You are on page 1of 28

61

Kapasitor
3.1 Pendahuluan
(a)
(b)
Gambar 3.1. (a) dan (b). Struktur
dasar dari sebuah kapasitor.
Berpindahnya elektron (muatan
negatif) ke plat positif dan proton
(muatan positif) ke plat negative
seperti yang terlihat pada gambar 3.2
di samping ini merupakan suatu
peristiwa perpindahan muatan listrik,
tempat berlangsungya peristiwa
tersebut dinyatakan sebagai medan
elektrostatis (electrostatic field).
Pada prinsipnya kapasitor
merupakan susunan dua buah konduktor
yang dipisahkan oleh sebuah isolator
seperti yang terlihat pada gambar 3.1 di
samping ini. Konduktor-konduktor
tersebut berupa plat (piringan) tipis yang
berada di antara suatu penyekat isolator
dan kedua konduktor tersebut dibagi
menjadi 2 (dua), yaitu plat positif dan
plat negatif. Jika di antara kedua plat
tersebut diberikan sebuah elektron maka
akan muncul sebuah gaya yang akan
menarik elektron tersebut menjauh dari
plat negatif menuju plat postif. Demikian
juga dengan muatan positif, muatan
tersebut ditarik menjauh dari plat positif
menuju plat negatif.
Gambar 3.2. Perpindahan muatan listrik
pada medan elektrostatis (electrostatic
field).
62
Pada umumnya kapasitor dibuat dari plat yang tipis (plat positif dan negatif)
serta penyekat isolator seperti kertas, polyester dan resin, namun kapasitor juga
dapat terbentuk dari sesuatu yang tidak diharapkan seperti lapisan antara dua jenis
semikonduktor yang berbeda (positif dan negatif) pada suatu dioda.
Muatan-muatan listrik yang berpindah pada medan elektrostatis (electro
static) akan menyebabkan timbulnya beda potensial antara plat positif dan plat
negatif. Muatan-muatan listrik yang berpindah tersebut dinyatakan sebagai Q dan
memiliki satuan coulomb, sedangkan beda potensial antara kedua plat tersebut
dinyatakan sebagai V dan memiliki satuan volt.
Plat positif dan negatif pada kapasitor memiliki keterbatasan dalam
menampung proton (muatan positif) dan elektron (muatan negatif). Keterbatasan
pada plat positif dan plat negative tersebut merupakan batas kemampuan kapasitor
dalam menyimpan muatan dan dinyatakan sebagai kapasitansi (C) serta memiliki
satuan Farad. Umumnya digunakan satuan yang lebih kecil untuk menyatakan
kapasitas tersebut seperti piko Farad, nano Farad dan mikro Farad.
Hubungan antara kapasitansi (C), muatan listrik (Q) dan tegangan (V) dapat
dinyatakan secara matematis sebagai berikut:
V
Q
C =
Di mana:
C = Kapasitansi , ) Farad
Q = Muatan listrik , ) Coulomb
V = Tegangan , ) Volt
Gambar 3.3. Hubungan antara Q dan C.
Sedangkan rumus umum muatan
listrik adalah sebagai berikut:
t I Q =
Di mana:
I = Arus listrik , ) A Ampere/
t = Waktu , ) ik det
63
3.1.1 Simbol
Gambar 3.4. (a). Simbol kapasitor non-
polar.
(b). Simbol kapasitor bipolar.
(c). Simbol kapasitor variabel.
Pada prinsipnya terdapat dua jenis
kapasitor, yaitu:
1. Kapasitor yang tidak dibuat.
2. Kapasitor buatan.
Kapasitor yang tidak dibuat adalah
kapasitor yang terjadi tanpa dibuat
secara sengaja.
Kapasitor jenis ini dapat kita ketahui dengan mudah, yaitu seperti kapasitor
yang terjadi di antara dua kabel transmisi maupun distribusi yang mengalir arus
listrik, kemudian di antara 2 (dua) jenis semikonduktor. Berbeda dengan kapasitor
yang tidak dibuat, kapasitor buatan dibuat untuk kebutuhan elektronika yang
memanfaatkan kapasitansi sebagai pengendali maupun pemicu (trigerr) sebuah
rangkaian elektronika dan kapasitor tersebut dilambangkan seperti yang terlihat
pada gambar 3.4 di atas ini.
3.1.2 Kuat Medan Listrik (electric field strength)
gambar 3.5. Perpindahan elektron dan
proton akan menimbulkan medan listrik
diantara kedua plat.
Ruang di antara plat positif dan
plat negatif pada kapasitor akan
menimbulkan garis-garis gaya listrik
yang membentuk sebuah medan listrik.
