You are on page 1of 30

DISPEPSIA

Definisi
Sindrom atau kumpulan gejala atau keluhan yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, perut rasa penuh atau begah.

Anatomi fisiologi gaster

Gambar 1. Anatomi Gaster: 1.Esofagus, 2.Kardia, 3.Fundus, 4.Selaput Lendir, 5.Lapisan Otot, 6.Mukosa Lambung, 7.Korpus, 8.Antrum Pilorik, 9.Pilorus, 10.Duodenum

Fisiologi
Untuk mencerna makanan baik secara kimiawi

oleh getah lambung ( HCL, pepsin, musin, renin) maupun mekanik. Otot pilorus akan mengatur sedikit-sedikit makanan menuju duodenum +/- 25 jam

Pengertian dispepsia terbagi dua : Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. Sindroma dispepsia organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari, radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain. Dispepsia non organik atau dispepsia fungsional, atau dispesia non ulkus, bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi setelah 3 bulan dengan gejala dispepsia.

Dispepsia non-organik terbagi menjadi : 1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus-like dyspepsia), dengan gejala: a. Nyeri epigastrium terlokalisasi b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid c. Nyeri saat lapar d. Nyeri episodik 2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspesia), dengan gejala: a. Mudah kenyang b. Perut cepat terasa penuh saat makan c. Mual d. Muntah e.Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas) f. Rasa tak nyaman bertambah saat makan 3. Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas).

Epidemiologi
Depkes tahun 2004 menempatkan dispepsia di

urutan ke 15 dari daftar 50 penyakit dengan pasien rawat inap terbanyak di Indonesia dengan proporsi 1,3%.

Etiologi
Gangguan atau penyakit dalam lumen saluran cerna;

tukak gaster atau duodenum, gastritis, tumor, infeksi Helicobacter pylori. Obat obatan seperti anti inflamasi non steroid (OAINS), aspirin, beberapa antibiotic, digitalis, teofilin dan sebagainya. Penyakit pada hati, pankreas, system bilier, hepatitis, pancreatitis, kolesistetis kronik. Penyakit sistemik: diabetes mellitus, penyakit tiroid, penyakit jantung koroner. Bersifat fungsional, yaitu dispepsia yang terdapat pada kasus yang tidak terbukti adanya kelainan atau gangguan organic atau structural biokimia, yaitu dispepsia fungsional atau dispepsia non ulkus.

Gejala klinis
Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan,

sedang, dan berat, dan dapat akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu 3 bulan. Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya.Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, muntah, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung).

Patofisiologi
Abnormalitas Motorik Gaster

Dengan studi Scintigraphic Nuklear dibuktikan lebih dari 50% pasien dispepsia non ulkus mempunyai keterlambatan pengosongan makanan dalam gaster, tetapi hubungan antara kelainan tersebut dengan gejala-gejala dispepsia tidak jelas. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa fundus gaster yang "kaku" bertanggung jawab terhadap sindrom dispepsia. Pada keadaan normal seharusnya fundus relaksasi, baik saat mencerna makanan maupun bila terjadi distensi duodenum. Pada beberapa pasien dyspepsia non ulkus, refleks ini tidak berfungsi dengan baik sehingga pengisian bagian antrum terlalu lambat. Perubahan sensifitas gaster Lebih 50% pasien dispepsia non ulkus menunjukkan sensifitas terhadap distensi gaster atau intestinum, oleh karena itu mungkin akibat: makanan yang sedikit mengiritasi seperti makanan pedas, distensi udara, gangguan kontraksi gaster intestinum. Stres dan faktor psikososial Banyak pasien mengatakan bahwa stres mencetuskan keluhan dispepsia. Beberapa studi mengatakan stres yang lama

Disfungsi Autonom

Disfungsi persyarafan vagal diduga berperan dalam kasus dispepsia fungsional. Adanya neuropati vagal juga diduga berperan dalam relaksasi bagian proksimal lambung waktu menerima makanan, sehingga menimbulkan gangguan akomodasi lambung dan rasa cepat kenyang Aktivitas Mioelektrik Lambung Adanya disritmia mioelektrik lambung pada pemeriksaan elektrogastrografi berupa takigastria, bradigastria, pada kurang lebih 40% kasus dispepsia fungsional Hormonal Peran hormonal belum jelas dalam patogenesis dispepsia fungsional. Dilaporkan penurunan hormon motilin yang menyebabkan gangguan motilitas antroduodenal. Diet dan faktor lingkungan Adanya intoleransi makanan dilaporkan lebih sering terjadi pada kasus dispepsia fungsional.

