You are on page 1of 29

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Blok Kegawat-Daruratan adalah blok ke-XX pada semester 7 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan kasus mengenai multiple trauma

1.2

Maksud dan Tujuan 1. Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Data Tutorial Tutor Waktu : dr. Irfanuddin, Sp.KO, M.Pd.Ked : Senin, 23 September 2013 Kamis, 25 September 2013 Moderator Sekretaris Meja Sekretaris Papan Peraturan Tutorial : Jeffri Wahyudi : Ringga Alifiandika Maulana : Famela : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan 2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat 3. Berbicara yang sopan dan penuh tata karma.

2.2

Skenario Kasus Tn. Agus, 25 tahun, seorang buruh bangunan sedang bekerja di lantai 2 tiba-tiba terjadi kebakaran dilantai tersebut, dan api menyambar Tn. Agus, kemudian Tn. Agus menyelamatkan diri dengan cara melompat dari lantai 2. Perut Tn. Agus membentur benda keras, lengan kiri dan kanan mengalami luka bakar dan ia juga mengeluh nyeri dan bengkak di paha kiri atas. 15 Menit kemudian ia dibawa ke UGD RSMP dalam keadaan sadar dan mengeluh nyeri pada perut da paha kiri serta nyeri pada daerah luka bakarnya. Pemeriksaan Primer (Primary Survey) menunjukan tanda-tanda : - Tanda vital: Pasien sadar, berat badan 55 kg, Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 114x/menit, RR 24x/ menit, temp axilla 36,5oC Pemeriksaan sekunder (Secondary Survey) : -Kepala: Tidak terdapat jejas, Mata: tidak ada kelainan, Telinga dan hidung, Mulut: pasien bisa berbicara -Leher: dalam batas normal, vena jugularis datar (tidak distensi) -Thoraks: Inspeksi : Tidak ada jejas, frekuensi 24x/menit, gerak nafas simetris

Palpasi: nyeri tekanantidak ada, krepitasi tidak ada, stem fremitus sama kiri dan kanan Perkusi: sonor kanan dan kiri Auskultasi: Suara paru vesikuler, suara jantung jejas, reguler

-Abdomen: Inspeksi: Tampak jejas abdomen di kiri atas Palpasi: Nyeri tekan kuadran kiri atas abdomen Perkusi: Timpani, pekak, di abdomen kiri atas Auskultasi: Bising usus terdengar diseluruh bagian abdomen

-Ekstremitas superior: Terdapat luka bakar pada lengan anterior atas dan bawah di bagian kiri dan kanan. Ditemukan warna kulit kemerahan dan terbula. -Ekstremitas inferior Regio Femur sinistra: Inspeksi: tampak deformitas, soft tissue swelling. Palpasi: Nyeri tekan, arteri dorsalis pedis teraba, ROM: Aktif di daerah sendi lutut dan panggul

Data tambahan : Foto thoraks AP: dalam batas normal, foto servikal lateral: dalam batas normal, foto femur sinistra AP/LAT: tampak fraktur femur 1/3 proximal transversal, cum contractionum, pada saat dipasang kateter urin: keluar urin jernih sebanyak 50 cc.

2.3

Paparan 2.3.1 Klarifikasi Istilah 1. Luka bakar : Hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, termal, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, gigitan serangga. 2. Nyeri : Perasaan tidak nyaman/menderita yang disebabkan rangsangan dari ujungujung syaraf 3. Bengkak : Menjadi besar karena suatu penyakit, salah satu dari peradangan, salah satu pembesaran yang morbid.

4. Primary Survey : Pemeriksaan cepat untuk menentukan kondisi yang mengancam nyawa. 5. Temperature Axilla : Panas dinginnya suhu tubuh yang diukur pada regio axilla. 6. Secondary Survey : Mencari perubahan-perubahan yang dapat berkembang menjadi lebih gawat yang mengancam jiwa (head to toe) 7. Distensi : Penggelembungan atau pelebaran 8. Jejas : Perlukaan 9. Bula : Lepuhan, suatu lesi kulit yang berbatas jelas mengandung cairan meninggi biasanya diameterny lebih dari 5mm. 10. Krepitasi : Suara bergerak dikarenakan terjadi penggesaka ujung-ujung tulang yang patah 11. Deformitas : Perubahan bentuk tubuh sebagian atau seluruhnya. 12. Tissue swelling : Pembesara abnormal pada jaringan sementara pada bagian atau daerah tubuh tertentu. 13. Fraktur : Pemecahan suat bagian khususnya tulang 14. Cum contractionum : Penggeseran searah sumbu

2.3.2 Identifikasi Masalah 1. Tn. Agus, 25 tahun, seorang buruh bangunan sedang bekerja di lantai 2 tiba-tiba terjadi kebakaran dilantai tersebut, dan api menyambar Tn. Agus, 2. Perut Tn. Agus membentur benda keras, lengan kiri dan kanan mengalami luka bakar dan ia juga mengeluh nyeri dan bengkak di paha kiri atas. 3. Tn. Agus menyelamatkan diri dengan cara melompat dari lantai 2. 15 Menit kemudian ia dibawa ke UGD RSMP dalam keadaan sadar dan mengeluh nyeri pada perut da paha kiri serta nyeri pada daerah luka bakarnya. 4. Pemeriksaan Primer (Primary Survey) menunjukan tanda-tanda Tanda vital: Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 114x/menit 5. Pemeriksaan sekunder (Secondary Survey) : -Abdomen: Inspeksi: Tampak jejas abdomen di kiri atas Palpasi: Nyeri tekan kuadran kiri atas abdomen Perkusi: Timpani, pekak, di abdomen kiri atas

