You are on page 1of 4

INJURI REKTAL

ETIOLOGI Sama halnya dengan injuri kolon, kebanyakan injuri rektal diakibatkan trauma tajam. Adanya fraktur pelvis sebaiknya dicurigai pula dengan dugaan injuri rektal dan uretra. Injuri rektal sering berhubungan dengan fraktur pelvis yang komplek. Tentara beresiko mengalami injuri rektal ketika dalam posisi pronasi.

DIAGNOSIS Adanya darah pada DRE (digital rectal examination), pikirkan adanya injuri rektum. Apabila diduga terjadi trauma rektal, pasien sebaiknya dilakukan proktoskopi untuk melihat hematoma, kontusio, laserasi, atau darah. Jika masih meragukan, uji radiografi dengan solublekontras enema dapat dilakukan.

MANAJEMEN Injuri rektal dibagi dua yaitu intraperitoneal dan ekstraperitoneal. Bagian dari rektum proximal sampai ke area refleksi peritoneal disebut segmen intraperitoneal. Injuri pada daerah ini ditangani sama seperti pada injuri kolon. Daerah berbayang pada gambar dibawah adalah daerah ektraperitoneal rektum.

Ada empat prinsip dasar penanganan injuri rektal ekstraperitoneal simple (sederhana):

1.Diversion Baik melalui loop atau end-sigmoid kolostomi jika perlu. Diversi aliran fekal dapat menggunakan satu dari lima metode yaitu: (1) loop kolostomi, (2) loop kolostomi dengan penutupan pada bagian cabang distal, bisa dengan menggunakan stapler atau jahitan (3) endkolostomi dan fistula mukosa, (4) prosedur Hartman, reseksi bagian yang mengalami injuri, dengan ujung proksimal kolon ditarik keluar sebagai kolostomia, sementara bagian disebelah distal/rektum ditutup dengan penjahitan. Kesinambungan (kontinuitas) usus dapat dipulihkan kemudian. Teknik ini dilakukan pada pasien dengan injuri yang parah pada kolon sigmoid distal dan injuri rektal yang luas.

Gambar Teknik kolostomi

2. Repair: Jika memungkinkan.

3. Washout: Irigasi dari rektum bagian distal dengan cairan isotonik hingga aliran bersih. Ini berfungsi untuk membersihkan feses terutama apabila rektum penuh dengan feses. Metode efisien untuk irigasi adalah: abdomen ditutup dengan seperti medan operasi, pasien dalam posisi dorsal litotomi, 3 liter kantong saline diberikan dari 2-3 kaki diatas pasien, serta tuba irigasi dimasukkan ke dalam kolostomi distal. Dokter bedah berdiri diantara kaki pasien, kemudian tangan membuka anus, lalu cairan saline dibuka untuk irigasi, sementara tangan dokter bedah mempertahankan anus terbuka. Kegagalan mempertahankan anus terbuka selama irigasi menyebabkan aliran refluk kemabali melalui lubang kolostomi dan mengkontaminasi dinding abdominal, lebih dari itu, tekanan yang dihasilkan oleh irigasi secara teori akan mengalirkan feses dan akan mengkontaminasi daerah irigasi melalui luka yang tidak dijahit kedalam jaringan ekstrarektal. 6-9 liter cairan irigasi kadangkala diperlukan untuk membuang material feses. Pada akhir irigasi, bagian distal kolostomi ditutup.

4. Drainase Drainase presacral space dilakukan sebagai langkah akhir operasi. Insisi 3-5cm dibuat diantara coccyx dan posterior margin spinter anal, dan diteruskan melewati fascia endopelvik

(Waldeyers fascia). Insisi retroanal sebaiknya digunakan untuk menempatkan Penrose atau drain closed-suction didekat tempat perforasi. Drain dibuang antara hari ke-5 sampai 10 post operasi.

Penanganan injuri rektal komplek adalah dengan reseksi abdominoperitoneal, di lakukan apabila trauma pelvis yang masif, spincter anal hancur, seperti luka tembus peluru shot-gun yang menghancurkan anus dan rektum ekstraperitoneal. Lihat gambar dibawah.

Komplikasi yang sering terjadi pada injuri rektal sama dengan injuri kolon. Dapat terjadi pula pelvis-osteomyelitis. Pada kasus ini, debridemen sangat penting dilakukan, serta antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur diberikan selama 2-3 bulan.

You might also like