You are on page 1of 19

CHOLELITIASIS

Disusun oleh: Anggun Putri NIM : 70 2009 038 PEMBIMBING : Dr. Fahriza, SpB

PENDAHULUAN
Insiden kolelitiasis atau
batu kandung empedu di Amerika Serikat Banyak penderita batu empedu tanpa gejala . Batu kantung empedu biasanya Oleh karena itu

gambaran klinis
penderita batu kandung empedu

diperkirakan 20 juta
orang yaitu 5 juta pria dan 15 juta wanita. Insiden batu kandung empedu di Indonesia belum diketahui dengan pasti namun tidak akan berjauh beda dengan negara barat.

bervariasi dari
yang berat atau jelas sampai yg

baru menimbulkan
gejala dan keluhan bila batu menyumbat duktus koledokus

ringan atau samar


atau bahkan sering kali tanpa gejala (silent stone).

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Tractus Billiaris Vesica felea atau kandung empedu merupakan kantong berbentuk buah pir yang berukuran panjang 7-10 cm dengan kapasitas rata-rata 30-50 cc. Organ ini terletak di fossa inferoposterior hepar, berdekatan dengan ligamentum teres hepatis yang membagi hepar menjadi lobus dextra dan sinistra. Secara anatomis, vesica felea dibagi menjadi 4 area, antara lain fundus, corpus, collum dan infundibulum.

Ductus biliaris dibagi menjadi ductus biliaris intrahepatik dan ekstrahepatik. Ductus biliaris intrahepatik berawal dari cabang-cabang interlobularis terkecil pada sistem portal hepar yang merupakan muara cannaliculi biliaris Vesica felea diperdarahi oleh a. cystica yang berasal dari a. hepatica dextra. Aliran limfatik pada vesica felea mengalir ke nodi lymphatici cysticae yang terletak dekat collum vesica biliaris.

2.2 Fisiologi Tractus Billiaris Tiga faktor yang mengatur aliran empedu, yaitu sekresi hepar, kontraksi vesica felea dan resistensi sphincter of Oddi Empedu diproduksi sebanyak 500 1500 cc / hari oleh hepar melalui 2 tahap: (1) hepatosit memproduksi empedu kemudian disekresikan ke canaliculi biliaris yang terletak di antara sel-sel hepar (2) empedu mengalir ke perifer menuju septa interlobularis hepar, ductus biliaris terminal (intrahepatik), ductus hepaticus, dan ductus hepaticus communis. Dari sini, empedu dapat langsung disekresi ke duodenum atau dialihkan untuk ditampung dalam vesica felea

2,3. Cholelitiasis Batu empedu merupakan gabungan dari beberapa unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang dapat ditemukan dalam kandung empedu Epidemiologi Prevalensi cholelitiasis pada usia dewasa adalah 8% diantara penduduk dunia dan anka kejadian cholelitiasis akan meningkat seiring bertambahnya usia. Batu empedu relatif jarang terjadi pada usia dua dekade pertama. Namun wanita yang meminum obat kontrasepsi oral atau yang hamil akan berisiko menderita batu empedu, bahkan pada usia remaja dan 20-an

Faktor resiko Faktor ras dan familial tampaknya berkaitan dengan semakin tingginya insiden terbentuknya batu empedu. Kondisi klinis yang dikaitkan dengan semakin meningkatnya insidensi batu empedu adalah diabetes, sirosis hati, pankreatisis, kanker kandung empedu, dan penyakit atau reseksi ileum. Kolelitiasis juga sering diasosiasikan dengan istilah 4F, yaitu female, fat, forty, fertile.

Patogenesis Secara umum proses pembentukan batu empedu dapat diawali oleh 3 keadaan yaitu, gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi empedu, stasis cairan empedu, dan infeksi kandung empedu.
Jenis Batu Batu empedu yang ditemukan pada kandung empedu di klasifikasikan berdasarkan bahan pembentuknya sebagai batu Kolesterol (batu yang mengandung >50% kolesterol) batu bilirubin dan (mengandung <20 kolesterol) batu campuran. (batu yang mengandung 20-50% kolesterol).

Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita kolelitiasis: 1. Obstruksi duktus sistikus 2. Kolik bilier 3. Kolesistitis akut : - Empiema - Perikolesistitis - Perforasi 4. Kolesistitis kronis : - Hidrop kandung empedu - Empiema kandung empedu - Fistel kolesistoenterik - Ileus batu empedu (gallstone ileus)

Diagnosis 1. Anamnesis Setengah sampai dua pertiga penderita kolelitiasis adalah asimtomatis. Keluhan yang mungkin timbul adalah dispepsia yang kadang disertai intoleran terhadap makanan berlemak. Pada yang simtomatis, keluhan utama berupa nyeri di daerah epigastrium, kuadran kanan atas atau perikondrium. Rasa nyeri lainnya adalah kolik bilier yang mungkin berlangsung lebih dari 15 menit, dan kadang baru menghilang beberapa jam kemudian. Penyebaran nyeri pada punggung bagian tengah, skapula, atau ke puncak bahu, disertai mual dan muntah.

