You are on page 1of 11

PRESENTASI MUKA 2013

Pendahuluan

Letak kepala yang biasa (terbanyak) saat persalinan adalah letak ubun-ubun kecil. Jika letak kepalanya tidak normal maka disebut malposisi. Salah satunya adalah letak muka. Pada letak muka, kepala dan leher janin hiperekstensi (tengadah) sehingga menyebabkan ubun-ubun kecil bayi mendekati/menyentuh punggungnya.

Bagian terbawah janin adalah wajah antara dagu dan jidat bagian atas. Sebagai penunjuk letak muka adalah dagu. Sehingga saat dilakukan pemeriksaan dalam, pemeriksa akan mencari di mana posisi dagu (sesuai posisi angka jam).

Letak muka terjadi 1 dalam setiap 250-690 kelahiran hidup, rata-rata 0.2% atau 1 dalam 500 kelahiran hidup secara keseluruhan. Faktor-faktor penyebab letak muka sama dengan penyebab kelainan letak secara umum serta hal-hal yang menyebabkan fleksi kepala (menunduk).

Saat dilakukan pemeriksaan dengan Leopold manuver, penonjolan kepala berada pada sisi yang sama dengan punggung janin serta adanya indentasi (cekung) diantara kedua bagian tersebut. Labih mudah lagi mendiagnosisnya saat persalinan dengan pemeriksaan dalam, teraba bagian-bagian muka seperti: mulut, hidung, tulang orbita.

Tetapi bagi pemeriksa yang belum berpengalaman kadang bisa keliru dengan letak bokong (sungsang), karena mulut bisa mirip dengan anus serta tulang sekitar mata (orbita) bisa keliru dengan perabaan sakrum (tulang ekor). Untuk itu kadang diperlukan pemeriksaan USG.

Gerakan persalinan pada letak muka tidak mirip sepenuhnya dengan persalinan letak belakang kepala. Janin letak muka memulai persalinan dengan posisi alis terlebih dahulu. Saat turun ke rongga panggul, maka kepala bisa fleksi atau ekstensi. Gerakan selanjutnya mirip dengan persalinan normal.

SMF ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI RS PIRNGADI MEDAN

PRESENTASI MUKA 2013


Presentasi Muka A. Pengertian

Presentasi muka ialah keadaan di mana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah menghadap ke bawah. Presentasi muka dikatakan primer apabila sudah terjadi sejak masa kehamilan, dan dikatakan sekunder bila baru terjadi pada waktu persalinan. Angka-angka kejadian di beberapa rumah sakit dengan jumlah persalinan yang banyak di Indonesia sukar dibandingkan, karena perbandingan antara kasus-kasus terdaftar dengan kasus-kasus tidak terdaftar berbeda-beda antara rumah sakit satu dengan rumah sakit lainnya.

Letak muka adalah letak kepala dengan defleksi maksimal, hingga occiput mengenai punggung dan muka terarah ke bawah. Punggung terdapat dalam lordose dan biasanya terdapat di belakang.

Gambar 1 : Presentasi muka

B.

Penyebab

Pada umumnya penyebab terjadinya presentasi muka adalah keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya defleksi kepala atau keadaan-keadaan yang menghalangi terjadinya fleksi kepala oleh karena itu presentasi muka dapat ditemukan pada panggul sempit atau pada janin besar. Multiparitas dan perut gantung juga merupakan faktor yang memudahkan terjadinya

SMF ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI RS PIRNGADI MEDAN

PRESENTASI MUKA 2013


presentasi muka. Selain itu kelainan janin seperti anensefalus dan tumor di leher bagian depan dapat mengakibatkan presentasi muka. Kadang-kadang presentasi muka juga dapat terjadi pada kematian janin intrauterin, akibat otot-otot janin yang telah kehilangan tonusnya.