Auskultasi: Bising usus terdengar diseluruh bagian abdomen

-Ekstremitas superior: Terdapat luka bakar pada lengan anterior atas dan bawah di bagian kiri dan kanan. Ditemukan warna kulit kemerahan dan terbula. -Ekstremitas inferior Regio Femur sinistra: Inspeksi: tampak deformitas, soft tissue swelling. Palpasi: Nyeri tekan, arteri dorsalis pedis teraba, ROM: Aktif di daerah sendi lutut dan panggul 6. foto femur sinistra AP/LAT: tampak fraktur femur 1/3 proximal transversal, cum contractionum

2.3.3 Analisis Masalah 1.Tn. Agus, 25 tahun, seorang buruh bangunan sedang bekerja di lantai 2 tiba-tiba terjadi kebakaran dilantai tersebut, dan api menyambar Tn. Agus.

A. Apa dampak api menyambar Tn. Agus? Jawab : Dampak dari Luka bakar adalah jaringan yang terkena bisa mengalami kerusakan atau kehilangan baik sebagian atau seluruhnya. Keadaan ini dapat menyebabkan :

1. Infeksi 2. Ketidak seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit) 3. Distress pernapasan 4. Syok hipovolemik 5. Kecacatan 6. Kematian

B. Apa penyebab dan klasifikasi luka bakar? Jawab : Luka bakar dapat disebabkan :

1) Luka Bakar Suhu Tinggi(Thermal Burn) a)Gas

b)Cairan c) Bahan padat (Solid) 2)Luka Bakar Bahan Kimia (Chemical Burn) 3)Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn) 4)Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)

Klasifikasi luka bakar dapat dibedakan menjadi : 1. Berdasarkan Kedalaman luka bakar, yaitu : a) Derajat I (luka bakar superfisial) Luka bakar hanya terbatas pada lapisan epidermis. Luka bakar dengan derajat ini ditandai dengan kemerahan yang biasanay akan sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 5-7 hari. b) Derajat II (luka bakar dermis) Luka bakar derajat dua mencapai kedalaman dermis tapi masih ada elemen epitel yang tersisa seperti sel epitel basal, klenjar sebasea, kelenjar keringat, folikel rambut, sehingga luka akan sembuh dengan waktu 10-21 hari.

c) Derajat III Luka bakar meliputi seluruh kedalaman kuli, mungkin subkulit, atau organ yang lebih dalam. Oleh karena itu tidak ada lgi epitel yang hidup maka untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan cangkok kulit. Koagulasi protein yang terjadi berwarna puith, tidak ada bula, dan tidak ada nyeri. 2. Luas Luka Bakar Dalam dunia kedokteran perkiraan luas luka bakar yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan metoda rule of Nine dari wallace dengan membagi tubuh seseorang yang terkena luka bakar menjadi beberapa area, yaitu 1) kepala dan leher = 9% ; 2) lengan kiri = 9% , lengan kanan = 9% ; 3) badan bagian depan

= 18% , badan bagian belakang = 18% ; 4) Tungkai kiri = 18% , tungkai kanan = 18% ; 5) genitalia = 1%. total = 100% Artikel ini dibuat sakainget,

C. Bagaimana anatomi dan fisiologi kulit pada kasus ini? Jawab :

1. ANATOMI KULIT Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

EPIDERMIS Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis

gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbedabeda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam): 1. Stratum Korneum Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti. 2. Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis. 3. Stratum Granulosum Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans. 4. Stratum Spinosum Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans. 5. Stratum Basale (Stratum Germinativum) Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.

Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans). DERMIS Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai True Skin. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan : Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang. Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat. Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi

SUBKUTIS Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak.

Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.

Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

3.VASKULARISASI KULIT Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui embrane epidermis 4.FISIOLOGI KULIT Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.

D. Bagaimana patofisiologi luka bakar? Jawab :

A. Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam sirkulasi kapiler secara massive dan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena hilangnya atau rusaknya jaringan dan peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan cairan, plasma, dan protein akan lolos atau hilang dari compartment intravaskuler kedalam jaringan interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap dalam sirkulasi dan menyebabkan peningkatan hematokrit dan leukosit. Darah dan cairan akan hilang melalui evaporasi kulit yang meningkat sehingga terjadi kekurangan cairan. Peningkatan metabolisme juga dapat menyebabkan kehilangan cairan melalui sistem pernapasan. B. Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh mengadakan respon dengan menurunkan sirkulasi sistem gastrointestinal yang mana dapat terjadi ilius paralitik (suatu keadaan akut abdomen berupa kembung /distensi abdomen, karena usus tidak berkontraksi akibat adanya gangguan motilitas), tachycardia dantachypnea merupakan kompensasi untuk menurunkan volume vaskuler dengan meningkatkan kebutuhan oksigen terhadap injury jaringan dan perubahan sistem. Kemudian menurunkan perfusi pada ginjal, dan terjadi vasokontriksi yang akan berakibat pada depresi filtrasi glomerulus dan oliguri. C. Repon luka bakar akan meningkatkan aliran darah ke organ vital dan menurunkan aliran darah ke perifer dan organ yang tidak vital. D. Respon metabolik pada luka bakar adalah hipermetabolisme yang merupakan hasil dari peningkatan sejumlah energi, peningkatan katekolamin; dimana terjadi peningkatan temperatur dan metabolisme, hiperglikemi karena meningkatnya pengeluaran glukosa untuk kebutuhan metabolik yang kemudian terjadi penipisan glukosa, ketidakseimbangan nitrogen oleh karena status hipermetabolisme dan injury jaringan. E. Kerusakan pada sel daerah merah dan hemolisis menimbulkan anemia, yang kemudian akan meningkatkan curah jantung untuk mempertahankan perfusi. F. Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon pertumbuhan karena terfokus pada penyembuhan jaringan yang rusak. G. Pembentukan edema karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan pada saat yang sama terjadi vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler. Terjadi pertukaran elektrolit yang abnormal antara sel dan cairan interstisial dimana secara khusus natrium masuk kedalam sel dan kalium keluar dari dalam sel. Dengan demikian mengakibatkan kekurangan sodium dalam intravaskuler.

