You are on page 1of 14

UJI AKTIVITAS DIURETIK KOMBINASI INFUSA HERBA PUTRI MALU (Mimosa pudica L.

) DAN BUNGA EKOR KUCING (Acalypha hispida Burm.f.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR HIDAYAT, ROHMAD NUR. 2013. UJI AKTIVITAS DIURETIK KOMBINASI INFUSA HERBA PUTRI MALU (Mimosa pudica L.) DAN BUNGA EKOR KUCING (Acalypha hispida Burm.f.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR. SKRIPSI. FAKULTAS FARMASI, UNIVERSITAS SETIA BUDI, SURAKARTA. Hidayat Rohmad Nur1, Ningsih Dwi2,Herdwiani Wiwin2
1 2

) Mahasiswa Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi ) Dosen Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi

ABSTRAK Herba putri malu (Mimosa pudica L.) dan bunga ekor kucing (Acalypha hispida Burm.f.) dapat digunakan sebagai peluruh kencing (diuretik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek diuretik kombinasi infusa herba putri malu dan bunga ekor kucing pada tikus putih jantan galur wistar. Hewan uji yang digunakan sebanyak 35 ekor, dibagi menjadi 7 kelompok yaitu : suspensi furosemid (kontrol positif), suspensi PVP 1 % (kontrol negatif), infusa herba putri malu 100 mg / 200 g BB, infusa bunga ekor kucing 180 mg / 200 g BB, kombinasi infusa herba putri malu dan bunga ekor kucing (50 mg : 50 mg) / 200 g BB, kombinasi infusa herba putri malu dan bunga ekor kucing (25 mg : 135 mg) / 200 g BB, kombinasi infusa herba putri malu dan bunga ekor kucing (75 mg : 25 mg) / 200 g BB yang diberikan secara oral dengan volume pemberian 3 ml / 200 g BB. Kemudian volume urin dicatat pada jam ke 6, 12 dan 24. Efek diuretik dapat dilihat dari hasil dari hasil analisa data AUC 0-6, AUC 6-12, AUC 12-24 dan AUC 0-24 yang diperoleh dari volume urin tiap waktu pengamatan. Analisa data dilakuakn dengan analisa parametik dengan anova satu jalan (analisa varian satu jalan) dan Tukey HSD dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian di dapat bahwa kombinasi infusa herba putri malu dengan bunga ekor kucing mempunyai efek diuretik. Dosis yang memiliki efek diuretik paling optimal yaitu kombinasi infusa herba putri malu dengan bunga ekor kucing (25 mg : 135 mg) / 200 g BB. Kata kunci : infusa herba putri malu (Mimosa pudica L.), infusa bunga ekor kucing (Acalypha hispida Burm.f.), diuretik, furosemid

ABSTRACT Putri malu herb (Mimosa pudica L.) and ekor kucing flower (Acalypha hispida Burm.f.) can be used as urine emetic (diuretic). This research aims to know the diuretic effect of combination infusa herb putri malu and ekor kucing flower in white male mice wistar strain. Animal tests used as many as 35 tail, which are divided into 7 treatment groups those are : furosemid suspension dose of 2,16 mg / 200 g WB (positive control), 1 % PVP suspension dose of 3 ml / 200 g WB, infusa putri malu herb 100 mg / 200 g WB, infusa ekor kucing flower 180 mg / 200 g WB, infusa putri malu herb and ekor kucing flower (50 mg : 90 mg) / 200 g WB, infusa putri malu herb and ekor kucing flower (25 mg : 135 mg) / 200 g WB, infusa putri malu herb and ekor kucing flower (75 mg : 45mg) / 200 g WB given orally with volume of 3 ml / 200 g WB. Then the urine volume are recorde at 6th, 12th and 24th hour. The diuretic effect can be seen from the data analysis results of AUC 0-6, AUC 6-12, AUC 12-24 and AUC 0-24 obtained from the urine volume each time of observation. Data analysis performed by parametric analysis with one way ANOVA (one way variant analysis) and Tukey HSD with 95 % significant level. The Research result obtained that combination infusa putri malu herb and ekor kucing flower has diuretic effect. The most effective dosis are combination infusa putri malu herb and ekor kucing flower (25 mg : 135 mg) / 200 g WB. Key words : infusa putri malu herb (Mimosa pudica L.), infusa ekor kucing flower (Acalypha hispida Burm.f.), diuretic, furosemide.

