You are on page 1of 12

DI SUSUN OLEH : CANDRA ASMITHA MEWAL YUDHA PERMANA GRESI NILAN SARI 0731010041 0731010050 0731010060

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA 2009

GELAS
Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan permukaan yang sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat ideal gelas banyak digunakan di banyak bidang kehidupan. Tetapi gelas bisa pecah menjadi pecahan yang tajam. Sifat kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan bisa diubah seluruhnya dengan proses kimia atau dengan pemanasan. Gelas termasuk kelompok vitroida atau termogel, yang merupakan senyawa kimia dengan susunan yang kompleks. Senyawa tersebut diperoleh dengan membekukan lelehan yang lewat dingin. Gelas ialah produk yang amorf dan bening dengan kekerasan dan elastisitas yang cukup, tetapi sangat rapuh. Ada beberapa sifat gelas yang bisa dikatakan memiliki kelebihan dibanding dengan material lainnya, antara lain: 1. Sifat estetika atau keindahan 2. Sifat tembus pandang secara optik (transparan) 3. Sifat elastic 4. Sifat ketahanan terhadap zat/reaksi kimia Definisi Teknik Gelas mempunyai beberapa definisi teknis yang tergantung dari proses pembentukan gelas, struktur atom dan keadaan thermodinamis nya. Secara empiris: Gelas adalah material non-organik hasil dari proses pendingan tanpa melalui proses kristalisasi.

Definisi berdasarkan struktur: Gelas adalah benda padat yang tidak mempunyai struktur seperti halnya keramik atau logam. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk membuat gelas, yaitu: 1) proses pendinginan dengan cepat 2) proses polimerisasi Komponen komponen utama pembuatan gelas : 1. Pasir 2. Soda 3. Feldspar dapat 4. Borax : yang dikenal adalah jenis quartz : yaitu Na2O yang di suplai dalam berbagai soda abu (Na2CO3). : mempunyai formula umum : R2O, Al2O3 . 6 SiO2 di mana R2O berupa Na2O abu K2O abu campuran dari kedua oksidasi tersebut. : menurunkan koefisien ekspansi dan menaikkan ketahanan

terhadap bahan kimia. 5. Cullet : merupakan pecahan-pecahan kaca atau kaca yang berasal dari

produk tak lolos quality control. Cullet berfungsi untuk menurunkan temperatur leleh dari bahan baku. Cullet yang diumpankan sebanyak 25% dari total bahan baku.

Bahan stabilizer : merupakan bahan yang mampu menurunkan kelarutan di

dalam air, tahan terhadap serangan bahan kimia lain termasuk materi-materi lain yang terdapat di atmosfer. Contoh bahan stabiliser yang biasa dipakai di industri gelas adalah: 1. Kalsium karbonat, membuat produk akhir menjadi tidak larut di dalam air. 2. Barium karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias. 3. Timbal oksida, membuat produk menjadi transparan, mengkilat, dan memiliki indeks bias yang tinggi. 4. Seng oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak, memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik, dan meningkatkan indeks bias.

Aluminium oksida, meningkatkan viskositas gelas, kekuatan fisik, dan ketahahan terhadap bahan kimia Komponen sekunder, di antaranya adalah :

1. Refining agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas pada saat pelelehan bahan baku. Bahan yang biasa digunakan sebagai refining agent pada industri gelas adalah sodium nitrat dan sodium sulfat atau arsen oksida (As2O3). 2. Penghilang warna (decolorant), menghilangkan warna yang biasanya diakibatkan oleh kehadiran senyawa besi oksida yang masuk bersama bahan baku. Bahan penghilang warna yang digunakan adalah mangan dioksida (MnO2), logam selenium (Se), atau nikel oksida (NiO). 3. Pewarna (colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai dengan warna yang dikehendaki. 4. Opacifiers. Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah fluorite (CaF2), kriolit (Na3AlF6), sodium fluorosilika (Na2SiF6), timah phospat, seng phospat (Zn3(PO4)2), dan kalsium phospat (Ca3(PO4)2).

