You are on page 1of 45

SKENARIO 1

BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI FK-UMM

TUTORIAL 8
1. 201110330311011 Putra Pramudia Akbar 2. 201110330311021 Furqan Disai 3. 201110330311040 Baiq Hesty Anggreni Sahrial 4. 201110330311075 Lilly Nurfitria Ramadhani 5. 201110330311084 Feelin Fatwa Titiharja 6. 201110330311100 Khairul Wafa Musthofa 7. 201110330311108 Idza Fariha Afri 8. 201110330311132 Muhammad Isa Ahsani 9. 201110330311138 Indrawan Tri Purnomo 10.201110330311139 Zainal Ulu Prima Saputra 11.201110330311143 Muqsit Fajar Febriady 12.201110330311172 Mariyah Giptiyah

Anisa seorang wanita usia 18 tahun, merasa senang setelah mendengar pengumuman bahwa dia diterima di FK UMM. Setelah menjalani pembelajaran di Fk umm selama beberapa waktu, anisa mulai mengalami kesulitan belajar terutama dalam hal pencarian literatur. Hal ini disebabkan adanya perubahan tuntutan strategi belajar dari murid SMA menjadi mahasiswa FK dan perubahan kurikulum dari kurikulum konvesional ke kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL). KBK dengan pendekatan PBL merupakan cara belajar student-centered dan Critical Thinking yang merupakan cara adult learning. Salah satu penerapan critical thinking dalam PBL adalah ketika melakukan jounal searching untuk mencari solusi suatu kasus sebagai bentuk kegiatan Evidence Based Medicine (EBM). Hal ini dilakukan untuk mencapai kompetensi dokter sesuai Standard Kompetensi Dokter Indonesia

KLARIFIKASI ISTILAH
PBL adalah suatu proses pembelajaran yang diawali dari masalah-masalah yang ditemukan dalam suatu lingkungan pekerjaan (Pusdiklat, 2004). Student-centered : pembelajaran yang berpusat pada siswa atau learner centered yang diharapkan dapat mendorong siswa dapat terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku (Ina Afiatin Fak Psikologi UGM: Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning ) Critical thinking : Berikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Kritis adalah berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan. Berpikir kritis adalah mempertimbangkan kebenaran suatu informasi yang diterima serta tidak tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu (Poerwadarminta)

Adult Learning : -berdasarkan atas prinsip andradogi(andra=manusia dewasa, agogos=ilmu/seni) yang berarti seni atau ilmu yang membantu orang dewasa belajar -seorang mahasiswa yang dituntut untuk bisa belajar secara mandiri karena pengajar hanya sebagai fasilitator Journal Searching : metode pencarian terhadap catatan harian atau sumber buku (kamus besar ind) EBM : -integrasi kompetensi profesional seorang dokter dengan bukti dari penelitian yang sahih dan preferensi atau nilai-nilai yang dimiliki sang pasien (Prof. Dr. dr. Sudigdo Sastroasmoro SpA(K)) -Menggunakan segala pertimbangan bukti ilmiah (evidence) yang sahih yang diketahui hingga kini untuk menentukan pengobatan pada penderita yang sedang kita hadapi (Iwan Darmansjah)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Depdiknas, 2003) Kurikulum konvensional adalah kurikulum yang masih terpusat pada ketetapan pemerintah pusat (sistem sentralisasi), disini diberi contoh kurikulum 1994. (Depdiknas) KBK : perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Balitbang Depdiknas, 2002)

Standar Kompetensi Dokter: seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas pertemuan yang difasilitasi oleh Divisi Standar Pendidikan Profesi(Konsil Kedokteran Indonesia)

KEYWORD
Wanita 18 tahun FK UMM Kesulitan dalam hal pencarian literatur Perubahan kurikulum dari konvensional ke KBK dengan pendekatan PBL Tercapainya Standar Kompetensi Dokter Indonesia

RUMUSAN MASALAH
1. Apakah perbedaan dari pembelajaran kurikulum konvensional dengan KBK dengan pendekatan PBL ? 2. Bagaimana pencarian literatur yang baik dan tepat? 3. Strategi belajar seperti apa yang sesuai untuk anisa untuk mencapai Standar Kompetensi Dokter Indonesia? 4. Apakah KBK dapat dicapai oleh kalangan mahasiswa FK?