Medan listrik tersebut semakin kuat bila
tegangan yang diberikan kepada
kapasitor semakin besar dan jarak
antara kedua plat (positif dan negatif)
tersebut semakin dekat. Hubungan
antara tegangan dan jarak tersebut
hingga menimbulkan medan listrik
disebut sebagai kuat medan listrik dan
64
Gambar 3.6. Medan listrik di antara
kedua plat berbanding lurus dengan
tegangan yang diberikan.
dinyatakan sebagai E . Secara
matematis antara tegangan dan jarak
serta kuat medan listrik dapat ditulis
sebagai berikut:
d
V
E =
Secara sederhana rumus di atas
menjelaskan bahwa:
1. Kuat medan listrik berbanding
lurus dengan tegangan.
2. Kuat medan listrik berbanding
terbalik dengan jarak antara kedua
plat.
Di mana:
) (volt Tegangan V =
, ) meter plat dua antara Jarak d =
|
.
|

\
|
=
meter
volt
listrik medan Kuat E
3.1.3 Kerapatan Fluks (electric flux density)
Perpindahan elektron dan proton pada plat (negatif dan positif) selain
menimbulkan medan listrik juga akan menimbulkan medan magnet. Garis-garis
yang menggambarkan kuat medan magnet tersebut dinyatakan sebagai garis-garis
fluks dan disimbolkan dengan (psi). Garis-garis fluks tersebut diukur
berdasarkan kerapatannya antara satu dan lainnya serta dinyatakan sebagai
kerapatan fluks. Kerapatan fluks tersebut merupakan jumlah garis-garis fluks yang
melewati sebuah bidang yang tegak lurus terhadap arah aliran fluks. Secara
matematis hubungan antara kerapatan fluk, bidang dan muatan listrik dapat
dinyatakan sebagai berikut:
A
Q
D =
65
Di mana:
D = Kerapatan fluks
|
.
|

\
|
2
meter
coulomb
Q = Muatan listrik , ) Coulomb
A = Luas bidang , )
2
meter
3.1.4 Permitivitas (permittivity)
Gambar 3.7. Dielektrik adalah bahan
yang berada di antara plat positif dan
plat negatif.
Gambar 3.8. Umumnya digunakan
bahan isolator sebagai pemisah plat
positif dan plat negatif pada kapasitor
buatan.
Perbandingan antara kerapatan
fluks dan kuat medan listrik merupakan
suatu bilangan konstanta yang
dinyatakan sebagai faktor dielektrik.
Faktor dielektrik merupakan faktor
yang disebabkan oleh perbedaan jenis
bahan yang digunakan di antara plat
positif dan plat negative pada kapasitor.
Faktor tersebut akan menyebabkan
perbedaan kerapatan fluks terhadap
kuat medan listrik yang tetap untuk
jenis bahan yang digunakan serta
dinyatakan sebagai pemitivitas. Secara
matematis hubungan antara kerapatan
fluks, kuat medan listrik dan faktor
dielektrik (permitivitas) dapat ditulis
sebagai berikut:
0
=
E
D
Di mana:
D = Kerapatan fluks
|
.
|

\
|
2
meter
coulomb
66
Gambar 3.9. Setiap bahan memiliki
nilai permitivitas yang berbeda antara
satu dan lainnya.
E = Kuat medan listrik
|
.
|

\
|
meter
volt
0
= Permitivitas (udara bebas)
Persamaan di atas berlaku untuk
plat positif dan plat negatif yang
terpisah oleh udara bebas, sedangkan
umumnya kapasitor dibuat dengan
menggunakan bahan penyekat isolator
yang terbuat dari kertas, polyester dan
resin sehingga diperlukan satu
parameter lain untuk menentukan
permitivitas pada bahan-bahan tersebut
permitivitas relatif. Permitivitas relatif
merupakan perbandingan antara
kerapatan fluks pada material dan
kerapatan fluks di ruang hampa.
Secara matematis hubungan antara kerapatan fluks, kuat medan listrik,
permitivitas udara bebas dan permitivitas relatif dapat ditulis sebagai berikut:
r
E
D

0
=
Di mana:
relatif as permitivit
r
=
3.1.5 Kuat Dielektrik (dielectric strength)
Setiap bahan yang memisahkan plat positif dan plat negatif memiliki
kemampuan yang berbeda-beda dalam menahan jumlah maksimum dari kuat
medan. Kemampuan tersebut dinyatakan sebagai kuat dielektrik dan disimbolkan
dengan
m
E . Secara matematis kuat dielektrik dapat ditulis sebagai berikut:
d
V
E
m
m
=
67
Di mana:
|
.
|

\
|
=
meter
volt
dielektrik Kuat E
m
, ) volt maksimum Tegangan V
m
=
, ) meter Diameter d =
3.1.6 Energi Tersimpan (energy stored)
Selama terjadi perpindahan elektron dan proton pada plat positif dan plat
negatif maka telak terjadi penyimpanan energi. Penyimpanan energi tersebut
dinyatakan sebagai energi tersimpan dan disimbolkan sebagai W . Secara
matematis energi yang tersimpan pada kapasitor dapat ditulis sebagai berikut:
2
2
1
CV W =
Di mana:
, ) joules kapasitor pada tersimpan yang energi W =
C = Kapasitansi , ) Farad
, ) volt Tegangan V =
3.1.7 Pengisian dan Energi
Gambar 3.10. Pengoperasian dasar dari
sebuah kapasitor.
