You are on page 1of 29

KONDISI KETENAGAKERJAAN  DI INDONESIA

Pertanyaan Dasar
Does it t to the facts? Does it makes sense? Is it any use?

A DEFINITION..
The government regulated interac2on between employers and their representa2ves and employees and their representa2ves in pursuit of their respec2ve objec2ves. -From Alexander and Lewer

the system of industrial relations may be understood as comprising of actors, contexts, and an ideology, which binds the system together, and a body of rules created to govern the actors in the workplace and work community - Dunlop web of rules, industrial relations processes are concerned essentially with procedural and substantive rule making - Walker

2 (DUA) ALIRAN PEMIKIRAN SISTEM HUBUNGAN INDUSTRIAL


1. Convergence, yang berpegang pada prinsip bahwa perkembangan industrialisasi secara gradual akan menjadikan sistem hubungan industrial semakin dekat satu sama lain (Dunlop; 1958). 2. Divergence yang mempertahankan bahwa hubungan industrial merupakan sub-sistem dari sistem politik dan secara umum menggambarkan kondisi-kondisi nasional dan nilai-nilai kultural.

Convergence
Stage Import Substitution Industrialisation (ISI)
National IR Policy focus: Pluralism and Stability Political choices resulting in country specific institutional arrangements to meet IR goals Predominant Pattern of Workplace IR: 1. Passive human resource practices 2. Pluralistic system 3. Relatively Tayloristic work organisation National IR Policy focus: Pluralism, Stability and Productivity Political choices resulting in country specific institutional arrangements to meet IR goals Predominant Pattern of Workplace IR: 1. Active HR practices to increase productivity 2. Pluralist system

Export Oriented Industrialisation (EOI)


National IR Policy focus: Cost Containment Political choices resulting in country specific institutional arrangements to meet IR goals Predominant Pattern of Workplace IR: 1. Cost containment oriented HR practice 2. Union avoidance and suppressive IR practices National IR Policy focus: Workplace Flexibility and Skill Enhancement Political choices resulting in country specific institutional arrangements to meet IR goals Predominant Pattern of Workplace IR 1. Aggressive HR practices promoting skills development and flexible pay 2. Positive non-union HR practices 3. Highly flexible HR system

1st Stage

2nd Stage

Divergence

SOCIAL

Indonesia Industrial Relations System


Ersatz Capitalism MNCs and SMEs

PAST

ECONOMIC

FUTURE

INDUSTRIAL RELATIONS SYSTEM


SOCIAL

POLITICAL

Tradi6onal, Islam, Radical Na6onalism and New Social Movements

State Corpora6sm

Employment relations
The State

Product Market

Management

Collective Bargaining

Employee Union

Labour Market

Cost Discipline

Price Effort Equity

Gerakan Buruh
1. Demokrasi Sosial

Tipologi Gerakan Buruh

2. Contestatory

3. Kelompok Penekan

4. Negara sebagai Sponsor

Buruh Digugat Rp 2 M karena Dinilai Lakukan Aksi Ilegal


KOMPAS Rabu, 4 September 2013 | 14:14 WIB

Indonesia belum menciptakan pekerjaan yang baik dalam jumlah memadai agar para pekerja dapat merasakan sepenuhnya manfaat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Dari 104,5 juta populasi Indonesia yang bekerja, mayoritas bekerja di sektor informal dan pertanian

Meskipun terjadi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, penurunan kemiskinan berlangsung lebih lambat daripada yang diharapkan, sebagian karena kurangnya peluang bagi pekerja miskin untuk pindah ke pekerjaan yang lebih baik di sektor formal dan non-tani. Guncangan ekonomi dapat mengurangi laju penciptaan lapangan kerja dan, jika guncangan tersebut cukup serius, dapat menjadi ancaman yang mendorong Indonesia kembali ke masa jobless growth.