PEMBUATAN GELAS
Proses pembuatan gelas di dalam industri meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1. Persiapan bahan baku (batching) Pada tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku serta pemisahan dari pengotor-pengotornya. Serbuk bahan baku ditimbang sesuai komposisi, termasuk bahan-bahan aditif lain yang diperlukan seperti zat pewarna atau zat-zat sesuai dengan produk kaca yang dikendaki. Pengadukan campuran bahan baku dalam suatu mixer dilakukan agar campuran menjadi homogen sebelum dicairkan. 2. Pencairan (melting/fusing) Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tungku (furnace) bersuhu sekitar 1500oC sehingga campuran akan mencair. Selama proses pencairan, masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi membentuk reaksi-reaksi kimia berikut : Reaksi-reaksi penguraian : Na2SO3 Na2O + CO2 CaCO3 CaO + CO2 Na2SO4 Na2O + SO2 MgCO3.CaCO3 MgO + CaO + 2CO2 .. (1) .. (2) .. (3) .. (4)

Reaksi antara SiO2 dengan Na2CO3 pada suhu 630 780oC Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2 .. (5)

Reaksi antara SiO2 dengan CaCO3 pada suhu 600oC CaCO3 + bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2 .. (6)

Reaksi antara CaCO3 dengan Na2CO3 pada suhu di bawah 600oC CaCO3 + Na2CO3 Na2Ca(CO3)2 Reaksi antara Na2SO4 dengan SiO2 pada suhu 884oC Na2SO4 + nSiO2 NaO.nSiO2 + SO2 + 0.5O2 Reaksi utama
aSiO2 + bNa2O + cCaO + dMgO aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO

.. (7)

.. (8)

.. (9)

leburan kaca

Tungku sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca, terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :

ii)

Pot furnace, biasanya dipakai untuk menghasilkan kaca-kaca khusus (special glass) seperti kaca seni, kaca optik dengan skala produksi yang kecil sekitar 2 ton atau lebih rendah. Pot terbuat dari bata silica-alumina (lempung) khusus atau platina.

iii)

Tank furnace, digunakan pada industri gelas skala besar dan terbuat dari bata refraktori (bata tahan panas). Furnace ini mampu menampung sekitar 1350 ton cairan gelas yang membentuk kolam di jantung furnace.

iv)

Regenerative furnace.

3. Pembentukan (forming/shaping) Bahan kaca yang berbentuk cair lalu dialirkan ke dalam alat-alat yang berfungsi untuk membentuk kaca padat sesuai yang diinginkan. Ada beberapa jenis proses pembentukkan kaca, di antaranya adalah :

a.

Proses Fourcault., Bahan cair dialirkan secara vertikal ke atas melalui sebuah

bagian yang dinamakan "debiteuse". Bagian ini terapung di permukaan kaca cair dengan celah sesuai dengan ketebalan kaca yang diinginkan. Di atas debiteuse terdapat bagian sirkulasi air pendingin yang akan mendinginkan kaca hingga 650 670oC. Pada suhu tersebut kaca berubah menjadi pelat padat dan akan bergerak dengan didukung oleh roda pemutar (roller) yang menarik kaca tersebut ke atas. Gambar di bawah ini melukiskan skema proses Fourcault.

b.

Proses Colburn (Libbey-Owens), Jika proses Fourcault , gerakan kaca

berlangsung secara vertikal, maka pada proses Colburn kaca akan bergerak secara vertical kemudian diikuti gerakan horizontal setelah melewati roda-roda penjepit yang membentuk leburan gelas menjadi lembaran-lembaran.

c.

Proses Pilkington (float process), Bahan cair dialirkan ke dalam sebuah kolam

berisi cairan timah (Sn) panas. Kecepatan aliran bahan cair ini merupakan pengatur tebal tipisnya kaca lembaran yang akan diproses. Kaca akan mengapung di atas cairan timah karena perbedaan densitas di antara keduanya. Kaca ini tetap berupa cairan dengan pasokan panas yang berasal dari pembakar di bagian atas kolam. Pengendalian temperatur di dalam kolam dilakukan agar kaca tetap rata di kedua sisinya serta pararel. Bahan yang biaanya digunakan untuk keperluan ini adalah gas nitrogen murni. Selanjutnya, aliran kaca melewati daerah pendinginan (masih di dalam kolam) dan keluar dalam bentuk kaca lembaran bersuhu 600oC. Proses a c di atas dikenal dengan proses mekanik.

d.

Proses tiup (blow), Proses ini digunakan untuk membuat botol kaca, gelas

kemasan, atau aneka bentuk kaca seni lainnya.

