinding bakteri (bakterisidal) dan anti inflamasi, bekerja bersama peroksida dan askorbat untuk menyerang bakteri E. coli dan sebagian keluarga salmonella, keaktifan lisozim ASI beberapa ribu kali lebih tinggi disbanding susu sapi, keunikan lisozim lainnya adalah bila faktor protektif lain menurun kadarnya sesuai tahap lanjut ASI, maka lisosim justru meningkat pada 6 bulan pertama setelah kelahiran. Hal ini merupakan keuntungan karena setelah 6 bulan bayi mulai mendapatkan makanan padat dan lisozim merupakan faktor protektif terhadap kemungkinan serangan bakteri pathogen dan penyakit diare pada periode ini l. Komplek C3 dan C4 Kedua kompenen ini, walaupun kadar dalam ASI rendah, mempunyai daya opsonik, anafilak toksik, dan kemotaktik, yang bekerja bila diaktifkan oleh Ig A dan Ig E yang juga terdapat dalam ASI m. Faktor Antistreptokokus Dalam ASI terdapat faktor antistreptokokus yang melindungi bayi terhadap infeksi kuman streptokokus

12

n. Anti Body Secara elektrogoretik, kramatografik dan radio immunoassay terbutik bahwa ASI terutama kolostrum mengandung immunoglobulin, yaitu Ig A sekretotik ( SIg A) Ig E, Ig M dan Ig G, dari semula imunoglobulen, adalah SIg A. antibody dalam ASI dapat bertahan dalam saluran pencernaan bayi karena tahan terhadap asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan membuat lapisan dalam mukosanya sehinga mencegah bakteri pathogen dan enterovirus masuk kedalam mukosa usus. o. Imunitas Seluler 1) ASI mengandung sel-sel sebagian besar (90%) sel tersebut berupa makrofag yang berfungsi membunuh dan memfogositosis

mikroorganisme, membentuk C3 dan C4 lisozim dan laktoferin. 2) Konsentrasi faktor anti infeksi tinggi dalam kolostrum, kadar SIgA, laktoferin, lisozim, dan sel seperti makrofag, neutrofil, dan limfosit lebih tinggi pada ASI premature dibanding ASI matur, perbedaan status gizi pada ibu tidak mempunyai konsentrasi faktor anti infeksi dalam ASI p. Tidak menimbulkan Alergi Pada bayi baru lahir system Ig E belum sempurna, pemberian susu formula akan merangsang aktifitas system ini dan dapat menimbulkan alergi ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein Asing yang ditunda sampai usia 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi lain. q. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan

13

Waktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, kontak kulit yang dini ini akan sangat besar pengaruhnya pada perkembangan bayi kelak. Walaupun seorang ibu dapat memberikan kasih sayang dengan memberikan susu formula, tetapi menyusui sendiri akan memberi efek psikologis yang besar.

r. Mempunyai pertumbuhan yang baik Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal yang baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas, ibu-ibu yang diberi penyuluhan tentang ASI dan Laktasi, turunnya berat badan bayi (pada minggu pertama kelahiran) tidak sebanyak ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan. s. Mengurangi kejadian kariesdentis dan maloklusi Insiden kariesdentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan yang menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama tumbuh.Kontak dengan sisa susu formula. Sisa tersebut akan berubah menjadi asam yang merusak gigi. Selain itu kadar selenium yang tinggi dalam ASI akan mencegah karies dentis. Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong akibat menyusu dengan botol dan dot. t. Mengurangi resiko terjadinya penyakit kronik

Seperti kencing manis yang bergantung pada insulin dan keganasan.

14

Selain bayi yang diberi Asi lebih jarang menderita diabetes mellitus (insulin-dependen diabeters mellitus-ADDM) atau kencing manis pada usia muda dan penelitian diketahui ASI juga dapat mencegah timbulnya kanker darah pada masa kanak-kanak seperti lomforma dan leokimia.

