Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
yang tadinya kelihatan segar bugar, dengan kata lain jantungnya yang sehat untuk
arrest).
rumah, sehingga setiap orang seharusnya dapat melakukan resusitasi jantung paru
resusitasi jantung paru, karena bagi penderita yang terkena serangan jantung,
dengan diberikan RJP segera maka akan mempunyai kesempatan yang amat besar
RJP biasanya di pelajari oleh dokter, perawat dan para medis lainya, akan
(keramaian orang), seperti satpam, polisi, petugas stasiun dan pekerja publik
lainnya. Setiap tahun RJP menolong ribuan nyawa di Ameriksa Serikat. Lebih dari
1
5 juta warga amerika mendapat pelatihan RJP dari American Heart Association
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi
II.2. Indikasi
A. Henti Napas
Pada awal henti napas, jantung masih berdenyut, masih teraba nadi,
3
pasien akan teselamatkan hidupnya dan sebaliknya kalau terlambat
B. Henti Jantung
otak. Henti jantung terminal akibat usia lanjut atau penyakit kronis
jenis henti jantung yang terakhir lebih sulit ditanggulangi karena akibat
Henti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba (karotis
Iskemi melebih 3-4 menit pada suhu normal akan menyebabkan kortek
berdenyut kembali(7).
4
II.3. Fase RJPO
Terdiri dari :
jantung paru.
mengobatinya.
5
H (Head) : tindakan resusitasi untuk menyelamatkan otak dan sistim
Pada dasarnya resusitasi jantung paru terdiri dari 2 elemen: kompresi dada
dahulu:
2. Apakah korban tampak mulai tidak sadar, tepuk atau goyangkan bahu
korban dan bertanya dengan suara keras “Apakah Anda baik-baik saja?”
6
A. Bantuan Hidup Dasar
napas serta bagaimana melakukan RJP yang benar sampai ada bantuan
(ubin), bila diatas kasur selipkan papan(7). Periksa jalan napas korban
sebagai berikut :
tersumbatnya jalan napas pada pasien tidak sadar. Lidah yang jatuh
7
– Letakkan tangan penolong diatas kening korban dan tangan yang
leher/servikal, maka pakai cara “jaw trust”, lalu buka jalan napas.
2. Breathing (Pernapasan)
tidak.
Jika tidak ada maka dapat dilakukan napas buatan mulut ke mulut atau
9
Saat memberi napas buatan, pastika dada korban mengembang yang
Nilai sirkulasi darah korban dengan menilai denyut arteri besar (arteri
kali.
sebanyak 30 kali(10).
10
Posisi kompresi dada, dimulai dari melokasi proc. Xyphoideus, dan tarik
garis ke cranial 2 jari diatas proc. Xyphoideus, dan lakukan kompresi pada
tempat tersebut(11).
11
Kemudian berikan 2 kali napas buatan dan teruskan kompresi dada
– Tidak ada napas dan tidak ada nadi : teruskan RJP sampai bantuan
datang
buatan
12
13
RJP pada bayi dan anak :
Pada anak dipakai satu tangan, sedangkan untuk bayi hanya dipakai ujung
jari telunjuk dan tengah. Ventrikel bayi dan anak kecil terletak lebih tinggi
dalam rongga dada, jadi tekanan harus dilakukan di bagian tengah tulang
dada.
14
15
B. Bantuan Hidup Lanjut
1. Penting:
ventrikel(4).
16
dianjurkan ½ mg, diberikan iv. Sebagai bolus dan diulang
2. Berguna:
17
kali/menit. Juga berguna untuk sinus bradikardi berat yang
6 jam(4).
F: (Fibrilation Treatment)
18
Terapi definitifnya adalah syok electric (DC-Shock) dan belum ada satu
19
Tindakan defibrilasi untuk mengatasi fibrilasi ventrikel. Elektroda dipasang
sebelah kiri putting susu kiri dan di sebelah kanan sternum atas.
20
H (Head) : tindakan resusitasi untuk menyelamatkan otak dan sistim saraf
berdasarkan perikemanusiaan.
mengendalikan kejang.
spontan dan refleks. Keadaan tidak sadar yang dalam tanpa pernafasan
spontan dan pupil tetap dilatasi 15-30 menit, biasanya menandakan kematian
21
BAB III
KESIMPULAN
kompresi dada.
3. Fase-fase pada RJP adalah Bantuan Hidup Dasar, Bantuan Hidup Lanjut
4. Prosedur RJP terbaru adalah kompresi dada 30 kali dengan 2 kali napas
buatan.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Sanif E., 2008. Metode Baru Resusitasi Jantung Paru. Diakses dari
http://www.jantunghipertensi.com/index.php?option=com_content&task=v
iew&id=206&Itemid=9
2. Stoppler M.C., 2008. The Importance of CPR. Diakses dari
http://www.emedicinehealth.com/cardiopulmonary_resuscitation_cpr/articl
e_em.htm
3. Dar Ahmed B., 2008. Cardiopulmonary Resuscitation. Assocaiate Prof of
Medicine. Chinkipora Sopore Kashmir, India.
4. Andrey, 2008. Resusitasi Jantung Paru Pada Kegawatan Kardiovaskuler.
Diakses dari http://yumizone.wordpress.com/2008/11/27/resusitasi-
jantung-paru-pada-kegawatan-kardiovaskuler/
5. Wikipedia, 2009. Cardiopulmonary Resuscitation. Diakses dari
http://en.wikipedia.org/wiki/ Cardiopulmonary_ resuscitation
6. American Heart Association. 2009. Cardiopulmonary resuscitaion.
Diakses dari
http://www.americanheart.org/presenter.jhtml?identifier=4479
7. Latief S.A., 2007. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Penerbit
FKUI. Jakarta.
8. Mayo Clinic staff. 2008. Cardiopulmonary Resusistation. Diakses dari
http://www.mayoclinic.com/health/first-aid-cpr/FA00061
9. Agarwal P.S.& Jadon A., 2008. Cardiopulmonary Resuscitation. TATA
Motors Hospital. Jamshedpur. India.
10. American Heart Association. 2005. Part 4 Adult Basic Life Suppot in
Circulation Jurnal.
11.Liza. 2008. Resusitasi Jantung dan Paru. Diakses dari
http://www.scribd.com/doc/6240591/Resusitasi-Jantung-Dan-Paru
23