You are on page 1of 5

Dingin kini membungkus jalanan jantung kota hingga

kesudut kampung penuh

kedamaian. Burung-burung antahberantah yang selalu bertebahan tidak menunjukkan wujudnya ditempat nan indah itu mungkin karena hawa yang terlalu menusuk tulang

membuat mereka enggan atau para pendukung senapan yang gencar mengeksekusi demi kepentingan lembaran rupiah entahlah. Sayup suara adzan yang hanya terdengar mengalun memecah kesunyian langit sekaligus pertanda berakhirnya senja hari itu. Semua yang ada ditempat itu kembali ke peraduan untuk menghangatkan diri. Rumah nan hangat terasa sunyi bagi seorang gadis remaja yang bertubuh diatas ukuran normal, berwajah tak ramah dan temannya hanya dihitungan jari, saat remaja seusianya dirumitkan masalah VMJ ia dengan lantang menjawab Saya kebal VMJ, sekilas beberapa teman disekelilingnya jengah melihatnya bagaimana tidak ia hanya memikirkan halhal seirus, pelajaran dan sebagainya tanpa memikirkan hiburan bagi dirinya sendiri. Tetapi, ia hanyalah seorang manusia yang memiliki keistimewaan pemberian terbaik dari Tuhan yaitu kecerdasan dan mampu menuangkan aksara dengan literatur indah menakjubkan. Dan itu sangat disarinya. Kringggg .... suara telepon berdering dari handphone putri malu sembilan panggilan tak terjawab dihapenya tak sedikitpun ia menanggapi. Baginya tak ada yang mengasyikan selain di depan laptop dan menulis hal-hal yang menakjubkan di pikirannya. Ia rehat sejenak sambil menikmati capuccino hangat yang di buat oleh tangan ibu tercintanya. Jujur ia sangat malas untuk sekedar memegang barang yang bagi sebagian remaja sangat digandrungi hingga sampai tidur pun tak lepas dari genggaman remaja zaman sekarang. Tapi, ia mempunyai pandangan lain baginya itu hanya bagian dari alat komunikasi sebatas menelpon,sms, dan mungkin internetan kalo kuota modem habis. Tanpa tenaga dan semangat ia menganggkat telpon yang sudah dari tadi minta diangkat. Haloo.... Suara dari kejauhan seorang remaja belasan tahun terdengar dilain tempat Iya, zak ada apa? Maaf baru bisa angkat telpon nya Nggak apa-apa put aku mau ngomong Ada apa sih? yang tegas jadi cowok! cetus putri Sebenernya aku mau bilang jangan pernah naksir ama aku! Semua aku lakuin agar aku naik kelas , aku nggak ada rasa sama kamu titik. akhirnya percakapan diakhiri sesuatu yang tidak enaak di dengar oleh telinga juga perkataan yang meenghujam jantung.