Sebab yang terpenting ialah panggul sempit, anak yang besar, dan terjadinya ekstensi yang penuh dari kepala janin. Yang teraba muka bayi = mulut, hidung, dan pipi. Secara lengkap sebab-sebab dapat dibagi dalam 2 golongan:

a.

Letak muka primer yang disebabkan oleh kelainan anak dan tak dapat

diperbaiki seperti: 1. 2. 3. 4. 5. Struma congenitahs. Kelainan tulang leher. Lilitan tali pusat yang banyak. Meningocele. Anencephal

b. 1. 2. 3. 4. 5.

Letak muka sekunder : dapat diperbaiki, anak normal: Panggul picak. Anak besar. Dinding perut kendor, hingga rahim jatuh ke depan. Bagian-bagian yang menumbung. Hydramnion.

Mungkin juga letak defleksi dapat terjadi karena tonus otot-otot extensor anak lebih kuat dari tonus otot-otot fleksor.

Gambar 2: Edema muka janin pada presentasi muka

SMF ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI RS PIRNGADI MEDAN

PRESENTASI MUKA 2013


C. KELAINAN DEFLEKSI

1. Pada presentasi muka terjadi hiperekstensi kepala sehingga oksiput menempel pada punggung janin sehingga yang merupakan bagian terendah janin adalah dagu.

2. Presentasi muka dapat terjadi dengan mento anterior atau mento posterior dalam kaitannya dengan symphisis pubis.

a.

Presentasi muka mento posterior (dagu berada di belakang) Pada janin atrem dengan presentasi muka mento posterior pervaginam

terhalang akibat bregma atau dahi tertahan oleh bagian belakang symphisis pubis dalam keadaan ini fleksi kepala terhalang dan kepala janin tidak menyesuaikan diri dengan jalan lahir maka tidak dapat lahir pervaginam.

b.

Presentasi muka mento anterior Bila dagu berada di anterior persalinan kepala dapat berlangsung

pervaginam melalui gerakan fleksi kepala, pada sejumlah kasus presentasi muka dagu posterior, dagu akan berputar spontan ke anterior pada persalinan lanjut.

D.

Diagnosa

Diagnosa presentasi muka ditegakkan melalui pemeriksaan VT, dengan meraba adanya mulut hidung tulang rahang atas dan orbital ridges. Kadang perlu dibedakan dengan presentasi bokong dimana dapat teraba adanya anus dan tuber isciadika yang sering keliru dengan mulut dan tulang rahang atas. Pemeriksaan radiologis dapat menampakkan gambaran hiperekstensi kepala yang jelas dan tulang muka diatas pintu atas panggul.

1. Dalam kehamilan. Letak muka kadang-kadang dapat dicurigai dalam kehamilan kalau :

SMF ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI RS PIRNGADI MEDAN

PRESENTASI MUKA 2013


a. Tonjolan kepala teraba sepihak dengan punggung dan antara belakang kepala dan punggung teraba sudut yang runcing (sudut Fabre); tonjolan kepala ini juga bertentangan dengan pihak bagian - bagian kecil. b. Bunyi jantung anak terdengar pada pihak bagian-bagian kecil. Atas penemuan tersebut di atas dibuat foto Rntgen.

2. Dalam persalinan. Dengan pemeriksaan dalam pada pembukaan yang cukup besar teraba: orbita, hidung, tulang pipi, mulut dan dagu. Karena muka agak lunak harus dibedakan dari bokong. Letak muka dagu kiri depan. Dagu menjadi petunjuk dagu ki depan, dagu ka depan, dagu ka belakang.

Penatalaksanaan :

1. 2. 3.

