You are on page 1of 50

PERLAKUAN PANAS LOCAN PERLAKUAN PANAS LOCAN

PERLAKUAN PANAS BA]A PERLAKUAN PANAS BA]A


Nerupakan proses pemanasan yang diberikan kepada baja Nerupakan proses pemanasan yang diberikan kepada baja
dengan tujuan untuk memperoleh sifat dengan tujuan untuk memperoleh sifatsifat mekanis sifat mekanis
yang diinginkan melalui perubahan fasa yang dihasilkan: yang diinginkan melalui perubahan fasa yang dihasilkan:
Ferit lunak Ferit lunak
Nartensit keras Nartensit keras
Perlakuan panas pada baja selalu diawali dengan Perlakuan panas pada baja selalu diawali dengan
pemanasan pada suhu austenisasi yang diikuti pemanasan pada suhu austenisasi yang diikuti
pendinginan dengan laju tertentu. Untuk mengetahui pendinginan dengan laju tertentu. Untuk mengetahui
suhu austenisasi dapat dilihat pada diagram Fe suhu austenisasi dapat dilihat pada diagram FeFe Fe
33
C, C,
sedangkan untuk mengetahui jenis fasa yang dihasilkan sedangkan untuk mengetahui jenis fasa yang dihasilkan
dengan laju pendinginan tertentu dapat menggunakan dengan laju pendinginan tertentu dapat menggunakan
diagram TTT (Time Temperature Transformation). diagram TTT (Time Temperature Transformation).
S!KLUS PANAS PERLAKUAN PANAS BA]A DENCAN S!KLUS PANAS PERLAKUAN PANAS BA]A DENCAN
LA]U TERTENTU LA]U TERTENTU
Waktu
Temp
T
1
2
3
4
t
T Temperatur austenisasi
t = waktu tahan (holding time)
1, 2, 3, 4 = variasi laju pendinginan
Pembentukan Fasa Berdasarkan Laju Pendinginan Pembentukan Fasa Berdasarkan Laju Pendinginan
Dapat dilihat dengan diagram TTT (Time Temperature Dapat dilihat dengan diagram TTT (Time Temperature
Transformation). Contoh : untuk siklus panas Transformation). Contoh : untuk siklus panas
sebelumnya : sebelumnya :
Waktu
Temp
1
2
3
4
Ferit
perlit
bainit
martensit
N
s
N
f
Fasa Fasafasa yang terbentuk : fasa yang terbentuk :
Laju pendinginan 1 : ferit Laju pendinginan 1 : ferit
Laju pendinginan 2 : ferit dan sedikit perlit Laju pendinginan 2 : ferit dan sedikit perlit
Laju pendinginan 3 : ferit, perlit dan bainit Laju pendinginan 3 : ferit, perlit dan bainit
Laju pendinginan 4 : martensit Laju pendinginan 4 : martensit
Dengan diagram TTT ini dapat diketahui hubungan Dengan diagram TTT ini dapat diketahui hubungan
antara kecepatan pendinginan dengan perubahan fasa antara kecepatan pendinginan dengan perubahan fasa
(struktur mikro). Bentuk diagram ini berbeda (struktur mikro). Bentuk diagram ini berbedabeda untuk beda untuk
setiap jenis logam. setiap jenis logam.
Kecepatan pendinginan yang berbeda tergantung pada Kecepatan pendinginan yang berbeda tergantung pada
media celup / media pendingin pada proses perlakuan media celup / media pendingin pada proses perlakuan
panasnya. panasnya.
Posisi hidung kurva TTT (untuk baja) dapat bergeser Posisi hidung kurva TTT (untuk baja) dapat bergeser
tergantung dari C dan unsur tergantung dari C dan unsurunsur paduan lainnya. unsur paduan lainnya.
C yang tinggi dapat menggeser hidung kurva ke C yang tinggi dapat menggeser hidung kurva ke
sebelah kanan, ini berarti makin tinggi C dalam baja sebelah kanan, ini berarti makin tinggi C dalam baja
maka baja tersebut makin mudah untuk dikeraskan maka baja tersebut makin mudah untuk dikeraskan