2. Perut Tn. Agus membentur benda keras, lengan kiri dan kanan mengalami luka bakar dan ia juga mengeluh nyeri dan bengkak di paha kiri atas. A. Apa dampak perut Tn. Agus membentur benda keras? Jawab : Dampak dari perut Tn.Agus yang terbentur benda keras yaitu bisa terjadi trauma abdomen, trauma pada organ-organ di abdomen, yang mana organnya terbagi atas organ padat dan organ berongga bisa menyebabkan rupture atau cedera. Organ-organ tersebut, yaitu : - Organ padat : hati, limpa, pancreas dan ginjal - Organ berongga : usus kecil, usus besar, lambung dan kandung kemih.

B. Bagaimana anatomi dan fisiologi abdomen pada kasus? Jawab : Abdomen dapat didefinisikan sebagai daerah tubuh yang terletak antara diaphragma di bagian atas dan pintu masuk pelvis dibagian bawah. Untuk kepentingan klinik, biasanya abdomen dibagi menjadi empat kuadran. Cavum abdomen dibagi menjadi 4 kuadran seperti hal nya pada jam. Untuk membagi nya menjadi 4 kuadran ini dibutuhkan 2 garis, yaitu 1 garis vertical dan 1 garis horizontal. Garis vertical di dapat dengan cara kita menarik linea mediana anterior yaitu garis yang ditarik dari incisura jugularis melewati umbilicus hingga ke symphisis pubis. Lalu utk garis horizontal nya dari garis horizontal yg melewati umbilicus. Dinding perut mengandung struktur muskulo-aponeurosis yang kompleks. Di bagian belakang, struktur ini melekat pada tulang belakang, di sebelah atas pada iga, dan di bagian bawah pada tulang panggul. Dinding perut ini terdiri atas beberapa lapis, yaitu dari luar ke dalam, lapis kulit yang terdiri dari kutis dan subkutis; lemak subkutan dan fasia superfisial (fasia Scarpa); kemudian ketiga otot dinding perut, m. oblikus abdominis eksternus, m. oblikus abdominis internus, dan m. tranversus abdominis; dan akhirnya lapisan preperitoneal, dan peritoneum. Otot di bagian depan terdiri atas sepasang otot rektus abdominis dengan fasianya yang di garis tengah dipisahkan oleh linea alba.

Dinding perut membentuk rongga perut yang melindungi isi rongga perut. Perdarahan dinding perut berasal dari beberapa arah. Dari kranikaudal diperoleh pendarahan dari cabang aa.interkostales VI s/d XII dan a.epigastrika superior. Dari kaudal, a.iliaka sirkumfleksa superfisialis, a.pudenda eksterna, dan a.epigastrica inferior. Kekayaan vaskularisasi ini memungkinkan sayatan perut horizontal maupun vertikal tanpa menimbulkan gangguan pendarahan. Persarafan dinding perut dilayani secara segmental oleh n.torakalis VI s/d XII dan n.lumbalis I.9 Rongga perut (cavitas abdominalis) dibatasi oleh membran serosa yang tipis mengkilap yang juga melipat untuk meliputi organ-organ di dalam rongga abdominal. Lapisan membran yang membatasi dinding abdomen dinamakan peritoneum parietale, sedangkan bagian yang meliputi organ dinamakan peritoneum viscerale. Di sekitar dan sekeliling organ ada lapisan ganda peritoneum yang membatasi dan menyangga organ, menjaganya agar tetap berada di tempatnya, serta membawa pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf. Bagian-bagian peritoneum sekitar masing-masing organ diberi namanama khusus. 9 Mesenterium ialah bangunan peritoneal yang berlapis ganda, bentuknya seperti kipas, pangkalnya melekat pada dinding belakang perut dan ujungnya yang mengembang melekat pada usus halus. Di antara dua lapisan membran yang membentuk mesenterium terdapat pembuluh darah, saraf dan bangunan lainnya yang memasok usus. Bagian mesenterium di sekitar usus besar dinamakan mesokolon. Lapisan ganda peritoneum yang berisi lemak, menggantung seperti celemek di sebelah atas depan usus bernama omentum majus. Bangunan ini memanjang dari tepi lambung sebelah bawah ke dalam bagian pelvik abdomen dan kemudian melipat kembali dan melekat pada colon tranversum. Ada juga membran yang lebih kecil bernama omentum minus yang terentang antara lambung dan liver.2 Organ yang mungkin terkena pada kasus ini dalam rongga abdomen dibagi menjadi dua, yaitu : a. Organ Intraperitoneal