Periksa untuk memastikan tidak ada kelainan pada panggul. Observasi Detak Jantung Janin dilakukan dengan monitor eksternal. Dapat dicoba prasat Schatz untuk memperbaiki letak defleksi, yaitu: a. Kepala anak dimobilisasi dan diletakkan pada fossa iliaca pada pihak punggung anak. b. Penolong berdiri pada pihak perutanak, satu tangan menarik bokong sedangkan tangan satunya dikepalkan dan menolak dada anak. c. Sesudah lordose berkurang maka tangan yang tadinya menolak dada memegang daerah belakang kepala dan mendekatkannya dengan bokong. d. Dalam persalinan asal tidak ada kelainan panggul, terapi bersifat konservatif mengingat bahwa letak muka dapat lahir spontan. e. Jika dagu terdapat sebelah belakang masih ada kemungkinan bahwa dagu memutar kedepan dan persalinan berlangsung spontan. f. Jika ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan maka forcep hanya dipergunakan jika: 1. Kepala sudah sampai di H IV

SMF ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI RS PIRNGADI MEDAN

PRESENTASI MUKA 2013


2. Dagu terdapat disebelah depan.

Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi lebih baik dilakukan SC.

Gambar 3 : Pemeriksaan radiologis dapat menampakkan gambaran HIPEREKSTENSI KEPALA yang jelas dan tulang muka berada diatas pintu atas panggul

E.

Prognosa

Letak muka dapat lahir spontan. Pada umumnya partus lebih lama, yang meninggikan angka kematian janin. Kemungkinan ruptura perinei lebih besar.

G.

Mekanisme Persalinan

1.

Kepala turun melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia trakelo -Parietalis dan

dengan dagu melintang atau miring. Setelah muka mencapai dasar panggul terjadi putaran paksi dalam, sehingga dagu memutar ke depan dan berada di bawah arkus pubis. Dengan daerah submentum sebagai hipomoklion kepala lahir dengan gerakan fleksi sehingga dahi, ubun - ubun besar, dan belakang kepala lahir melewati perineum. Setelah kepala lahir terjadi

SMF ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI RS PIRNGADI MEDAN

PRESENTASI MUKA 2013


putaran paksi luar dan badan janin lahir seperti pada presentasi belakang kepala. Kalau dagu berada di belakang, pada waktu putaran dalam dagu harus melewati jarak yang lebih jauh supaya dapat berada di depan. Kadang - kadang dagu tidak dapat berputar ke depan, dan tetap berada di belakang (kira-kira 10%). Keadaan ini dinamakan- posisimento -poterior persistens, dan janin tidak dapat lahir spontan, kecuali bila janin kecil atau mati. Kesulitan kelahiran pada presentasi muka dengan posisimento posterior ini disebabkan karena kepala sudah berada dalam defleksi maksimal dan tidak mungkin menambah defleksinya lagi, sehingga kepaladan bahu terjepit dalam panggul dan persalinan tidak akan maju. Oleh karena itu bila dijumpai presentasi muka dengan dagu di belakang perlu segeradilakukan tindakan untuk menolong persalinan.

2.

Pada permulaan defleksi ringan saja, tetapi dengan turunnya kepala defleksi bertambah, hingga dagu menjadi bagian yang terendah. Ini disebabkan karena jarak dari foramen magnum ke belakang kepala lebih besar dari jarak dan foramen magnum ke dagu. Distantia submento bregmatica melalui jalan lahir (9 cm). Karena dagu merupakan bagian yang terendah dagulah yang paling dulu mengalam irintangan dan otot-otot dasar panggul, hingga memutar ke depan ke arahsymphyse. Putaran paksi ini baru terjadi pada dasar panggul. Dalam vulva terdahulu nampak mulut. Kepala lahir dengan gerakan fleksi dan tulang lidah menjadi hypomochlion; berturut-turut lahirlah hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya tulang belakang kepala. Vulva diregang oleh diameter submento-occipitalis (11 cm). Caput succedaneum terbentuk di daerah mulut hingga muka anak muncung.

SMF ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI RS PIRNGADI MEDAN

PRESENTASI MUKA 2013

Gambar 4 : Mekanisme persalinan pada presentasi muka mentoposterior. Terjadi putar paksi dalam sehingga dagu berputar keanterior dan lahir pervaginam

H.

