Professional Documents
Culture Documents
1 10/7/2013 Triyoso
BIODATA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. NAMA / NO. INDUK TEMPAT TGL. LAHIR STATUS NO. HP E-MAIL PENDIDIKAN PENGALAMAN DI PLN : TRIYOSO MOCHAMAD. IR / 5279282-P : SURABAYA 29 NOP 1952 : KAWIN, 3 ANAK : 0811907492 : triyosomoh@yahoo.com : SARJANA TEKNIK SIPIL, ITS. : TANGGAL 12 APRIL 1979 . 1. PROYEK INDUK JARINGAN JABAR & JAYA, 2. PPE, PUSAT, 3. PISFP, 4. SPI, 5. PUSDIKLAT. 6. HOSE PLN JASA MANAJEMEN KONSTRUKSI
2
10/7/2013 Triyoso
TUJUAN PENGAWASAN
Agar supaya pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan yang direncanakan, baik dari segi mutu, biaya dan selesai tepat waktu serta tertib administrasi.
10/7/2013 Triyoso
TUGAS PENGAWAS
Pengawas pekerjaan bertugas mengawasi pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan lajunya mencapai penyelesaian volume dari keseluruhan pekerjaan yang dikerjakan serta tertib dalam pelaksanaan administrasi. Termasuk didalamnya adalah mengawasi metode pelaksanaan, mengkoordinasikan perubahan-perubahan pekerjaan yang diperlukan, melakukan monitoring, dan pelaporan/pengukuran hasil pekerjaan.
10/7/2013 Triyoso 5
KOMPETENSI PENGAWAS
1. Mengetahui bisnis proses Perusahaan Listrik Negara (PLN). 2. Mengerti maksud dan tujuan dari pada isi Dokumen Kontrak yang akan dijadikan dasar dalam tugas pengawasan 3. Mengetahui Mutu material & Kondisi Peralatan yang dipakai
10/7/2013 Triyoso 6
5. Mampu membaca dan meneliti gambar sebelum dan sesudah pekerjaan dilaksanakan dilapangan
6. Mampu menginventarisasi perubahan dan permasalahan yang timbul dilapangan. 7. Mampu membuat Laporan pekerjaan (harian, mingguan dan bulanan), maupun Laporan hasil pengawasan seluruh aktivitas pekerjaan dilapangan.
10/7/2013 Triyoso 7
150 kV
PEMBANGKIT
INDUSTRI
20 kV TRAFO GI 20/150 kV
BISNIS
TRAFO DISTR.
220 V
RUMAH
SOSIAL
10/7/2013 Triyoso
GARDU INDUK
adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk : Menaikkan dan menurunkan tegangan sistem. Pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan dari sistem tenaga listrik. Mengatur penyaluran daya ke Gardu lain melalui jaringan transmisi.
10/7/2013 Triyoso
CT (Trafo Arus) & VT/PT (Trafo Tegangan) PMS (Pemisah)/DS PMT (circuit breaker)/CB Arrester Pentanahan Gedung kontrol
10/7/2013 Triyoso
11
gedung.
10/7/2013 Triyoso
12
BERDASARKAN FUNGSINYA
Gardu Induk Penaik Tegangan : Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem. Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi. Gardu Induk Penurun Tegangan : Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau tegangan distribusi. Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.
Gardu Induk Pengatur Tegangan : Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank capasitor, 13 sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal. 10/7/2013 Triyoso
BERDASARKAN FUNGSINYA
Gardu Induk Penaik Tegangan : Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem. Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi. Gardu Induk Penurun Tegangan : Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau tegangan distribusi. Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.
Gardu Induk Pengatur Tegangan : Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank capasitor, 14 sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal. 10/7/2013 Triyoso
BERDASARKAN FUNGSINYA
Gardu Induk Pengatur Beban : Berfungsi untuk mengatur beban. Pada gardu induk ini terpasang beban motor, yang pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor berubah menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban, dengan generator berubah menjadi motor yang memompakan air kembali ke kolam utama.
Gardu Induk Distribusi : Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke tegangan distribusi. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.
10/7/2013 Triyoso 15
10/7/2013 Triyoso
16
SWITCH YARD
Adalah suatu tempat yang luas dimana peralatan utama instalasi tenaga listrik terpasang. Jika terpasang dilapangan maka disebut dengan switch yard, sedangkan bila peralatan utama terpasang didalam ruangan sering disebut sebagai switch gear. Switchgear juga berarti peralatan switching yang ada di switch yard.
17
10/7/2013 Triyoso
10/7/2013 Triyoso
18
TRANSFORMATOR
PMT Trafo CT LA TRAFO PT
Berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan system menjadi tenaga listrik dengan system tegangan yang lain, disamping untuk pengaturan tegangan. 10/7/2013 Triyoso
19
Memperkecil besaran arus listrik pada system tenaga listrik menjadi besaran arus untuk system pengukuran dan proteksi.
Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.