2.1.3.2 Manfaat ASI Eksklusif bagi Ibu a. Mencegah perdarahan pasca persalinan b. Perangsang pada payudara ibu oleh isapan bayi akan diteruskan ke otak dan kekelenjar hipofisis yang akan merangsang terbentuknya hormone oksitosin.oksitosin membantu mengkontraksikan kandungan dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan c. Mempercepat pengecilan kandungan d. Sewaktu menyusui terasa perut ibu mulas yang menandakan kandungan berkontraksi dan dengan demikian pengecilan kandungan terjadi lebih cepat. e. Mengurangi anemia f. Menyusui ekslusif akan menunda masa subur yang artinya menunda haid. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan akan mengurangi angka kejadian anemia kekurangan besi. g. Dapat digunakan sebagai metode KB sementara Menyusui secara ekslusif dapat menjalankan kehamilan. Ditemukan rerata jarak kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan.hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormone untuk ovulasi,sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. Ibu yang sering hamil selain menjadi beban bagi ibu, juga merupakan

15

resiko tersendiri bagi ibu untuk mendapatkan penyakit seperti anemia,serta resiko kesakitan dan kematian akibat persalinan h. ASI dapat digunakan sebagai metode KB sementara dengan syarat : i. Bayi berusia belum 6 bulan j. Ibu belum haid kembali k. Asi diberikan secara ekslusif l. Mengurangi resiko kanker indung telur dan kanker payudara

Hamil, melahirkan dan menyusui itu adalah satu kesatuan.selama hamil tbuh ibu sudah mempersiapkan diri untuk menyusui. Bila ibu tidak menyusui akan terjadi gangguan yang meningkatkan resiko terjadinya kanker indung telur dan kanker payudara. Kejadian kanker payudara dan kanker indung telur pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui. m. Memberikan rasa dibutuhkan, manusia itu adalah makhluk sosial. Dengan menyusui ibu akan merasa bangga dan diperlukan,rasa yang dibutuhkan oleh manusia n. Mempercepat kembalinya keberat semula Selama hamil ibu menimbun lemak dibawah kulit.lemak ini akan terpakai untuk membentuk asi sehingga bila ibu tadak menyusui lemak tersebut akan tetap tertimbun dalam tubuh 2.1.3.3 Manfaat ASI Eksklusif bagi Keluarga a. Mudah pemberianya

16

Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak,botol,dan dot yang selalu harus dibersihkan.tidak perlu meminta pertolongan orang lain. b. Menghemat biaya ASI tidak perlu dibeli,sehingga dana yang digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain.selain itu,penghematan juga disebabkan bayi yang mendapat asi lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat. c. Mencepat keluarga kecil bahagia dan sejahtera Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih jarang,sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dan keluarga 2.1.3.4 Manfaat ASI Eksklusif bagi Negara a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak b. Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak

menurun.beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi,misalnya diare otitismedia dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah. c. Mengurangi subsida kesehatan d. Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi,mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial,serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih

17

jarang dirawat dirumah sakit dibandingkan anak yang mendapat susu formula. e. Menghemat devisa untuk membeli susu formula f. ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional.jika semua ibu menyusui ekslusif selama 6 bulan, berapa banyak devisa yang dapat dihemat oleh Negara yang sebelumnya dipakai untuk membeli susu formula ? g. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia anak yang mendapat asi dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal,sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. h. Mengurangi polusi i. Untuk pembuatan dan distribysi susu formula diperlukan bahan bakar minyak selain itu kaleng serta karton kemasan susu juga menyebabkan pencemaran lingkungan 2.1.3.5 Manfaat ASI Eksklusif a. ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik b. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh c. ASI dapat meningkatkan kecerdasan d. Pemberian ASI dapat meningkatkan jalinan kasih saying atau bonding (Danuatmaja,Bonny.2003: 36)

2.1.4 Kerugian Air Susu Buatan Air susu buatan atau formula mempunyai beberapa kerugian yaitu : a. Pengenceran yang salah

