Professional Documents
Culture Documents
Dari hasil diskusi dicapai kesepakatan bahwa penyusunan SAK tidak berubah. Penyusunan SAK mengacu ke IAS yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
Accountant (IFAC), IAI berkewajiban memenuhi butir-butir statements of membership obligation (SMO) diantaranya penerapan IFRS
Pemutakhiran SAK
Pengembangan SAK
2. 3.
4.
Menerbitkan KDPPLK Bank Syariah sebagai landasan konseptual pelaporan keuangan bank syariah Menerbitkan PSAK 59 tentang akuntansi perbankan syariah Menerbitkan lima PSAK revisi: PSAK 58 tentang operasi dalam penghentian; PSAK 8 tentang kontinjensi dan Peristiwa Setelah Tanggal Neraca; PSAK 51 tentang Akuntansi Kuasi Reorganisasi; PSAK 24 tentang Imbalan Kerja; PSAK 38 tentang Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Menerbitkan tiga Interpretasi SAK: ISAK 5 Interpretasi par 14 PSAK 50 tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Evek dalam Kelompok Tersedia untuk dijual; ISAK 6 interpretasi par 12&16 PSAK 55 tentang Instrumen Derivatif melekat pada kontrak dalam mata uang asing; ISAK 7 interpretasi par 5&19 PSAK 4 tentang konsolidasi entitas bertujuan tertentu
1
59
S/d status 2006, terdiri 37 standar dan 20 interpretasi: 7 new standards IFRS 30 standar IAS 9 new Interpretation (IFRIC) 11 Interpretasi (SIC)
S/d status 2006, PSAK s/d 2006, terdiri dari 59 standar dan 6 interpretasi, umumnya diadopsi dari IAS, namun beberapa menggunakan referensi SFAS.
Dimulai sejak 1974 (IAS) Lebih merupakan standar umum, hanya ada 4 standar khusus industri
Dikembangkan sejak 1994 (PAI) Ada banyak standar khusus industri (15 standar)
Menurut Ketua DSAK, khusus untuk 7 IFRS, sebenarnya hanya IFRS 1 yang belum diadopsi pengaturannya, sedangkan untuk 6 IFRS lainnya secara substansi sudah diatur dalam PSAK, walau masih ada beberapa perbedaan pengaturan di dalamnya.
PSAK
1. 2.
3.
4. 5.
Insurance Contract Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations Exploration for and Evaluation of Mineral Resources Financial Instruments: Disclosures
4.
5. 6. 7.
6. 7.
Belum diadopsi. PSAK 53 belum adopsi IFRS 2, referensi menggunakan US SFAS 123. PSAK 22 belum mengadopsi IFRS 3, referensi menggunakan IAS 22 (1993). PSAK 28 dan 36, belum adopsi IFRS 4, referensi menggunakan US SFAS dan regulasi industri asuransi. PSAK 58 belum adopsi IFRS 5, referensi menggunakan IAS 35 (1998). PSAK 29 dan 33, belum adopsi IFRS 6, referensi US SFAS dan regulasi industri PSAK 31 dan 55, belum adopsi IFRS 7, referensi menggunaka IAS 30, US SFAS dan regulasi industri.
Konvergensi IFRS
Menurut DSAK, pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi lima tingkatan:
1. Full Adoption, pada tingkat ini suatu negara mengadopsi seluruh IFRS dan menterjemahkan word by word. 2. Adapted, mengadopsi seluruh IFRS tetapi disesuaikan
dengan kondisi di suatu negara. 3. Piecemeal, suatu negara hanya mengadopsi sebagian nomor IFRS, yaitu nomor standar atau paragraf tertentu 4. Referenced, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar 5. Not adoption at all, suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
Keputusan adopsi IFRS oleh IAI akan ditentukan pada tahun 2008
Konvergensi IFRS
1.
Keputusan DSAK saat ini adalah mendekatkan PSAK dengan IAS/IFRS dengan membuat dua strategi:
2.
Strategi selektif. Strategi ini dilakukan dengan tiga target yaitu; mengidentifikasi standar-standar yang paling penting untuk diadopsi seluruhnya dan menentukan batas waktu penerapan standar yang diadopsi, melakukan adopsi standar selebihnya yang belum diadopsi sambil merevisi standar yang telah ada, dan target terakhir adalah melakukan konvergensi proses penyusunan standar dengan IASB. Strategi dual standard. Strategi ini dilakukan dengan menerjemahkan seluruh IFRS sekaligus dan menetapkan waktu penerapannya bagi listed companies. Sedangkan bagi non listed companies tetap menggunakan PSAK yang telah ada.
Konvergensi IFRS
Dalam penerapan kedua strategi tsb harus mempertimbangkan lima hal:
1. Konvergensi standar dan proses konvergensi itu sendiri. Hal ini perlu dipertimbangkan karena DSAK belum memutuskan kapan melakukan konvergensi. 2. Ketersediaan dana untuk penerjemahan standar. 3. Ketersediaan sumber daya manusia. 4. Ketentuan perundang-undangan di Indonesia. 5. Sosialisasi standar dan peluang moral hazards dalam penyusunan laporan keuangan.
Apakah ada perencanaan untuk mengadopsi IFRS atau konvergensi standar akuntansi dengan IFRS? Apa yang mendasari masing-masing negara (yang disurvey) untuk melakukan konvergensi? Apa hambatan yang dihadapi masing-masing negara untuk melakukan konvergensi dengan IFRS?
(tax-driven)
Perencanaan Untuk Mengadopsi IFRS atau Konvergensi Standar Akuntansi Dengan IFRS
Strategi Konvergensi
Hambatan Konvergensi
Hambatan Konvergensi
Terima Kasih