Gastritis Helicobacter pylori

Diagnosa endoskopik gastritis akibat infeksi Helicobacter pylori sangat sulit karena sering kali gambarannya tidak khas. Beberapa gambaran endoskopik yang sering dihubungkan dengan adanya infeksi Helicobacter pylori adalah: Erosi kronik di daerah antrum. Nodularitas pada mukosa antrum. Bercak-bercak eritema di antrum. Area gastrika yang menonjol dengan bintik-bintik eritema di daerah korpus.

Diagnosis banding
Gastro-oesophageal reflux disease. Ulkus peptikum. Obat-obatan: obat anti inflamasi non-steroid,

antibiotik, besi, suplemen kalium, digoxin. Malabsorbsi Karbohidrat (lactose, fructose, sorbitol). Cholelithiasis / choledocholithiasis. Pankreatitis. Penyakit sistemik (diabetes, thyroid, parathyroid, hypoadrenalism). Parasit intestinal. Keganasan abdomen (terutama Ca pancreas dan gaster).

Diagnosis
Anamnesis : RPS (keluhan utama dan

tambahan), RPD, RPK, RPO, Habit Pemeriksaan fisik : Abdomen = IAPP Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Lab (GDS, fungsi tiroid, fungsi pankreas, dsb) 2. Radiologi (Barium meal, USG) 3. Endoskopi (endoskopi)
1.

Penatalaksanaan
Antasida (Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg triksilat) hanya mengurangi

simptomatis Antikolinergik (Pirenzepin) bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan seksresi asam lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif. Antagonis reseptor H2 (simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin) Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensial seperti tukak peptik. Proton Pump Inhibitor = PPI (omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol) Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada proses sekresi asam lambung. Waktu paruh PPI kurang lebih 18jam Sitoprotektif (misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2)) Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostoglandin endogen, yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protektif (site protective), yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna. Golongan prokinetik (sisaprid, domperidon, dan metoklopramid) Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dismotilitas dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks.

Antibiotik untuk infeksi Helicobacter pylori

Eradikasi bakteri Helicobacter pylori biasanya digunakan kombinasi antibiotik seperti amoxicillin (Amoxil), clarithromycin (Biaxin), metronidazole (Flagyl) dan tetracycline (Sumycin), Coloidal Bismuth Subcitrate (CBS). Kombinasi : 1. PPI + Amoksisilin + Klaritromisin 2. PPI + Metronidazol + Klaritromisin 3. PPI + Metronidazol + Tetrasiklin 4. CBS + PPI + Amoksisilin + Klaritromisin 5. CBS + PPI + Metronidazol + Klaritromisin 6. CBS + PPI + Metronidazol + Tetrasiklin

Pencegahan
Hentikan obat yang menyebabkan dispepsia (C/

NSAID) Modifikasi pola makan Jangan minum alkohol Tidak merokok Olahraga teratur Hindari stress

KASUS

Identitas
Nama : Ny. L

Umur : 72 tahun
Alamat : Tegaron, Banyubiru Status Marital : menikah Agama : Islam Tgl masuk : 21-8-2013 Tgl keluar : 27-8-2013 No. MR : 042107

S
21/ 08/ 2013 (Tanggal Masuk Pasien)

KU : Mual dan muntah sudah 4 hari sebelum masuk RS RPS : Nyeri perut seperti terbakar dan ditusuk-tusuk sudah 4 hari disertai mual, muntah sudah 4 hari 3x isi cairan, nyeri tidak menjalar, sesak (-), perut sebah sudah 1 minggu lalu, BAB cair 2hari yll tidak berdarah, lendir (+), tapi sekarang tidak cair

RPD : Hipertensi (-), DM (-), Operasi (-), trauma (-), mag (+)
RPO : Tinjauan Sistem : demam (-), BAK anyang-anyangan, BAB (n), mual(+) muntah (-) RPK : tidak ada Kebiasaan : makan tidak teratur, minum cukup, kopi (-), rokok (-), alkohol (-).

o
21/ 08/ 2013

Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum :tampak sedang Kesadaran : Compos Mentis VS : TD: 155/93 mmHg, N: 76 x/mnt, R : 26 x/mnt Kepala : Rambut : distribusi merata, tidak rontok, Mata: konjungtiva tidak pucat, Sklera tidak ikterik Leher : JVP tidak meningkat, trakea tidak deviasi, KGB tidak ada pembesaran, tiroid tidak membesar Thorax : Paru : Inspeksi : bentuk dada normal, nafas tak tertinggal Palpasi : nyeri tekan (-) Perkusi : sonor pada kedua lapang paru Auskultasi : suara napas vesikuler Jantung : Inspeksi : iktus cordis tidak tampak Palpasi : iktus cordis tidak teraba Perkusi : batas atas : ics 3 midclavicula kiri batas kanan : ics 3 parasternal kanan batas kiri : ics 5 axilaris anterior batas bawah : ics 5 axilaris anterior Auskultasi : S1 dan S2 reguler, irama jantung reguler, tidak ada gallop S3. Abdomen : Inspeksi : bentuk normal Palpasi : Nyeri tekan (+) epigastrium, hepar+lien tidak teraba, turgor cukup, massa (-) Perkusi : timpani Auskultasi : bising usus (+) normal Ekstremitas : turgor kulit baik, capilarry refill < 2 detik, piting edema : tangan (-/-), kaki (-/-), sianosis (-) Pemeriksaan Penunjang Darah Rutin EKG