1. Limpa

Merupakan massa jaringan limfoid tunggal yang terbesar dan umumnya berbentuk oval, dan berwarna kemerahan. Terletak pada regio hypochondrium kiri, dengan sumbu panjangnya terletak sepanjang iga X dan kutub bawahnya berjalan ke depan sampai linea axillaris media, dan tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik. Batas anterior limpa adalah lambung, cauda pankreas, flexura coli sinistra. Batas posterior pada diaphragma, pleura kiri ( recessus costodiaphragmatica kiri ), paru kiri, costa IX, X, dan XI kiri. 9

2. Lambung Merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan mempunyai 3 fungsi utama: (1) menyimpan makanan dengan kapasitas 1500 ml pada orang dewasa; (2) mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk kimus yang setengah padat, dan (3) mengatur kecepatan pengiriman kimus ke usus halus sehingga pencernaan dan absorbsi yang efisien dapat berlangsung. Lambung terletak pada bagian atas abdomen, dari regio hipochondrium kiri sampai regio epigastrium dan regio umbilikalis. Sebagian besar lambung terletak di bawah iga-iga bagian bawah. Batas anterior lambung adalah dinding anterior abdomen, arcus costa kiri, pleura dan paru kiri, diaphragma, dan lobus kiri hati. Sedangkan batas posterior lambung adalah bursa omentalis, diaphragma, limpa, kelenjar suprarenal kiri, bagian atas ginjal kiri, arteri lienalis, pankreas, mesocolon tranversum, dan colon tranversum. Secara kasar lambung berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum, dua curvatura yang disebut curvatura mayor dan minor, serta dua permukaan anterior dan posterior. Lambung dibagi menjadi fundus, corpus dan antrum. Fundus berbentuk kubah dan menonjol ke atas terletak di sebelah kiri ostium cardiacum. Biasanya fundus terisi gas. Sedangkan corpus adalah badan dari lambung. Antrum merupakan bagian bawah dari lambung yang berbentuk seperti tabung. Dinding ototnya membentuk sphincter pyloricum, yang berfungsi mengatur kecepatan pengeluaran isi lambung ke duodenum. Membran mukosa lambung tebal dan memiliki banyak pembuluh darah yang terdiri dari banyak lipatan atau rugae. Dinding otot lambung mengandung serabut longitudinal, serabut sirkular dan serabut oblik. Serabut longitudinal terletak paling superficial dan

paling banyak sepanjang curvatura, serabut sirkular yang lebih dalam mengelilingi fundus lambung,dan menebal pada pylorus untuk membentuk sphincter pyloricum. Sedangkan serabut oblik membentuk lapisan otot yang paling dalam, mengelilingi fundus berjalan sepanjang anterior dan posterior. 9

b. Organ Retroperitoneal 1. Ginjal Berperan penting dalam mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh dan mempertahankan keseimbangan asam basa darah. Kedua ginjal berfungsi mengekskresi sebagian besar zat sampah metabolisme dalam bentuk urin. Ginjal berwarna coklat-kemerahan, terletak tinggi pada dinding posterior abdomen, sebagian besar ditutupi oleh tulang iga. Ginjal kanan terletak lebih rendah dibanding ginjal kiri, dikarenakan adanya lobus kanan hati yang besar. Ginjal dikelilingi oleh capsula fibrosa yang melekat erat dengan cortex ginjal. Di luar capsula fibrosa terdapat jaringan lemak yang disebut lemak perirenal. Fascia renalis mengelilingi lemak perirenal dan meliputi ginjal dan kelenjar suprarenalis. Fascia renalis merupakan kondensasi jaringan areolar, yang di lateral melanjutkan diri sebagai fascia tranversus. Di belakang fascia renalis terdapat banyak lemak yang disebut lemak pararenal. Batas anterior ginjal kanan pada kelenjar suprarenalis, hati, bagian kedua duodenum, flexura coli dextra. Batas posterior pada diaphragma, recessus costodiaphragmatica pleura, costa XII, m. Psoas, m. Quadratus lumborum, dan m. Tranversus abdominis. Pada ginjal kiri, batas anterior pada kelenjar suprarenalis, limpa, lambung, pankreas, flexura coli kiri, dan lekukan-lekukan jejunum. Batas posterior pada diaphragma, recessus costodiaphragmatica pleura, costa XI, XII, m. Psoas, m. Quadratus lumborum, dan m. Tranversus abdominis. 9

