You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat penting.

Di samping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting untuk perkembangan mahluk hidup. Setiap tumbuhan memiliki akar, batang dan daun. Masing-masing memiliki fungsi utama dalam pertumbuhan sebuah tumbuhan (Anonim,2012). Ilmu tumbuhan telah mengalami kemajuan yang demikian pesat, hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu tumbuhan saja, sekarang telah menjadi ilmu yang berkembang sendiri-sendiri. Dari berbagai cabang ilmu yang telah berdiri sendiri adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembanganya hingga di pisahkan menjadi morfologi luar atau morfologi saja (morphology in sensu stricto = dalam arti sempit) dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan (Hadisunarso, 2007). Laporan ini akan menguraikan soal morfologi luar atau morfologi dalam arti yang sempit, yang selain memuat pengetahuan tentang istilah-istilah (terminilogi) yang lazim dipakai dalam ilmu tumbuhan, khususnya dalam taksonomi tumbuhan, sekaligus juga berisi tuntunan bagaimana cara mendeskripsikan tumbuhan. Dalam tubuh tumbuhan terdapat kormus dan bagian-bagiannya. Kormus merupakan tubuh tumbuh-tumbuhan yang dengan nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga hal bagian pokok yaitu: akar (radix), batang (caulis), daun (folium) (Tjirosoepomo, Gembong. 2009). 1.2 Tujuan Tujuan praktikum ini adalah untuk mengenal dan memahami beberapa sifat umum batang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Batang Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting. Dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan (Tjirosoepomo, Gembong. 2009). 2.2 Klasifikasi Batang Jati dan Jagung 2.2.1 Klasifikasi Batang Jati yaitu : Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae Genus : Tectona Spesies : Tectona grandis 2.2.2 Klasifikasi Batang Jagung yaitu : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Zea Spesies : Zea mays L(http://plantamor.com/) 2.3 Sifat-sifat Batang Pada umumnya batang mempunyai sifat sifat berikut : a. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup. b. Terdiri atas ruas- ruas yang masing- masing dibatasi oleh buku- buku, dan pada buku- buku inilah terdapat daun. c. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya bersifat fototrop/ heliotrop. d. Selalu bertambah panjang di ujungnya. Sehingga disebut batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas. e. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadangkadang cabang atau ranting yang kecil. f. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek. Misalnya rumput dan waktu batang masih muda (Tjirosoepomo, Gembong. 2009). 2.4 Fungsi Batang Tugas batang yaitu antara lain : a. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, yaitu bunga, daun, dan buah b. Memperluas bidang asimilasi dengan percabangannya dan menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa sehingga dari segi kepentingan tumbuhan bagianbagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan. c. Sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah. d. Menjadi tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan. (Tjirosoepomo, Gembong, 2009). 2.5 Macam Batang Apabila kita memperhatikan macam-macam jenis tumbuhan, maka dapat dibedakan menjadi: a. Tumbuhan yang tidak berbatang (Plata acaulis) Tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada, hanya tampaknya saja tidak ada karena batang amat pendek, sehingga semua daunnya seakan- akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset ( rosula). Misalnya pada sawi (Brassica jruncea) dan lobak (Raphanus sativus). (Tjirosoepomo, Gembong. 2009). b. Tumbuhan yang berbatang Yaitu tumbuhan yang jelas-jelas kelihatan batangnya seperti kita menjumpai pada umumnya tumbuhan. Tumbuhan berbatang dibedakan sebagai berikut : 1. Batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair. Misalnya pada bayam (Amaranthus spinosus). 2. Batang berkayu (lignosus), yaitu batang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu yang terdapat pada pohon- pohon (Arbores) dan semak-semak (frutices) pada umumnya. 3. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas ruas yang nyata dan seringkali berongga. Misalnya pada padi (Oriza sativa) dan rumput (Gramineae).