Aku sudah menduga ini terjadi , ucap putri malu dengan muka merah garang karena menahan amarah. Sebenarnya peristiwa yang melibatkan para cowok pecundang sering kali terjadi dikehidupannya. Waktu itu ada juga yang mau minta dibuatkan puisi, ada juga minta diajarkan rumus matematika, dan terakhir ya ini. Ia menenangkan diri sejenak sambil sesekali meneguk sisa cappuccino yang ada di mug violetnya. Semoga dengan kepergian sejenak ku dipulau kapuk beberapa jam nanti, bisa meredakan rasa pedih dan semua masalah yang telah kuperbuat baik disengaja ataupun tidak. Aamiin. Dengan mata yang sangat mengantuk ia mengakhiri doanya dan bergegas menarik selimut. Embun pagi membasahi dedaunan sang suryapun perlahan naik memancarkan sinar yang lembut. Selembut dekapan sang ibu yang kini memeluk putri malu untuk bergegas memulai hari dengan harap penuh keceriaan. Putri menuruni tangga dengan perlahan dengan pakaian putih abu-abu, rambut yang dikuncir kuda, Tak lupa juga buku-buku nutrisi otak yang siap menemani hari barunya dikelas baru. Ibu.... Sambil memeluk erat Sayang. Kita sarapan selagi belum dingin Secangkir susu hangat serta beberapa potong roti berwarna coklat keemasan menemani kebersamaan keluarga kecil tersebut. Sesekali ia melihat kearah kursi kosong di depannya seperti berharap tulang punggung keluarganya kembali. Ibu yang bijak sana dan tenang itu mengenggam tangannya agar mau mengikhlaskan kepergian tulang punggung itu untuk menghadap Yang Maha Kuasa. Memang belum terbiasa tapi ia yakin ini adalah suatu cobaan agar ia dan ibunya bisa tegar menjalani semua ujian kehidupan yang mendera. Langkah ringan mengantarkan ia menuju tempat menggali ilmu, awalnya terasa penuh semangat dalam dirinya. Namun, beberapa saat kemudian ia di pertemukan dengan penelpon menyebalkan semalam. Mereka saling berpandangan sejenak dan kembali ke arah masingmasing, sejenak perempuan itu menghela napas lalu menyadari bahwa lelaki yang dikenalnya telah menjadi asing untuk dirinya sendiri. Ia terkejut saat melihat kelasnya yang tiba-tiba berubah menjadi pasar penuh keramaian di tambah isak tangis pilu. Ada apa ini? Desi kok kamu nangis? Mawar, Mawar, Mawar put! Kamu tenang dulu, terus tahan emosi n jangan histeris . Mawar udah nggak ada Ucap desi sambil duduk lemas dibangkunya. Nggak mungkin aku kerumah sakit sama ibu aku kemarin, bohong... bohong Sayangnya berita duka yang sampai ke telinganya tak pernah bohong, Tulip yang sejak kecil menderita Anoreksia akut kini telah mencapai batas akhir perjuangannya melawan

penyakit itu. Tidak ada lagi teman yang menuggunya di pagi hari, atau pun sekedar menyelesaikan tugas bersama pada jam istirahat, tidak ada lagi Mawar putih yang mengisi vas bunga meja ibu jasmine, dan tidak ada teman di hari minggu untuk menanam bunga. Di bully satu sekolahan karena kejelekan paras nya mungkin hanya berlangsung dua atau tiga jam itu pun kalau mereka ke kantin bertemu dengan genk FP (flowers perfect) ikon wisata kantin sekolahan mereka selalu di sana karena pak dadang si tukang bakso selalu memberi diskon tujuhpuluh persen atas kecantikan paras mereka, selain itu sebagai penglaris agar anak-anak lelaki mau datang ke lapaknya. Kehilangan harga diri karena hinaan mereka bisa putri tahan, tetapi untuk kehilangan yang satu ini ia tidak tahu dan tidak ada gantinya. Putri berusaha menenangkan ibu Anita yang sejak tadi menangis seperti belum bisa menerima kenyataan bahwa putri satu-satunya telah meninggalkannya. Kediaman mawar dipenuhi oleh banyak orang untuk mendoakannya serta berbelasungkawa yang sebesarbesarnya. Putri melihat di sudut dinding terpajang foto kenangan ia mengambil sembari membelai sahabatnya yang ada di foto dan berkata Semoga kamu tenang sobat, kesakitannmu di sini sudah berakhir. Tiga minggu telah dilalui dengan hati sendu terlebih lagi ibu Anita memutuskan untuk menyusul suami dan anak laki-lakinya di Denpasar ia tidak tahan akan semua kenangan manis bersama anak tercintanya. Ia dengan langkah yang berat berpamitan dengan putri dan ibunya. Tante kan ada ku disini. Nggak kok tante pingin ketemu padly dan Om mu saja, rasanya kangen banget udah lama tidak kumpul bareng. Tante nanti mampir ke sini yah ajak om sama kakak padly. Tante Anita hanya tersenyum ringan dan bergegas menaiki taksi untuk pergi. Putri baru mengerti mengapa tante anita tidak berjanji untuk mampir karena ia baru melihat papan bertuliskan Telah dijual. Ia tertunduk lesu sambil menggandeng tangan ibunya untuk bergegas pulang. Teriknya matahari pukul delapan ini membuat Putri seketika ambruk dan tidak sadarkan diri. Sementara ia ditaruh di ruang Uks. Desi memberikan secangkir teh untuk putri, ia menemani sebentar lalu kemudian mengantarnya pulang bersama Tulip . Kelas tetap berlanjut usai upacara ibu guru jasmine mempersilahkan seseorang murid baru untuk memperkenalkan diri. Lalu ia sudah bisa ditebak duduk di bangku mawar tepat di sebelah bangku putri. Seketika sang murid baru pun heran mengapa ia harus duduk di tempat yang telah ditetapkan sedangkan kedua bangku di depannya dibiarkan kosong.