o
22/ 08/ 2013 Pemeriksaan Penunjang Darah Rutin Hb : 14.5 g/dl 12-16 g/dl Ht : 43.3 % 37-43 % Eritrosit : 4,26 x 10 /mm 4,2 5,4 x 10 / mm Leukosit : 24.2 x 10 /mm 4 - 10 x 10 / mm Trombosit : 235000 /ul 200000-400000/ mm MCV : 89,4 fl* 80-90 fl MCH : 28,9 pg* 27-34 pg MCHC : 32,3 g/dl 32-36 g/dl PCT : 0,21 % 0,2-0,5 % PDW : 13,6 % 10-18 % WBC flags % Lym : 18,8 1.7-3.5 % Mon : 0.9 0.2-0.6 % Gran : 22.1 2.5-7 Leukositosis disertai neutrofilia absolut Kimia Klinik Glukosa Puasa : 111 mg/dl 82-115 mg/dl Glukosa 2 jam PP : 131 mg/dl 82-115 mg/dl Ureum : 68.5 mg/dl 10-50 mg/dl Kreatinin : 1.69 mg/dl 0.45-0,75 mg/dl Protein total : 6.50 g/dl 6 8 g/dl Albumin : 3.07 g/dl 3,4 4,8 g/dl Globulin : 3,42 g/dl 2 4 g/dl SGOT : 20 u/L 0-35 u/L SGPT : 14 u/L 0-35 u/L Uric acid : 10.64 g/dl 2-7 g/dl Kolesterol : 132 mg/dl <200 dianjurkan, 200-240 risiko sedang, >240 risiko tinggi Triglycerid : 106 g/dl 70-140 g/dl Peningkatan ureum kreatinin dan hiperurisuria SEROLOGI HBsAg Non Reaktif

Hasil EKG

A
21/ 08/ 2013 (Tanggal Masuk Pasien)

P
Infus KAEN 3B

IGD : Dispepsia

Follow Up
Tanggal

S
Perut sakit (+), mual (+), muntah (2x cairan), BAB (n), BAK (anyanganyangan, perih), pusing

O
Ku : sedang, kes : CM, TD : 160/90 mmHg , N: 86 x/mnt , R: 26X/mnt Abd : nyeritekan epigastrium (+), BU (n) Ku: baik , kes: CM, TD: 190/100 mmHg , N: 94 x/mnt , R: 24 x/mnt Abd : supel, nyeritekan epigastrium suprapubica, hipocondrium sinistra (+), BU (n) Ku: baik , kes: CM, TD: 160/90 mmHg , N: 98 x/mnt , R: 24 x/mnt Abd : nyeritekan epigastrium (+), BU (n)

A
Dispepsia

P
Infus RL 20tpm Inj. Cefosasin 2mg Inj. Ondansentron 3 mg Inj. Ranitidin 2 mg Antasida Antasida Terapi lanjut

22/ 08/ 2013

23/ 08/ 2013

Nafsu makan turun, makan sedikit, muntah 2x semalam berisi cairan, perut sudah tidak terlalu sakit, BAB BAK (n) Mual (+), muntah (3x isi makanan dan cairan), nyeri perut (-)

Dispepsia

24\08\ 2013

Dispepsia

Terapi lanjut

Follow Up
Tanggal

A
Dispepsia

P
Terapi lanjut

25/ 08/ 2013

Perut mual (+), muntah Ku : sedang, kes : CM, TD (-), pinggangnya sakit, : 145/80 mmHg , N: 86 kl bangun pusing x/mnt , R: 26X/mnt Abd : nyeritekan epigastrium (+), BU (n) Wess mari dok, mau pulang Ku : sedang, kes : CM TD : 150/90mmHg, N : 92x/mnt, R: 24x/ mnt Abd : nyeri tekan (-), BU (n) Ku : sedang, kes : CM TD : 150/90mmHg, N : 88x/mnt, R: 24x/ mnt Abd : nyeri tekan (-), BU (n)

26/ 08/ 2013

Dispepsia

Terapi lanjut

27\08\ Tidak ada keluhan 2013

dispepsia

Pulang

You might also like