2. Pankreas Merupakan kelenjer eksokrin dan endokrin, organ lunak berlobus yang terletak

pada dinding posterior abdomen di belakang peritonium. Bagian eksokrin kelenjer menghasilkan sekret yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak, dan karbohirat. Bagian endokrin kelenjer, yaitu pulau langerhans, menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang berperan penting dalam metabolisme karbohidrat. Pankreas menyilang bidang transpilorica. Dibagi menjadi empat bagian, yaitu : (1) caput pankreas berbentuki seperti cakram, terletak pada bagian cekung duodenum. Sebagian caput meluas ke kiri di belakang av. Mesenterica superior dan dinamakan processus uncinatus; (2) collum pancreas merupakan bagian yang mengecil dan menghubungkan caput dengan corpus pankreas. Terletak di depan pangkal vena porta dan pangkal arteri mesenterica superior dari aorta; (3) corpus berjalan ke atas dan kiri menyilang garis tengah; (4) cauda berjalan menuju ke ligamentum lienorenalis dan berhubungan dengan hilus limpa. Batas anterior pankreas dari kanan ke kiri : colon tranversum, perlekatan mesocolon tranversum, bursa omentalis, dan lambung. Sedangkan batas posterior pankreas dari kanan ke kiri : ductus choledochus, vena porta, vena lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal arteri mesenterica superior, m. Psoas kiri, kelenjer suprarenalis kiri, ginjal kiri, dan hilus limpa.

C. Bagaimana pertolongan pertamayang harus dilakukan pada kasus ini? Jawab : Pertolongan pertama yang harus kita lakukan adalah meminta pertolongan kepada siapa pun, kemudian segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk memadamkan apinya. Kemudian tanggalkan pakaian si korban dan bawa orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut basah pada daerah luka bakar. Jangan membawa orang dengan luka bakar dalam keadaan terbuka karena dapat menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang terekspose udara luar dan menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar biasanya diberikan obat-obatan penahan rasa sakit jenis analgetik : Antalgin, aspirin, asam mefenamat samapai penggunaan morfin oleh tenaga medis.

3. Tn. Agus menyelamatkan diri dengan cara melompat dari lantai 2. 15 Menit kemudian ia dibawa ke UGD RSMP dalam keadaan sadar dan mengeluh nyeri pada perut da paha kiri serta nyeri pada daerah luka bakarnya. Apa penyebab nyeri dan bengkak di paha kiri atas Tn. Agus? Jawab : Fraktur pada region femoris sehingga menyebabkan spasme otot sehingga terjadi nyeri secara terus menerus dan bertambah berat sampai fragmen tulang diimobilisasi. Pembengkakan terjadi sebagai akibat trauma dan pendarahan yang mengikuti fraktur. Bagaimana Anatomi dan fisiologi regio femoris? Jawab : Di sebelah atas, femur bersendi dengan acetabulum untuk membentuk articulation coxae dan dibawah dengan tibia dan patella untuk embentuk articulation genus.

Ujung atas femur memiliki : Caput femoris : membentuk kira-kira 2/3 dari bulatan dan bersendi dengan acetabulum os coxae untuk membentuk articulation coxae.\ Collum femoris : menghubungkan caput dengan corpus, berjalan kebawah, ke belakang, dan leteral serta membentuk sudut 125 derajat dengan sumbu panjang corpus femoris. Sudut dapat berubah akibat adanya penyakit. Trochanter Mayor dan Minor : tonjolan besar pada taut antara collum dan corpus. Corpus femoris : pada linea aspera melekat otot-otot dan septa intermuscularis ( pada bagian posterior yang berigi) Bagaimana mekanisme nyeri pada perut dan paha kiri atas serta nyeri pada daerah luka bakar pada kasus? Jawab : Cedera struktur intraabdomen dapat diklasifikasikan ke dalam 2 mekanisme utama, yaitu tenaga kompresi (hantaman) dan tenaga deselerasi. Tenaga kompresi (compression or concussive forces) dapat berupa hantaman langsung atau kompresi

eksternal terhadap objek yang terfiksasi. Hal yang sering terjadi hantaman menyebabkan sobek dan hematom subkapsular pada organ padat visera. Hantaman juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan intralumen pada organ berongga dan menyebabkan ruptur. Sedangkan tenaga deselerasi menyebabkan regangan dan sobekan linier organ-organ yang terfiksasi. Cidera deselerasi klasik termasuk hepatic tear sepanjang ligamentum teres dan cidera intima pada arteri renalis (Salomone & Salomone,2011). Salomone & Salomone (2011) menyatakan bahwa trauma tumpul akibat hantaman secara umum dibagi ke dalam 3 mekanisme, yaitu : Yang pertama ketika tenaga deselerasi hantaman menyebabkan pergerakan yang berbeda arah dari struktur tubuh yang permanen. Akibatnya, kekuatan hantaman menyebabkan organ viseral yang padat serta vaskularisasi abdomen menjadi ruptur, terutama yang berada di daerah hantaman. Yang kedua ketika isi dari intra abdomen terhimpit antara dinding depan abdomen dan kolumna vertebralis atau posterior kavum thorak. Hal ini dapat merusak organorgan padat visera seperti hepar, limpa dan ginjal. Yang ketiga Ketiga adalah kekuatan kompresi eksternal yang mengakibatkan peningkatan tekanan intra abdomen secara mendadak dan mencapai puncaknya ketika terjadi ruptur organ. Pada penderita ini terjadinya jejas pada abdomen disebabkan karena terhimpitnya pasien saat terjadi kecelakaan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya himpitan pada organ intra abdomen antara dinding depan abdomen dan kolumna vertebralis.

