You are on page 1of 18

= ANTIEPILEPSI = ANTIKEJANG

USMAR A MADJID FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN


File ini diedarkan secara gratis demi pengembangan ilmu pengetahuan, dan boleh direproduksi dengan catatan harus mencantumkan nama penyaji aslinya !!!

ANTIKONVULSI

Terutama untuk mencegah / obati bangkitan epilepsi (epileptic seizure) Lebih tepat disebut ANTIEPILEPSI Jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain

EPILEPSI

Penyakit SSP yg timbul spontan dgn episoda singkat (bangkitan) Gejala utama : kesadaran menurun sampai hilang Bangkitan disertai dengan : - kejang (konvulsi) - hiperaktivitas otonomik - gangguan sensorik dan psikis - gambaran letupan EEG abnormal / berlebihan

Bangkitan epilepsi

Fenomena klinik yg berkaitan dengan letupan listrik atau depolarisasi abnormal atau berlebihan Terjadi di suatu fokus otak (korteks serebri), merupakan neuron epileptik yg sensitif terhadap rangsangan Analisis elektrofisiologik terhadap suatu neuron selama terjadinya bangkitan menunjukkan bahwa neuron tersebut mengalami depolarisasi dan letupan pada frekuensi tinggi

Konsep JOHN HUGHLINGS JACKSON


Pada fokus epilepsi di korteks serebri terjadi letupan yg timbul kadang-kadang, secara tiba-tiba, berlebihan, dan cepat Letupan menjadi bangkitan umum bila neuron normal di sekitar terkena pengaruh letupan Fokus epilepsi dapat tetap tenang dlm waktu yg lama, tdk timbul gejala, tetapi tetap terjadi letupan intermitten Penjalaran letupan depolarisasi keluar dari fokus dapat dihambat oleh mekanisme inhibisi normal, dpt diperlancar dengan perubahan fisiologis

Klasifikasi Bangkitan Epilepsi dan Obatnya


TIPE BANGKITAN GAMBARAN
OBAT ANTIBANGKITAN KONVENSIONAL OBAT YANG KINI SEDANG DIKEMBANGKAN

BANGKITAN PARSIAL ATAU FOKAL/LOKAL :


Beragam manifestasi, tergantung pada daerah korteks yg teraktivasi (mis., jika motor cortex mengarah ke jempol kiri, jempol kiri tersentak; jika somatosensory cortex mengarah ke jempol kiri, terjadi parestesia pada jempol kiri), berlangsung sekitar 20 60 detik. Kesadaran tidak hilang

Parsial sederhana

Carbamazepine, phenytoin, phenobarbital, primidone, valproate

Gabapentin, lamotrigine

Parsial komplex Parsial dgn bangkitan sekunder tonikklonik umum

Hilangnya kesadaran selama 30 detik hingga 2 menit, kadang berhubungan dengan gerakan yang tidak beraturan seperti bibir bergetar-getar atau tangan mencengkram keras.
Bangkitan parsial sederhan ataupun kompleks yang berkembang menjadi bangkitan tonic-clonic dgn hilangnya kesadaran dan kontraksi otot tertahan (tonik) di sekujur badan yang disertai dengan periode relaksasi bergantian (klonik), biasanya berlangsung 1 - 2 menit

Carbamazepine, phenobarbital, phenytoin, primidone, valproate

Gabapentin, lamotrigine

Carbamazepine, phenobarbital, phenytoin, primidone, valproate

Gabapentin, lamotrigine

BANGKITAN UMUM :

Bangkitan lena (Absence seizure)


Bangkitan Myoclonic

Hilangnya kesadaran mendadak yang berhubungan dengan terhentinya aktivitas, biasanya berlangsung kurang dari 30 detik Kontraksi sesaat (mungkin hanya sedetik) pada otot, mungkin terbatas pada satu bagian anggota badan atau seluruhnya

Clonazepam, ethosuximide, valproate

Lamotrigine

Valproate Carbamazepine, phenobarbital, phenytoin, primidone, valproate

Bangkitan Tonicclonic

Seperti pada bangkitan Parsial dgn bangkitan sekunder tonik-klonik umum, tapi tidak didahului dgn bangkitan parsial

Mekanisme kerja antiepilepsi


1. Mencegah timbulnya letupan depolarisasi berlebihan pada neuron epileptik dalam fokus 2. Mencegah letupan depolarisasi pada neuron normal karena pengaruh fokus epilepsi (bagian terbesar antiepilepsi)

1. Golongan hidantoin - fenitoin (difenil hidantoin) - mefenitoin - etotoin

4. Golongan suksinimid - etosuksimid 5. Karbamazepin

2. Golongan barbiturat - fenobarbital - primidon

Obat-obat antikonvulsi

6. Golongan benzodiazepin - diazepam - konazepam - nitrazepam

3. Golongan oksazolidindion - trimetadion 7. Asam valproat - primidon 8. Obat lain-lain - fenasemid - perhambat karbonat anhidrase

Hidantoin
Obat

pilihan : FENITOIN Efektif terhadap semua tipe bangkitan, kecuali bangkitan lena Menghasilkan aksi antikejang tanpa meyebabkan depresi umum SSP Kadar toksik dapat menimbulkan tandatanda eksitasi.