PENDAHULUAN Diuretik merupakan senyawa yang dapat menyebabkan ekskresi urin yang lebih banyak,

pudica L.) yang memiliki kandungan mimosin yaitu golongan alkaloid yang berkhasiat sebagai diuretik. Seperti pada cara pemakaian yaitu untuk obat yang diminum (oral) rebus 15-30 g herba segar lalu air rebusannya diminum. Sedangkan

meningkatkan laju ekskresi urin oleh ginjal, terutama melalui penurunan reabsorbsi tubular ion natrium dan airnya dalam tubulus ginjal yang setara secara osmotik (Permadi

tanaman yang lain adalah bunga ekor kucing (Acalypha hispida Burm. f.) yang memiliki kandungan saponin yang berkhasiat sebagai diuretik. Cara pemakaian yaitu untuk obat yang diminum (oral) rebus 10 30 g bunga, lalu air rebusan diminum (Dalimarta 2000). Penelitian tentang khasiat

2006). Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti cairan mengubah sedemikian cairan

keseimbangan rupa sehingga

volume

ekstrasel kembali menjadi normal (Anonim 1993). Penimbunan cairan berlebih dalam kompartemen

ekstraseluler dapat disebabkan oleh kegagalan jantung, sirosis hati,

daun putri malu sebagai diuretik telah dilakukan di India. Ekstrak air daun kering tanaman putri malu dengan dosis (100 mg/kg), (200 mg/kg) dan (400 mg/kg) secara peroral diuji dengan kontrol positif furosemid menunjukkan adanya

gangguan ginjal, toksemia kehamilan akibat sampingan obat (Foye 1995). Beberapa tanaman yang dapat dipakai sebagai obat tradisional

adalah herba putri malu (Mimosa

aktivitas biokimia

diuretik.

Urine

analisis dengan

daya diuretik serta untuk mengetahui efek sinergisme yang terjadi jika dua tanaman ini dikombinasikan.

dilakukan

kolorimetri. Ekstrak air daun putri malu daun pada 100 mg / kg peroral menunjukkan aktivitas diuretik yang signifikan (Tultul et al 2010). Berdasarkan sumber diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang kombinasi dari infusa herba putri malu dan bunga ekor kucing yang memiliki kandungan alkaloid dan saponin yang diduga memiliki

Alkaloid berefek diuretik dengan cara meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan air. Sedangkan saponin dapat senyawa meningkatkan diuretikum absorbsi (Natrium,

Chlorida dan air) di tubulus distalis ginjal, juga merangsang ginjal untuk lebih aktif.

METODE PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam pembuatan sediaan adalah moisture balance EB-340 MOC, panci infus dan alat lain yang terdiri dari penggiling, ayakan no 40, timbangan analitik, corong kaca, kain flannel, penangas air, batang pengaduk, Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: herba putri malu, bunga ekor kucing yang diambil secara acak dalam keadaan segar, tikus putih jantan umur 2-3 bulan berat badan 200 g, furosemid murni, aquades steril dan air.

wadah untuk sediaan.

JALANNYA PENELITIAN Pembuatan kontrol negatif Kontrol negatif yang digunakan Kontrol positif yang digunakan

adalah furosemid dengan dosis 2,16 mg / 200 g BB tikus putih jantan.

dalam penelitian ini adalah PVP 1 %. Pembuatan kontrol positif

Serbuk herba putri malu 100 mg (DE)

Serbuk bunga ekor kucing 180 mg (DE)

Putri malu : Bunga ekor kucing ( 50 mg : 90 mg) ( DE : DE)

Putri malu : Bunga ekor kucing ( 25 mg : 135 mg) ( DE : DE)

Putri malu : Bunga ekor kucing ( 75 mg : 45 mg) ( DE : DE)

Dimasukkan dalam panci infus dan ditambahkan air secukupnya

Dipanaskan selama 15 menit dihitung setelah mencapai suhu 90C

Filtrat disaring selagi panas

Tambahkan air secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume yang dikehendaki Gambar 1. Skema pembuatan infusa

Prosedur perlakuan hewan uji Rancangan percobaan yang digunakan dalam pengujian ini Hewan uji dibagi menjadi 7

kelompok perlakuan masing-masing terdiri dari 5 tikus pembagian

adalah rancangan acak lengkap pola searah menggunakan 35 ekor tikus.

sebagai berikut :