Batang mendong (calamus), seperti batang rumput tetapi ruas ruasnya lebih panjang. Misalnya pada mendong (Fimbistylis globusa). (Tjirosoepomo, Gembong. 2009). 2.6 Bentuk Batang Berdasarkan bentuknya, batang dibedakan menjadi seperti berikut : 1. Batang bulat (teres) dengan contoh yaitu kelapa (Cocos nucifera L), pinang (Areca catechuL), bambu kuning (Bambusa vulgaris L), aren (Arenga pinata Merr) dan Gebang (Corypha elata Roxb) 2. Batang bersegi (angularis) dibedakan menjadi: Segitiga (triangularis) contohnya teki (Cyperus rotundus L) Segiempat (quadrangularis) contohnya yaitu iler (Coleus scutellarioides Benth) dan markisa (Passiflora quaransgularis L) 3. Batang pipih Batang pipih ini biasanya lalu melebar berwarna hijau menyerupai daun dan mengambil alih fungsi daun. Batang yang bersifat demikian dinamakan : Filokladia (Phyllocladium) yaitu batang amat pipih mempunyai pertumbuhan terbatas. Contoh yaitu jakang (Muahlenbeckia platyclada Meissn) Kladodia (Cladodium) yaitu jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan. Contoh yaitu kaktus (Opuntia vulgaris Mill) (Tjirosoepomo, Gembong. 2009). 2.7 Permukaan Batang Dilihat permukaannya, batang tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan yang bermacammacam seperti : Licin (leavis) Contoh batang jagung (Zea mays L). Berusuk (costatus) contoh pada iler (Coleus scutellarioides Benth) Beralur (sulcatus) contohnya pada (Cereus peruvianus L) Bersayap (alatus) contohnya pada markisah (Passiflora quadrangularis L) Berambut (pilosus) pada tembakau (Nicotiana tabacum L) Berduri (spinosus) pada mawar (Rosa sp) Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L) Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya pada keluwih (Artocarpus communisForst) Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulata Boiv) Lepasnya kerak (bagian kulit batang yang mati) misalnya pada jambu biji ( Psidium guajava L) (Tjirosoepomo, Gembong. 2009). 2.8 Arah Tumbuh Batang Walaupun seperti telah dibahas sebelumnya bahwa batang umumnya tumbuh ke arah ke arah cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi dan bertalian dengan sifat ini dibedakan batang yang tumbuhnya : a. Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya papaya (Carica papayaL), b. Menggantung (dependens, pendulus), misalnya jenis anggrek (Orchidaceae) dan Zebrina pendula Schnitzl. c. Berbaring, misalnya pada semangka (Citrullus vulgaris Schrad), d. Menjalar atau merayap (repens), misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir), e. Serong ke atas/ condong (ascendens), misalnya pada batang kacang tanah (Arachis hypogaea L),
4.

f. g.