Secara sederhana pengoperasian
kapasitor dapat dikelompokan ke dalam
dua bagian seperti terlihat pada gambar
3.10 di samping ini, yaitu:
1. Mengisi muatan ke dalam
kapasitor.
2. Mengeluarkan muatan ke luar
kapasitor.
Mengisi muatan ke dalam kapasitor adalah mengalirkan elektron dari plat
negatif menuju plat positif. Sebelum elektron tiba di plat positif, elektron tersebut
68
akan melalui bahan dielektrik yang berada di antara plat positif dan plat negatif
Gambar 3.11. Dua cara mengisi muatan
ke dalam kapasitor (charge).
sehingga elektron harus memenuhi
dielektrik tersebut terlebih dahulu untuk
dapat tiba di plat positif. Elektron-
elektron yang memenuhi bahan
dielektrik tersebut merupakan inti dari
proses mengisi muatan, sejumlah besar
elektron tersimpan di dalam bahan
dielektrik sehingga pada saat tersebut
kapasitor dinyatakan telah bermuatan
listrik.
Mengeluarkan muatan ke luar
kapasitor adalah mengeluarkan muatan
listrik yang tersimpan di dalam
dielektrik. Proses tersebut dapat
dilakukan dengan menghubungkan
kapasitor dengan sebuah resistor
(beberapa mega Ohm). Kapasitor dan
resistor tersebut akan membentuk
sebuah rangkaian tertutup yang
merupakan syarat utama untuk
terjadinya aliran muatan listrik. Pada
saat tersebut muatan yang tersimpan di
dielektrik akan mengalir ke resistor
sehingga muatan yang berada di
dielektrik akan kosong dan peristiwa
tersebut merupakan inti dari
mengeluarkan muatan ke luar kapasitor
serta kapasitor dinyatakan dalam
keadaan kosong (tanpa muatan).
Mengisi muatan ke dalam
kapasitor dapat dilakukan dengan dua
cara seperti terlihat pada gambar 3.11 di
samping ini, yaitu:
1. Mengisi muatan dengan sumber
arus searah (direct current).
2. Mengisi muatan dengan sumber
arus bolak-balik (alternating
current).
(a)
69
(b)
Gambar 3.12. (a) dan (b). Mengisi
muatan ke dalam kapasitor dengan
menggunakan arus searah (direct
current).
Mengisi muatan ke dalam
kapasitor dengan menggunakan sumber
arus searah seperti terlihat pada gambar
3.12 di atas hanya dapat dilakukan
sekali. Hal tersebut sesuai dengan sifat
arus searah yang bersifat linear yaitu
pengsisan elektron akan berhenti
setelah elektron memenuhi dielektrik
dan tiba ke plat positif dari plat negatif.
Mengisi muatan ke dalam
kapasitor dengan menggunakan sumber
arus bolak balik seperti yang terlihat
pada gambar 3.13 di samping ini dapat
dilakukan secara berulang-ulang. Hal
tersebut sesuai dengan sifat arus bolak-
balik yang berbentuk sinusoidal yaitu
pada fase positif elektron akan mengalir
dari plat negatif lalu memenuhi
dielektrik hingga tiba di plat positif dan
pada fase negatif elektron akan
mengalir keluar dari plat positif menuju
plat negatif. Hal tersebut akan
berlangsung secara terus-menerus
hingga sumber arus bolak-balik dan
kapasitor tidak membentuk sebuah
rangkaian tertutup.
(a)
(b)
70
(c)
(d)
(e)
Gambar 3.13. (a), (b), (c), (d) dan (e).
Mengisi muatan ke dalam kapasitor
dengan menggunakan arus bolak-balik
(alternating current).
3.2 Rangkaian Kapasitor
Pada dasarnya rangkaian kapasitor dapat dikelompokan ke dalam 2 (dua)
bagian, yaitu:
1. Rangkaian seri
2. Rangkaian paralel.
3.2.1 Rangkaian Seri
Gambar 3.14. Kapasitor yang disusun
secara seri.
