You are on page 1of 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan Hari/tanggal Jam Tempat : Pola Hidup Sehat Pada Lansia Dengan

Hipertensi : Rabu/ 31 Juli 2013 : 10.00 WIB : Ruang Makan Wisma Cinta Kasih

Waktu Pertemuan : 1 x 30 Menit A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis ( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya factor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga perawatannya. Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan 26,4 persen populasi orang dewasa. Angka prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan riskesdas (riset kesehatan dasar) 2007 mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 60 persen penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.

Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan Hipertensi. Data survey dari Tim Kesehatan Pada tanggal 24 Januari 2005 jumlah pasien 5 rumah sakit di Kota Banda Aceh Menunjukkan Tingkat Penderita Hipertensi Mencapai 3%. Sisanya ISPA 30%, Gatal-gatal 25%, Nyeri lambung 12%, Kejiwaan 10%, Luka-luka 9%, Malaria 5%, Diare 3%, Radang paru-paru 1%, Sakit kepala 1%, Penyakit lain 1 %. Berdasarkan studi pendahuluan di Wisma Cinta Kasih tanggal 24 Juli 2013 didapatkan dari 10 lansia, terdapat 80% lansia dikategorikan dengan hipertensi. Penanganan yang telah dilakukan dengan mengurangi konsumsi garam. Lansia tidak tahu penanganan lainnya. Hal ini menunjukan perlunya pendidikan kesehatan tentang pola hidup sehat lansia dengan hipertensi sehingga lansia dapat mengendalikan penyakit yang dideritanya. Pendidikan kesehatan ini dilakukan di Wisma Cinta Kasih Yos Sudarso.

B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu memahami konsep teori Hipertensi.

2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu: a. Menjelaskan pengertian hipertensi b. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi c. Menjelaskan penyebab penyakit hipertensi d. Menjelaskan pencegahan penyakit hipertensi e. Menjelaskan pengobatan penyakit hipertensi secara tradisional.

C. POKOK BAHASAN Hipertensi

D. SUB POKOK BAHASAN 1. Pengertian hipertensi 2. Tanda dan gejala hipertensi 3. Penyebab hipertensi 4. Pencegahan hipertensi 5. Pengobatan hipertensi secara tradisional

E. METODA

1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya Jawab

F. MEDIA DAN ALAT Laptop dan infocus

G. MATERI (TERLAMPIR)

H. KEGIATAN PENYULUHAN

TAHAP KEGIATA N Pendahulu an (5 menit) 3. 4. 1. 2.

KEGIATAN PENGAJAR Mengucapkan Salam Memperkenalkan diri serta pembimbing Menjelaskan tujuan materi penyuluhan Kontrak waktu dan perkenalan

KEGIATAN KLIEN 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan

3. Mendengarkan

4. Menjawab dan mendengarkan

Pelaksanaa n (15 menit)

1. 2. 3.

Menggali pengetahuan klien tentang pengertian dari hipertensi Memberikan re-inforcement positif terhadap jawaban klien Menjelaskan pengertian hipertensi

1. Menjawab pertanyaan (semampunya) 2. Mendengarkan

3. Mendengarkan dan memperhatikan

4.

Menggali pengetahuan klien tentang tanda dan gejala dari penyakit hipertensi Memberikan re-nforcement positif terhadap jawaban Menjelaskan tandan dan gejala penyakit hipertensi Menggali pengetahuan klien tentang penyebab dari penyakit hipertensi Memberikan re-nforcement positif terhadap jawaban Menjelaskan tentang penyebab dari penyakit hipertensi

4. Menjawab pertanyaan (semampunya) 5. Mendengarkan

5. 6. 7. 8. 9.