Mengangguk (nutans) misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L), Memanjat (scandens), tumbuh dengan menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik keatas batang menggunakan alat-alat khusus untuk "berpegangan" pada penunjangnya ini, misalnya dengan: - Akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle L), - Akar pembelit, misalnya vanili (Vanilla planifolia Andr) - Cabang pembelit, misalnya anggur (Vitis vinifera L), - Daun pembelit misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L), h. Membelit (volubilis). Menurut arah melilitnya dibedakan lagi menjadi batang yang Membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis). Misalnya pada kembang telang (Clitoria ternatea L), Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis). Contohnya gadung ( Dioscorea hispida Dennst). (Tjirosoepomo, Gembong. 2009).
2.9 Percabangan Pada Batang Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan tiga macam cara percabangan, yaitu : a. Monopodial yaitu batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang daripada cabangnya, misalnya pada pohon cemara (Casuarina equisetifolia L), b. Simpodial, batang pokok sukar dibedakan dengan cabangnya. Contohnya pada sawo manila ( Achras zapota L), c. Menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan yang batangnya setiap kali bercabang menjadi dua cabang yang sama besarnya. Misalnya pada paku andam ( Gleichenia linearis). Cabang- cabang pada suatu tumbuhan dapat bermacam- macam sifatnya, oleh sebab itu cabang- cabang dapat dibedakan seperti berikut ini : a. Geragih yaitu cabang-cabang kecil yang tumbuh b. Merayap dan dari buku-bukunya ke atas dan ke bawah tumbuh akar-akar. Tunas pada buku- buku ini beserta akar- akarnya masing-masing dapat terpisah merupakan suatu tanaman baru. Cabang yang demikian ini dibedakan lagi dalam dua macam yaitu : Merayap di atas tanah, contohnya daun kaki kuda ( Centella asiatica Urb) dan arbe (Fragraria vesca L) Merayap di atas tanah contoh yaitu teki (Cyperus rotundus L) dan kentang (Solanum tuberosum L) c. Tunas air atau wiwilan (virga singularis) yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dan beruas panjang dan seringkali dari kuncup tidur atau kuncup-kuncup liar. Contohnya kopi ( Coffea arabica L) dan coklat (Theobroma cacao L) d. Sirung panjang yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan pendukung daun-daun, dan mempunyai ruasruas yang cukup panjang. Pada cabang-cabang yang demikian ini tidak menghasilkan bunga, oleh karena itu sering disebut cabang yang mandul atau steril. e. Sirung pendek yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas pendek yang selain mendukung biasanya mendukung bunga dan buah. Cabang yang dapat menghasilkan alat perkembangbiakan (bunga dan buah) disebut pula cabang yang subur atau disebut cabang yang fertile. (Tjirosoepomo, Gembong. 2009). 2.10 Morfologi Batang Jati dan Jagung

2.10.1 Morfologi Batang Jati Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau.Secara morfologis, tanaman jati memiliki tinggi yang dapat mencapai sekitar 30 45 m. Dengan pemangkasan, batang yang bebas cabang dapat mencapai antara 15 20 cm. Diameter batang dapat mencapai 220 cm. Kulit kayu kasar, berwarna kecoklatan atau abu-abu yang mudah terkelupas. Percabangan jauh dari batang utama. Pangkal batang berakar papan pendek dan bercabang sekitar empat (http://wikipedia-jati.com/).