Pada prinsipnya kapasitor-kapasitor
yang dihubungkan secara seri adalah
sama dengan resistor-resistor yang
71
dihubungkan secara seri. Pada kapasitor-kapasitor yang dihubungkan secara seri
seperti terlihat pada gambar 3.14 di samping ini, kapasitor-kapasitor tersebut
disusun secara berturut-turut, terminal suatu kapasitor bertemu dengan terminal
kapasitor lainnya. Hubungan tersebut menyerupai sebuah tali yang direntangkan.
3.2.2 Rangkaian Paralel
Gambar 3.15. Kapasitor yang
dihubungkan secara paralel.
Pada prinsipnya kapasitor-kapasitor
yang dihubungkan secara paralel adalah
sama dengan resistor-resistor yang
dihubungkan secara paralel. Pada
kapasitor yang dihubungkan secara
paralel seperti yang terlihat pada gambar
3.15 di samping ini, kapasitor-kapasitor
tersebut disusun secara sejajar, setiap
terminal kapasitor berada di suatu simpul.
Secara sederhana hubungan tersebut
menyerupai sebuah lintasa kereta api.
3.3 Hubungan Seri
Gambar 3.16. Beberapa parameter pada
kapasitor hubungan seri.
Pada kapasitor-kapasitor yang
dihubungkan secara seri akan mengalir
arus listrik yang sama besarnya
sehingga setiap kapasitor mendapatkan
jumlah muatan listrik yang sama besar
antara satu kapasitor dan lainnya.
Kapasitor-kapasitor tersebut memiliki
ketergantungan antara yang satu dengan
lainnya, jika suatu kapasitor dilepas
dari hubungan seri tersebut maka
kapasitor-kapasitor lainnya akan tidak terhubung dengan sumber daya.
Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang sebaiknya diketahui pada
72
kapasitor-kapasitor-kapasitor yang dihubungkan secara seri seperti yang terlihat
pada gambar 3.16 di atas, yaitu:
1. Kapasitansi total pada kapasitor
2. Muatan total pada kapasitor.
3. Tegangan pada setiap kapasitor.
3.3.1 Kapasitansi Total Pada Kapasitor Hubungan Seri
Gambar 3.17. Kapasitor yang
dihubungkan secara seri.
Gambar 3.19. Menghitung kapasitansi
total dari sebuah rangkaian kapasitor
hubungan seri
Gambar 3.18. Sumber tegangan dilepas
dari rangkaian untuk mengukur
kapasitansi total.
Kapasitor-kapasitor bila kita
hubungkan secara seri seperti yang
terlihat pada gambar 3.17 di samping
ini maka akan membentuk suatu
kapasitansi ekivalen seperti yang
terlihat pada gambar 3.18 dan 3.19 dan
dinyatakan sebagai kapasitansi total
pada kapasitor. Kapasitansi total pada
kapasitor tersebut merupakan nilai
kapasitansi seluruh kapasitor yang
dihubungkan secara seri. Secara
matematis hubungan kapasitansi total
dengan kapasitor-kapasitor yang
dihubungkan secara seri dapat ditulis
sebagai berikut:
73
3 2 1
1 1 1 1
C C C C
seri
+ + =
Di mana:
seri
C =Kapasitansi total , ) Farad
1
C = Kapasitansi pada
1
kapasitor , ) Farad
2
C = Kapasitansi pada
2
kapasitor , ) Farad
3
C = Kapasitansi pada
3
kapasitor , ) Farad
3.3.2 Muatan Total Pada Kapasitor Hubungan Seri
Gambar 3.20. Rangkaian ekivalen
dari untuk C
1
, C
2
dan C
3
.
Gambar 3.21. Nilai muatan total pada
kapasitor.
Setelah mengetahui kapasitansi total
pada rangkaian kapasitor hubungan seri
maka parameter selanjutnya adalah
muatan total pada kapasitor. Untuk
mengetahui muatan total pada kapasitor-
kapasitor yang dihubungkan secara seri
maka terlebih dahulu harus diketahui
kapasitansi total pada kapasitor-kapasitor
hubungan seri tersebut seperti yang
terlihat pada gambar 3.20 di samping ini.
Pada bagian sebelumnya kita telah
mengetahui bahwa kapasitansi total pada
kapasitor-kapasitor seperti yang terlihat
pada gambar 3.19 adalah F 43 , 3 atau
7
24 F
maka setelah mendapatkan nilai
tersebut kita harus mengetahui muatan
total pada kapasitor total tersebut seperti
yang terlihat pada gambar 3.21 di
samping ini. Secara matematis muatan
pada kapasitor total dapat ditulis sebagai
74
berikut:
CV Q
T
=
Di mana:
C = kapasitansi , ) Farad
V = Tegangan , ) volt
Q= Muatan listrik, ) Coulomb
3.3.3 Tegangan Pada Setiap Kapasitor Hubungan Seri
Gambar 3.23. Tegangan pada setiap
kapasitor hubungan seri.