artinya dengan laju pendinginan yang lambatpun artinya dengan laju pendinginan yang lambatpun
(misalnya pendinginan di udara terbuka) martensit (misalnya pendinginan di udara terbuka) martensit
sudah dapat terbentuk. sudah dapat terbentuk.
Fasa Fasafasa yang terdapat pada diagram fasa Fe fasa yang terdapat pada diagram fasa Fe -- Fe Fe
33
C C
adalah fasa adalah fasafasa yang terbentuk dengan laju fasa yang terbentuk dengan laju
pendinginan yang lambat. ]ika laju pendinginannya pendinginan yang lambat. ]ika laju pendinginannya
cepat, maka fasa yang terbentuk kemungkinannya cepat, maka fasa yang terbentuk kemungkinannya
adalah bainit atau martensit (ditentukan dengan pasti adalah bainit atau martensit (ditentukan dengan pasti
dengan menggunakan diagram TTT). dengan menggunakan diagram TTT).
Bainit Bainit : terbentuk jika austenit didinginkan dengan : terbentuk jika austenit didinginkan dengan
cepat sampai temperatur 200 cepat sampai temperatur 200 -- 400 400
oo
C. Transformasi C. Transformasi
atau perubahan fasa ini disebabkan sebagian karena atau perubahan fasa ini disebabkan sebagian karena
proses difusi dan sebagian lagi karena proses tanpa proses difusi dan sebagian lagi karena proses tanpa
difusi (transformasi fasa yang terjadi dengan proses difusi (transformasi fasa yang terjadi dengan proses
tanpa difusi disebut transformasi geser). Sifatnya tanpa difusi disebut transformasi geser). Sifatnya
tangguh tangguh
Nartensit Nartensit : terbentuk jika fasa : terbentuk jika fasa didinginkan dengan didinginkan dengan
kecepatan yang lebih besar daripada kecepatan kecepatan yang lebih besar daripada kecepatan
pendinginan bainit sampai dengan temperatur di pendinginan bainit sampai dengan temperatur di
bawah temperatur pembentukan bainit. bawah temperatur pembentukan bainit.
Nartensit terbentuk karena transformasi tanpa difusi Nartensit terbentuk karena transformasi tanpa difusi
yang mengakibatkan atom yang mengakibatkan atomatom C tidak sempat atom C tidak sempat
berdifusi melainkan terperangkap di dalam larutan berdifusi melainkan terperangkap di dalam larutan
super jenuh super jenuh . Hal ini mengakibatkan kekerasan . Hal ini mengakibatkan kekerasan
martensit menjadi sangat tinggi dan rapuh, dengan martensit menjadi sangat tinggi dan rapuh, dengan
struktur kristalnya BCT (Body Centered Tetragonal). struktur kristalnya BCT (Body Centered Tetragonal).
]EN!S ]EN!S]EN!S PERLAKUAN PANAS ]EN!S PERLAKUAN PANAS
ANNEAL!NC, NORNAL!SAS!, HARDEN!NC ANNEAL!NC, NORNAL!SAS!, HARDEN!NC
Berdasarkan laju pendinginan yang berbeda Berdasarkan laju pendinginan yang berbeda -- beda maka beda maka
proses perlakuan panas dapat diklasifikasikan menjadi : proses perlakuan panas dapat diklasifikasikan menjadi :
Waktu
Temp
1
2
3
1 = Annealing
(di dalam dapur)
2 = Normalisasi
(di udara terbuka)
3 = Hardening
(di dalam media
celup : air/oli/
larutan garam)
PERLAKUAN PANAS TENPER PERLAKUAN PANAS TENPER
Perlakuan panas hardening menghasilkan fasa yang Perlakuan panas hardening menghasilkan fasa yang
keras yang umumnya menghasilkan fasa bainit atau jika keras yang umumnya menghasilkan fasa bainit atau jika
laju pendinginannya lebih cepat lagi akan dihasilkan laju pendinginannya lebih cepat lagi akan dihasilkan
