You are on page 1of 4

KALKULUS INDEKS A.

Etiologi Kalkulus Kalkulus merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi, dan objek solid lainnya di dalam mulut, misalnya restorasi dan gigi-gigi tiruan (Putri, 2010). Permukaan kalkulus kasar dan keras dan menyediakan permukaan yang sangat baik dimana plak tambahan dapat tumbuh. Kalkulus dapat menembus hingga ke sementum pada permukaan akar. Kalkulus tidak dapat dihilangkan oleh pasien dan harus dihilangkan oleh dokter gigi atau dental hygienist dengan menggunakan instrumen scalling. Biasanya, pengendalian plak yang efektif dapat meminimalkan atau mengeliminasi penumpukan kalkulus (Bird, D. L., Robinson, D. S., 2012). Mineralisasi plak mengarah pada pembentukan kalkulus. Mineralisasi melalui presipitasi dari kalsium dan fosfat, yang mana tersedia di dalam saliva. Saliva jenuh dengan mineral (seperti kalsium dan fosfat) yang memiliki kemampuan untuk mematangkan enamel yang baru saja erupsi, melindungi permukaan gigi dari paparan efek asam dan area remineralisasi pada tahap awal demineralisasi. Inhibitor saliva menyediakan presipitasi dan kristalisasi dari mineral pada saliva, tetapi enzim bakteri dapat mendegradasi inhibitor tersebut. Pada kondisi yang memungkinkan (seperti dengan mineral berkonsentrasi tinggi yang berasal dari saliva), presipitasi dan kristalisasi dapat terjadi di dalam dental plak (Berkovitz, et. al., 2011)

B. Komposisi Kalkulus Komposisi kalkulus bervariasi sesuai dengan lama deposit, posisinya didalam mulut dan bahkan lokasi geografi dari individu (Manson, 1993). Kira- kira 20% berat kering kalkulus adalah bahan organik dan termasuk berbagai macam protein, karbohidrat dan lipid, sebagian besar menghubungkan dengan matriks plak. Sedangkan 80% berat keringnya adalah mineral anorganik, hanya 50%nya merupakan hidroksiapatit. Meskipun mineral pada enamel terdiri dari karbonat hidroksiapatit, bahwa dalam dental plak terdiri dari sejumlah bentuk mineral yang berbeda karena berbagai faktor lokal yang diasosiasikan dengan formasinya. Sehingga ada variasi regional dalam rasio Ca / P pada kalkulus gigi. Formasi kalkulus awal termasuk deposisi dalam jenis matriks kristal kalsium fosfat yang buruk termasuk dikalsium fosfat dehydrat (brushite) dan oktakalsium fosfat, bersama sama

dengan sel bakteri yang sudah mati. Struktur kristal, termasuk karbonat hidroksi apatit dan whitlockite terbentuk. Pada kalkulus suprangingia, hidroksiapatit dan oktakalsium fosfat jumlahnya sangat berlimpah. Sedangkan pada kalkulus subgingiva, whitlockite sangat berlimpah, dengan sedikit brushite. Plak supragingiva lebih sedikit termineralisasi jika dibandingkan dengan plak subgingiva (kira- kira 40 hingga 60%) (Berkovitz, et. al., 2011)

C. Mekanisme Pembentukan Kalkulus Banyak faktor yang terlibat dalam pembentukkan kalkulus. Keberadaan cairan rongga mulut (saliva/ gi, sebagai ngival crevicular fluid) sangat penting, seperti kalsium dan fosfat yang dibutuhkan untuk mineralisasi plak hadir sampai batas tertentu dalam cairan ini. Bakteri rongga mulut mungkin juga memproduksi substansi yang memfasilitasi mineralisasi plak. Meskipun mineralisasi ini dianggap patologis, ada kebutuhan untuk penyemaian/ nukleasi molekul untuk memungkinkan proses tersebut terjadi. Kehadiran dari beberapa molekul juga akan mendorong mineralisasi dari plak organik. Kemungkinan bahwa diet individu mungkin memiliki peran dalam pembentukan kalkulus tidak dapat diabaikan (Berkovitz, et. al., 2011). Sejumlah penelitian menunjukan penyebab dari beberapa masalah rongga mulut adalah plak gigi. Setelah kita menyikat gigi, pada permukaan gigi akan terbentuk lapisan bening dan tipis yang disebut pelikel. Pelikel ini belum ditumbuhi kuman. Apabila pelikel sudah dilekati kumat maka disebut plak. Plak berupa lapisan tipis bening yang menempel pada permukaan gigi, terkadang juga ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan ini merupakan kumpulan dari sisa makanan, bakteri, sejumlah protein dan air ludah. Plak yang dibiarkan lama kelamaan akan terklasifikasi dan mengeras sehingga menjadi karang gigi. Mineralisasi plak mulai dalam waktu 24-72 jam.

D. Patogenitas Kalkulus Kalkulus terjadi karena pengendapan ganam kalsium fosfat. Bakteri plak diperkirakan memegang peranan penting dalam pembentukan kalkulus, yaitu dalam proses mineralisasi, meningkatkan kejenuhan cairan di sekitarnya sehingga lingkungannya menjadi tidak stabilmdan merusak faktor penghambat mineralisasi. Sumber mineral untuk kalkulus supragingival diperoleh dan saliva, sedangkan kalkulus subgingival dan serum darah. Proses

mineralisasi dari plak ini biasanya dimulai antara 24-48 jam sampai maksimal 10 hari untuk menjadi kalkulus.

E. Faktor yang Mempengaruhi terbentuknya kalkulus 1. Saliva 2. Aliran saliva 3. Level ion kalsium dan urea pada saliva pada kelenjar saliva submandibula berkaitan dengan kecepatan pembentukan deposit 4. Pembentukan kalkulus dapat meningkat dengan adanya enzim yang terdapat pada lapisan dari dental plaque 5. Kekasaran permukaan dari gigi

F. DHE 1. Menggososk gigi setelah makan dan sebelum tidur dengan pasta gigi yang mengandung fluor 2. Berkumur-kumur setelah makan dan rajin minum air putih 3. Memakai dental floss untuk membersihkan sisa makanan pada sela-sela gigi 4. Makan sayur dan buah yang mengandung banyak air, sehingga dapat berfungsi sebagai pembersih gigi

G. Penghitungan Index Kalkulus

DAFTAR PUSTAKA Berkovitz, et. al., 2011, Master Dentistry Volume Three : Oral Biology, ELSEIVER: China. (P 96-97) Bird, D. L., Robinson, D. S., 2012, MODERN Dental Assisting 10th EDITION, ELSEIVER: Canada. (P 191) Woodall, I. R., et. al., 1985, Comprehensive Dental Hygiene Care second edition, St. Louis : The C. V. Mosby Company.

You might also like