4. Annealing Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-tegangan antar molekul pada kaca yang tidak merata sehingga dapat menimbulkan kepecahan. Proses annealing kaca terdiri dari 2 aktivitas, yaitu : (1) menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas temperatur kritik tertentu untuk menurunkan regangan internal, dan (2) mendinginkan kaca sampai temperatur ruang secara perlahan-lahan untuk menahan regangan sampai titik maksimumnya. Proses ini berlangsung di dalam "annealing lehr". Untuk jenis kaca lembaran, annealing lehr ini dilewati oleh kaca-kaca yang bergerak di atas roda berjalan.

5. Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control) Beberapa proses penyelesaian akhir pada industri gelas adalah cleaning and polishing, cutting, enameling, dan grading.

Sifat-sifat
Gelas merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak dan sinar

infra merah, tetapi tidak oleh sinar ultraviolet. Gelas yang mengandung Pb tidak dapat dilewati oleh sinar Rontgen. Pemanasan akan menyebabkan pemuaian gelas yang besarnya sangat berbeda satu sama lain (tergantung koefisien pemuaian). Bila pemanasan atau pendinginan berlangsung terlalu cepat atau terkonsentrasi pada satu titik, akan terjadi tegangan. Karena gelas bersifat rapuh, tegangan tersebut dapat menimbulkan retakan. Bahan aditif khusus seperti boron oksida dapat membuat gelas kimia lebih tahan terhadap bahan kimia dan perubahan temperatur. Kuarsa memiliki sifat tennis yang lebih baik karena koefisien pemuaiannya sangat kecil. Gelas merupakan isolator listrik yang baik dan penghantar panas yang buruk (terutama glass wool). Gelas kimia akan berubah sifatnya setelah digunakan bertahun-tahun atau dalam waktu yang lebih singkat lagi bila dipakai untuk temperatur yang lebih dari 150oC. Perubahan ini dimulai dengan teradinya kristalisasi pada beberapa tempat dan akhimya pada seluruh tempat. Dengan demikian, gelas menjadi lebih rapuh dan tidak dapat digunakan.

Sifat khas bahan gelas sangat tergantung pada jenis komposisi serta pengolahan pada tahap finishingnya, seperti : Sifat fisik Softening point, oF Annealing point, oF Strain point, oF Maximum temperature oenggunaan Spesifiv gravity Expansi linier, x 107/oF Modulus of rupture, x 10-3, psi Kapasitras panas rata- rata, 77 572oF Knoop hardness, 100 g 481 532 Soft glass 1285 750 887 2,47 92 pyrex 1508 1027 950 932 1022 2,23 18 6 10 0,233 vycor 2732 1710 1575 1830 1990 2,18 4,4 59 0,244

KETAHANAN KIMIA
Gelas sangat mudah rusak oleh lelehan alkali, alkali karbonat, (pH 10), hidrogen, fluorida, dan agak mudah rusak oleh basa panas dengan pH 7 10, serta larutan panas asam anorganik yang mengandung air, misalnya HCl 30%. Pengolahan dan penggunaan: Gelas dapat dibentuk dengan cara memanaskannya lagi (peniupan kaca). Selain itu gelas dapat digerinda dingin, dibor, dipotong, direkat, diperkuat (dengan plastik/serat gelas) dan bisa diberi tegangan (kaca pengaman) dengan pengerjaan panas. Penggunaan: Gelas digunakan sebagai bahan bila dibutuhkan peralatan yang tembus pandang dan mempunyai ketahanan kimia yang tinggi. Contohnya pipa, kaca pengintip, organ penyekat, bejana kecil dalam operasi, botol keranjang, botol kecil, alat penukar panas, pompa,siklon, filter sinter, dan alat laboratorium. Secara khusus, gelas dapat digunakan sebagai kaca pengaman, bahan isolasi, kaca optik (misalnya untuk filter), kaca jendela, dan cermin. Keamanan: Botol biasa dan botol keranjang tidak holeh diberi beban tekanan. Bila tidak ada petunjuk kerja intern maka petunjuk kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan pembuat gelas kimia harus diberlukukan

DAFTAR PUSTAKA
Austin, George T ,"Shreve's Chemical Process Industries". McGraw Hill Book Company, Singapore, 1984 Stocchi, E ,"Industrial Chemistry Vol. 1", Ellis Horwood, Englnad, 1990 Othmer, Kirk ,"Encyclopedia of Chemical Technology".
tech.groups.yahoo.com/group/Teknik-Kimia/message/5567 www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia.../gelas-dan-kuarsa/ id.wikipedia.org/wiki/Gelas

You might also like