18

Mengencerkan susu formula tidaklah mudah. tidak semua ibu dapat mengencerkan susu formula seperti aturan yang seharusnya. Pengenceran yang salah dapat diartikan dua hal,yaitu melarutkan susu formula lebih encer dari seharusnya,atau lebih pekat dari seharusnya. Keduanya akan menimbulkan masalah pada bayi dan anak. Penyebabanya adalah aturan yang tertera pada label kaleng susu formula sulit dimengerti oleh ibu. Pelarutan susu yang lebih pekat dapat mengakibatkan kelebihan kadar natrium dalam darah,kegemukan,tekanan darah tinggi,dan peradangan usus beruapa diare berdarah. b. Kontraminasi mikroorganisme Pembuatan susu formula dirumah tidak menjamin bebas dari kontaminasi mikroorganisme pathogen.penelitian menunjukkan bahwa banyak susu formula terkontaminasi oleh mikroorganisme pathogen. c. Menyebabkan alergi Kejadian alergi susu sapi tidak jarang,revalensinya dilaporkan antara 0,51%,tetapi tidak banyak petugas kesehatan yang menyadarinya.walaupun alergi susu sapi dapat menghilang secara spontan pada usia 1-2 tahun,tetapi gejalanya terkadang berat bahkan dapat mengakibatkan renjatan,sehingga perlu mendapatkan perhatian. Gejala alergi susu sapi tidak hanya berupa gejala saluran cerna seperti muntah,kolik,diare,perdarahan lewat

anus,kehilangan protein ( yang berakibat rendahnya kadar protein dalam darah ), dan gangguan pergerakan usus ( dengan gejala muntah,sulit buang air besar,dan kembung ),tetapi juga gejala yang menyangkut system lain yaitu pilek,urtikaria (kaligata), dan renjatan

19

d. Susu sapi dapat menimbulkan diare kronik Ada dugaan bahwa diare akut dapat berlanjut menjadi kronik pada anak yang minum susu sapi. Kerusakan mukosa usus yang terjadi pada diare akut menyebabkan terjadinya diare kronik melalui mekanisme penigkatan penyerapan antigen melalui mukosa yang rusak. e. Penggunaan susu formula dengan indikasi yang salah Saat ini banyak susu formula yang beredar dipasaran. Ada diantaranya yang digunakan untuk penyakit tertentu atau keadaan tertentu.sering terjadi kekeliruan penggunaan jenis susu formula tertentu karena ketidak tahuan indikasi penggunaan f. Tidak mempunyai manfaat seperti ASI Dari uraian manfaat ASI diatas dapat dikatakan bahwa kekurangan lain susu formula adalah tidak mempunyai manfaat seperti halnya ASI,yaitu susu formula 1) Nutriennya tidak sesempurna asi 2) Tidak mengandung zat protektif 3) Mudah menimbulkan alergi 4) Lebih mudah menimbulkan gigi berlubang 5) Lebih mudah menimbulkan maloklusi 6) Kurang memiliki efek psikologis yang menguntungkan 7) Tidak menguntungkan involusi rahim 8) Tidak menjarangkan kehamilan 9) Tidak mengurangi kejadian kanker payudara 10) Tidak praktis

20

11) Tidak ekonomis 12) Bagi Negara menambah beban anggaran yang harus dikeluarkan untuk membeli susu formula,biaya perawatan ibu,dan anak. 2.1.5 Managemen Laktasi Laktasi adalah keseluruan proses menyusui,mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Sementara itu,yang dimaksud dengan management laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh ibu,ayah,dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Management laktasi dibagi : e. Masa kehamilan ( antenatal )

Ibu mencari informasi tentang keunggulan asi,manfaat menyusui bagi ibu dan bati,serta dampak negative pemberian susu formula.

Ibu memeriksakan kesehatan tubuh,kehamilan dan kondisi putting payudara.selain itu,ibu perlu memantau kenaikan berat badan saat hamil

Ibu melakukan perawatan payudara sejak kehamilan berumur 6 bulan Ibu selalu senantiasa mencari informasi tentang gizi dan makanan tambahan sejak kehamilan trimester kedua

Ibu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga,termasuk mendapat dukungan suami yang dapat memberikan rasa nyaman kepada ibu

f. Masa setelah persalinan ( prenatal )

Masa persalinan merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan bayi selanjutnya.dalam hal ini bayi harus mendapat cukup asi,yang

21

dilanjutkan dengan cara menyusui yang baik dan benar,baik posisi maupun cara meletakkan bayi pada payudara ibu

Membantu terjadinya kontak langsung antara ibu dan bayi selama 24 jam agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal

Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi ( 200.000 S1) dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan

c. Masa menyusui ( post natal ) 1) Setelah bayi mendapat asi pada minggu pertama kelahiran,ibu harus menyusui bayi secara ekslusif selama 4 bulan pertama setelah bayi lahir.saat itu, bayi hanya diberi asi tanpa makanan atau minuman lainnya 2) Ibu mesti mencari informasi tentang gizi makanan ketika masa menyusui agar bayi tumbuh sehat.saat menyusui,ibu memerlukan makanan 1,5 kali lebih banyak daripada biasanya,dan minum minimal 8 gelas perhari 3) Ibu harus cukup istirahat untuk menjaga keshatannya.ia perlu ketenangan pikiran,serta menghindarkkan diri dari kelelahan yang berlebihan agar produksi asi tidak terhambat