10/7/2013 Triyoso 20
LA
TRAFO
Saklar
yang
dapat
digunakan
untuk
menghubungkan atau memutuskan arus sesuai rating arusnya maupun gangguan dan dilengkapi dengan pemadam busur api
DS/PMS (PEMISAH)
PMS
PMT Trafo
CT LA TRAFO PT
10/7/2013 Triyoso
Alat untuk memisahkan peralatan instalasi dari instalasi didekatnya yang bertegangan
22
LIGHTNING ARRESTER ( LA )
Alat pengaman peralatan listrik pada instalasi dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir (
10/7/2013 Triyoso
23
SURJA HUBUNG SAAT PMT LEPAS ADA ARCING TEGANGAN NAIK DISEBUT TRANSIENT OVER VOLTTEGE (t= 0.01 mdt volt = 3x11.02 kv = 33kv UNTUK DI BUS 20 kv).
PERBEDAAN DS DENGAN CB
CB (PMT) ADA PEREDAM ARCING, SEDANG DS (PMS) TIDAK ADA PEREDAM ARCING.
10/7/2013 Triyoso 24
3. Testing.
4. Transportasi. 5. Pemasangan. 6. Pengujian dilapangan dan Komissioning.
10/7/2013 Triyoso
26
I.
PEKERJAAN PERSIAPAN
PERSIAPAN UMUM
1. 2. 3. 4.
Biaya dan ganti rugi tanah untuk lahan GI. Pemakaian jalan masuk atau jalan kerja. Pengurusan Izin-izin termasuk IMB. Listrik kerja dan penerangan kerja. (PLN atau Generator listrik). 5. Komunikasi Proyek dan Sistim Telekomunikasi. 6. Persediaan Air kerja (PAM / Sumur pompa ).
10/7/2013 Triyoso
27
7. Papan nama Proyek dan Rambu-rambu pengaman. 8. Pengecekan peralatan yang akan digunakan baik untuk pekerjaan sipil maupun elektromekanik 9. Penataan lahan kerja (direksi keet, gudang, barak pekerja, laboratorium, bengkel kerja MCK dll). 10. Pengukuran lokasi pekerjaan. 11. Sistim keamanan & pengamanan Proyek dll
10/7/2013 Triyoso
28
MCK
GUDANG TERBUKA
POS
10/7/2013 Triyoso
GDG, BENGKEL
1. 2. 3. 4. 5.
6.
7.
Dibuat Pos Jaga dipintu masuk lokasi Proyek. Tempat penimbunan material-material mentah yang sejenis dikelompokkan jadi satu lokasi yang berdekatan. Untuk mempermudah penerimaan barang, gudang tertutup diletakan didekat pintu masuk. Kantor direksi dan kontraktor ditempatkan dekat pintu masuk dengan melalui pos penjagaan. Barak pekerja ditempatkan agak jauh dengan daerah konstruksi (terpisah). Bengkel, gudang peralatan ditempatkan dekat dengan daerah konstruksi. Tempat fabrikasi struktur baja, tulangan baja, acuan beton, atau operasi penunjang lainnya ditempatkan sedekat mungkin dengan lahan konstruksi
31
10/7/2013 Triyoso
PENGUKURAN LAHAN PEKERJAAN Secara umum pengukuran lokasi terdiri dari: 1. Pengukuran jaring polygon untuk menentukan batas-batas lokasi proyek. 2. Pemetaan situasi dan kontur lahan untuk mengetahui daerah mana yang dipotong, maupun yang ditimbun. 3. Pengukuran trace atau sumbu-sumbu bangunan, arah memanjang pada pekerjaan saluran dan jalan. 4. Pengukuran/pengecekan demensi konstruksi , baik arah tegak maupun mendatar.
32
10/7/2013 Triyoso
Jenis Alat Ukur yang dipakai adalah: 1. Theodolit. 2. Waterpass (alat sipat datar). 3. Pita Ukur
10/7/2013 Triyoso
33
Pembuatan desain semua pekerjaan sipil lengkap dengan gambar detail dan metode kerja.
10/7/2013 Triyoso
35
III.
10/7/2013 Triyoso
37
10/7/2013 Triyoso
38
PEMADATAN TANAH
HAL PENTING YANG PERLU DIPERHATIKAN: 1. Menghamparkan material urugan secara merata dan tipis (setiap 15cm-30cm). 2. Mengatur kadar air material secara tepat. 3. Memilih mesin pemadat yang cocok untuk jenis tanah yang dipadatkan. 4. Menghindarkan lapangan pekerjaan dari penggenangan atau infiltrasi dari air hujan
10/7/2013 Triyoso 39
HAMPARAN TANAH
Untuk ketebalan hamparan berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor antara lain:
Kondisi dan komposisi material.
Mesin pemadat.
Metode pemadatan.
Derajat pemadatan.
10/7/2013 Triyoso
40
ANGKUTAN TANAH
Karena tanah bersifat lepas, hampir semua tanah menjadi mengembang volumenya jika digali dan diangkut keatas truk
d. Kedalaman Fondasi.
Kedalaman antara 0,50 m s/d 1,50 m
10/7/2013 Triyoso
43
BATU KALI
FONDASI MENERUS
10/7/2013 Triyoso
45
BATU KALI
10/7/2013 Triyoso
46
PERATURAN YANG HARUS DIIKUTI Pengawas harus mengetahui dan mengikuti Syarat-syarat Teknis yang tercantum dalam kontrak atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwewenang antara lain:
a. Peraturan untuk material bahan bangunan. PUBBI 1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982) Petunjuk Fabrikan dan SII (Standar Industri Indonesia). PPBI 1983 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983) NI 10 (Peraturan Bata Indonesia 1973). NI 5 (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1978). SII (Standar Industri Indonesia).