martensit, jika yang terbentuk martensit maka sifatnya martensit, jika yang terbentuk martensit maka sifatnya
sangat keras dan rapuh. Untuk mengurangi sangat keras dan rapuh. Untuk mengurangi
kegetasannya maka dilakukan proses temper. kegetasannya maka dilakukan proses temper.
Waktu
Temp
Temper
Celup
(quench)
austenisasi
PERLAKUAN PANAS STRESS REL!Ev!NC PERLAKUAN PANAS STRESS REL!Ev!NC
(PENBEBASAN TECANCAN) (PENBEBASAN TECANCAN)
Perlakuan panas ini bertujuan untuk menghilangkan Perlakuan panas ini bertujuan untuk menghilangkan
tegangan sisa di dalam logam yaitu dengan memanaskan tegangan sisa di dalam logam yaitu dengan memanaskan
baja sampai suhu 600 baja sampai suhu 600
oo
C ditahan beberapa saat kemudian C ditahan beberapa saat kemudian
didinginkan di udara terbuka. Proses ini digunakan untuk didinginkan di udara terbuka. Proses ini digunakan untuk
menghilangkan tegangan sisa dalam produk cor, produk menghilangkan tegangan sisa dalam produk cor, produk
pengelasan, produk cold work dan produk quenching pengelasan, produk cold work dan produk quenching
(pencelupan) (pencelupan)
PERLAKUAN PANAS SPHEROD!Z!NC PERLAKUAN PANAS SPHEROD!Z!NC
(PENBULATAN KARB!DA) (PENBULATAN KARB!DA)
Karbida adalah paduan logam dengan unsur karbon Karbida adalah paduan logam dengan unsur karbon
(Fe (Fe
33
C, CrC, vC dll) Tujuan dari proses ini adalah untuk C, CrC, vC dll) Tujuan dari proses ini adalah untuk
menghasilkan karbida bulat sehingga diperoleh sifat kuat menghasilkan karbida bulat sehingga diperoleh sifat kuat
dan ulet. Prosesnya dapat melalui beberapa cara : dan ulet. Prosesnya dapat melalui beberapa cara :
Pemanasan yang lama di bawah suhu eutektoid Pemanasan yang lama di bawah suhu eutektoid
Pemanasan dan pendinginan bergantian di atas S di Pemanasan dan pendinginan bergantian di atas S di
bawah suhu eutektoid bawah suhu eutektoid
Pendinginan yang sangat lambat dari suhu Pendinginan yang sangat lambat dari suhu atau dari atau dari
+ + --
EFEK STRA!N HARDEN!NC EFEK STRA!N HARDEN!NC
(PENCERASAN RECANCAN) (PENCERASAN RECANCAN)
Baja yang telah dilakukan proses pengerjaan dingin Baja yang telah dilakukan proses pengerjaan dingin
(cold work) seperti pressing (tekan), cold rolled, (cold work) seperti pressing (tekan), cold rolled,
penarikan (tensile) akan mengakibatkan baja tersebut penarikan (tensile) akan mengakibatkan baja tersebut
bertambah keras dan kuat. Perubahan sifat ini terjadi bertambah keras dan kuat. Perubahan sifat ini terjadi
karena ada efek strain hardening yaitu peningkatan karena ada efek strain hardening yaitu peningkatan
kekerasan yang disebabkan karena adanya kekerasan yang disebabkan karena adanya
penumpukkan/pertumbuhan dislokasi yang terlokalisir penumpukkan/pertumbuhan dislokasi yang terlokalisir
akibat dari proses cold work. akibat dari proses cold work.
Sebelum cold work
Sesudah cold work
Baja yang telah mengalami efek strain hardening menjadi Baja yang telah mengalami efek strain hardening menjadi
sulit untuk dibentuk lebih lanjut, sehingga untuk mengatasi sulit untuk dibentuk lebih lanjut, sehingga untuk mengatasi
hal ini dilakukan proses pemanasan yang terdiri dari 3 tahap hal ini dilakukan proses pemanasan yang terdiri dari 3 tahap
: :
S
!
F
A
T
N
E
K
Cold Work
Temperatur
!
!!
!!! Electrical Resist
