Professional Documents
Culture Documents
PLASTOGRAPHY
Plastografi adalah metode untuk mengetahui mikrostruktur dari material polimer Perbedaan pada polimer dipengaruhi oleh :
Reaksi kimia pembentukan polimer (polimerisasi, polikondensasi, poliadisi) Susunan makromolekul (linear crossed link, termoplastik, elastomer) Ukuran makromolekul Susunan molekul (kristalin atau amorf)
Tahapan Plastography
Tahapan plastography hampir sama dengan metalografi antara lain :
Sampling Mounting Grinding dan polishig Cleaning Etching
Sampling
Menggunakan metode mekanis Pemotongan dengan ukuran besar dapat dipotong menggunakan bandsaw atau hacksaw Yang harus diperhatikan adalah pemotongan harus memiliki jarak yang cukup besar dengan daerah yang akan diuji Jika pemotongan terlalu dekat dengan daerah yang akan dianalisis, crack mikro dapat terbentuk yang dapat mengakibatkan interpretasi yang tidak tepat
Mounting
Menggunakan metode room-temperature curing atau cold setting materials karena toleransi polimer terhadap temperatur tinggi relatif rendah Temperatur pelunakan material mounting harus sesuai dengan Temperatur pelunakan sampel Densitas sampel lebih rendah daripada material mounting
Ultramilling
Ultramilling berfunsi untuk preparasi sampel secara cepat untuk observasi mikroskopik dan makroskopik. Terdiri dari 2 pemotong intan yang menghilangkan lapisan tipis dari sampel. Kualitas pemotongan ditentukan oleh kecepatan pemotongan, kedalaman pemotongan, geometri pemotong, dan pendinginan sampel
Cleaning
Cleaning dilakukan antar tahapan preparasi sampel Beberapa cairan untuk membilas sampel pada metalografi dan ceramography dapat menyerang polimer menyebabkan terjadinya pelunakan atau pembengkakan sehingga tidak dapat digunakan pada plastografi Cairan yang umumnya digunakan sebagai pembersih adalah air dan alkohol
Etsa
Etsa digunakan untuk memburamkan spesimen yang telah dipoles agar dapat terlihat mikrostrukturnya. Etsa pada polimer bisa berupa etsa optis dan etsa kimiawi
Etsa Optis
Memberikan kontras dengan cahaya yang dipantulkan dengan menggunakan :
Darkfield illumination : untuk memperlihatkan retakan kecil Differential interference contrast : pengujian fasa
Deposisi lapisan logam yang tipis, misalnya Au (10 nm) memberikan pantulan yang lebih baik dan harus digunakan jika foto mikro diperlukan
Etsa Kimiawi
Daerah kristalin dalam polimer dapat dilihat dengan etsa oleh asam atau dengan pelarutan parsial permukaan sampel dengan pelarut Daerah kristalin akan bereaksi lebih lambat dibandingkan daerah amorf, sehingga menimbulkan kontras pada mikrostruktur Supaya tidak terbentuk gambar mikrostruktur yang kabur proses etsa harus dikontrol agar tidak terjadi overetch pada daerah amorf
Gambar..2. Gambar SEM dengan etsa plasma dengan argon (A) glass fiber (B) PET film amorf (C) PET kristalin dan (D) aramid
Referensi
http://books.google.co.id/books/about/Plasma_depo sition_treatment_and_etching.html?id=S9JRAAAA MAAJ&redir_esc=y (diakses pada 19 Mei 2013 15.09) http://books.google.co.id/books?id=8N6b5B7bEVs C&pg=PA229&lpg=PA229&dq=plastography+surf ace+preparation&source=bl&ots=IZFqFceYew&sig =NOBAxlrbxuRWnP_O8hwQUzivUcQ&hl=id&sa =X&ei=0jyTUfWCCsPmrAfhnIGIBg&redir_esc=y #v=onepage&q=plastography&f=false (diakses pada 18 Mei 2013 21.34)