47 10/7/2013 Triyoso
b. Peraturan untuk Konstruksi Beton. PBI 1971 N.I-2 (Peraturan beton Indonesia 1971). SII- 0052-80 (Standar Mutu dan Uji agregat beton).
c.
10/7/2013 Triyoso
Pekerjan ini biasanya dikerjakan secara bersamaan, karena jenis dan macam pekerjaannya hampir sama yaitu :
10/7/2013 Triyoso
49
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pekerjaan Fondasi. Pekerjaan Kayu. Pekerjaan beton. Pekerjaan Baja. Pekerjaan pasangan batu (Batu kali, Bata, Batako) Pekerjaan finishing dll. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal.
10/7/2013 Triyoso
50
10/7/2013 Triyoso
51
10/7/2013 Triyoso
52
10/7/2013 Triyoso
53
10/7/2013 Triyoso
54
10/7/2013 Triyoso
55
10/7/2013 Triyoso
56
10/7/2013 Triyoso
57
Hk
Hk
10/7/2013 Triyoso
58
10/7/2013 Triyoso
59
MACAM DAN TIPE PONDASI GARDU INDUK Pondasi yang sering dipakai untuk Gardu Induk berdasarkan data hasil penyelidikan dengan alat sondir adalah sbb;
Pondasi Telapak (Pad). Pondasi dalam (Bor pile, Precast Pile, fanky, pile).
10/7/2013 Triyoso
60
Notasi:
A A' Al A'l Aj A'j bb bk d h Hk hb hk s
10/7/2013 Triyoso
'
' l
= luas penampang tulangan tarik. = luas penampang tulangan tekan. = luas penampang tulangan tarik di tengah bentangan balok. = luas penampang tulangan tekan di tengah bentangan balok. = luas penampang tulangan tarik di daerah perletakan balok. = luas penampang tulangan tekan di daerah perletakan balok. = lebar penampang balok persegi. = lebar penampang kolom persegi. = diameter batang tulangan polos (d1, d2 dst). = tinggi manfaat balok (jarak antara titik berat tulangan tarik. dengan tepi serat balok yang tertekan). = tinggi kolom portal (jarak antara balok portal dari sumbu ke sumbu). = tinggi penampang balok persegi. = panjang penampang kolom persegi. = jarak tulangan sengkang dari as ke as (s1, s2 dst) = potongan melintang balok atau kolom (pot.I-I; pot.II-II dst).
61
ALTERNATIF. 1
10/7/2013 Triyoso
62
ALTERNATIF. 2
10/7/2013 Triyoso 63
Pile Cap
Tiang Pancang
2D - 3D
1,5D
L
1/ L 3
2/ L 3
0.207L
10/7/2013 Triyoso
0.586L
0.207L
65
10/7/2013 Triyoso
66
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14
15 16 17 18
(DAYA DUKUNG)
67
KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN PONDASI TIANG PANCANG PRA CETAK 1. Bahan tiang dapat diperiksa sebelum pemancangan. 2. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah. 3. Tiang dapat dipancang sampai kedalaman yang kita inginkan. 4. Pemancangan tiang dapat menambah kepadatan pada tanah granuler.
10/7/2013 Triyoso 68
KESULITAN/KERUGIANNYA
1. Pengembungan permukaan tanah dan gangguan tanah akibat pemancangan dapat menimbulkan masalah. 2. Tiang kadang-kadang rusak akibat pemancangan. 3. Pemancangan sulit bila diameter tiang terlalu besar. 4. Pemancangan menimbulkan gangguan suara, getaran,dan deformasi tanah yang dapat menimbulkan kerusakan bangunan disekitarnya.
10/7/2013 Triyoso 69
TIANG FRANKI
10/7/2013 Triyoso
70
DAFTAR PRODUKTIFITAS GALIAN SECARA MANUAL UNTUK BERBAGAI MACAM TANAH DAN KEDALAMAN
Kedalaman galian (meter) JenisTanah 1,00 2,00 3,00 3,50 4,50 5,00 Hasil kerja meter kubik per jam kerja (m3/jam)
PEMOMPAAN SECARA TIDAK LANGSUNG: 1. Lubang galian tidak cukup luas. 2. Jumlah lubang galian relatif banyak. 3. Dinding galian pondasi mudah longsor. 4. Ketinggian Muka air tanah dalam.
72
10/7/2013 Triyoso
PEKERJAAN KAYU
Pengawas pekerjaan dilapangan harus mengetahui mutu kayu yang baik dan dengan cepat bisa membedakan antara mutu kayu yang baik dengan yang jelek sebelum kayu dipergunakan.
10/7/2013 Triyoso
73
d1
Mata kayu e2 h e1 b
Serat kayu
h ht b
MUTU KAYU
10/7/2013 Triyoso
74
hr
ht
e1 dan e2
10/7/2013 Triyoso
No.
Uraian
1
2 3 4 5
d1 < h , d2 < b d1 < h , d2 < b d1 < 3,5 cm , d2 < 3,5 cm d1 < 5 cm , d2 < 5 cm e1 < b , e2 < h tg < hr < b , h t < b e1 < b , e2 < h tg < h r < b , ht < b
76
10/7/2013 Triyoso
PEKERJAAN BETON
Teknologi Beton.