Tata daun berbentuk opposite dengan bentuk daun besar membulat seperti jantung, berukuran panjang 20-50 cm dan tebal 15-40 cm. Ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul dan tepi daun bergelombang. Permukaan atas daun kasar sedangkan permukaan bawah daun berbulu. Pertulangan daun menyirip. Tangkai daun pendek dan mudah patah serta tidak memiliki daun penumpu (Stipule). Tajuk tidak beraturan. Daun muda (Petiola) berwarna hijau kecoklatan, sedangkan daun tua berwarna hijau tua keabu abuan. Bunga jati bersifat majemuk yang terbentuk dalam malai bunga (inflorence) yang tumbuh terminal di ujung atau tepi cabang. Panjang mulai antara 60-90 cm dan lebar antara 10-30 cm. Bunga jantan (Benang sari) dan betina (Putik) berada dalam 1 (satu) Bunga (monoceus). Bunga bersifat actinomorfic , berwarna putih, berukuran 4-5 mm (lebar) dan 6-8 mm (Panjang). Kelopak bunga (calyx) berjumlah 5-7 dan berukuran 3-5 mm. Mahkota bunga (corolla) tersusun melingkar berukuran sekitar 10 mm. Tangkai putik (Stamen) berjumlah 5-6 buah dengan filamen berukuran 3 mm, antara memanjang berukuran 1-5 mm, ovarium membulat berukuran sekitar 2 mm. Bunga yang terbuahi akan menghasilkan buah berukuran 1-1,5 mm. Tanaman jati akan mulai berbunga pada saat musim hujan (http://wikipedia-jati.com/). 2.10.2 Morfologi Jagung Jagung adalah tanaman rerumputan tropis yang sangat adaptif terhadap perubahan iklim dan memiliki masa hidup 70-210 hari. Jagung dapat tumbuh hingga ketinggian 3 meter. Jagung memiliki nama latin Zea mays. Tidak seperti tanaman biji-bijian lain, tanamn jagung merupakan satu satunya tanaman yang bunga jantan dan betinanya terpisah (Belfield dan Brown, 2008). Temperatur maksimal dari tanaman jagung mulai dari fase pertumbuhan dan perkembangan adalah 18-32 derajat Celcius. Temperatur 35 derajat Celcius akan menyebabkan kematian pada tanaman jagung. Suhu udara atau temperatur yang baik untuk perkecambahan adalah 12 derajat Celcius, dan fase pertumbuhan adalah 21-30 derajat Celcius. Di daerah Asia Tenggara, fase kekeringan yang terjadi pada April-Mei akan menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman jagung (Belfield dan Brown, 2008). Jagung dapat menghasilkan hasil panen melimpah dengan curah hujan 300 mm perbulan. Jika kurang dari 300 mm perbulan akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman jagung, namun demikian, faktor dari kelembapan tanah juga berdampak pada berkurangnya hasil panen (Belfield dan Brown, 2008). Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang. Ruas-ruas berjajat secara vertikal pada batang jagung. Pada tanaman jagung yang sudah tua, jarak antar ruas semakin berkurang (Belfield dan Brown, 2008). Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang. Batang memiliki dua fungsi yaitu sebagai tempat daun dan sebagai tempat pertukaran unsur hara. Unsur hara dibawa oleh pembuluh bernama xilem dan floem. Floem bergerak dua arah dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Floem membawa sukrose menuju seluruh bagian tanaman dengan bentuk cairan. (Belfield dan Brown, 2008). 2.11 Nilai Ekonomi Tectona grandis L banyak digunakan untuk berbagai keperluan. Beberapa kalangan masyarakat merasa bangga apabila tiang dan papan bangunan rumah serta perabotannya terbuat dari Jati. Berbagai konstruksi pun terbuat dari Jati seperti bantalan rel kereta api, tiang jembatan, balok dan gelagar rumah, serta kusen pintu dan jendela. Pada industri kayu lapis, Jati digunakansebagai finir muka karena memiliki serat gambar yang indah. Dalam industri perkapalan, kayujati sangat cocok dipakai untuk papan kapal yang beroperasi di dareah tropis(http://wikipedia.com/).