Perlakuan I

diberi

dosis infusa

bunga

ekor

tunggal

kucing 135 mg / 200 g BB ( DE : DE). Perlakuan V : kombinasi

herba putri malu sebanyak 100 mg / 200 g BB (DE). Perlakuan II : diberi dosis infusa ekor

infusa herba putri malu 75 mg / 200 g BB dan infusa bunga ekor

tunggal bunga

kucing sebanyak 180 mg / 200 g BB (DE). Perlakuan III : kombinasi Kontrol positif

kucing 45 mg / 200 g BB ( DE : DE). : suspensi dosis

infusa herba putri malu 50 mg / 200 g BB dan infusa bunga ekor

furosemid

2,16 mg / 200 g BB Kontrol negatif : suspensi PVP 1%

kucing 90 mg / 200 g BB ( DE : DE). Perlakuan IV : kombinasi

infusa herba putri malu 25 mg / 200 g BB dan infusa

35 ekor tikus putih jantan

Perl. 1 Herba putri malu (DE)

Perl. 2 Bunga ekor kucing (DE)

Perl. 3 Kombinasi putri malu & ekor kucing ( DE : DE)

Perl. 4 Kombinasi putri malu & ekor kucing ( DE : DE)

Perl. 5 Kombinasi putri malu & ekor kucing (DE : DE) Kontrol positif Kontrol negatif

Diberi 3 ml / 200 g BB air minum secara oral

Urin yang keluar ditampung dalam metabolik cage tiap jam ke-6, 12, 24 dan dilihat volumenya

Dihitung volume urin kumulatif selama 6, 12 dan 24 jam

Dianalisis hasilnya dengan uji kolmogorov-smirnov, homogenitas varian, anava satu jalan dan uji Tukey HSD dengan taraf kepercayaan 95% Gambar 2. Skema uji efek diuretik infusa herba putri malu (Mimosa pudica L.) dan bunga ekor kucing (Acalypha hispida Burm. f.) pada tikus putih jantan galur wistar

Analisa hasil Hasil diuretik penelitian dengan terhadap efek dilanjutkan uji ANOVA satu jalan menggunakan uji lanjutan Post Hoc Test terakhir dilanjutkan dengan uji TukeyHSD.

parameter

menghitung volume urin kumulatif selama 6, 12 da 24 jam dianalisis secara statisik menggunakan

Kolmogrov Smirnov test kemudian

HASIL
Tabel 6. Data volume urin kumulatif Volume urin rata-rata (ml) pada jam ke Kelompok perlakuan 6 12 24 Herba putri malu ( DE) 1,75 0,15 0,78 0,05 0,56 0,03 Bunga ekor kucing (DE) 2,03 0,13 0,86 0,02 0,60 0,06 Herba putri malu dan bunga ekor kucing 2,43 0,23 1,14 0,13 0,80 0,03 ( DE : DE) Herba putri malu dan bunga ekor kucing 2,90 0,12 1,28 0,17 0,82 0,06 ( DE : DE) Herba putri malu dan bunga ekor kucing 2,25 0,10 1,06 0,08 0,80 0,04 ( DE : DE) Kontrol positif 1,47 0,05 3,34 0,11 1,02 0,05 Kontrol negatif 0,62 0,06 0,51 0,05 0,74 0,06 4 3.5 3 Volume urin (ml) 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 6 12 24 Waktu pengamatan (jam) Putri malu (DE) Ekor kucing (DE) Putri malu dan ekor kucing ( DE : DE) Putri malu dan ekor kucing ( DE : DE) Putri malu dan ekor kucing ( DE : DE) Kontrol positif

Gambar 5. Kurva volume urin rata-rata kelompok perlakuan pada tiap waktu pengamatan (n=5)

Kurva di atas menunjukkan bahwa volume urin yang ditimbulkan dari pemberian semua perlakuan yang paling banyak terjadi pada jam ke 6 kemudian turun pada jam ke 12 dan turun lagi pada jam ke 24. Hal

ini menandakan bahwa efek diuretik pada kelompok perlakuan tiap

kelompok uji paling tinggi terjadi pada 6 jam pertama, selanjutnya menurun pada 6 jam berikutnya. Furosemid meningkat pada jam ke 6

kemudian meningkat lagi hingga jam ke 12 dan menurun dari jam ke 24. Hal ini sesuai dengan teori bahwa furosemid memiliki aktivitas pada jam ke 6-12 dan pada larutan uji putri malu (DE), ekor kucing (DE),

putri malu dan ekor kucing ( DE : DE), putri malu dan ekor kucing ( DE : DE), putri malu dan ekor kucing ( DE : DE) memberikan efek diuretik yang lebih optimal

dibanding furosemid di 0-6 jam.