2. Pemeriksaan Fisik Batu kandung empedu Apabila ditemukan kelainan, biasanya berhubungan dengan komplikasi, seperti kolesistitis akut dengan peritonitis lokal atau umum, hidrop kandung empedu, empiema kandung empedu, atau pangkretitis. Pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan punktum maksimum didaerah letak anatomis kandung empedu. Tanda Murphy positif apabila nyeri tekan bertambah sewaktu penderita menarik nafas panjang karena kandung empedu yang meradang tersentuh ujung jari tangan pemeriksa dan pasien berhenti menarik nafas. 3

3. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan laboratorium Batu kandung empedu yang asimtomatik umumnya tidak menunjukkan kelainan pada pemeriksaan laboratorium. Apabila terjadi peradangan akut, dapat terjadi leukositosis. Apabila terjadi sindroma mirizzi, akan ditemukan kenaikan ringan bilirubin serum

b. Pemeriksaan radiologis - Foto polos Abdomen Pada peradangan akut dengan kandung empedu yang membesar atau hidrops, kandung empedu kadang terlihat sebagai massa jaringan lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalam usus besar, di fleksura hepatika. 3 Ultrasonografi (USG) Ultrasonografi mempunyai derajat spesifisitas dan sensitifitas yang tinggi untuk mendeteksi batu kandung empedu dan pelebaran saluran empedu intrahepatik maupun ekstra hepatik. Kriteria keberadaan batu pada ultrasonografi yaitu adanya acoustic shadowing dari gambaran bayangan yang terbentuk karena adanya halangan penghantaran gelombang suara uleh batu yang terdapat dalam kandung empedu.

Kolesistografi Oral cholecystography (OCG) Adalah suatu metode Identifikasi visualisasi batu atau nonvisualisai kandung empedu dengan ketepatan 95-98%. Hepatobiliary iminodiacetic acid (HIDA) scan (Cholescintigraphy) Adalah suatu metode pemeriksaan yang menggunakan pancaran gamma radioisotope Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) CT Scan abdomen Kolesistografi dengan tomogram dapat mendeteksi 90% dari batu yang tidak terlihat pada foto polos abdomen. -Magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP) MRCP adalah modifikasi baru dari magnetic resonance imaging (MRI) menilai saluran empedu dan ducktus pancreatikus

Penatalaksanaan Penatalaksanaan paliatif untuk pasien dengan batu empedu adalah dengan makanan dengan kandungan lemak tinggi. Penanganan profilaktif untuk batu empedu asimtomatik tidak dianjurkan. Kolesistektomi laparaskopi Indikasi awal hanya pasien dengan kolelitiasis simtomatik tanpa adanya kolesistitis akut Disolusi medis Masalah umum yang mengganggu semua zat yang pernah digunakan adalah angka kekambuhan yang tinggi dan biaya yang dikeluarkan. Zat disolusi hanya memperlihatkan manfaatnya untuk batu empedu jenis kolesterol

Disolusi kontak infus pelarut kolesterol yang poten (metil-ter-butil-eter (MTBE) ke dalam kandung empedu melalui kateter. Prosedur ini invasif dan kerugian utamanya adalah angka kekambuhan yang tinggi. Litotripsi Gelombang Elektrosyok (ESWL) Kolesistotomi

Komplikasi Komplikasi yang paling penting adalah kolesistitis akut dan kronik, koledokolithiasis dan pankreatitis. Yang lebih jarang ialah abses hati, sirosis bilier,empiema,ikterus obstruktif
Prognosa Dalam hal penyebab obstruksi adalah batu yang terdapat dalam ductus biliaris eksterna prognosisnya akan jauh lebih baik daripada batu yang berasal dari ductis biliaris interna

KESIMPULAN
Cholelitiasis merupakan gabungan dari beberapa unsur yang

membentuk suatu material mirip batu yang dapat ditemukan


dalam kandung empedu Faktor ras dan familial tampaknya berkaitan dengan semakin

tingginya insiden terbentuknya batu empedu


Dikenal dua jenis batu empedu yaitu, batu kolesterol, batu pigmen atau batubilirubin yang terdiri dari kalsium bilirubinat

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita kolelitiasis:3,


1.Obstruksi duktus sistikus, 2.Kolik bilier, 3.Kolesistitis akut, 4. Kolesistitis kronis

TERIMA KASIH

You might also like