Gambar 3.24. Menghitung tegangan
pada setiap kapasitor yang dihubungkan
secara seri.
Setelah mengetahui kapasitansi
dan muatan total pada kapasitor-
kapasitor yang dihubungkan secara seri
maka kita harus mencari satu parameter
lainnya, yaitu nilai tegangan pada setiap
kapasitor seperti yang terlihat pada
gambar 3.23 di samping ini. Nilai
tegangan pada setiap kapasitor seperti
yang terlihat pada gambar 3.24 di
samping ini adalah nilai tegangan yang
dapat dihasilkan kapasitor berdasarkan
oleh muatan listrik yang tersedia dan
kapasitas kapasitor dalam menyimpan
muatan-muatan tersebut. Secara
matematis hubungan antara muatan
listrik, kapasitansi dan tegangan pada
setiap kapasitor dapat ditulis sebagai
berikut:
3 2
2
1
1
, ,
C
Q
V
C
Q
V
C
Q
V = = =
Di mana:
1
V = Tegangan pada
1
kapasitor , ) volt
75
2
V = Tegangan pada
2
kapasitor , ) volt
3
V = Tegangan pada
3
kapasitor , ) volt
Q = Muatan listrik, ) coulomb
1
C = Kapasitansi pada
1
kapasitor , ) farad
2
C = Kapasitansi pada
2
kapasitor , ) farad
3
C = Kapasitansi pada
3
kapasitor , ) farad
3.4 Hubungan Paralel
Gambar 3.25. Beberapa parameter pada
kapasitor hubungan paralel.
Setiap kapasitor-kapasitor yang
dihubungkan secara paralel akan
mendapatkan nilai tegangan yang sama
besarnya. Kapasitor-kapasitor tersebut
tidak memiliki ketergantungan antara
yang satu dengan lainnya, jika suatu
kapasitor dilepas dari hubungan paralel
tersebut maka kapasitor-kapasitor
lainnya tetap terhubung dengan sumber
daya.
Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang sebaiknya diketahui pada
kapasitor-kapasitor yang dihubungkan secara paralel seperti yang terlihat pada
gambar 3.25 di atas, yaitu:
1. Kapasitansi total pada kapasitor.
2. Muatan total pada kapasitor.
3. Tegangan pada setiap kapasitor.
3.4.1 Kapasitansi Total Pada Kapasitor Hubungan Paralel
Kapasitor-kapasitor yang dihubungkan secara paralel seperti yang terlihat
pada gambar 3.26 di bawah ini akan membentuk suatu kapasitansi ekivalen seperti
yang terlihat pada gambar 3.27 di bawah ini. Nilai kapasitansi ekivalen tersebut
merupakan nilai kapasitansi seluruh kapasitor yang dihubungkan secara paralel
76
Gambar 3.26. Kapasitor yang
dihubungkan secara paralel.
Gambar 3.28. Menghitung kapasitansi
total dari sebuah rangkaian kapasitor
hubungan paralel.
dan dinyatakan sebagai kapasitansi total
pada kapasitor hubungan paralel.
Secara matematis hubungan kapasitansi
total dengan kapasitor-kapasitor yang
dihubungkan secara paralel dapat
ditulis sebagai berikut:
n paralel
C C C C C + + + + = ...
3 2 1
Di mana:
paralel
C = Kapasitansi total pada
kapasitor hubungan paralel
1
C = Kapasitansi pada
1
kapasitor
2
C = Kapasitansi pada
2
kapasitor
3
C = Kapasitansi pada
3
kapasitor
Gambar 3.27. Sumber tegangan dilepas
dari rangkaian untuk mengukur
kapasitansi total.
77
3.4.2 Muatan Total Pada Kapasitor Hubungan Paralel
Gambar 3.29. Rangkaian ekivalen
untuk C
1
, C
2
dan C
3
.
Gambar 3.30. Nilai muatan total pada
kapasitor.
Setelah mengetahui kapasitansi
total pada rangkaian kapasitor
hubungan paralel, maka parameter
selanjutnya adalah muatan total pada
pada kapasitor. Untuk mengetahui
muatan total pada kapasitor-kapasitor
yang dihubungkan secara paralel maka
terlebih dahulu harus diketahui
kapasitansi total pada kapasitor-
kapasitor hubungan paralel tersebut
seperti yang terlihat pada gambar 3.29
di samping ini.
Pada bagian sebelumnya kita telah
mengetahui bahwa kapasitansi total
pada kapasitor-kapasitor seperti yang
terlihat pada gambar 3.28 adalah F 42
dan setelah mendapatkan nilai tersebut
kita harus mengetahui muatan total
pada kapasitor total tersebut seperti
yang terlihat pada gambar 3.30. Secara
matematis muatan total pada kapasitor
dapat ditulis sebagai berikut:
V C Q
n n
=
Di mana:
n
C = Kapasitansi
n
kapasitor , ) farad
V = Tegangan, ) volt
n
Q = Muatan
n
kapasitor , ) coulomb
78
3.4.3 Tegangan Pada Setiap Kapasitor
Gambar 3.31. Tegangan pada setiap
kapasitor hubungan paralel.