Hipotesis
1. Pada pembelajaran konvensional mahasiswa dituntut untuk mengikuti segala materi dan sumber yang didapat dari pakar sedangkan KBK mahasiswa dituntut untuk mencari materi dan sumber dari berbagai informasi dan literatur secara mandiri. ~ Kelebihan KBK : a. Mahasiswa menjadi lebih mandiri b. Semangat belajar tinggi c. Belajar memanfaatkan waktu dengan baik Kekurangan : a. Sumber tidak valid b. Kurangnya efisiensi waktu c. Daya saing tinggi (saling menjatuhkan)

~ Kelebihan konvensional : Informasi lebih cepat ditangkap (efisiensi waktu tinggi) Kekurangan konvensional : a. Kurang mandiri b. Kurangnya sumber informasi c. Kurang terlatih dan bersifat pasif d. Cenderung kurang berpikir kritis 2. a. Jurnal Penelitian Terbaru b. Text book c. Jurnal ilmiah, jurnal majalah d. Rujukan/literatur yang lain (artikel) 3. 4. Mengetahui potensi dari gaya belajar anisa, kemudian menerapkannya dan ketika belajar selalu mengacu pada SKDI Bisa, agar dapat mencapai SKDI dan meningkatkan kualitas dokter di masa yang akan datang

Peta Konsep
Anisa (Wanita 18 Tahun) Mahasiswa FK UMM

Adaptasi

Perubahan Tuntutan Belajar Siswa SMA -> Mahasiswa FK

Perubahan Kurikulum Konvensional -> KBK

-Pencarian Literatur -Mencapai Kompetensi Dokter sesuai SKDI

Pendekatan PBL

Learning Objective
Mahasiswa mampu memahami konsep dan implementasi : Problem Based Learning (PBL) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) SKDI

Problem Based learning ( PBL )

PBL
Pengertian : Adalah strategi pembelajaran yang menggunakan masalah atau problem sebagai stimulus untuk mendapatkan informasi, guna memahami masalah dan penyelesaiannya () Tujuan PBL Meningkatkan mahasiswa dalam berpikir kritis, membangun pola belajar sendiri, membiasakan belajar sepanjang hayat, meningkatkan kemampuan bekerja sama dan komunikasi.

Definisi
Problem Based Learning (PBL) adalah metode pendidikan yang medorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata(Duch, 1995) PBL adalah proses pembelajaran yang dimulai dengan problem dan bukannya paparan/penjelasan mengenai knowledge D.Boud, G. Feletti, 1987 Pengantar PBL, Djauhari Widjajakusumah (http://staff.ui.ac.id/internal/0607050212/material/PB LFE-MotivasiPBL-utkwebdosen.pdf)

Sejarah PBL
Universitas McMaster University ( 1969 ) Maastricht Faculty of Medicine di Belanda (1976) Universitas Gajah Mada ( 1992 ) Universitas Indonesia ( 1995 )*

*tapi kembali menggunakan metode konvensional

Metode Pendekatan PBL


Student - Centered Learning ( terpusat pada siswa )

Problem Based Learning ( belajar berdasarkan


masalah)

Intergrated Learning ( Pembelajaran terintegrasi ) Community Based ( Berbasis komunitas ) Efectives ( Efektif ) Systematic ( sistematik )

PBL ( Problem Based Learning )


PBL dimulai dengan menyodorkan masalah ( presentasi atau kasus ), lalu mulai diduskusikan dalam kelompok kecil yang dibantu oleh seorang fasilisator dengan menggunakan prosedur menganalisis problem, merumuskan tujuan belajar dan mengumpulkan informasi tambahan. Prosedur ini terdiri atas tujuh langkah ( 7 jumps in PBL )

PBL ( Problem Based Learning )


Seven Jumps in PBL ( Schmidt )
1. Clarify terms and concepts ( Identifikasi dan klarifikasi istilah asing ) 2. Define the problems ( Menetapkan masalah ) 3. Brainstorm possible hypothesis ( Membuat jawaban sementara ) 4. Arrange exp into a tentative solution ( Merumuskan penjelasan hasil dari langkah ke3) 5. Define Learning Objective ( Menentukan pembelajaran )

6. Info gathering & private study ( Mengumpulkan informasi ) 7. Share the results of info gathering & private study ( Berbagi informasi )

*jumps 1-5 for first meeting, jump 6 for between meeting and jump 7 for second meeting.

KBK DENGAN PENDEKATAN PBL

Latar Belakang KBK


Karena pengembang kurikulum harus mengenal benar landasan filosofi, kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi dalam menjawab tantangan, serta jangkauan validitas pendekatan tersebut ke masa depan sehingga harus terus berkembang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau dunia profesi maupun dunia ilmu. SK Mendilmas nomor 045 tahun 2002 memperkuat perlunya pendekatan KBK dalam pengembangan kurikulum pendidikan tinggi.

PENGERTIAN Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )

Suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar profesi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu (Mulyasa 2003: 27).