6. Mendengarkan dan memperhatikan 7. Menjawab pertanyaan (semampunya) 8. Mendengarkan

10. Menggali pengetahuan klien tentang cara pencegahan dari hipertensi 11. Memberikan re-nforcement positif terhadap jawaban 12. Menjelaskan cara pencegahan dari hipertensi 13. Menggali pengetahuan klien tentang pengobatan tradisional penyakit hipertensi 14. Memberikan re-nforcement positif terhadap jawaban 15. Menjelaskan tentang pengobatan tradisional penyakit hipertensi

9. Mendengarkan dan memperhatikan 10. Menjawab pertanyaan (semampunya) 11. Mendengarkan

12. Mendengarkan dan memperhatikan 13. Menjawab pertanyaan (semampunya) 14. Mendengarkan

15. Mendengarkan dan memperhatikan

Penutup (10 menit)

1. 2.

Memberi kesempatan pd klien untuk menanyakan materi yang kurang jelas Menjawab pertanyaan klien

1. Bertanya

2. Mendengarkan dan memperhatikan 3. Menjawab

3.

Menyimpulkan materi bersama klien

4.

Memberi kesempatan kepada pembimbing jika ada masukan dan saran Terminasi dan salam

4. Mendengarkan

5.

5.

Menjawab salam

I. EVALUASI Setelah dilakukan evaluasi di dapatkan : 1. 70% klien dapat menyebutkan pengertian dari hipertensi 2. 70% klien dapat menyebutkan tanda dan gejala hipertensi 3. 70% klien dapat menyebutkan penyebab dari penyakit hipertensi 4. 60% klien dapat menyebutkan pencegahan penyakit hipertensi 5. 60% klien dapat menyebutkan pengobatan hipertensi secara tradisional

LAMPIRAN HIPERTENSI

A. PENGERTIAN Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukakan oleh para ahli. WHO mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160/95 mmhg, sementara itu Smelttzer & Bare (2002:896) mengemukakan bahwa hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastole diatas 90 mmhg. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh doenges (2000:42). Pendapat senada juga disampaikan oleh TIM POKJA RS Harapan Kita, Jakarta (1993:199)

dan Prof. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007), yang menyatakan bahwa hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Terdapat perbedaan tentang batasan tentang hipertensi seperti diajukan oleh kaplan (1990:205) yaitu pria, usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah waktu berbaring diatas atau sama dengan 130/90mmhg, sedangkan pada usia lebih dari 45 tahun dikatakan hipertensi bila tekanan darah diatas 145/95 mmhg. Sedangkan pada wanita tekanan darah diatas sama dengan 160/95 mmhg. Hal yang berbeda diungkapkan TIM POKJA RS Harapan Kita (1993:198) pada usia dibawah 40 tahun dikatakan sistolik lebih dari 140 mmhg dan untuk usia antara 60-70 tahun tekanan darah sistolik 150-155 mmHg masih dianggap normal. Hipertensi pada usia lanjut didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg ditemukan dua kali atau lebih pada dua atau lebih pemeriksaan yang berbeda. (JNC VI, 1997). Untuk usia kurang dari 18 tahun dikatakan hipertensi bila dua kali kunjungan yang berbeda waktu didapatkan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih, atau apabila tekanan darah sistolik pada beberapa pengukuran didapatkan nilai yang menetap diatas 140mmHg (R. P. Sidabutar dan Waguno P, 1990). Berdasarkan pengertian pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmhg dan atau diastolik lebih dari 90 mmhg.

B. TANDA DAN GEJALA

Menurut FKUI (1990:210) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) hipertensi esensial kadang tampa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Namun terdapat pasien yang mengalami gejala dengan sakit kepala, epitaksis. Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : 1) Mengeluh sakit kepala, pusing bahkan terasa berat di pundak 2) Lemas, kelelahan 3) Sesak nafas 4) Gelisah 5) Mual 6) Muntah 7) Epistaksis 8) Kesadaran menurun

C. PENYEBAB HIPERTENSI

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi: 1) Genetik: bawaan dari orang tua/keturunan

2) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat. 3) Stress Lingkungan. 4) Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran pembuluh darah. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan pada : Elastisitas dinding aorta menurun Katub jantung menebal dan menjadi kaku Kemampuan jantung memompa darah menurun

1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

D. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

Terdapat 2 cara penanggulangan hipertensi menurut FKUI (1990: 214219) yaitu dengan non farmakologis dan dengan farmakologis.