Nak jangan heran ya tiga bangku itu semua ada penghuninya, yang satu tadi sakit izin pulang, dan dua siswi yang duduk didepan lagi nganterin. Murid baru hanya mengangguk pelan untuk beberapa saat ia mulai beradaptasi dengan lingukngan barunya. Kepulangannya dari tempat dokter membuat ia sadar akan kesehatan, tidak boleh makan terlalu banyak lemak, tidak boleh tidur terlalu larut, dan satu lagi berhenti minum capuccino. Suatu siksaan boleh jadi. Namun, ini harus dilakukan. Sejak kepulangan mendadak tadi pagi membuat ibunya merasa cemas.Omelan yang melantun pelan khas orang sunda berlangsung dari adzan zuhur sepulang dari kantor hingga berakhir adzan subuh saat putri mencium tangannya. Simpul tali sepatu telah dikencangkan pamit tuk berjuang pun sudah tinggal masuk ke Avanza merah maroon warna favorit ibu. Pintu kediaman sudah dikunci Mbok Inem karena hari ini mau kepasar. Seperti biasa menjelang mobil dipanaskan oleh pak mamat ia duduk di pelataran sebentar untuk melamun. Matanya tertuju ke arah seorang remaja lelaki seusianya dengan motor scoopy merah ia melaju dengan kencangnya. Sejenak putri menggumam. Sinting tu anak nyawanya banyak kali ya. Neng, kemon naik. Ucap pak mamat sok inggris Okeee. Jawab putri Ibu mengawali perjalanan mereka dengan percapakan rumah mawar yang sudah dibeli oleh orang kanada. Sayang rumah mawar sudah dibeli, Nanti kita kesana yah kenalan sama pak richard dan keluarganya. iya. Dirumah itu ada Pak richard ibu richard dan anak laki-lakinya, tapi ibu kurang tau pasti berapa usia anaknya. Trus kalo aku kenal ama mereka mawar bisa balik lagi duduk sebelahan dengen aku n aku tiap hari bisa kayak dulu. kok ngawur, sih? Putri menahan air mata agar tak jatuh membasahi pipinya, Ibu yang sudah mengerti akan sifat khasnya langsung mengelus rambut putri untuk menenangkannya. Sejenak ia turun dari mobil merah maroon dengan wajah murung mata putri tertuju ke arah laki-laki yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ia teringat remaja yang mengendarai motor matic di depan rumahnya dengan membabibuta tadi.

Semenjak kejadian itu ia tidak pernah bertemu atau sekedar berkomunikasi dengan pria menakutkan itu hingga 10 tahun meninggalkan seragam putih abu-abunya. Ia teringat akan kejadian aneh itu ia teringat laki-laki yang selalu merasa memiliki kemampuan yang lebih untuk menaklukan hati kaum pria, tapi untuk apa lagi sekarang. Saat ia menyadarkan dirinya akan bodohnya kejadian bertahun-tahun silam suara bel berbunyi dari kejauhan ia segera membuka pintu dan ternyata yang datang adalah Tulip teman seperjuangannya, tulip megantarkan undangan reuni seketika dalam benaknya ada niat tuk Stop... aku lelah melihatmuselalu memikirkannya memikirkan tentang kesakitan dan semua tentang lelaki yang membuat mu terluka padahal ada aku yang selalu membahagiakannu

You might also like