Mekanisme: melompat dari ketinggian hantaman benda tumpul menyebabkan sobek dan hematom subkapsular pada organ padat visera. Hantaman juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan intralumen pada organ berongga dan menyebabkan rupture yaiturupture lien yang menyebabkan nyeri perut

D. Apa saja klasifikasi nyeri perut? Jawab : Karakteristik Nyeri :

Nyeri alih Nyeri alih terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari suatu daerah. Misalnya, diafragma yang berasal dari regio leher C3 C5 pindah ke bawah pada masa embrional sehingga rangsangan pada diafragma oleh perdarahan atau peradangan akan dirasakan di bahu. Demikian juga pada kolesistitis akut, nyeri dirasakan di daerah ujung belikat. Abses dibawah diafragma ata rangsangan karena radang atau trauma pada permukaan atau limpa atau hati juga dapat mengakibatkan nyeri di bahu. Kolik ureter atau kolik pyelum ginjal, biasanya dirasakan sampai ke alat kelamin luar seperti labium mayus atau pada testis pada pria. Nyeri kontinyu Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum parietal akan dirasakan terusmenerus karena berlangsung terus, misalnya pada reaksi radang. Pada saat pemeriksaan penderita peritonitis, ditemukan nyeri tekan setempat. Otot dinding perut menunjukkan defans muskuler secara refleks untuk melindungi bagian yang meradang dan menghindari gerakan atau tekanan setempat. Nyeri kolik Nyeri kolik merupakan nyeri yang hilang timbul yang menunjukkan suatu obstruksi organ berongga (lumen), organ yang berdinding otot (usus, empedu, duktus biliaris, ureter) Kolik merupakan nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga dan biasanya disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminar). Nyeri ini timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Karena kontraksi ini berjeda, kolik dirasakan hilang timbul. Fase awal gangguan perdarahan dinding usus juga berupa kolik. Serangan kolik biasanya disertai perasaan mual, bahkan sampai muntah. Dalam serangan, penderita sangat gelisah, kadang sampai berguling-guling di tempat tidur atau di jalan. Yang khas ialah trias kolik yang terdiri atas serangan nyeri yang kumat-kumatan disertai mual dan muntah dan gerak paksa. Nyeri iskemik Nyeri perut dapat juga berupa nyeri iskemik yang sangat hebat, menetap, dan tidak menyurut. Nyeri ini merupakan tanda adanya jaringan yang terancam nekrosis. Lebih lanjut akan tampak tanda intoksikasi umum, seperti takikardia, keadaan umum yang memburuk, dan syok karena resorbsi toksin dari jaringan nekrosis. Nyeri pindah Kadang nyeri berubah sesuai perkembangan patologi. Misalnya pada tahap awal appendisitis, sebelum radang mencapai permukaan peritoneum, nyeri viseral dirasakan sekitar pusat disertai rasa mual karena appendiks termasuk usus tengah. Setelah radang terjadi di seluruh dinding termasuk peritoneum viseral, terjadi nyeri akibat rangsangan peritoneum yang merupakan nyeri somatik. Pada saat ini, nyeri dirasakan tepat pada letak peritoneum yang meradang, yaitu diperut kanan bawah. Jika appendiks kemudian mengalami nekrosis dan gangren, nyeri berubah lagi menjadi nyeri iskemik yang hebat, menetap dan tidak menyurut, kemudian penderita dapat jatuh dalam keadaan toksis. Pada perporasi tukak peptik duodenum, isi duodenum yang terdiri atas cairan asam garam dan empedu masuk rongga abdomen yang sangat merangsang peritoneum setempat. Pasien merasakan sangat nyeri di tempat rangsangan itu, yaitu diperut bagian atas. Setelah beberapa waktu, isi cairan lambung mengalir ke kanan bawah, melalui jalandisebelah lateral kolon asendens sampai ke tempat kedua, yaitu rongga perut kanan bawah, sekitar sekum. Nyeri itu kurang tajam dan kurang hebat dibandingkan nyeri pertama karena terjadi pengenceran. Pasien sering mengeluh bahwa nyeri yang mulai di ulu hati pindah ke kanan bawah. Proses ini berbeda sekali dengan proses nyeri pada appendisitis akut. Akan tetapi kedua keadaan ini, appendisitis akut maupun perporasi

lambung atau duodenum, akan mengakibatkan peritonitis purulenta umum jika tidak segera ditanggulangi dengan tindakan bedah Nyeri disertai rasa panas biasanya mengindikasikan karena pengaruh asam dan berhubungan dengan lambung, duodenum atau bagian esofagus bawah Nyeri tajam konstan dangkal karena iritasi peritoneal adalah khas ulkus perforasi atau usus buntu yang pecah, kista ovarium, atau kehamilan ektopik. Rasa sakit, mencengkeram pemasangan obstruksi usus kecil (dan kadang-kadang pankreatitis awal) biasanya terputus-putus, tidak jelas, mendalam, dan puncaknya pada awalnya, tetapi segera menjadi lebih tajam, tak henti-hentinya, dan lebih baik lokal. Tidak seperti sakit menggelisahkan tapi lumayan berhubungan dengan obstruksi usus, nyeri yang disebabkan oleh lesi occluding saluran yang lebih kecil (saluran empedu, tabung rahim, dan ureter) cepat menjadi gangguan yang tidak tertahankan. Kolik jika ada interval bebas nyeri yang mencerminkan kontraksi intermiten otot polos, seperti pada kolik uretra. Dalam arti sempit, yang kolik istilah empedu adalah keliru karena sakit empedu tidak mengampuni. Alasannya adalah bahwa kantong empedu dan saluran empedu, kontras dengan ureter dan usus, tidak memiliki gerakan peristaltik. Kolik biasanya segera diatasi dengan analgesik. nyeri iskemik karena usus terjepit atau trombosis mesenterika hanya sedikit diredakan bahkan oleh narkotika. Nyeri disebabkan oleh peritonitis lokal, terutama bila mempengaruhi organ-organ perut bagian atas, cenderung diperburuk oleh gerakan atau bernapas dalam-dalam. Jenis nyeri perut Keluhan yang menonjol adalah nyeri perut. Adapun jenis nyeri perut terdiri dari : 1. Nyeri Viseral

Terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga perut. Peritonium visceral yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak peka terhadap rabaan atau pemotongan. Dengan demikian sayatan atau penjahitan pada usus dapat dilakukan tanpa rasa nyeri padapasien. Akan tetapi bila dilakukan penarikan atau peregangan organ atau terjadi kontraksiyang berlebihan pada otot sehingga menimbulkan iskemik, misalnya pada kolik atau radang pada appendisitis maka akan timbul nyeri. Pasien yang mengalami nyeri viseral biasanyatidak dapat menunjukkan secara tepat letak nyeri sehingga biasanya ia menggunakanseluruh telapak tangannya untuk menunjuk daerah yang nyeri. Nyeri viseral kadang disebut juga nyeri sentral (Sjamsuhidajat et all,2004).

Penderita memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan embrional organ yang terlibat. Saluran cerna berasal dari foregut yaitu lambung, duodenum, system hepatobilier dan pankreas yang menyebabkan nyeri di ulu hati atau epigastrium. Bagian saluran cerna yang berasal dari

2. Nyeri Somatik Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi, danluka pada dinding perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk atau disayat, dan pasien dapat menunjukkansecara tepat letaknya dengan jari. Rangsang yang menimbulkan nyeri ini berupa rabaan, tekanan,rangsang kimiawi atau proses radang. Gesekan antara visera yang meradang menimbulkan rangsang peritoneum dan menyebabkan nyeri. Peradangan nya sendiri maupun gesekan antar kedua peritoneum menyebabkan perubahan intensitas nyeri. Gesekan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral pada apendisitis akut.

E. Apa interpretasi Tn. Agus dalam keadaan sadar? Jawab : Interpretasi dari keadaan Tn. Agus yang masih dalam keadaan sadar berarti suplai Oksigen masih baik dan sampai ke dalam otak dan juga tidak ada trauma cervikal.

4.Pemeriksaan Primer (Primary Survey) menunjukan tanda-tanda : Tanda vital: Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 114x/menit

A. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan primary survey? Jawab : a. TD : 100/70 mmHg : Hipotensi b. Nadi : 114 x/menit : Takikardi c. Bagiamana hubungan antara tanda vital dengan ABCDE?

Gejala Klinis Hipotensi Takikardi Kesadaran RR T Fraktur

A -

B -

C + + +

D -

E + +

Femur Luka bakar Trauma Abdomen + + +

5. Pemeriksaan sekunder (Secondary Survey) : -Abdomen: Inspeksi: Tampak jejas abdomen di kiri atas Palpasi: Nyeri tekan kuadran kiri atas abdomen Perkusi: Timpani, pekak, di abdomen kiri atas Auskultasi: Bising usus terdengar diseluruh bagian abdomen

-Ekstremitas superior: Terdapat luka bakar pada lengan anterior atas dan bawah di bagian kiri dan kanan. Ditemukan warna kulit kemerahan dan terbula. -Ekstremitas inferior Regio Femur sinistra: Inspeksi: tampak deformitas, soft tissue swelling. Palpasi: Nyeri tekan, arteri dorsalis pedis teraba, ROM: Aktif di daerah sendi lutut dan panggul

Bagaimana interpretasi dari p.sekunder : A. Abdomen : Jawab : Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Interpretasi : tampak jejas di abdomen kiri atas : nyeri tekan kuadran abdomen kiri atas : timpani, pekak di abdomen kiri atas : bising usus terdengar diseluruh lapang abdomen : kemungkinan terjadi trauma di limpa.

B. Ekstremitas superior ? Jawab : Terdapat luka bakar pada lengan anterior atas dan bawah dibagian kiri dan kanan. Ditemukan warna kulit kemerahan dan terdapat bula. Interpretasi, Luka bakar derajat II. - Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis. - Dijumpai bullae. - Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. - Dasar luka berwarna merah.

C. Ekstremitas inferior sinistra ? Jawab : Inspeksi Palpasi ROM Interpretasi : tampak deformitas, soft tissue swelling : Nyeri tekan, arteri dorsalis pedis teraba : aktif terbatas didaerah sendi lutut dan panggul : terjadi fraktur tertutup di paha kiri, arteri dorsalis pedis teraba menandakan tidak terjadi gangguan pada sirkulasi darah ke ekstremitas inferior.

6.

foto femur sinistra AP/LAT: tampak fraktur femur 1/3 proximal transversal, cum contractionum

A. Bagaimana interpretas dari data tambahan foto femur sinistra AP/LAT Jawab : Adanya frakur pada bagian 1/3 proksimal lateral dan terjadi pergeseran searah sumbu.

7.

Apa saja pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan pada kasus ini?