Pe r a t u r a n k e t e n a g a k e r j a a n ya n g k a k u t e l a h menghambat penciptaan lapangan kerja dan gagal memberikan perlindungan bagi pekerja, terutama pekerja yang paling rentan
Peraturan perekrutan dan pemberhentian di Indonesia telah diperketat dengan disahkannya UU Ketenagakerjaan (No. 13/2003) yang bertujuan meningkatkan perlindungan pekerja. Kebijakan ini tidak memberikan manfaat baik bagi pemberi kerja maupun mayoritas pekerja sehingga keduanya terjebak dalam keadaan samasama rugi (WB 2013) Peraturan yang ketat menghambat penciptaan lapangan kerja dengan mengurangi minat investasi, menghambat produktivitas, serta membatasi kemampuan pemberi kerja untuk mengurangi karyawan demi bertahan selama kemerosotan ekonomi.

Namun, berlawanan dengan tujuannya, berbagai peraturan ini hanya memberikan sedikit perlindungan nyata bagi pekerja formal yang dikontrak. Karyawan yang paling rentan mereka yang berupah rendah dan pekerja perempuan berpeluang paling kecil untuk mendapat manfaat dari peraturan yang ada saat ini. Kebijakan saat ini menyisihkan mayoritas pekerjaluaryang terdiri atas karyawan yang bekerja tanpa kontrak dan mereka yang bekerja di sektor informal. Mereka sama sekali tidak dilindungi oleh peraturan yang ada saat ini dan sulit menemukan pekerjaan yang lebih baik. Pada saat yang bersamaan, hanya ada sedikit program tenaga kerja aktif yang dirancang untuk mendorong penciptaan lapangan kerja dan memberi kesempatan bagi pekerja informal dan pekerja yang menganggur.

Upaya reformasi ketenagakerjaan telah menemui kebuntuan dan menghambat kemampuan Indonesia untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan masa depan
Perdebatan seputar reformasi undang-undang ketenagakerjaan sangat sengit dan terutama terfokus pada peraturan perekrutan dan pemberhentianyang kontroversial. Demi meningkatkan eksibilitas pasar tenaga kerja, pemerintah telah berupaya mereformasi peraturan tersebut pada tahun 2006 dan 2007, namun keduanya gagal. Akibatnya, peraturan ketenagakerjaan Indonesia masih merupakan salah satu yang paling kaku di kawasannya. Kebuntuan ini menghambat kemampuan Indonesia untuk mempercepat laju penciptaan pekerjaan yang baik dan laju pengurangan kemiskinan.

Setelah memperoleh mandat politik yang baru, pemerintah saat ini berkesempatan untuk memecah kebuntuan reformasi kebijakan ketenagakerjaan yang saat ini merugikan pekerja dan pemberi kerja
Kebijakan dan program ketenagakerjaan Indonesia dapat dirancang dengan lebih baik untuk mendorong pertumbuhan lapangan kerja, sekaligus melindungi pekerja yang rentan. Pemerintah baru berkesempatan menggunakan waktu lima tahun ke depan untuk memperkenalkan kebijakan dan program baru yang menguntungkan pekerja dan pemberi kerja, terfokus pada empat prioritas berikut ini.

MENEGOSIASIKAN KESEPAKATAN MENGENAI REFORMASI PERATURAN

Kebuntuan reformasi pesangon saat ini telah merusak daya saing pasar tenaga kerja Indonesia dan hanya menawarkan sedikit perlindungan bagi sebagian besar pekerja. Perlu diupayakan pemecahan yang sama-sama untung dengan menyederhanakan dan mengurangi tingkat pesangon yang terlalu tinggi, dan pada saat yang bersamaan, memberikan tunjangan pengangguran untuk melindungi pekerja formal dengan lebih efektif. Sistem tunjangan pengangguran adalah komponen inti dari sistem Jaminan Sosial Nasional di masa depan, sebuah institusi kunci di banyak negara lain yang berpenghasilan menengah.