Kekuatan/Kekerasan
Keuletan
! = Recovery
!! = Rekristalisasi
!!! = Crain Crowth
!. !. Recovery : terjadi pada temperatur yang belum Recovery : terjadi pada temperatur yang belum
terlalu tinggi. Akibat proses ini terjadi perbaikan terlalu tinggi. Akibat proses ini terjadi perbaikan
sifat sifatsifat fisik logam tanpa ada perubahan sifat fisik logam tanpa ada perubahan
apapun yang dapat dilihat dalam struktur mikro apapun yang dapat dilihat dalam struktur mikro
(tidak ada perubahan sifat mekanis) (tidak ada perubahan sifat mekanis)
!!. !!. Rekristalisasi : jika temperatur pemanasan Rekristalisasi : jika temperatur pemanasan
ditingkatkan lagi maka terjadi rekristalisasi yaitu ditingkatkan lagi maka terjadi rekristalisasi yaitu
tumbuhnya kristal tumbuhnya kristalkristal baru yang bebas kristal baru yang bebas
tegangan yang menggantikan kristal tegangan yang menggantikan kristalkristal kristal
pengerjaan dingin yang banyak mengandung pengerjaan dingin yang banyak mengandung
tegangan sisa. Pada tahapan ini terlihat sudah tegangan sisa. Pada tahapan ini terlihat sudah
ada perubahan sifat mekanis seperti kekerasan ada perubahan sifat mekanis seperti kekerasan
menurun, keuletan bertambah artinya logam menurun, keuletan bertambah artinya logam
lebih mudah dibentuk lebih lanjut. lebih mudah dibentuk lebih lanjut.
Untuk mengetahui temperatur rekristalisasi setiap Untuk mengetahui temperatur rekristalisasi setiap
logam digunakan rumus : logam digunakan rumus :
TT
rr
= (0,4 = (0,4 -- 0,S) T 0,S) T
NN
TT
r r
= temperatur rekristalisasi = temperatur rekristalisasi
TT
N N
= temperatur cair logam (K) = temperatur cair logam (K)
Temperatur rekristalisasi didefinisikan sebagai Temperatur rekristalisasi didefinisikan sebagai
temperatur dimana suatu logam hasil pengerjaan temperatur dimana suatu logam hasil pengerjaan
dingin merekristalisasi sempurna dalam waktu 1 dingin merekristalisasi sempurna dalam waktu 1
jam jam
!!!. !!!. Crain Crowth : (Pertumbuhan butir). ]ika Crain Crowth : (Pertumbuhan butir). ]ika
temperatur anil ditingkatkan lagi melebihi temperatur anil ditingkatkan lagi melebihi
temperatur rekristalisasi maka akan terjadi temperatur rekristalisasi maka akan terjadi
pertumbuhan butir yang mengakibatkan pertumbuhan butir yang mengakibatkan
kekerasan makin menurun (makin lunak) kekerasan makin menurun (makin lunak)
S!FAT NEKAN!S LOCAN S!FAT NEKAN!S LOCAN
Nerupakan sifat yang muncul jika logam diberi beban Nerupakan sifat yang muncul jika logam diberi beban
mekanis, yang meliputi antara lain : mekanis, yang meliputi antara lain :
Kekuatan (strengthness) Kekuatan (strengthness)
Keuletan (ductility) Keuletan (ductility)
Ketangguhan (toughness) Ketangguhan (toughness)
Kekerasan (hardness) Kekerasan (hardness)
Sifat creep (mulur pada temperatur tinggi) Sifat creep (mulur pada temperatur tinggi)
Sifat fatigue (kelelahan logam) Sifat fatigue (kelelahan logam)
Sifat impact (ketahanan terhadap beban kejut) Sifat impact (ketahanan terhadap beban kejut)
PENCU]!AN S!FAT NEKAN!S PENCU]!AN S!FAT NEKAN!S
Pengujian Tarik : pengujian yang dilakukan Pengujian Tarik : pengujian yang dilakukan
terhadap logam dengan cara menarik logam tersebut terhadap logam dengan cara menarik logam tersebut
