You are on page 1of 3

Penegakan Diagnosis a.

Anamnesis Adanya riwayat infeksi streptotokkus, yang dlam hal ini bermanifestasi sebagai faringitis, tonsillitis ataupun pioderma, dan hal ini terkait dengan masa laten infeksi streptotokkus ini, yaitu masa antara infeksi dan timbulnya tandatanda glomerulonefritis akut. Secara umum, periode laten untuk infeksi tenggorokan adalah sekitar 1-2 minggu, dan untuk infeksi kulit sekitar 3-6 minggu (Wiwanitkit, 2006) Ditemukan pula dalam anamnesis mengenai adanya urin yang berwarna gelap (coklat, seperti the, ataupun berwarna cola). Ini merupakan gejala klinis awal dari GNAPS. Urin yang berwarna gelap ini disebabkan oleh hemolisis sel darah merah yang telah menembus membran basal glomerulus dan masuk ke system tubulus (Massry, 1995). Onset edema atau bengkak pada wajah atau kelopak mata yang muncul secara tiba-tiba. Edema ini dijumpai pada pagi hari, dan jika pasien aktif maka akan menghilang pada siang harinya. Pada beberapa kasus edema ini dapat menyebabkan hambatan sirkulasi sehingga dapat menyebabkan dispneu. Edema ini merupakan hasil dari gangguan ekskresi Na+ dan H2O oleh ginjal. Namun Tingkat keparahan edema sering tidak proporsional dengan derajat kerusakan ginjal (Bakr, 2007). Gejala non spesifik lain yang dapat ditemukan pada 50% pasien seperti kelemahan umum, malaise, dan anoreksia,dan sekitar 15 % pasien mengeluhkan mual dan muntah (Massry, 1995). b. Pemeriksaan Fisik Sering dijumpai pada GNAPS tanda-tanda seperti Sindrom nefritik akut yaitu edema, hematuria, dan hipertensi dengan atau tanpa oliguria. Dengan sekitar 95% dari kasus klinis memiliki minimal 2 manifestasi, dan 40% memiliki sindrom nefritik akut yang menunjukkan dispneu atau gejala sesak nafas (Silva, 1998). Edema dijumpai pada 80-90% kasus, dan edema ini merupakan hal yang dikeluhakan pada sekitar 60% kasus. Hal ini terkait dengan adanya kerusakan glomerular yang telah dijelaskan pada patofisiologi edema (Shrier, 1997).

Hipertensi terjadi pada 60-80% kasus dan sering ditemukan pada kelompok orang tua. Dalam 50% kasus, hipertensi dapat berat, namun lebih sering bersifat sementara, dengan normalisasi tekanan darah tampak pada pemulihan laju filtrasi glomerulus, hilangnya edema, serta normalisasi volume plasma (Rodriguez-Iturbe, perkembangan ke 2000). tahap Jika yang hipertensi lebih berlanjut, dan itu menunjukkan ini bukan

kronis

penyakit

glomerulonefritis poststreptococcal (Wiwanitkit, 2006). Oliguria dijumpai pada 10-50% kasus, dan di 15%, output urine kurang dari 200 ml. Oliguria ini biasanya merupakan indikasi dari bentuk parah dari penyakit bulan sabit. Hal ini sering bersifat sementara, dengan diuresis terjadi dalam rentang waktu 1-2 minggu (Wiwanitkit, 2006). Hematuria sangat umum sekali dijumpai, dan 30% kasus menampakkan gross hematuria (Shrier, 1997). c. Diagnosis Diagnosis GNAPS ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang yang mendukung. Adapun pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu penegakkan diagnosis adalah ASTO > 100 Kesatuan Todd, dan C3 < 50 mg/dl. Pada urin dapat dijumpai proteinuria ringan (pemeriksaan urine rebus), hematuria makroskopis/mikroskopis, serta torak granular, torak eritrosit. Serta BUN meningkat pada fase akut, kemudian normal kembali, dapat pula dijumai hipergamaglobulinemia, terutama IgG. Dan Anti DNA-ase beta dan properdin meningkat (Noer, 2002).

Faktor (Noer, 2002) a. Umur: biasanya dijumpai pada anak berumur 2-12 tahun b. Sex: laki-laki lebih sering daripada perempuan, 2:1 c. Genetik Gejala Klinis (Noer, 2002) a. 10-14 hari faringitis, faringitis, impetigo b. Rasa dingin, demam, sakit kepala, sakit pinggang, edema, muntah, sakit bak.

Noer MS . Glomerulonefritis, 2002. In Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO. Buku Ajar Nefrologi Anak. 2nd .Ed. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 323361. Noer MS. 2002.Glomerulonefritis.Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP,Pardede SO. Buku Ajar Nefrologi Anak.Edisi 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Massry SG, Glassock RJ. Glomerulonephritis associated with infection. In: Massry SG, Glasscock RJ, eds. Textbook of Nephrology. 3rd ed. Baltimore, Md: Williams & Wilkins; 1995:698-703. Bakr A, Mahmoud LA, Al-Chenawi F, et al. HLA-DRB1* alleles in Egyptian children with poststreptococcal acute glomerulonephritis. Pediatr Nephrol. Mar 2007;22(3):376-9. Shrier RW, Gottschalk CW, eds. Diseases of the Kidney. Vol 2. 6th ed. Boston, Mass: Little, Brown & Company; 1997:1579- 84. Wiwanitkit V. Why is acute post-streptococcal glomerulonephritis more common in the pediatric population?. Clin Exp Nephrol. Jun 2006;10(2):164.

You might also like