2.1.6 Hal-hal yang terkait persiapan menyusui bayi

Ibu harus siap memberi asi kepada bayi yang akan dilahirkan,terutama bagi ibu yang akan melahirkan untuk pertama kalinya.persiapan harus dilakukan sedini mungkin,karena asi adalah makanan terbaik bagi bayi.

Banyaknya asi yang akan dihasilkan seorang ibu tidak tergantung pada besarnya payudara,serta cara menyusui bayi

22

Usia ibu saat mengandung dan menyusui juga turut berpengaruh terhadap produksi asi.pada umumnya ibu yang berumur 19-23 tahun menghasilkan asi yang lebih banyak ketimbang ibu yang berusia 30-an

Bentuk puting payudara berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui .puting akan menonjol kedepan,dan masuk kedalam mulut bayi lantaran tekanan bibir pada areola ibu.

2.1.6

Cara pengamatan teknik menyusui yang benar Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya/ bayi nggan menyusu.

2.1.7

Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan benar: Bayi tampak menempel pada perut ibu Badan ibu menempel pada perut ibu Mulut bayi terbuka lebar Dagu bayi menempel pada payudara ibu Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bagian bawah lebih banyak yang masuk

Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan Puting susu ibu tidak terasa nyeri Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus Kepala agak menengadah

2.1.9 Hal-hal yang perlu diperhatikan setelah bayi selesai menetek meliputi a. Melepas isapan bayi

23

Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong sebaiknya menyusui pada satu payudara yang lain.cara melepas isapan bayi : Jari kelingking ibu dimasukkan ksnulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan kebawah. b. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting dan areola sekitarnya, dibiarkan sampai kering supaya puting susu tidak lecet c. Menyendawakan bayi Tujuannya udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh). Setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan 2.1.10 Volume ASI Beberapa bulan terakhir dari masa kehamilan, kelenjer susu mulai memproduksi air susu. Air susu yang keluar pertama kali disebut kolostrum. Kolostrum berwarna kekuning-kuningan, sangat baik dikonsumsi oleh bayi karena mengandung zat-zat yang berfungsi untuk kekebalan tubuh bayi. Apabila seorang bayi menghisap puting susu ibunya segera setelah dilahirkan (neonatal), maka suplai air susu akan meningkat dengan cepat. Pada keadaan normal, sekitar 100 ml air susu ibu akan tersedia pada hari kedua setelah bayi dilahirkan. Selanjutnya akan terus meningkat menjadi 500 ml pada minggu kedua setelah bayi dilahirkan. Produksi ASI yang paling optimal akan tercapai pada hari ke 10-14 setelah bayi dilahirkan. Beberapa bulan selanjutnya, bayi yang

24

sehat akan mengkonsumsi antara 700-800 ml ASI per hari. Namun demikian, jumlah ASI yang dikonsumsi oleh setiap bayi bervariasi. Artinya, kebutuhan ASI antara individu bayi yang satu dengan individu bayi yang lainnya berbeda-beda. Selama 6 bulan pertama, volume ASI yang dihasilkan seorang Ibu pada bulan pertama adalah sekitar 600 ml/hari, dan meningkat sampai 800 - 1000 ml / hari pada bulan ke-6. Setelah 6 bulan volume ASI yang dihasilkan Ibu berkurang dan sudah saatnya mendapat makanan pendamping ASI. (Gizi dan kualitas tumbang Anak, Nestle, 1997: 11)

2.1.11 Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif

a. Mempersiapkan payudara ibu jika diperlukan b. Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui c. Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya d. Memilih tempat melahirkan yang sayang bayi seperti Rumah sakit sayang bayi atau Rumah bersalin yang sayang bayi. e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara eksklusif f. Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau konsultasi untuk persiapan apabila kita menemui kesukaran g. Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui. 2.1.12 Faktor-faktor pendukukung keberhasilan pemberian ASI

a. Ibu harus yakin bahwa mampu menyusui bayinya.