Gambar 3.32. Mengukur tegangan pada
setiap kapasitor hubungan paralel.
Setelah mengetahui kapasitansi
dan muatan total pada kapasitor-
kapasitor yang dihubungkan secara
paralel maka kita harus mencari satu
parameter lainnya, yaitu nilai tegangan
pada setiap kapasitor seperti yang
terlihat pada 3.31 di samping ini. Nilai
tegangan pada setiap kapasitor seperti
yang terlihat pada gambar 3.32 di
samping ini adalah nilai tegangan yang
dapat dihasilkan kapasitor berdasarkan
oleh muatan listrik yang tersedia dan
kapasitas kapasitor dalam menyimpan
muatan-muatan tersebut. Secara
matematis hubungan antara muatan
listrik, kapasitansi dan tegangan pada
setiap kapasitor dapat ditulis sebagai
berikut:
3
3
3
2
2
2
1
1
1
, ,
C
Q
V
C
Q
V
C
Q
V = = =
Di mana:
1
V = Tegangan pada , ) volt kapasitor
1
2
V = Tegangan pada , ) volt kapasitor
2
3
V = Tegangan pada , ) volt kapasitor
3
1
Q = Muatan , ) Coulomb kapasitor
1
2
Q = Muatan , ) Coulomb kapasitor
2
3
Q = Muatan , ) Coulomb kapasitor
3
1
C = Kapasitansi , ) Farad kapasitor
1
79
2
C = Kapasitansi , ) Farad kapasitor
2
3
C = Kapasitansi , ) Farad kapasitor
3
3.5 Tegangan Operasi
(a)
(b)
Gambar 3.33. (a) dan (b). Beberapa
kapasitor yang bocor.
Gambar 3.34. kapasitor yang rusak.
Sebuah kapasitor memiliki batas
kemampuan maksimum dalam
menerima tegangan dan dinyatakan
sebagai tegangan operasi sebuah
kapasitor. Tegangan operasi tersebut
umumnya tertulis pada badan kapasitor
seperti 10V, 50V dan lain sebagainya.
Batas tegangan operasi
memberitahukan kepada kita bahwa
kapasitor tidak dapat bekerja di atas
nilai tersebut dan bahkan
mengakibatkan kapasitor menjadi bocor
seperti yang terlihat pada gambar 3.33
di samping ini atau bahkan rusak sama
sekali seperti yang terlihat pada gambar
3.34.
Bila kapasitor digunakan pada
tegangan ac (alternating current) maka
tegangan puncak dari tegangan ac
tersebut harus diketahui. Secara
matematis tegangan maksimum dapat
ditulis sebagai berikut:
rms maksimum
V V = 2
Di mana:
maksimum
V = Tegangan maksimum , ) volt
80
rms
V = Tegangan efektif (root mean square)
Umumnya tegangan efektif yang tersedia pada suplai ac adalah 220V, maka
tegangan maksimum dari suplai ac tersebut adalah:
V V
maksimum
220 2 =
V V
maksimum
311 ~
Maka kapasitor yang memiliki tegangan operasi di atas 311V (umumnya
400V) aman digunakan pada suplai ac.
3.6 Reaktansi Kapasitif
Kapasitor yang digunakan pada suplai ac (alternating current) akan
menimbulkan tahanan terhanan arus ac tersebut. Secara matematis tahanan yang
ditimbulkan oleh kapasitor tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
C
C
C
f
V
X = atau
C f
X
C
2
10
6
=
Di mana:
C
X = Reaktansi kapasitif , ) O Ohm
f = Frekuensi suplai ac , ) Hertz
C = Kapasitansi , ) F mikroFarad
3.7 Jenis Kapasitor
Gambar 3.35. Berbagai macam
kapasitor tetatp (fixed resistor).
Pada umumnya kapasitor terbagi
ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu:
1. Kapasitor tetap (fixed capacitor).
2. Kapasitor variabel (variable
capacitor).
Kapasitor tetap (fixed capacitor)
seperti yang terlihat pada gambar 3.35
di samping ini adalah kelompok
kapasitor yang memiliki nilai
81
Gambar 3.36. Kapasitor variabel
(variable capacitor).
kapasitansi tetap, sedangkan kapasitor
variabel (variable capacitor) seperti
yang terlihat pada gambar 3.36 adalah
kelompok kapasitor yang nilai
kapasitansinya dapat disesuaikan sesuai
kebutuhan pada rentang nilai tertentu.