1. Material Beton. 2. Mutu Beton. 3. Pengerjaan Beton. 4. Pelaksanaan Pengecoran. 5. Cetakan Dan Acuan.
78
10/7/2013 Triyoso
TEKNOLOGI BETON
1. MATERIAL BETON
+ air
SEMEN
PASIR
10/7/2013 Triyoso
79
120
GELAS UKUR
100
75
50
PASIR
25
5%
5 0
LUMPUR
10/7/2013 Triyoso
80
2. MUTU BETON
ADALAH:
Nilai kekuatan tekan karakteristik (bk) yang disyaratkan oleh perencana yang harus dibuat di lapangan.
10/7/2013 Triyoso
0,95 1,00
0,83
30
10/7/2013 Triyoso
82
PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN BETO DARI BERBAGAI-BAGAI BENDA UJI PADA UMUR 28 HARI
Benda uji
Kubus 15x15x15 cm Kubus 20x20x20 cm Silinder 30x15 cm
10/7/2013 Triyoso
1,35
Semen Portland dengan kekuatan awal 0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15 tinggi
10/7/2013 Triyoso
1,20
84
2. Apabila karena alasan tertentu pembuatan 20 benda uji dianggap tidak praktis atau tidak dapat dilakukan, maka jumlah benda uji yang dibuat boleh kurang dari 20 buah, pembuatannya dilakukan dengan interval jumlah pengecoran yang kira-kira sama.
10/7/2013 Triyoso 85
HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN AGAR MENDAPATKAN MUTU BETON SESUAI DENGAN YANG DIRENCANAKAN :
a) KELAS MUTU BETON b) CAMPURAN BETON c) KEKENTALAN CAMPURAN BETON d) PEMERIKSAAN MUTU BETON.
e) PERCOBAAN PENDAHULUAN.
10/7/2013 Triyoso 86
Pengawasan terhadap
Tujuan Mutu Agregat Non strukturil Strukturil Strukturil Strukturil Strukturil Strukturil Ringan Sedang Ketat Ketat Ketat Ketat sekali
Kls
Mutu
I II
III K>225
87
Keterangan lain
Semen : (Pasir+Kerikil)
1 : 1 : 2 1 : 1 : 2 Agregat Kd Lumpur 5% Campuran direncanakan
I II
III K>225
* Sesuai Bab 4.3 PBI Tahun 1971, hal 36.
Pengawasan ketat dg Campuran Strukturil pemakaian PC min & fAc direncanakan maks sesuai Tabel 7.4
88
10/7/2013 Triyoso
10/7/2013 Triyoso
KEKENTALAN BETON
Dirojok 10 kali Tongkat baja 16 t
Kerucut baja
Pelat baja
10/7/2013 Triyoso
90
15 7,5 7,5
10/7/2013 Triyoso
91
BERKAS TULANGAN :
Hanya boleh terdiri dari 2, 3 atau 4 batang yang sejajar, batang-batang tersebut harus saling bersentuhan satu sama lainnya, diameter minimum 19mm, diameter tulangan satu dengan lainnya didalam berkas tidak boleh berselisih lebih dari 3mm serta jarak pengikat tidak boleh lebih dari 24 kali diameter pengenal batang terkecil.
10/7/2013 Triyoso
92
BESI POLOS Dp
BESI DIPROFILKAN
Dp
10/7/2013 Triyoso
93
Mutu
U 22 U 24 U32 U39
Sebutan
Baja lunak Baja lunak Baja sedang Baja keras
au au (kg / cm2)
'*
U48
Umum
Baja keras
4.800
4.170
0,87.au
(0.87.0,2)
10/7/2013 Triyoso 94
4. Beton decking minimal 4 buah dalam 1 m2 bidang pengecoran 5. Mutu beton decking sama dengan beton yang dicor dan penempatannya harus tersebar merata. 6. Pada pelat tulangan rangkap, tulangan bagian atas harus ditunjang dengan kaki-kaki ayam (penyanggah tulangan)..
10/7/2013 Triyoso 96
N 1 ' b
' bm
N 1
'
bm
'
' b
' bk
bm 1,64.s
Catatan: s = deviasi standar (kg/cm2) b = kekuatan tekan beton yang didapat dari masingmasing benda uji (kg/cm2). 'bm = kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2). N = jumlah seluruh nilai pemeriksaan benda uji (minimum 20 buah).
bk = kekuatan tekan beton karakteristik yang disyaratkan.
10/7/2013 Triyoso 97
10/7/2013 Triyoso
98
TINDAKAN YANG DIAMBIL BILA HASIL TES BENDA UJI (bk) TIDAK MEMENUHI SYARAT
' bk
' bm
1,64.s
PALU BETON HASIL TES
OK
Pekerjaan boleh diteruskan
PEKERJAAN DIHENTIKAN
ATAU
SAMPLE BOR
bk 80%
TES
NON-DESTRUKTIF
HASIL TES
HASIL TES
OK
Pekerjaan boleh diteruskan
KONSTR HARUS DIPERKUAT KONSTR DIALIH FUNGSI /DIBONGKAR 99
bk < 80%
bk 70%
HASIL TES
bk < 70%
3. PENGERJAAN BETON
SEGREGASI
d) PENGANGKUTAN. e) PENUANGAN.
f ) PEMADATAN. h) PERAWATAN. g) PENYELESAIAN AKHIR.