25

b. Ibu cukup minum (8-12 gelas/hari) c. Ibu dalam keadaan pikiran tenang dan damai d. Perhatian cara meletakkan bayi dan cara meletakkan puting pada mulut bayi dan benar e. Makin sering payudara dihisap bayi, makin banyak produksi susu untuk bayi. f. Pengertian dan dukungan keluarga, terutama dari suami sangat penting. (Siregar Arifin, 2004) 2.1.11 Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eklusif 2.1.11.1 Pekerjaan Ibu Banyak ibu bekerja yang memutuskan untuk tetap menyusui. Masalahnya pemebrian ASI eksklusif merupakan satu-satunya makanan terbaik untuk bayi dan harus diberikan selama 6 bulan pertama, namun perusahaan biasanya hanya memberikan kebijakan cuti 3 bulan, bahkan ada yang kurang. Tentu saja, hal tersebut masih jauh dari ketentuan pemberian ASI Eksklusif.

2.1.11.2 Dukungan Keluarga Dukungan keluarga adalah: Suatu dorongan yang diberikan keluarga dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi. (Friedman, 2002:6) Menurut Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003:13) menjelaskan bahwa salah satu faktor dari tiga faktor yang melatar belakangi individu berprilaku adalah factor

26

pendorong (reinforcing factor) antara lain adalah dukungan keluarga yang meliputi suami, anak, dan orangtua. Menurut Effendi (1998 : 37) mengemukakan bahwa salah satu tugas pokok keluarga adalah : membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga. Dorongan dari keluarga ini sangat besar sekali pengaruhnya bagi individu dalam sebuah keluarga karena semua permasalahan setiap keluarga berkaitan dan saling mempengaruhi antar sesama anggota keluarga dan kadangkadang mempengaruhi pula keluarga dan masyarakat sekitarnya. Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan keluarga dan anggotanya, bahwa peran dari keluarga sangat penting bagi setiap aspek keperawatan kesehatan anggota keluarga secara individu, mulai dari strategi-strategi hingga fase rahabilitas. Mengkaji/ menilai dan memberikan perawatan kesehatan merupakan hal yang penting dalam menbantu setiap anggota keluarga untuk mencapai suatu keadaan sehat optimum. (Friedman, 2002:6) Agar pemberian ASI ekslusif dapat berjalan lancar, harus ada upaya khusus dan tidak boleh malas. Di rumah perlu adanya dukungan dari suami, orang tua, saudara dan anak yang lebih besar dalam hal melancarkan kelangsungan pemberian ASI. Suami turut berperan dalam mendukung atau membantu pekerjaan istri di rumah, misalnya ketika pagi hari istrinya harus menyusui suami dapat memandikan anak pertama mereka. Selama ibu menyusui, suami harus mengambil alih tugas-tugas domestik lainnya.

27

BAB III KERANGKA KONSEP

3.1

Kerangka Konsep

Menurut Sri Purwanti,Hubertin (2004:3) Jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan masih rendah yaitu kurang dari 2 % dari jumlah total ibu melahirkan. Hal tersebut lebih disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain karena pengetahuan ibu tentang pemberian ASI masih

28

rendah, tata laksana rumah sakit yang salah, dan banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan di luar rumah. Beberapa rumah sakit memberikan susu formula pada bayi yang baru lahir sebelum ibunya mampu memproduksi ASI. Hal itu menyebabkan bayi tidak terbiasa mengisap ASI dari puting susu ibunya dan akhirnya tidak mau lagi mengkonsumsi ASI atau sering disebut bingung puting.

Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil variabel pekerjaan dan dukungan keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka dibawah ini:

Variabel Independen

Variabel Dependen

Pekerjaan

Pemberian ASI Eksklusif

Dukungan keluarga

29

3.2

Definisi Operasional Definisi Operasional Ibu- ibu yang memberikan ASI saja pada bayi 0- 6 bulan tanpa makanan tambahan Skala ukur

No 1.

Variabel Pemberian ASI Eksklusif

Alat ukur Kuesioner

Cara ukur

Hasil ukur Memberikan Tidak memberikan

Wawancara Ordinal

2.

Pekerjaan

Pernyataan responden tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu yang menghasilkan uang

Kuesioner

Wawancara Ordinal

Tidak bekerja ( ibu rumah tangga) Bekerja (PNS, pegawai swasta, buruh, petani, nelayan, profesional, pedagang) (BPS,2003) Ada Mean Tidak ada < Mean

3.