Kapasitor tetap (fixed capacitor) adalah
kelompok kapasitor yang memiliki nilai
kapasitansi tetap, sedangkan kapasitor
variabel (variable capacitor) adalah
kelompok kapasitor yang nilai
kapasitansinya dapat disesuaikan sesuai kebutuhan pada rentang nilai tertentu.
Kapasitor keramik (ceramic capacitor), kapasitor polyester (polyester capacitor),
kapasitor kertas (paper capacitor), kapasitor elektrolit (electrolytic capacitor),
kapasitor plastik (plastic capacitor), kapasitor oksida titanium (titanium oxide
capacitor) dan kapasitor mika (mica capacitor) merupakan jenis kapasitor dari
kelompok kapasitor tetap (fixed capacitor), sedangkan varco (variable condenser)
dan trimmer merupakan jenis kapasitor dari kelompok kapasitor variabel (variable
capacitor).
3.7.1 Kapasitor Keramik (ceramic capacitor)
(a)
Pada umumnya kapasitor keramik
seperti yang terlihat pada gambar 3.37
di samping ini menggunakan bahan
titanium acid barium sebagai bahan
dielektriknya.
Umumnya kapasitor keramik
digunakan pada rangkaian yang
memiliki frekuensi tinggi.
Kemampuannya digunakan untuk
82
(b)
(c)
Gambar 3.37. Berbagai kapasitor
keramik (ceramic capacitor).
melewatkan sinyal frekuensi tinggi
menuju ke ground. Karena
kemampuannya tersebut, kapasitor
keramik tidak tepat digunakan untuk
rangkaian analog, karena kapasitor
keramik dapat mengubah bentuk sinyal
analog tersebut.
Kapasitor keramik memiliki
ukuran fisik yang kecil dan tidak
memiliki polaritas serta karena
kapasitor jenis ini umum digunakan
pada rangkaian frekuensi tinggi maka
nilai kapasitansi yang tersedia juga
berukuran kecil, namun pada jenis
material tertentu yang memiliki
permitivitas yang tinggi, kapasitor
berkapasitansi tinggi dapat dibuat
dalam ukuran fisik yang kecil dengan
tegangan kerja yang tinggi. Kapasitor
keramik tersedia dalam rentang
antara pF 1 sampai F 1 , 0 dan dapat
digunakan pada rentang temperatur
yang luas.
Jika pada kapasitor keramik tertulis kode 103 maka kapasitansi dari kapasitor
tersebut adalah:
pertama bilangan 1
kedua bilangan 0
, )
3 12
10 10 3

pengali faktor
, ) , ) Farad Farad Farad
8 9 3 12
10 10 10 10 10 10

= = =
F 01 , 0 =
83
3.7.2 Kapasitor Elektrolit (electrolytic capacitor)
(a) (b)
(c)
(d)
Gambar 3.38. (a), (b) dan (c). Berbagai
kapasitor elektrolit (electrolytic
capacitor).
(d). Konstruksi kapasitor elektrolit.
Kapasitor elektrolit (electrolytic
capacitor) menggunakan bahan
aluminimum yang teroksidasi sebagai
bahan elektrodanya. Kapasitor elektolit
tersebut memiliki perbedaan polaritas
pada kedua kakinya, oleh karena itu
kapasitor jenis ini digunakan pada
rangkaian dc yang memiliki polaritas
berbeda secara tetap. Untuk
menggunakan kapasitor elektrolit maka
kita harus memperhatikan letak
polaritas antara kapasitor dan catu daya,
pemasangan yang salah akan
menyebabkan kapasitor menjadi rusak
bahkan meledak.
Pada umumnya kapasitor elektrolit
(electrolytic capacitor) digunakan pada
rangkaian power supply dan low pass
filter. Penggunaan tersebut berdasarkan
kapasitansi yang dimiliki oleh kapasitor
jenis ini cukup besar bahkan bernilai
beberapa Farad. Kapasitansi yang besar
tersebut sangat dibutuhkan untuk
meredam lonjakan dari tegangan
maupun arus pada power supply dan
low pass filter sehingga tegangan
keluaran power supply menjadi aman
serta frekuensi rendah pada sinyal
masuk low pass filter dapat
dihilangkan.
84
3.7.3 Kapasitor Kertas (paper capacitor)
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.39. (a) dan (b). Berbagai
kapasitor kertas (paper capacitor).
(c). Konstruksi kapasitor kertas.
Kapasitor kertas atau yang disebut
juga dengan paper capacitor seperti
yang terlihat pada gambar 3.39 di
samping ini merupakan jenis kapasitor
yang menggunakan bahan kertas
sebagai bahan dielektriknya. Untuk
membuat bahan dielektrik tersebut
maka panjang gulungan kertas
disesuaikan dengan nilai kapasitansi
yang dibutuhkan. Seluruh kertas
tersebut umumnya dipenuhi dengan
minyak atau lilin untuk mencegah
timbulnya uap (lembab) dan kemudian
ditempatkan di dalam sebuah wadah
plastik atau aluminium untuk
melindunginya.