10/7/2013 Triyoso 100
SEGREGASI BLEEDING
e) PENGECORAN
(PENUANGAN).
SEGREGASI
BLEEDING
90
80 70 60
Waktu ikat akhir (Final setting time) FST : antara 2,5 - 8 JAM
1 2 3 4 5 6jam
50 0
10/7/2013 Triyoso
PELAKSANAAN PENGECORAN
JADWAL PENGECORAN
DATA PENGECORAN
VOLUME PENGECORAN
ALAT ANGKUT
(READY MIX) TENAGA KERJA
10/7/2013 Triyoso
104
PEMERIKSAAN KONSTRUKSI
1. ACUAN-PERANCAH (BEKISTING). 2. TULANGAN BETON (PEMBESIAN). 3. TENAGA PENGECORAN. 4. SURAT IZIN PENGECORAN. 5. KESIAPAN ALAT PENGECORAN.
10/7/2013 Triyoso
105
f. PEDOMAN UMUM DALAM PEMADATAN BETON 1. Dilakukan segera setelah campuran beton dituang.
2. Jarak titik yang dipadatkan berdekatan sehingga gelombang getarannya bisa saling menutup.
g. PENYELESAIAN AKHIR Pekerjaan ini sebaiknya dilakukan pada saat beton belum mencapai final setting, dengan tujuan untuk mendapatkan permukaan beton yang rata dan mulus
10/7/2013 Triyoso
108
h. PERAWATAN BETON
DILAKUKAN DENGAN MAKSUD UNTUK MENDAPATKAN MUTU BETON YANG TINGGI
1. DILAKUKAN SETELAH BETON MENCAPAI FINAL SETTING
2. DILAKUKAN MINIMAL SELAMA 7 HARI UNTUK BETON BIASA 3. DILAKUKAN MINIMAL SELAMA 3 HARI UNTUK BETON BERKEKUATAN AWAL TINGGI.
10/7/2013 Triyoso
109
4. CETAKAN SAMPING UNTUK BALOK, KOLOM DAN DINDING BISA DIBONGKAR, SETELAH BETON BERUMUR 3 HARI.
5. UNTUK KONSTRUKSI YANG LANGSUNG MEMIKUL SELURUH BEBAN RENCANA, ACUAN BISA DIBONGKOR SETELAH BETON BERUMUR 28 HARI (DILAKUKAN DENGAN EKSTRA HATI-HATI) 6. ACUAN BALOK BISA DIBONGKAR BILA SEMUA ACUAN KOLOM-KOLOM PENUNJANG TELAH DIBONGKAR.
10/7/2013 Triyoso 111
PEKERJAAN BAJA
YANG PERLU DIPERHATIKAN UNTUK PENGAWASAN PEKERJAAN BAJA
1) SPESIFIKASI MATERIAL BAJA (ukuran, jenis, mutu). 2) MEMAHAMI GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
3) KELENGKAPAN DAN KETELITIAN GAMBAR KERJA, UKURAN-SKALA ATAU UKURAN PANJANG UNTUK PEKERJAAN PEMOTONGAN, PEMASANGAN BAUT, PAKU KELING MAUPUN LAS.
4) KESIAPAN PERALATAN YANG AKAN DIPAKAI (MESIN POTONG, ALAT LAS KARBIT ATAU LISTRIK, BOR, DONGKRAK, KOMPRESOR DAN KERAN MOBIL.
10/7/2013 Triyoso 112
MUTU BAJA
Tegangan leleh
Mutu baja
Tegangan izin
mPa
210 240 250 280 290 360 kg/cm2 1400 1600 1666 1867 1933 2400 mPa 140 160 166,6 186,7 193,3 240
Jenis baja
kg/cm2 Bj 34 Bj 37 Bj 41 Bj 44 Bj 50 Bj 52
mPa 1 mPa
10/7/2013 Triyoso
INP
DIN/H
L (siku)
INP.10 bentuk dengan tinggi (h) = 100mm, ukuran yang lain bisa dilihat di tabel profil baja dan panjang normal 4 14 meter DIN.20 bentuk dengan tinggi (h) = lebar flens (b) = 200mm, ukuran yang lainnya bisa dilihat ditabel profil baja dan panjang normal 3 15 meter. L.80.80.8 bentuk siku-siku dengan tinggi (h) = lebar (b) = 80mm, dan tebal profil = 8mm dan panjang normal 3- 12 meter.