1. Mengurangi konsumsi rokok


Merokok sangat besar perananya meningkatkan tekanan darah, hal ini disebabkan oleh nikotin yag terdapat didalam rokok yang memicu hormon adrenalin yang menyebabkan tekana darah meningkat. Nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah didalam paru dan diedarkan keseluruh aliran darah lainnya sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kerja jantung semakin meningkat untuk memompa darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah yang sempit. Dengan berhenti merokok tekanan darah akan turun secara perlahan , disamping itu jika masih merokok maka obat yang dikonsumsi tidak akan bekerja secar optimal dan dengan berhenti merokok efektifitas obat akan meningkat (Santoso, 2001 ).

2. Istirahat yang cukup Istirahat yang cukup dapat menggurangi stress. Istirahat merupakan
suatu kesempatan untuk memperoleh energi sel dalam tubuh,istirahat dapat dilakukan dengan meluangkan waktu. Meluangkan waktu tidak berarti minta istirahat lebih banyak dari pada bekerja produktif samapai melebihi

kepatuhan.Meluangkan waku istirahat itu perlu dilakukan secara rutin diantara ketegangan jam sibuk bekerja sehari hari. Bersantai juga bukan berarti melakukan rekreasi yang melelahkan,tetapi yang dimaksudkan dengan istirahat adalah usaha untuk mengembalikan stamina tubuh dan mengembalikan keseimbangan hormon dan dalam tubuh ( Amir,2002). 3. Periksa kesehatan secara teratur ke pelayanan kesehatan

Bila ada indikasi untuk melakukan pemerikasaan ke pelayanan kesehatan, maka kepatuhan dan keteraturan dalam perawatan juga dapat mempertahankan kesehatan.
4. Aktivitas fisik/ Latihan

Olah raga ringan dengan teratur untuk meningkatkan kebugaran tub serta untuk seperti jalan kaki, menggerakan sendi-sendi, melakukan nafas dalam. 5. Menggurangi stress
Stres tidak menyebabkan hipertensi yang menetap, tetapi stress berat dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah yang bersifat sementara yang sangat tinggi. Jika periode stress sering terjadi maka akan mengalami kerusakan pada pembuluh darah, jantung dan ginjal sama halnya seperti yang menetap ( Amir,2002). Manfaat olah raga yang sering di sebut olah raga isotonik seperti jalan kaki, jogging, dan bersepeda sangat mampu meredam hipertensi. 6. Meningkatkan ibadah 7. Bersosialisasi yang baik 8. Mengikuti kegiatan di panti

Pencegahan juga bisa dilakukan dengan pengobatan tradisional yaitu dengan meremas daun alpukat, seledri, dan daun belimbing bintang, juga bisa dibuat jus buah mengkudu serta buah belimbing bintang serta di buat sayur pada buah labu siam dan brokoli.

Sedangkan dengan cara farmakologis yaitu dengan cara memberikan obatobatan anti hipertensi seperti diuretik seperti HCT, Higroton, Lasix. Beta bloker seperti propanolol. Alfa bloker seperti phentolamin, prozazine, nitroprusside captapril. Simphatolitic seperti hidralazine, diazoxine. Antagonis kalsium seperti nefedipine (adalat).

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. alih Bahasa: Debora R. L & Asy. Y, Jakarta: EGC Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta; EGC Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah. Karnaen R, Et. All, Edisi ke 3. 1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Mengenal Hipertensi, (Online), (http:// depkes.co.id/stroke.html) Tim POKJA RS Jantung Harapan Kita. (2003). Standar Asuhan Keperawatan Kardiovaskuler. Direktorat Medik dan Pelayanan RS Jantung dan pembuluh darah Harapan kita. Jakarta FKUI. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta DIKLIT RS Jantung Harapan Kita. (1993). Dasar-dasar Keperawatan Kardiovaskuler. RS Jantung Harapan Kita. Jakarta

You might also like