Penatalaksanaan: Dagu anterior a. Bila pembukaan lengkap 1. 2. 3. Lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam. Bila kemajuan persalinan lambat lakukan oksitosin drip. Bila kurang lancar, lakukan forcep.

b.

Bila pembukaan belum lengkap Tidak didapatkan tanda obtuksi, lakukan oksitosin drip. Lakukan evaluasi persalinan sama dengan persalinan verteks. Dagu Posterior

1. 2.

Bila pembukaan lengkap maka dilakukan SC. Bila pembukaan lengkap, lakukan penilaian penurunan rotasi, dan kemajuan persalinan, jika macet maka dilakukan SC.

3.

Jika janin mati maka dilakukan Kraniotomi.

SMF ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI RS PIRNGADI MEDAN

PRESENTASI MUKA 2013


Penanganan proses persalinan mengikuti pola seperti letak belakang kepala. Lamanya proses persalinan biasanya juga mengikuti letak belakang kepala, tetapi terkadang ada juga persalinannya yang memanjang. Selagi tidak ditemukan bahaya pada janin dan atau ibu maka persalinan bisa diteruskan.

SC dilakukan jika persalinan macet/terhenti atau pola denyut jantung bayi yang tidak baik. Angka kesuksesan letak muka lahir secara normal pervaginam sekitar 60-70%, sisanya dilahirkan dengan SC. jika persalinan macet dengan pembukaan lengkap, maka dapat dilakukan bantuan persalinan dengan cunam/forcep.

Trauma janin akibat persalinan normal letak muka berupa pembengkakan tenggorokan dan kerongkongan bayi akan segera hilang sesaat setelah lahir. Pada kasus dengan tumor di leher kadang diperlukan intubasi (memasukkan tube ke jalan nafas). Sehingga persalinan harus selalu di dampingi oleh dokter anak.

SMF ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI RS PIRNGADI MEDAN

PRESENTASI MUKA 2013


DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, Hanifa dkk. Gawat Janin. Dalam : Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi Pertama. Cetakan kedelapan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2010. Hal. 52-60. 2. Varney, Helen et. al. Pelahiran Bayi Dengan Presentasi Muka. Dalam : Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Alih Bahasa : Laily Mahmudah, dkk. Volume 2. Edisi 4. Jakarta : EGC ; 2003. Hal. 812-814. 3. Taber, Ben-zion. Presentasi Muka. Dalam : Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Alih bahasa : dr. Teddy Supriyadi, dkk. Jakarta : EGC ; 1994. Hal. 205208. 4. Chapman, Vicky. Presentasi Wajah. Dalam : Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran (The Midwifes Labour and Birth Handbook). Alih Bahasa : dr. H. Y. Kuncara. Jakarta : EGC ; 2006. Hal.115-116. 5. DeCherney, Alan H et. al. Complications of Labour and Delivery. In : Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment. Ninth Edition. United States of America : McGraw-Hill ; 2003. Page. 466-476. 6. Kelainan Presentasi. Dalam : Obstetri Patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Bandung : EGC ; 1990. Hal. 127-132 7. Cunningham, F Gary et.al. Distosia. Dalam : Obstetri Williams. Alih bahasa : Andry Hartono. Edisi 21. Jakarta : EGC ; 2005. Hal. 496-500. 8. Kelainan Janin. Dalam : Obstetri Patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Bandung ; 1990. Hal. 162-167.

10

SMF ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI RS PIRNGADI MEDAN

PRESENTASI MUKA 2013


9. Sofian, Amru. Kematian Janin Dalam Kandungan. Dalam : Sinopsis Obstetri. Jilid 1. Jakarta : EGC ; 2010. Hal. 157-158. 10. Letak Muka. Dalam : Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi Rumah sakit Dr. Hasan Sadikin. Bagian Pertama (Obstetri). Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Bandung ; 2005. Hal. 93-94.

11

SMF ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI RS PIRNGADI MEDAN

You might also like