10/7/2013 Triyoso 114
SUDUT
d
LAS
KELING (BAUT)
Las
INP
10/7/2013 Triyoso
115
SAMBUNGAN BAJA
JENIS SAMBUNGAN:
1. SAMBUNGAN PAKU KELING. 2. SAMBUNGAN BAUT. 3. SAMBUNGAN LAS
10/7/2013 Triyoso
116
SYARAT UMUM YANG HARUS DIPENUHI UNTUK SAMBUNGAN DENGAN BAUT / PAKU KELING
1. DIAMETER LUBANG = BAUT ATAU PAKU KELING + 1mm.
u = jarak antara satu baut dengan baut terdekat pada kolom yang berbeda
yang gaya (2,5 d u 7 d atau 14 t). 10/7/2013 Triyoso 118
u
s1
P
s2 s s2
10/7/2013 Triyoso
119
u s2 s s s s2 s3 s3 s3 s3 s2
SAMBUNGAN LAS
5mm
10/7/2013 Triyoso
122
2. KAMPUH LAS BENTUK . V. Untuk ketebalan bahan (d) 15 mm a = tebal las, b = celah kontrol
10/7/2013 Triyoso
123
3. KAMPUH LAS BENTUK. X. Untuk ketebalan bahan (d) 15 mm, a = tebal las Ruang kerja dari kedua sisi mudah dicapai.
a
10/7/2013 Triyoso
124
10/7/2013 Triyoso
125
PEKERJAAN FINISHING
sebelum melakukan pekerjaan
PEKERJAAN LANTAI.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pemasangan keramik antara lain:
1.Sebelum pemasangan, keramik yang akan dipasang direndam dalam air hingga jenuh. 2.Permukaan lantai yang akan ditutup dengan keramik disiram dengan air hingga jenuh. 3.Mutu pasir yang dipakai bersih dari lumpur. 4.Pemakaian semen cukup, sesuai dengan perbandingan yang ditentukan. 5.Pemberian spesi adukan dibawah keramik merata (tidak kosong dibagian tengah). 6.Permukaan bidang yang akan ditutup keramik rata dan kasar. 7.Permukaan bidang yang akan ditutup keramik bersih dari kotoran (lumpur/debu, minyak dan serpihan kayu). 8.Waktu pengenatan keramik, kondisi pasangan sudah kering betul. 9.Sistem pemasangan dalam bidang yang luas diberi lubang penguapan pasangan (beberapa lembar keramik tidak perlu dipasang dulu).
10/7/2013 Triyoso 130
PEKERJAAN PENGECATAN
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM PENGECATAN
1) Material yang akan dicat, sebelum dicat dasar seluruh permukaan material harus dihaluskan dengan digosok menggunakan amplas. 2) Lubang-lubang kecil atau pori-pori harus ditutup dengan pengisi (filler) 3) Untuk material kayu harus ditutup dengan dempul . 4) Untuk plesteran atau tembok ditutup dengan plamur. 5) Untuk material logam harus dibersihkan dahulu dari kerak-kerak karat dengan ampelas atau sikat baja, baru dicat dengan cat dasar (meni).
132
PEKERJAAN ELEKTROMEKANIK
HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI OLEH PENGAWAS PEK ERJAAN PEMASANGAN PERALATAN.
1. Peralatan sebelum dipasang harus bersih dari kotoran dan debu. 2. Peralatan harus dipasang sesuai dengan pentunjuk dari pabrik. 3. Pengamanan peralatan sewaktu pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati.
10/7/2013 Triyoso
133
4. Penempatannya peralatan pada kedudukannya harus diukur dengan alat ukur (theodolit).
5. Bagian terminal metal atau terminal listrik sebelum disaqmbung harus dibersihkan lebih dahulu dengan pelapis pencegah dari oxidasi udara (Bundy penetrox sealing oxideinhibiting compound atau sejenisnya).
6. Pengencangan sambungan harus betul-betul baik dan kencang, pengerasan dilakukan dengan cara turn of nut dengn colibrate wrench yaitu alat sejenis kunci ring (dilarang dengan dengan kunci-kunci lainnya).
10/7/2013 Triyoso
134
10/7/2013 Triyoso
136
10/7/2013 Triyoso
137
10/7/2013 Triyoso
138
10/7/2013 Triyoso
139
IX.
1. Lahan yang akan ditutup dengan koral, tanahnya dipadatkan terlebih dahulu. 2. Ditutup dengan hamparan pasir setebal 5 cm. 3. Hamparan koral ukuran 3/5 cm ditebar secara merata setebal 10 cm. 4. Atau sesuai yang disyaratkan dalam kontrak.
10/7/2013 Triyoso
140
X. PEKERJAAN JALAN
Punggung Kucing (slope) Aspal
MacAdam 10/15
Fondasi jalan
141
2. DRAINASE JALAN.
1. Kemiringan (melintang) permukaan badan jalan harus cukup, bila saluran air ada disatu sisi jalan. 2. Kemiringan bahu jalan harus cukup untuk mengalirkan air kekiri dan kekanan jalan. 3. Kemiringan saluran harus cukup/baik. 4. Permukaan badan jalan harus rata.
10/7/2013 Triyoso
143
10/7/2013 Triyoso
144
a. Kelengkapan pemasangan material/ peralatan. b. Kebenaran pemberian kode-kode/tanda-tanda pada rangkaian, sambungan terminal kabel, mimic diagram dan simbol-simbol dll. c. Pengancangan pemasangan (baut, seal sambungansambungan dll). d. Pengecekan terhadap minyakminyak, cairan-cairan yang digunakan dalam pengoperasian peralatan. e. Pengecekan terhadap fasilitas pengamanan (pembumian).