Tabel 7. Data volume urin kumulatif rata-rata Kelompok perlakuan Herba putri malu (DE) Bunga ekor kucing (DE) Herba putri malu dan bunga ekor kucing ( DE : DE) Herba putri malu dan bunga ekor kucing ( DE : DE) Herba putri malu dan bunga ekor kucing ( DE : DE) Kontrol positif Kontrol negatif 7 6 Volume urin (ml) 5 4 3 2 1 0 0 6 12 24 Waktu pengamatan (jam) Putri malu (DE) Ekor kucing (DE) Putri malu dan ekor kucing ( DE : DE) Putri malu dan ekor kucing ( DE : DE) Putri malu dan ekor kucing ( DE : DE) Kontrol positif Kontrol negatif Volume komulatif pada jam ke 12 24 2,53 3,09 2,89 3,49 3,57 4,18 3,31 4,81 1,13 4,37 5,00 4,11 5,83 1,87

6 1,75 2,03 2,43 2,90 2,25 1,47 0,62

Gambar 6. Kurva volume urin kumulatif tiap waktu pengamatan, pada masing-masing kelompok perlakuan uji efek diuretik (n=5)

Kurva di atas menunjukkan urutan volume urin dari yang

kucing ( DE : DE), putri malu dan ekor kucing ( DE : DE), ekor kucing (DE), putri malu (DE) dan volume paling sedikit pada perlakuan kontrol negatif.

terbanyak ke terkecil yang dihasilkan pada hewan uji adalah kontrol

positif, putri malu dan ekor kucing ( DE : DE), putri malu dan ekor

Putri malu (DE) Ekor kucing (DE) Putri malu dan ekor kucing ( DE : DE) Putri malu dan ekor kucing ( DE : DE) Putri malu dan ekor kucing ( DE : DE) Kontrol positif Kontrol negatif 132.47 63.76 84.47 165.41 117.88

252.94

0 % aktivitas diuretik

Histogram

di

atas

dapat

mempunyai efek yang paling optimal antar perlakuan.

menunjukkan kombinasi putri malu dan ekor kucing ( DE : DE)

PEMBAHASAN Diuretik merupakan suatu zat yang meningkatkan laju ekskresi urin oleh ginjal, terutama melalui ginjal yang setara secara osmotik. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan

penurunan reabsorbsi tubular ion natrium dan airnya dalam tubulus

cairan sedemikian rupa sehingga

volume cairan ekstrasel kembali menjadi normal. Penimbunan cairan berlebihan dalam kompartemen

kencing (diuretik). Kandungan kimia yang terkandung dalam bunga ekor kucing adalah saponin dan tanin (Dalimarta 2000). Pada kurva volume urin ratarata kelompok perlakuan pada tiap waktu pengamatan aktivitas diuretik muncul pada jam 0-6 dapat terlihat pada gambar 5, selain itu pada jam ke 12 menurun kemudian menurun lagi pada jam ke 24. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi

ekstraseluler dapat disebabkan oleh kegagalan gangguan ginjal, ginjal, sirosis hati,

toksemia,

kehamilan akibat sampingan obat (Foye 1995). Tanaman putri malu (Mimosa pudica L.) ini mempunyai banyak kegunaan diantaranya. Selain sebagai diuretik (peluruh kencing) herba putri malu berkhasiat sebagai

herba putri malu dengan bunga ekor kucing memberikan efek diuretik. Pada profil efek furosemid

transquillizer ekspektorant antitusif (obat (peluruh batuk),

(penenang), dahak), antipiretik

meningkat pada jam ke 6 kemudian meningkat lagi pada jam ke 12 dan menurun pada jam ke 24. Harga digunakan AUC untuk melihat dapat efek

(penurun panas), dan anti radang. Kandungan kimia yang terkandung dalam herba putri malu adalah alkaloid, asam amino, sterol dan tanin. Sedangkang tanaman ekor kucing (Acalypha hispida Burm.f.) berkhasiat untuk menghentikan

diuretik pada jam ke 0-24. Dari hasil Anova satu jalan diperoleh data yang berbeda bermakna antar kelompok

perdarahan (hemostatis) dan peluruh

perlakuan (p=0,000). Untuk melihat kelompok perlakuan yang berbeda dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tests Tukey HSD. Aktivitas diuretik diketahui dengan membandingkan AUC tiap waktu perlakuan pengamatan dengan dari AUC tiap kontrol jam