Jawab : USG : untuk memeriksa oragan abdomen yang lainnya. Untuk melihat apakah ada rupture atau tidak.

8.

Apa diagnosis pasti pada kasus ini?

Jawab : Trauma multiple : Luka bakar derajat 2, ringan, trauma abdomen dan fraktur

9. -

Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini?

Jawab : Penatalaksanaan awal Sebelum dilakukan pengobatan definitive pada satu fraktur, maka diperlukan : a. Pertolongan pertama Pada penderita fraktur yang penting dilakukan adalah membersihkan halan napas, menutup luka dengan perban bersih dan immobilisasi fraktur pada anggota gerak yang terkena agar penderita merasa nyaman dan mengurangi nyeri sebelum diangkut dengan ambulans b. Penilaian klinis Sebelum menilai fraktur, perlu dilakukan penilaian klinis, apakah luka itu tembus tulang, adakah rauma pembuluh darah dan saraf ataukah trauma alatalat dalam lainnya. c. Resusitasi Kebanyakan penderita fraktur multiple tiba di rumah sakit dengan syok, sehingga diperlukan resusitasi sebelum diberikan terapi pada fraktur, dapat berupa pemberian tranfusi darah dan cairan lainnya.

Dalam kasus ini pasien harus segera diberikan resusitasi cairan (Ringer Laktat atau NaCl 0.9%) dengan dosis yang sesuai dengan berat badan pasien. Cara Baxter Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL Pada kasus = 9 x 55 x 4 = 1980 mL Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua. Prinsip umum pengobatan fraktur Ada enam prinsip pengobatan fraktur : a) Jangan membuat keadaan lebih jelek b) Pengobatan berdasarkan diagnosis dan prognosis yang akurat c) Seleksi pengobatan dengan tujuan khusus 1) Menghilangkan nyeri 2) Memperoleh posisi yang baik dari fragmen 3) Mengusahakan terjadinya penyembuhan tulang 4) Mengembalikan fungsinya secara optimal 5) Realistic dan praktis memilih jenis pengobatan 6) Seleksi pengobatan sesuai dengan individual Metode pengobatan fraktur : 1) Fraktur tertutup Metode pengobatan umumnya dibagi dalam : a) Konservatif 1) Mencegah trauma lebih lanjut 2) Imobilisasi dengan bidai eksterna b) Reduksi tertutup dengan fiksasi eksterna atau fiksasi kutaneus c) Reduksi terbuka dan fiksasi interna atau fiksasi eksterna tulang d) Eksisi fragmen tulang dan penggantian proses.

10. Apa saja penyulit yang dapat dialami pada kasus ini? Jawab : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Trombosisperna Pankreatitis Emboli Syok Hemmoragick Obstruksi usus Gagal ginjal kronik

11. Bagaimana peluang pada kasus ini? Jawab : 1. Quo ad vitam : Dubia ad Bonam 2. Quo ad fungsionam : Dubia ad Bonam

12. Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus ini? Jawab : Luka bakar derajat 1 dan 2 : 4A Tingkat Kemampuan 4A: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter

Fraktur terbuka, tertutup 3B 3B. Gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien.

13. Bagimana pandangan islam pada kasus ini ? Jawab : Al baqarah ayat 155 155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

2.3.4 Kerangka Konsep

FR

Kebakaran

Luka bakar dilengan kanan dan kiri Terbentur benda keras di abdomen

Melompat

Luka bakar derajat 2, sedang

Fraktur femur sinistra

Nyeri Trauma abdomen Bengkak Bula ROM, F.rontgen Nyeri Nyeri

2.3.5 Kesimpulan Tn. Agus, 25 tahun mengalami trauma abdomen, fraktur fremur sinistra, dan luka bakar ringan derajat dua pada ekstremitas superior anterior karena multiple trauma

DAFTAR PUSTAKA

Bresler, Michael Jay, George L. Sternbach; Suyono, Y. Joko (terj.); Manual Kedokteran Darurat, Ed. 6, Jakarta: EGC, 2007, 2-8, 30-43, 44-47, 63. Committee, American College of Surgeons. 2004. Advanced Trauma Life Support untuk Dokter, Ed. 7, Chicago: 633 N. Saint Clair St. 44-47, 112-125. Lumbantobing, S.M. 2010. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental, Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Putz, R., R. Pabst (ed.); Suyono, Y. Joko (terj.). 2007. Sobotta : Atlas Anatomi Manusia, Ed. 22, Jilid 2, Jakarta: EGC, 52 54. Black, Joyce M. 1997. Medical Surgical Nursing fifth edition : clinical managemen for continuity of care. Philadelfia : WB. Saunders company Ignativicus, Donna D ; Workman. 2006. Medical Surgical Nursing Critical Thinking for Collaborative Care. USA : Elsevier Saunders Soewandi, S. Akut Abdomen Pada Alat Pencernaan orang dewasa. Sjamsuhidayat,R .1997.Buku Ajar Bedah. Jakarta:EGC M Sjaifudin Noer. 2006. Penanganan Luka Bakar, Airlangga University Press. David S. Perdanakusuma. 2006. Penanganan Luka bakar, Airlangga University Press. R Sjamsuhidajat, Wim De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah Penerbit Buku Kedokteran, EGC. 2007 _____. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/ Ilmu Bedah, Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya.

You might also like