10/7/2013 Triyoso
147
PENGUJIAN PERALATAN
1. Pengujian instalasi primer beserta peralatannya Transformer. Trafo Arus (CT). Trafo Tegangan (VT). Pemutus Beban/Tenaga (CB). Arrester. Kabel Tegangan tinggi. Pemisah (DS).
10/7/2013 Triyoso
148
2. Pengujian instalasi pengukuran, pengamanan beserta peralatanya. Meter-meter beserta instalasinya. Pengaman transmisi. Pengaman Distribusi. Pengaman Busbar. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pengujian sistim rangkaian kontrol. Pengujian sistim interlock, alarm, dan triping. Pengujian sistim pembumian. Pengujian dan pengecekan sistim batery instalasi Pengujian AC Tegangan rendah. Pengujian sistim telekomunikasi. Pengujian tegangan tinggi (isolasi peralatan).
149 10/7/2013 Triyoso
10/7/2013 Triyoso
150
Transformator Daya pada GIS ditempatkan di luar gedung (luar ruangan) 10/7/2013 Triyoso
152
Peralatan utama pada GIS berada pada selubung logam tertutup rapat. Sebagai media isolasi digunakan Gas SF 6 153
10/7/2013 Triyoso
Galian tanah didahului dengan uitzet dan pematokan. Pada satu uitzet dan pematokan harus dilakukan secara cermat dan teliti, 154 Agar posisi lubang peralatan tepat sesuai posisi angker yang terpasang. 10/7/2013 Triyoso
Komposisi beton harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Nilai kekuatan beton ditentukan dengan nilai K 175, K 225, K 350 dan seterusnya, Tegantung jenis pondasi dan peralatan yang dipasang. 155
10/7/2013 Triyoso
Got kabel terdiri dari berbagai dimensi, misal : D-250, D-300, D-400, 156 D-600, D-900, D-1200 dan seterusnya. 10/7/2013 Triyoso
Posisi angker dan lubang lubang harus presisi, sehingga erection 157 dapat dilaksanakan dengan mudah 10/7/2013 Triyoso
Dudukan (plendes) peralatan harus tepat, karena adanya selisih beberapa 158 milimeter akan mengakibatkan kesulitan pemasangan peralatan. 10/7/2013 Triyoso
Dalam menggeser diperlukan kehati-hatian, jangan sampai Trafo mengalami kemiringan yang terlalu ekstrim. Harus menggunakan perlengkapan kerja yang tepat dan memadai. 159
10/7/2013 Triyoso
10/7/2013 Triyoso
Hati-hati, jangan sampai terjadi benturan. Jika penyok akan berakibat 160 terhadap proses isolasi dan pendinginan tidak maksimal
Sealing konservator harus terpasang dengan baik, agar tidak terjadi 161 kebocoran minyak trafo 10/7/2013 Triyoso
Connecting dengan body trafo harus benar-benar tepat dan kuat. 10/7/2013 Triyoso
162
10/7/2013 Triyoso
163
Isolasi bushing terbuat dari porselin yang mudah pecah, harus dijaga 164 jangan terjadi benturan pada saat handling. 10/7/2013 Triyoso
Karena pada umumnya meter-meter sangat presisi dan sensitif, pada 165 saat handling dan installing harus dilakukan dengan hati-hati. 10/7/2013 Triyoso
Mengingat jumlah kabel yang banyak, tiap-tiap kabel harus diberi 166 penandaan, sehingga tidak terjadi kesalahan penyambungan (connecting). 10/7/2013 Triyoso
Jaga jangan sampai ada kotoran dan air yang masuk ke dalam minyak 167 trafo 10/7/2013 Triyoso
Pisau-pisau antar DS harus bisa terhubung dengan baik dan kuat, sehingga 168 tidak terjadi loncatan bunga api. 10/7/2013 Triyoso
10/7/2013 Triyoso
169
Connecting ke trafo harus benar-benar baik (terhubung/ tersambung 170 dengan baik) 10/7/2013 Triyoso
10/7/2013 Triyoso
171
10/7/2013 Triyoso
172
Jaga jangan sampai ada isolator yang pecah dan sirip-sirip blocking coil 173 tidak boleh penyok 10/7/2013 Triyoso
10/7/2013 Triyoso
174
Penyambungan (connecting) antara trafo dan NGR harus benar-benar 175 baik dan kuat (terhubung/ tersambung dengan baik). 10/7/2013 Triyoso
Hati-hati, pada saat handling, karena komponen pada panel sangat sensitif & 176 presisi 10/7/2013 Triyoso
10/7/2013 Triyoso
Karena sensitifitas komponen pada Cubicle, maka pada saat handling 177 harus dilakukan dengan hati-hati.
Sebelum dipasang/ digelar, harus dicek terlebih dahulu keadaan kabel baik secara phisik maupun karakteristik. Kabel harus benar-bena dalam keadaan baik. Penggelaran/ penarikan harus dilakukan dengan baik, jangan sampai kabel rusak./ cacat karena proses penggelaran/penarikan
178 10/7/2013 Triyoso
179
10/7/2013 Triyoso
Jangan lupa memberi penandaan (kode) pada masing-masing kabel, 180 sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat menghubungkan (connecting).
