Professional Documents
Culture Documents
2.
3.
Ciptaan Allah (Q.S. al-hajj (22): 5) yang dilahirkan oleh sepasang suami isteri (Q.S. an-Nisaa (4): 1); Perhiasan dunia (Q.S. al-Kahfi (18): 46) dan orang tua diberi rasa cinta kepada anakanaknya. (Q.S. ali-Imran (3): 14); Dapat menjadi cobaan bagi manusia (Q.S. atTaghabuun (64) 15).
Anak merupakan titipan atau amanat Allah, Akibatnya orang tua bertanggung jawab atas kehidupan anak. Orang tua akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.
Perempuan yang melahirkan anaknya. Hubungan ini tidak memperhatikan anak lahir dalam perkawinan resmi atau tidak.
Hubungan hukum: Tergantung pada ada tidaknya perkawinan. Hubungan nasab: mengikuti bapaknya (dalam perkawinan)
KEDUDUKAN ANAK
1.
2.
3.
Anak sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah. (Ps. 42). Anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya (Ps. 43). Suami dapat menyangkal sahnya anak yang dilahirkan isterinya dan harus dibuktikan dengan bersumpah.
2.
3.
Anak sah: a. Lahir dalam/ akibat perkawinan yang sah. b. Hasil pembuahan suami isteri yang sah di luar rahim dan dilahirkan oleh isteri tersebut. (Ps. 99). Anak yang lahir di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya (Ps. 100) Penyangkalan sahnya anak dapat diteguhkan secara lisan dan diajukan ke PA dalam jangka waktu 180 hari setelah lahir atau 360 hari setelah putusnya perkawinan.
3.
4. 5.
Hak Nasab Hak Radla Hak hadlanah Hak walayah Hak nafkah
Hak Nasab : Nasab dalam bahasa Arab berarti keturunan atau kerabat. Nasab berarti legalitas hubungan seorang anak dengan garis keturunan bapaknya sebagai slah satu akibat dari pernikahan yang sah, atau nikah fasid, atau senggama syubhat.
Ulama fikih sepakat minimal kehamilan wanita adalah 6 bulan berdasarkan Q.S. al-Ahqaf (46): 15 dan alLuqman(31): 14. Suami sudah baligh atau sudah memungkinkan untuk memiliki keturunan. Tidak terbukti bahwa suami-istri belum pernah bertemu setelah menikah. Pihak suami tidak mengingkari anak tersebut adalah anaknya.
3.
4.
Hak Radla
Adalah hak anak untuk mendapatkan pelayanan makanan pokok dengan jalan menyusu pada ibunya (al-Baqarah (2):233). Ibu bertasnggung jawab di hadapan Allah tentang hal ini baik masih dalam tali perkawinan, atau sudah ditalak dan sudah habis masa iddahnya. Tugas menjaga dan mengasuh serta mendidik anak sejak lahir sampai mampu menjaga atau mengatur dirinya sendiri. Tugas hadhanah akan dipikul oleh kedua orang tua.
Hak Hadhanah
Hak Walayah:
Hak walayah adalah hak perwalian. Tugas walayah : 1. Untuk menyambung dan menyempurnakan pendidikan anak yang telah dimulai sejak pada waktu hadhanah serta bertanggung jawab atas kelangsungan dan pemeliharaan anak sampai baligh, berakal dan mampu hidup mandiri. 2. Pemeliharaan harta serta mengatur pembelanjaan hartanya. 3. Perwalian dalam pernikahan bagi anak perempuan.
Hak Nafkah:
Hak nafkah dipenuhi sejak anak lahir. Dan yang paling bertanggung jawab adalah bapak kandungnya.
UUP mengatur kewajiban orang tua dan anak dalam Pasal 45 dan 48.
Kewajiban orang tua: Memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaikbaiknya hingga anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri. (Pasal45).
menggadaikan barang-barang tetap milik anaknya yang belum berumur 18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan, kecuali apabila kepentingan anak itu menghendakinya. Kekuasaan orang tua dapat dicabut untuk waktu tertentu atas permintaan orang tua yang lain, keluarga si anak dalam garis lurus ke atas dan saudara kandungnya yang telah dewasa, atau pejabat yang berwenang, dengan keputusan pengadilan.
Orang tua yang dicabut kekuasannya masih tetap berkewajiban memberi pembiayaan pemeliharaan anak.
Kewajiban Anak 1. Taat dan berbakti kepada kedua orang tua. 2. Berkata lemah lembut. 3. Memelihara orang tua sewaktu lanjut usia. UU Perkawinan mengatur hal ini dalam Pasal 64.
ANAK ANGKAT
Memelihara, mendidik dan mengasuh anak orang lain sangat dianjurkan dalam Islam. Anak angkat tidak menjaikan adanya hubungan darah antara anak dan orang tua yang mengangkatnya. Firman Allah dalam Q.S. al-Ahzab (33): 4): . Tuhan tidak menjadikan anak angkat kamu itu menjadi anak kamu sesungguhnya. Dalam ayat 5 dijelaskan: Panggillah seseorang itu dengan nama bapaknya, itulah yang lebih tepat di sisi Tuhan.
Akibatnya: Dalam Perkawinan: Tidak ada larangan menikah antara orang tua angkat dengan anak angkatnya atau janda/duda anak angkat. Dalam Kewarisan: Tidak ada hubungan mewaris antara orang tua angkat dengan anak angkatnya. Jalan keluarnya dengan wasiat.