Mengembangkan Strategi Pelatihan Keahlian Menyeluruh Untuk Melengkapi Pekerja Supaya Dapat Memperoleh Pekerjaan Yang Lebih Baik

Perlindungan pekerja tidak cukup hanya dengan mengandalkan peraturan ketenagakerjaan. Sebagian besar peraturan tersebut tidak relevan bagi pekerja informal yang merupakan angkatan kerja mayoritas. Pemerintah dapat membantu lebih banyak pekerja dengan menerapkan sejumlah strategi, baik formal maupun informal, untuk pengembangan keahlian. Dalam hal pendekatan formal, membatalkan moratorium pembangunan sekolah menengah atas umum akan membantu memenuhi permintaan.

Meluncurkan program Tenaga Kerja aktif yang Dirancang Untuk Melindungi Mereka yang Paling Rentan

Tanpa adanya jaring pengaman, para pekerja umumnya bertahan dengan mencari kerja di sektor informal dan pertanian. Indonesia dapat bersiap menghadapi guncangan lapangan kerja dan upah di masa depan dengan memperkenalkan program jaring pengaman tenaga kerja demi melindungi pekerja yang paling rentan. Persiapan dapat diawali dengan pekerjaan umum yang merupakan jaring pengaman penting yang dapat dipakai secara efektif untuk menargetkan pekerja miskin dan berupah rendah.

Berinvestasi dalam riset untuk mendukung pembuatan kebijakan berbasis bukti

Banyak perdebatan mengenai kebijakan dan program pasar tenaga kerja yang tidak didasarkan pada bukti empiris. Diperlukan peningkatan mutu dan pendalaman riset kebijakan ketenagakerjaan untuk membantu pemerintah baru dalam menjalankan agenda reformasi yang didukung hasil analisis dan bukti kuat. Fasilitas penelitian, think tank lokal, dan Biro Pusat Statistik, semuanya berperan penting menghasilkan data dan melakukan riset tenaga kerja bermutu untuk memenuhi kebutuhan pembuat kebijakan

Komponen Standar KHL?


Makanan & Minuman (11 items) Sandang (13 items) Perumahan (26 items) Pendidikan (2 item) Kesehatan (5 items) Transportasi (1 item) Rekreasi dan Tabungan (2 item)
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 13 tahun 2012.

NEO-LIBERAL: Washington Consensus


1. Adanya disiplin Fiskal, menjaga anggaran tetap surplus, bila tertekan masih boleh desit tapi 6dak lebih dari 2 persen terhadap PDB 2. Prioritas belanja pemerintah untuk memperbaiki distribusi pendapatan. Pemerintah diharapkan mendanai proyek dan program untuk meningkatkan pendapatan kelompok miskin agar indeks Gini turun 3. Sektor skal (APBN) di reformasi dengan memperluas objek pajak dan wajib pajak dan memperkecil desit

4. L i b e r a l i s a s i s e k t o r n a n s i a l m e l a l u i pemberlakuan suku bunga menurut mekanisme pasar, hindari penetapan suku bunga khusus untuk debitur tertentu (UMKM) 5. Penentuan kurs mata uang dilakukan dengan memper6mbangkan daya saing dan kredibilitas 6. P e r d a g a n g a n d i l i b e r a l i s a s i k a n d e n g a n menghapus hambatan yang bersifat kuan6ta6f

7. Investasi asing 6dak didiskriminasi, perlakukan sama dengan investasi domes6k, karena sama- sama mendorong perekonomian dan lapangan kerja 8. BUMN dipriva6sasi untuk esiensi dan membantu pembiayaan APBN 9. Program deregulasi menghilangkan restriksibagi MNC serta buat iklim kompe6si di pasar 10.Pemerintah memberikan perlindungan hak cipta untuk menumbuhkan iklim krea6tas dan inova6f

You might also like