10/7/2013 Triyoso
Pemasangan termination dan penyambungan ke terminal trafo harus dilakukan tenaga kerja yang kompeten serta mengikuti ketentuan 181 danurutan yang ditetapkan
Harus dipasang sesuai dengan ketentuan yang ada, sehingga tahanan 182 pembumian memenuhi persyaratan minimal yang berlaku. 10/7/2013 Triyoso
Mengingat fungsinya yang sangat penting, sambungan-sambungan ground 183 wire ke komponen lain, harus benar-benar baik dan kuat. 10/7/2013 Triyoso
Jangan lupa memberi penandaan pada masing-masing kabel, sehingga pada saat menyambung/ menghubungkan (connecting) antara peralatan 184 tidak terjadi kesalahan. 10/7/2013 Triyoso
10/7/2013 Triyoso
185
ASPEK PENDUKUNG
1. ASPEK MANAJEMEN
Dalam mengerjakan pembangunan Gardu Induk, pasti melibatkan banyak pihak, antara lain : Kontraktor Listrik selaku pelaksana pembangunan. Pemberi kerja atau pengguna (PLN). Instansi setempat dimana Gardu Induk tersebut berada. Pabrikan/ Distributor/ Supplier Komponen listrik. Importir yang bertugas memasukkan komponen listrik. Supllier bahan bangunan (semen, pasir, tanah urug, besi beton, dan lain sebagainya). Supllier/ Fabrikator besi untuk serandang. Transportir yang akan mengangkut kebutuhan/ peralatan/ material Gardu Induk. Dan lain sebagainya.
Agar pekerjaan berjalan dengan lancar, tertib, aman dan selesai tepat waktu, maka aspek manajemen menjadi sangat penting untuk ditangani dengan sebaikbaiknya. Kontraktor listrik harus mampu memngkoordinasikan semua pihak tersebut dengan sebaik-baiknya dan harus mengetahui serta melaksanakan setiap tahapan pekerjaan tepat waktu dan tepat sasaran.
187 10/7/2013 Triyoso
Lanjutan 1.
Jenis dan ruang lingkup aktifitas yang harus dilakukan, antara lain : : Administrasi : Pengurusan ijin-ijin. Administrasi keuangan (pembuatan jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan, jaminan pemeliharaan, dan lain lain). Keuangan (pembayaran komponen/ peralatan/ bahan/ material). Administrasi teknik (pembuatan Kurva S, Time Schedule, Format Schedule, Asbuilt Drawing, dan lain-lain). Pelaksanaan phisik pekerjaan sejak dimulainya pekerjaan sampai serah terima pekerjaan. Keamanan dan keselamatan pekerja maupun pekerjaan. Dan lain sebagainya.
Salah satu aspek manajemen yang cukup penting dan harus dipenuhi, adalah pembuatan Network Planning, sehingga : Alur dan proses pekerjaan dapat diketahui dengan mudah. Semua jenis dan ruang lingkup pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan sesuai dengan jadual yang telah dibuat. Pengkoordinasian pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dengan hasil yang memuaskan.
188 10/7/2013 Triyoso
Usaha jasa konstruksi terdiri dari 5 (lima) bidang, yaitu ASMET (Arsitektural, Sipil, Mekanikal, Elektrikal dan Tata Lingkungan), bidang elektrikal memiliki kekhasan dan kekhususan dibanding yang lain.
Khusus untuk bidang Elektrikal, selain harus mengacu pada UU 18/ 1999, juga harus mengacu pada UU 15/ 1985 tentang Ketenagalistrikan. Bidang Elektrikal selain sangat spesifik, juga memiliki resiko tinggi. Kriteria Kontraktor Listrik yang menjadi pelaksana pekerjaan Gardu Induk, antara lain : Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasi pekerjaan yang dikerjakan. Harus memiliki pengalaman pekerjaan sejenis dengan pekerjaan yang dikerjakan. Memiliki personil (tenaga kerja) yang berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan Gardu Induk. Memiliki Penanggung Jawab Teknik (PJT) yang bersertifikat Keahlian Kualifikasi Ahli Utama di bidang Teknik Tenaga Listrik. Memiliki peralatan kerja yang memadai, sesuai dengan pekerjaan yang ditangani.
189 10/7/2013 Triyoso
Apalagi untuk pekerjaan elektrikal yang beresiko tinggi, aspek K3 harus menjadi perhatian utama. Terlebih apabila melaksanakan pekerjaan pada lokasi Gardu Induk Eksisting yang bertegangan, para personil (tenaga kerja) harus mendapatkan pelatihan khusus tentang K3. Untuk pelaksanaan pekerjaan Gardu Induk Eksisting, masalah K3 harus dipatuhi secara lebih ketat, disamping itu yang harus diperhatikan dan dipenuhi : Harus ada Supervisor yang khusus menangani dan mengkoordinasikan masalah K3. Setiap dan semua pekerjaan dalam pelaksanaannya harus berkoordinasi dengan Pengawas Pekerjaan (PLN). Di lokasi pekerjaan harus dipasang rambu-rambu tanda bahaya, sehingga pekerja tidak seenaknya berlalu lalang di lokasi tertentu yang membahayakan. Harus disediakan alat keselamatan kerja yang lengkap. Semua pihak harus mematuhi dan menjalankan peraturan K3 dengan baik.
190 10/7/2013 Triyoso