Pada umumnya kapasitor kertas
(paper capacitor) dirancang untuk
pengoperasian tegangan tinggi
(biasanya di atas 150 kV) yang kurang
mempertimbangkan kerugian, namun
ada juga yang digunakan pada aplikasi
radio (biasa dipasang bersamaan
dengan osilator dan varco). Kapasitor
jenis umumnya mempunyai daya tahan
yang kurang baik. Kapasitor kertas
tersebut tersedia dalam rentang
pF 500 sampai F 10 , yaitu sebagai
berikut:
85
1. pF 200 sampai pF 500 untuk aplikasi gelombang menengah (medium wave,
190 meter hingga 500 meter).
2. pF 000 . 1 sampai pF 200 . 2 untuk aplikasi gelombang pendek (short wave, 40
meter hingga 130 meter).
3.7.4 Kapasitor Mika (mica capacitor)
(a) (b)
(c)
(d)
Gambar 3.40. (a). Sebuah kapasitor
mika (mica capacitor).
(b), (c) dan (d). Berbagai kapasitor
mika berlapis perak (silvered mica
capacitor).
Kapasitor mika atau yang disebut
juga mica capacitor seperti yang
terlihat pada gambar 3.40 di samping
ini menggunakan bahan mika sebagai
bahan dielektriknya. Bahan dielektrik
tersebut memiliki koefisien temperatur
yang rendah sehingga membuat tingkat
kestabilan kapasitor mika cukup baik.
Bahan mika juga memiliki karakteristik
yang cukup baik terhadap frekuensi,
oleh karena itu selain memiliki tingkat
kestabilan yang cukup baik, kapasitor
mika juga umum digunakan pada
rangkaian resonansi dan filter untuk
frekuensi tinggi seperti radio pemancar
serta pada rangkaian bertegangan
tinggi.
Saat ini kapasitor mika telah
dibuat dengan sedikit penambahan,
yaitu mika dilapisi lapisan perak pada
kedua sisinya. Kapasitor mika yang
telah diubah tersebut dinyatakan
sebagai kapasitor mika berlapis perak
(silvered mica capacitor).
86
3.7.5 Kapasitor Plastik (plastic capacitor)
(a)
(b)
Gambar 3.41. Berbagai jenis kapasitor
plastik (plastic capacitor).
Kapasitor plastik atau yang disebut
juga dengan plastic capacitor seperti
yang terlihat pada gambar 3.41 di
samping ini menggunakan material
plastik sebagai material dielektriknya.
Material plastik yang digunakan
tersebut umumnya adalah polysterene
dan Teflon. Secara konstruksi kapasitor
plastik menyerupai konstruksi kapasitor
kertas dan tentu bahan dasar yang
digunakan berbeda, pada kapasitor
plastik digunakan film plastik.
Pada umumnya kapasitor plastik
(plastic capacitor) dapat digunakan
dengan baik pada pengoperasian yang
tinggi temperatur dan selai itu kapasitor
jenis ini presisi nilai kapasitansi yang
dapat dihandalkan serta daya tahannya
yang cukup baik.
87
3.7.6 Trimmer
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 3.42. (a), (b) dan (c). Berbagai
trimmer.
(d). Simbol trimmer.
Trimmer seperti yang terlihat pada
gambar 3.42 di samping ini merupakan
salah satu jenis kapasitor dari kelompok
kapasitor variabel. Trimmer umumnya
menggunakan keramik atau plastik
sebagai bahan dielektriknya.
Kapasitansi pada trimmer (biasanya di
bawah pF 100 ) dapat disesuaikan
dengan memutar sekrup yang berada di
atasnya dengan menggunakan obeng,
kapasitor jenis ini biasa digunakan
untuk memilih gelombang pada
frekuensi tertentu
88
3.7.7 Varco (variable condenser)
(a)
(b)
Gambar 3.43. (a) dan (b). Berbagai
macam varco (variable condenser).
Varco atau yang disebut juga
dengan variable condenser seperti yang
terlihat pada gambar 3.43 di samping
ini merupakan salah satu jenis kapasitor
dari kelompok kapasitor variabel.
Kapasitor jenis ini umumnya
menggunakan udara sebagai bahan
dielektriknya. Varco tersedia dalam
rentang pF 100 sampai pF 1000 .
Pada umumnya variable capacitor
digunakan pada aplikasi radio dan
rangkaian elektronik lainnya yang
memperhitungkan rugi-rugi serta
membutuhkan kapasitor variabel.

You might also like