You are on page 1of 4

PERDARAHAN ANTEPARTUM

A. PENGERTIAN Perdarahan Antepartum adalah : Perdarahan dari alat kelamin pada penderita hamil 20 minggu sampai lahirnya anak (Obstetri Phantom F.K Surabaya : 320) Perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu (Sinopsis Obstetri Moch. Roestam 1998 : 269) Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 23 minggu (Ilmu Kebidanan. Sarwono P 2005 : 362) Perdarahan pervaginam pada kehamilan di atas 28 minggu atau lebih (Manuaba. 1998 : 253) Kesimpulan, Perdarahan antepartum adalah perdarahan dari alat kelamin yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai lahirnya anak

B. PERDARAHAN YANG DISEBABKAN OLEH KEHAMILAN I. SOLUSIO PLASENTA

1. Pengertian 1. Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dengan implantasi yang normal sebelum anak lahir, pada umur kehamilan 20 minggu atau lebih (Obstetri Phantom. FK Surabaya : 330) 2. Solusio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. Biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu. (Sinopsis Obstetri Moch. Rustam. 1998 : 279) 3. Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir, biasanya terjadi dalam triwulan ketiga (Ilmu Kebidanan. Sarwono P. 2005 : 376) 4. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta yang normal implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak (Obstetri patologi. FK Universitas Padjajaran bandung. 1984 : 120) Kesimpulan solutio placenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh placenta yang implantasinya normal pada corpus uteri sebelum janin lahir, biasanya terjadi sejak umur 20 minggu atau lebih. 2. Faktor Penyebab

Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti tetapi ada beberapa keadaan yang ditemukan berhubungan dengan solusio plasenta ini Multiparitas Para 5 mempunyai resiko untuk menjadi solusio plasenta 3-4 kali lebih besar dari primipara Defisiensi Hibbart menemukan pada 72 dari 73 penederita solusio plasenta menunjukkan defisiensi asam folat Pre-eclampsia dan hipertensi Trauma dari luar : kecelakaan, manipulasi obstetric (versi luar) Tekanan pada vena cava inferior yang meningkat (karena tertekan oleh uterus) Hydramnion sesudah ketuban pecah, gemelli sesudah anak pertama lahir (Obstetri Phantom. FK Surabaya : 330) Tali pusat yang pendek Umur lanjut (Obstetri Patologi. FK Universitas Padjadjaran bandung. 1984 : 123) 3. Klasifikasi Menurut derajat lepasnya plasenta

1. Solusio plasenta parsialis Bila hanya sebagian saja plasenta terlepas dari tempat perlekatannya 2. Solusio plasenta totalis (komplet) Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat perlekatannya 3. Prolapsus plasenta Bila plasenta turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam Menurut penyebabnya

1. Non toksik Biasanya ringan dan terjadinya partus 2. Toksik Lebih parah, terjadinya biasanya pada kehamilan trimester ketiga, dan disertai kelainankelainan organik Menurut tingkat gejala klinik

1. Solusio plasenta ringan

Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak akan menyeybabkan perdarahan pervaginam berwarna kehitaman dan sedikit. Perut agak teras sakit atau terus menerus agak tegang. Bagian-bagian janin mudah diraba 2. Solusio plasenta sedang Plasenta telah terlepas lebih dari seperempat. Tanda dan gejala dapat timbul perlahan atau mendadak dengan gejala sakit perut terus menerus lalu terjadi perdarahan pervaginam. Dinding uterus teraba tegang terus menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin sukar diraba. Telah ada tanda-tanda persalinan 3. Solusio plasenta berat Plasenta terleas lebih dari 2/3 permukaannya. Penderita jatuh syok dan janinnya telah meninggal. Uterus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri. Perdarahan pervaginam bias belum terjadi. Telah ada kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal. 4. Tanda dan gejala Pada kasus yang ringan perdarahan sedikit, kadang-kadang berhenti, kadang berulang Pada kasus yang berat : Perdarahan yang disertai nyeri, juga di luar his Anemi dan shock, beratnya anemi dan shock sering tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang Palpasi sukar karena rahim keras Fundus uteri makin lama makin naik Bunyi jantung biasanya tidak ada Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim bertambah) Sering ada proteinuria karena disertai toxaemia (Obstetri Patologi FK Universitas Padjadjaran Bandung 1984 : 123) Bila lebih dari 1/3 bagian plasenta yang lepas, anak biasanya sudah mati Dapat terjadi hypofibrinogenemia Persalinan biasanya cepat terjadi VT : Ketuban terasa tegang dan menonjol (Obstetri Panthom FK Surabaya : 332) 5. Komplikasi Hypofibrinogenemia

Thombroplastin like material dari perdarahan retro plasenta masuk ke peredaran darah ibu sehingga terjadi Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) Gejal dari hypofibrinogenemia terlihat bila kadar fibrinogen kurang dari 150 mg %, dan berat bila kurang dari 90 mg %. Couvelaire uterus Extravasasi darah ke myometrium sampai ke peritoneum. Dapat terus ke peritoneum tuba, ke jaringan ligamentum latum dan ovarium Ini hanya terlihat pada laparotomi Acute Renal Failure Bila terjadi hipovolemia yang lama apalagi disertai vasokontriksi di ginjal, dapat terjadi kegagalan faal ginjal yang mendadak 6. Pathologi Perdarahan mula-mula terjadi di deciduas dualis. Desidua terpecah, lapisan tipis ikut dengan plasenta dan yang tebal terus kontak dengan uterus. Pada kasus yang ringan, perdarahan berhenti dan tidak memberi gejala, hanya diketahui waktu memeriksa plasenta terdapat bekuan darah yang sudah mengadakan organisasi. Pada kasus yang berat, perdarahan progresif, kemungkinan terjadi : a) External bleeding Darah mencari jalan keluar antara membrane dan uterus keluar melalui canalis cervicalis. Keadaan ini banyak terjadi b) Internal bleeding Perdarahan tidak keluar melalui canalis cervicalis tetapi terkumpul dalam uterus, kemungkinannya : Darah tertahan di belakang plasenta karena tepinya masih melekat dengan uterus Darah tidak bisa keluar karena tertahan oleh kepala yang menutup SBR dan cervix Darah masuk ke rongga amnion Internal bleeding merupakan keadaan yang lebih berbahaya karena memberikan komplikasi yang berat. Juga macam ini yang memberikan gejala khas solusio plasenta

You might also like