Penilaian KBK ditekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

Eve Krakow (2005),mengemukakan bahwa pengajaran berbasis kompetensi adalah keseluruhan tentang pembelajaran aktif (active learning) dimana guru membantu siswa untuk belajar bagaimana belajar daripada hanya mempelajari isi (learn how to learn rather than just cover content)

PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI (Competency-based Education) KBK a. Sifatnya individualis

b. Menekankan pada outcomes c. Prosedurnya fleksibel d. Pencapaian mutu menurut standar e. Meniadakan perbedaan antara teori dan praktek f. Kompetensi memperjelas bagaimana tujuan akan dicapai

Sumber: Prof.Drs.Dewa Komang Tantra, Dip.App.Ling, MSc,MA,Ph.

Karakteristik KBK
Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memnuhi unsur edukatif. Penilaian menekankan pada proses dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi (Mulyasa 2003: 42).

Prinsip-prinsip dalam Kurikulum


Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestika Kesamaan memperoleh kesempatan Memperkuat Identitas Nasional Menghadapi abad pertengahan (globalisasi) Menyongsong tantangan teknologi informasi dan komunikasi Mengembangkan keterampilan hidup

Mengintegrasikan unsur-unsur penting ke dalam kurikuler Pendidikan alternatif Berpusat pada anak sebagai pembangun pengetahuan Pendidikan multikultur dan multibahasa Pendidikan berkelanjutan dan komprehensif Pendidikan sepanjang hayat

STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA


Diterbitkan oleh KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Indonesian Medical Council Jakarta 2006

PENDAHULUAN
Pesatnya bidang ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi ilmu kedokteran Tersedia sumber daya manusia (dokter) yang handal dan terampil serta profesional

Peningkatan keluhan masyarakat baik di media elektronik maupun media cetak terhadap tenaga dokter Proses pendidikan yang dijalani tenaga kesehatan

KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21A/KKI/KEP/IX/2006 TENTANG PENGESAHAN STANDAR KOMPETENSI DOKTER

Pengertian Kompetensi
Menurut SK Mendiknas No. 045/U/2002

Kompetensi adalah 'seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas- tugas di bidang pekerjaan tertentu'.

Kemampuan seorang profesi dokter


Mengerjakan tugas atau pekerjaan profesinya

Mengorganisasikan tugasnya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan


Segera tanggap dan tahu apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula Menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah di bidang profesinya Melaksanakan tugas dengan kondisi berbeda

Manfaat Standar Kompetensi Dokter


Bagi institusi pendidikan kedokteran

Bagi Pengguna
Bagi orang tua murid dan penyandang dana Bagi mahasiswa

Bagi Departemen Pendidikan Nasional dan Badan Akreditasi Nasional


Bagi Kolegium Dokter Indonesia

Bagi Kolegium-Kolegium Spesialis


Program Adaptasi bagi Lulusan Luar Negeri

STANDAR KOMPETENSI DOKTER


1. Komunikasi efektif

2. Keterampilan Klinis
3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 4. Pengelolaan Masalah Kesehatan 5. Pengelolaan Informasi 6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri

7. Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien

Daftar Penyakit
Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan dokter Tingkat Kemampuan 1 Dapat mengenali dan menempatkan gambarangambaran klinik sesuai penyakit ini ketika membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal gambaran klinik ini, dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini mengindikasikan overview level. Bila menghadapi pasien dengan gambaran klinik ini dan menduga penyakitnya, Dokter segera merujuk.

Daftar Penyakit
Tingkat Kemampuan 2 Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya

Daftar Penyakit
Tingkat Kemampuan 3 3a. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat).

Daftar Penyakit
Tingkat Kemampuan 3 3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).

Daftar Penyakit
Tingkat Kemampuan 4 Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.

Daftar Ketrampilan Klinik


Pembagian tingkat kemampuan menurut Piramid Miller : Tingkat kemampuan 1 (Mengetahui dan Menjelaskan) Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini, sehingga dapat menjelaskan kepada teman sejawat, pasien maupun klien tentang konsep, teori, prinsip maupun indikasi, serta cara melakukan, komplikasi yang timbul, dan sebagainya.

Daftar Ketrampilan Klinik


Tingkat kemampuan 2 (Pernah Melihat atau pernah didemonstrasikan) Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selain itu, selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini.

Daftar Ketrampilan Klinik


Tingkat kemampuan 3 (Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi) Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi.

Daftar Ketrampilan Klinik


Tingkat kemampuan 4 (Mampu melakukan secara mandiri) Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan ketrampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan keterampilan ini dalam konteks praktik dokter secara mandiri.

You might also like