Dukungan keluarga

Suatu Kuesioner dorongan yang diberikan keluarga dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi

Wawancara Ordinal

3.3 Hipotesa penelitian

30

3.3.1 Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011 3.3.2 Ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011

31

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif analitik. Dimana variabel Indenpenden dan dependen diteliti secara bersamaan. 4.2 Variabel Penelitian Variabel adalah penelitian merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Saryono, 2008:33). Penelitian yang diteliti tentang hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok dan akan dilaksanakan pada Juni 2011

4.4 Populasi dan Sampel 4.4.1 Populasi

32

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti. (Notoatmodjo,2005: 79). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh WUS yang berumur 3050 tahun yang berada di wilayah kerja Puskesmas KTK. 4.4.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai objek yang akan diteliti yang dianggap mewakili dari seluruh populasi (Notoadmodjo, 2002:79) Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan rumus sampel seperti dibawah ini :
N 1 N d 2


: n N d = Besar sample = Besar populasi = Tingkat kepercayaan ( 0,1)

Ket

(Soekidjo Notoatmodjo, 2002:92)


n 1023 91 1 1023 0,12

Dengan cadangan 10 % yaitu 10 % x 91 = 9,1 dibulatkan 9

Kriteria Sampel adalah : 1. Bersedia diminta menjadi responden 2. Berada ditempat sewaktu penelitian berlangsung 3. Dapat berkomunikasi dengan baik

33

4.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Responden yang ada diwawancarai oleh peneliti satu persatu. Sebelum wawancara dilakukan responden diminta untuk mengisi lembar persetujuan menjadi responden dengan

menandatangi informed consent terlebih dahulu. Setiap jawaban yang diberikan responden, diisi oleh peneliti dengan memberi tanda silang pada pilihan jawaban yang disediakan. 4.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data 4.6.1 Teknik Pengolahan Data Setelah data dikumpul, selanjutnya data di olah dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Editing data Melakukan pengecekan terhadap isian kuesioner apakah jawaban yang sudah dibuat sudah lengkap, jelas dan jawaban sudah relevan dengan

pertanyaan.

b. Coding data Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entri data c. Processing

34

Setelah semua kuisioner diisi dengan benar serta sudah melewati pengkodean maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar data sudah dientri dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara mengentri data dari kuesioner ke paket program komputer. d. Pembersihan data (cleaning) Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Cara meng-cleaning data: 1) Mengetahui missing data adalah dengan melakukan distribusi frekuensi dari variabel variabel yang ada 2) Mengetahui variasi data apakah data dientri benar atau salah 3) Mengetahui konsisiten data (Hastono, 2006: 1-4)

4.6.2 Analisa Data 4.6.2.1 Analisa Univariat Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau analisa yang dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2005). Pada variabel pengetahuan dilakukan pengelompokan data dan analisa data

dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut a. Data dikelompokan sesuai dengan variabel

35

Dicari rata rata variabel pengetahuan dengan menggunakan rumus yaitu :

X = xi N

Ket

X E Xi N

: : : :

nilai rata-rata Jumlah alternatif Nilai yang di observasi Populasi dan sampel

b. Kemudian data numerik diubah menjadi data kategorik dan disajikan dalam distribusi frekuensi 4.6.2.2 Analisa Bivariat Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan. (Notoatmodjo, 2005). Untuk menguji hipotesa, apakah ada hubungan antara variabel dependent dan variabel independent digunakan rumus Chi Square (X2) dengan tingkat kepercayaan 95%.

X
2

O E 2
E

Ket : X2 O E

= Nilai Chi Square = Jumlah observasi (nilai yang diamati) = Nilai yang diharapkan

36

Hasil yang diperoleh dari penggunaan rumus chi square adalah X2 hitung > X2 tabel, maka ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk melihat hasil pemaknaan perhitungan statistic. 4.7 Pertimbangan Etik Untuk menjamin bahwa responden yang menjadi subjek penelitian tidak mendapatkan paksaan dan atas dasar sukarela, maka sebelum penelitian diberikan penjelasan tentang tujuan penelitian dan cara penggunaannya. Responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan pada informed consent (terlampir ) demi terjaminya kerahasiaan data yang diberikan.

37

You might also like