You are on page 1of 3

JURNAL PENELITIAN TINGKAT KECEMASAN SISWI DALAM MENGHADAPI MENARCHE SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

MENSTRUASI Abstrak Pendidikan kesehatan siswi tentang menarche dapat diperoleh dengan berbagai cara, baik dari pemahaman pendidikan kesehatan yang ditanamkan oleh orang tua maupun pendidikan kesehatan yang diperoleh siswi dari luar orang tua. Orang tua adalah bagian terdekat dari siswi sehingga pendidikan kesehatan yang dimiliki oleh orang tua berpengaruh terhadap anaknya. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan siswi dalam menghadapi menarche sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi di MTs .... Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi yang belum menstruasi dan sampel sebanyak 52 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner sedangkan analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian diketahui bahwa tingkat kecemasan siswi dalam menghadapi menarche sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 4 responden (7,69 %) dalam kategori sedang dan sebanyak 48 responden (92,31 %) termasuk kategori berat, sedangkan sesudah diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 35 responden (67,31 %) dalam kategori sedang dan sebanyak 17 responden (32,69 %) termasuk kategori berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan tingkat kecemasan siswi dalam menghadapi menarche sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan literatur dalam mengatasi kecemasan menghadapi menarche. Latar Belakang Berdasarkan data yang didapat peneliti dari MTs ... diketahui bahwa sebagian besar orang tua siswi yaitu sebesar 65,5 % adalah tamat sekolah dasar. Seseorang yang lulusan sekolah dasar termasuk dalam kategori lulusan pendidikan dasar. Hal ini sesuai dengan pendapat Rayadi (2009), pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, pendidikan dasar tersebut berbentuk sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah atau bentuk yang sederajat. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan orang tua, makin mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap ibu terhadap nilainilai yang baru diperkenalkan. Tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi perilaku kesehatan termasuk didalamnya pada perilaku kesehatan (Dep.Dik.Bud dalam Suryadi, 2007). Survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22 Maret 2011 diketahui bahwa di Kecamatan ... terdapat lembaga pendidkan yaitu Madrasah Tsanawiah .... Menurut Guru Bimbingan Kesiswaan jumlah siswa di sekolah tersebut berjumlah 201 orang, dimana sebanyak 113 orang (56,22 %) berjenis kelamin

perempuan dan sebanyak 88 orang (43,78 %) adalah berjenis kelamin laki-laki. Adapun jumlah siswi yang sudah menstruasi adalah sebanyak 61 orang, dan dari 61 orang tersebut sebanyak 48 siswi mengalami dismenore setiap kali mensturasi yaitu dengan keluhan nyeri atau rasa sakit di daerah perut dan panggul sehingga menggangu siswi tersebut dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Masalah Sejauhmana tingkat kecemasan siswi dalam menghadapi menarche sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi di MTs ... ? Tujuan Penelitian Mengetahui Tingkat kecemasan siswi dalam menghadapi menarche sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi di MTs .... Kepustakaan Tafal dalam Indriawati (2008) mengemukakan bahwa pendidikan kesehatan sebagai sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat, dan ras. Pendidikan kesehatan adalah program kesehatan dan kedokteran yang terdiri atas upaya terencana untuk mengubah perilaku individu, kelompok maupun masyarakat yang merupakan perubahan cara berfikir, bersikap, dan berbuat dengan tujuan membantu pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit, dan promosi hidup sehat (Indriawati, 2008). Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut. Kecemasan atau ansietas adalah rasa khawatir, takut, yang tidak jelas sebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya kedewasaan, merupakan masalah penting dalam perkembangan kepribadian. Kecemasan merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakan tingkah laku. Baik tingkah laku normal maupun tingkah laku yang menyimpang, yang terganggu, kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan itu. Jelaslah pada gangguan emosi dan gangguan tingkah laku, kecemasan merupakan masalah pelik (Singgih, 2008). Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini terlebih dahulu dianalisa. Data dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat. Tingkat kecemasan siswi sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 4 responden (7,69 %) dalam kategori sedang dan sebanyak 48 responden (92,31 %) termasuk kategori berat. Tingkat kecemasan siswi sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 35 responden (67,31 %) dalam kategori sedang dan sebanyak 17 responden (32,69 %) termasuk kategori berat. Tingkat kecemasan siswi dalam menghadapi menarche sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi dimana mean X sebesar 1,39 dan mean Y sebesar 1,36.

Hasil analisis juga diperoleh nilai = 0.032, hal ini menunjukan adanya perbedaan tingkat kecemasan siswi dalam menghadapi menarche sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi. Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden mempunyai tingkat kecemasan dengan kategori berat, ini disebabkan karena siswi tidak mendapatkan informasi tentang menstruasi sehingga pemahaman siswi tentang menarche masih kurang. Hal ini diketahui dari siswi yang mengatakan bahwa di sekolah tersebut terdapat mata pelajaran fiqih yang membahas tentang masa pubertas dan menstruasi namun hanya sekilas. Untuk mengatasi kecemasan siswi yang disebabkan oleh menarche salah satu caranya adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi. Pendidikan kesehatan ini sebagai salah satu cara pemberian informasi kepada siswi yang bertujuan untuk mengatasi kecemasan siswi dalam menghadapi menarche dalam bentuk pendidikan non formal di sekolah. Dimaksudkan agar siswi dapat meningkatkan kepercayaan dirinya dalam menghadapi menarche agar tidak terjadi kecemasan. Ini berarti sesuai dengan pendapat Graha Cendika (2009) yang mengatakan bahwa pendidikan kesehatan mempengaruhi kecemasan seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sesudah diberikan pendidikan kesehatan, responden yang mempunyai tingkat kecemasan dengan kategori berat jumlahnya menurun jika dibandingkan dengan sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian dari responden termasuk dalam kategori remaja awal, dimana usia remaja awal dimulai sejak seseorang berusia 10 12 tahun. Siswi diharapkan dapat saling berbagi dengan teman dekatnya mengenai menarche agar mereka saling menambah informasi tentang menarche dan pada masa ini pula remaja baru memperhatikan keadaan tubuhnya. Hasil analisa data menunjukkan bahwa tingkat kecemasan siswi dalam menghadapi menarche sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi dimana mean X sebesar 1,39 dan mean Y sebesar 1,36. Hasil analisis juga diperoleh nilai = 0.032, hal ini menunjukan adanya perbedaan tingkat kecemasan siswi dalam menghadapi menarche sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi. Kesimpulan dan Saran Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan tingkat kecemasan siswi dalam menghadapi menarche sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan literatur dalam mengatasi kecemasan menghadapi menarche.

You might also like