Fenitoin
Asam lemah, pKa 8.3
Kelarutan dlm air rendah, termasuk

dalm usus Pada pemberian im, mengendap pd tempat injeksi, diabsorbsi perlahan dan tdk dapat diprediksi; pemberian im tidak dilakukan

Fenitoin
Absorbsi oral lambat, bervariasi, kadang tidak

sempurna Di antara sediaan oral terdapat perbedaan bioavailabilitas yang signifikan Konsentrasi puncak dlm plasma secepatnya 3 jam setelah dosis tunggal, atau selambatnya 12 jam Setelah diabsorbsi, cepat terdistribusi ke dalam semua jaringan

Fenitoin
Sekitar 90% terikat pada protein plasma,

terutama albumin. Fraksi yang terikat pada jaringan, termasuk otak, sama dengan dalam plasma Volume distribusi sekitar 0.6 liter/kg, tetapi menjadi 10 kali lebih besar bila dihitung dgn obat yang tidak terikat Koncentrasi dalam cairan serebrospinal sama dengan fraksi tak terikat dalam plasma

Fenitoin
Kurang 5% diekskresi utuh dalam urin Metabolisme terutama dalam reticulum endoplasmic

hati. Metabolit utama, derivat parahydroxyphenyl tdk aktif. Ekskresi bermula di empedu, lalu di urin, sebagian besar sebagai glukuronida. Eliminasi orde kesatu pada konsentrasi plasma di bawah 10 mg/ml; Waktu paruh plasma 6 - 24 jam. Pada konsentrasi lebih tinggi, eliminasi bergantung dosis; waktu paruh plasma meningkat seiring dosis Waktu paruh 20 - 60 jam didapat pada konsentrasi terapi Kemampuan metabolisme diketahui dibatasi secara genetik

Fenitoin
Efek toksik bergantung pada rute pemberian dan

dosis Bila diberikan iv akan timbul tanda-tanda toksik pada jantung : aritmia (dgn atau tanpa hipotensi); disertai depresi SSP Toksisitas SSP paling umum karena overdosis : Nystagmus, ataxia, diplopia, and vertigo Efek terhadap perilaku : hiperaktivitas, bingung, ngantuk, dan halusinasi Efek terhadap saluran cerna : nausea, vomiting, epigastric pain, dan anorexia, dapat dikurangi dgn minum obat bersama makanan atau dosis terbagi yang diberikan berkali-kali

Interaksi obat - fenitoin


Konsentrasi plasma meningkat karena penurunan

laju metabolisme : chloramphenicol, dicumarol, disulfiram, isoniazid, cimetidine, sulfonamides Kompetisi dalam ikatan protein plasma : sulfisoxazole, salicylates, and tolbutamide, can compete for binding sites on plasma proteins. Valproat and fenilbutazon menurunkan laju metabolisme maupun ikatan protein plasma. Efek terhadap konsentrasi total plasma kecil, tetapi fraksi obat bebas meningkat secara substansial

Inaktivasi kanal Na+ yang diperkuat dgn obat antikonvulsi

Beberapa obat

antikejang memperpanjang inaktivasi kanal Na+, sehingga menguangi kemampuan saraf untuk meletup dgn frekuensi tinggi. Perhatikan bahwa kanal yang terinaktivasi itu sendiri tampak tetap terbuka, tetapi diblok oleh pintu inaktivasi (I). A = pintu inaktivasi.

Transmisi sinaptik GABA yang diperkuat

Bila tidak ada GABA, maka

reseptor GABAA receptor (kiri) terbuka, memungkinkan aliran Cl-, meningkatkan polarisasi membran. Beberapa obat antikejang beraksi dengan mengurangi metabolisme GABA. Yang lain beraksi pada reseptor GABAA, meningkatkan aliran Cl- dalam merespon GABA. Gabapentin beraksi pada presinaptik untuk meningkatkan pelepasan GABA

You might also like