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada Senin, 19 Oktober 2012 pukul 09.00 s/d selesai di Laboraturium Tadris MIPA IAIN Raden Fatah Palembang. 3.2 Alat dan Bahan a. Alat Alat yang di gunakan untuk mengamati objek adalah menggunakan Lup dan untuk menggambarkan objek menggunakan pensil, pena, penghapus, dan kertas. b. Bahan Batang jati tua Batang jati muda Batang jagung tua Batang jagung muda. 3.3 Prosedur Penelitian a. Mengamati batang jati tua, batang jati muda, batang jagung tua, dan batang jagung muda. Gunakan lup jika diperlukan untuk mengamati bagian batang yang tidak kasat mata. b. Setelah di amati objek tersebut di gambar satu persatu dikertas. c. Setelah di gambar lalu deskripsikan bagian bagian dari morfologi batang jati tua, batangjati muda, batang jagung tua dan batang jagung muda.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.2 Pembahasan Dari hasil praktikum, diketahui batang tanaman jati tua memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, yaitu : bentuk batang silindris, permukaan batang kasar, ada bintik-bintik lentisel, warna kulit batang coklat muda, tidak terdapat bulu-bulu halus lagi, kulit batang lebih kering, ruas batang jati tua lebih panjang daripada ruas batang jati muda, tempat melekatnya tangkai daun masih ada, arah tumbuh batang ke atas (erectus) dan batang berkambium dan sejati, bentuk percabangan aksilar. Batang jati muda memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, yaitu : bentuk batang kotak/bersegi, permukaan batang licin, ada bintik-bintik lentisel, warna kulit batang hijau, ada bulu-bulu halus, kulit batang basah, batang terdiri dari ruas-ruas dan buku-buku, terdapat bekas tempat melekatnya tangkai daun pada bagian buku, arah tumbuh keatas (erectus) dan bentuk percabangan dikotomi dengan bentuk pertunasan aksilar. Menurut Sumarna, 2004, tanaman jati yang tumbuh di Indonesia berasal dari India. Tanaman yang mempunyai nama ilmiah Tectona grandis linn. F. secara historis, nama tectona berasal dari bahasa portugis (tekton) yang berarti tumbuhan yang memiliki kualitas tinggi. Di Negara asalnya, tanaman jati ini dikenal dengan banyak nama daerah, seperti chingjagu (di wilayah Asam), saigun (Bengali), tekku (Bombay), dan kyun (Burma). Tanaman ini dalam bahasa jerman dikenal dengan nama teck atau teakbun, sedangkan di Inggris dikenal dengan nama teak. Objek yang di amati berikutnya adalah morfologi batang jagung tua dan batang jagung muda. Morfologi batang jati muda yaitu sebagai berikut, bentuk batang silindris, tekstur permukaan batang keras, warna kulit batang hijau pucat, kulit batang cenderung lebih kering dibandingkan pada batang muda, arah tumbuh tegak (erectus), batang monopodial sejati dan tidak berkambium. Batang jagung muda memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, yaitu: bentuk batang silindris, permukaan batang licin, warna kulit batang hijau muda, kulit batang cenderung basah, arah tumbuh tegak (erectus), batang monopodial sejati tidak berkambium dan bentuk pertunasan aksilar. Jadi, ada beberapa perbedaan antara morfologi batang jati dan batang jagung, yaitu, batang jati memiliki tipe batang gabungan, termasuk batang monopodial tetapi memiliki percabangan dikotomi, sedangkan batang jagung memiliki tipe batang monopodial hingga ujung, batang jati memiliki tipe pertunasan aksilaris, sedangkan batang jagung memiliki tipe pertunasan terminal,batang jati termasuk batang berkambium sehingga kokoh dan umur hidupnya cukup lama, sedangkan batang jagung termasuk batang yang tidak berkambium sehingga tidak terlalu kokoh dan umurnya relative singkat yakni hanya 3 bulan, batang jati muda berbentuk bersegi/kotak, berbeda dengan batang jagung muda yang bentuk batangnya silindris, akan tetapi

ketika setelah tua kedua batang tersebut sama-sama berbentuk silindris; dan ada bulu-bulu halus pada batang jati muda sedangkan pada batang jagung muda tidak.

BAB V KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa ; Batang jati dan batang jagung memiliki bentuk batang yang berbeda Batang jati dan batang jagung memiliki tipe percabangan yang berbeda Batang jati dan batang jagung memiliki tipe pertunasan yang juga berbeda Ditinjau dari ada tidaknya kambium, batang jati dan batang jagung juga memiliki tipe yang berbeda; dan Ketika batang masih muda juga ada beberapa perbedaan antara batang jati dan batang jagung.

DAFTAR PUSTAKA Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Daftar Website

Dwika Henny,2010 (http://keanekaragaman-batang-blogspot.com/) Diakses Oktober Oktober 2012 Pukul 20.25 WIB

Rabu

31 16 Rabu,

Mila La Mila, 2012 (http://Laporan-praktikum-akar-batang.html/) diakses Jumat November 2012 pukul 08.30 WIB Biologiku,2010(http://amintabin.blogspot.com/2010/03/batang-caulis.html/) 21 November 2012 pukul 06:26 WIB NikenWidya,2010(http://Laporan-Praktikum-Morfologi.com/) diakses Jumat 16 2012 Pukul 13.23 WIB diakses

November

You might also like