Efek diuretik pada jam 0-6 masing-masing / senyawa

larutan uji memiliki efek diuretik yang lebih tinggi dari furosemid. Furosemid diuretik Furosemid memiliki pada jam aktivitas 6-12 diuretik jam. kuat

adalah

dengan aktifitas 8-10 kali diuretik tiazid. Selain itu didapatkan

negatif. Semakin besar AUC maka aktivitas diuretik yang dihasilkan lebih besar pula. Hasil daya diuretik dilakukan analisa Anova satu jalan diperoleh data yang berbeda secara bermakna diperoleh bermakna (p=0,000), nilai antara yang kontrol sehingga berbeda positif

kesimpulan bahwa dosis putri malu dan ekor kucing ( DE : DE) yang paling efektif sebagai diuretik

dibanding kombinasi lainnya dan efeknya furosemid. hampir mendekati

dengan putri malu (DE), ekor kucing (DE), putri malu dan ekor kucing ( DE : DE), putri malu dan ekor kucing ( DE : DE), putri malu dan ekor kucing ( DE : DE) memberikan efek diuretik.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kombinasi antara infusa herba putri malu (Mimosa pudica L.) dengan infusa bunga ekor kucing (Acalypha hispida Burm.f.) diuretik lebih besar dibanding tunggal putri malu dan ekor kucing. 3. Pada dosis kombinasi putri malu dan ekor kucing ( DE : DE) dapat memberikan efek diuretik yang paling optimal.

mempunyai efek diuretik pada tikus putih jantan galur wistar. 2. Pada kombinasi putri malu dan ekor kucing memberikan efek Saran 1. Perlu dengan dilakukan cara penelitian mengisolasi, identifikasi

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kombinasi putri malu dan ekor kucing dengan tanaman lain ataupun dengan obat sintetik terhadap efek

memurnikan dan

senyawa dalam herba putri malu dan bunga ekor kucing yang berkhasiat sebagai diuretik.

diuretik.

DAFTAR PUSTAKA Dalimartha, S., 2000, Atlas Klinik, 191, 27-28, Yayasan POM, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2000, Inventaris Tanaman Penapisan Pengujian Pengujian Obat Indonesia, Jilid I, 29-30, Departemen Kesehatan

Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 2, 157-161, Trubus

Agriwidya, Jakarta. Anonim, 1993,

Farmakologi, Fitokimia dan

Republik Indonesia, Jakarta.

Erlina et al. 2006. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol.11, No2, Hal. 76-80. Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang. Foye, W.O., 1995, Prinsip-prinsip Kimia Medisinal, Jilid I, Edisi II, 836-866, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Ganiswarna, 1995, Farkologi dan Terapi, Fakultas Universitas Jakarta. Katzung B. G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi I diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Edisi IV, 373,

Bertautan,

Terbitan

ke-2,

131-142, ITB, Bandung. Tan dan Kirana, 1991, Obat-obat Penting dan Khasiat,

Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya, Edisi V, 375376, Direktorat Jenderal dan

Pengawasan

Obat

Makanan Indonesia, Jakarta. Tan dan Kirana, 2002, Obat-obat Penting dan Khasiat,

Kedokteran Indonesia,

Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya, Edisi V, 375376, Direktorat Jenderal dan

Pengawasan

Obat

Makanan Indonesia, Jakarta. Tan dan Kirana, 2002. Obat-obat Penting. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta Tultul at al. 2010. Jurnal of Natural Products. Volume 3. Hal 172-178. Uni.College of

Kedokteran Universitas UI Airlangga, 202, Indonesia, Jakarta. Kee J. L, dan Hayes E. R., 1996, Farmakologi Proses pendekatan Keperawatan, Salemba

Medical Sciences and Guru Teg Bahadur Hospital.

diterjemahkan Oleh Peter, A 471-476, Buku Kedokteran E.G.C, Jakarta. Schefler, W.C.,1987, Biologi, Statistika Farmasi,

Dilshad. New Delhi. Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi II, 563, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Untuk

Kedokteran dan Ilmu Yang

You might also like