dengan beban tarik statis dalam 2 arah sampai logam dengan beban tarik statis dalam 2 arah sampai logam
tersebut putus menjadi 2 bagian. Untuk melakukan tersebut putus menjadi 2 bagian. Untuk melakukan
pengujian ini dibutuhkan benda uji (sampel) yang pengujian ini dibutuhkan benda uji (sampel) yang
ukurannya tergantung standar yang digunakan (]!S, ukurannya tergantung standar yang digunakan (]!S,
D!N atau ASTN). Secara umum bentuk benda ujinya D!N atau ASTN). Secara umum bentuk benda ujinya
adalah sebagai berikut :(berbentuk plat) adalah sebagai berikut :(berbentuk plat)
R
W
B
P
L
L = gauge length L = gauge length
P = length of paralel portion P = length of paralel portion
W = width W = width
R = radius of shoulder R = radius of shoulder
B = width of gripped portion B = width of gripped portion
Benda uji dijepit pada mesin uji tarik pada kedua Benda uji dijepit pada mesin uji tarik pada kedua
ujungnya lalu ditarik dalam 2 arah. Selama penarikan ujungnya lalu ditarik dalam 2 arah. Selama penarikan
akan terjadi perpanjangan sampai suatu saat terjadi akan terjadi perpanjangan sampai suatu saat terjadi
necking necking
Setelah tahapan necking tercapai, benda uji akan putus Setelah tahapan necking tercapai, benda uji akan putus
karena penampang yang tersisa tidak mampu lagi karena penampang yang tersisa tidak mampu lagi
menahan beban tarik. Bagian perpatahannya disebut menahan beban tarik. Bagian perpatahannya disebut
cup dan cone cup dan cone
Data yang diperoleh dari mesin uji tarik adalah P (N) vs Data yang diperoleh dari mesin uji tarik adalah P (N) vs
L (mm) yang harus diubah menjadi L (mm) yang harus diubah menjadi (N/mm (N/mm
22
) vs ) vs () ()
dengan menggunakan rumus : dengan menggunakan rumus :
(tegangan/stress) = P/A (tegangan/stress) = P/A
o o
(strain/regangan) = (strain/regangan) = L/L L/L
o o
x 100 x 100
Untuk benda uji berbentuk plat : A Untuk benda uji berbentuk plat : A
oo
= Wt, berbentuk = Wt, berbentuk
rod/batangan/silinder : A rod/batangan/silinder : A
o o
= n d = n d
oo
22
cone
cup
Contoh data Contoh datadata hasil pengujian : data hasil pengujian :
P (N) P (N) L (mm) L (mm) (N/mm2) (N/mm2) () ()
0 S0 0/A 0 S0 0/A
oo
S0 S0S0 S0
S000 6S S000/Ao 6S S000 6S S000/Ao 6SS0 S0
SS00 68 SS00 68
6000 72 6000 72
6S00 80 6S00 80
7000 8S 7000 8S
6800 87 6800 87
6S70 30 6S70 30
6100 32 6100 32
S300 3S S300 3S
X 100
S0
X100
S0
menggunakan cara yang sama seperti
di atas
Beban maksimum Benda uji putus
(terjadi necking)
Kemudian dapat dibuatkan grafik sebagai berikut Kemudian dapat dibuatkan grafik sebagai berikut (baja) (baja)
A
B

y
()


u u

ff

y y
AB=baja bersifat elastis
berlaku hk hooke
= E = E
=tegangan elastis =tegangan elastis
= regangan elastis = regangan elastis
E = Nodulus elastisitas E = Nodulus elastisitas
(modulus young) (modulus young)
Daerah resilience : kemampuan baja
Nenyerap energi per satuan volume pada
Daerah elastis, disebut juga dg kelentingan
U =
y y

y y
y y
= tegangan luluh = yield stress, setelah melewati tegangan ini = tegangan luluh = yield stress, setelah melewati tegangan ini
baja akan bersifat plastis baja akan bersifat plastis


u
= tegangan maksimum = ultimate tensile stress (kekuatan logam)

f
= fracture stress = tegangan patah
PENCU]!AN !NPAK (!NPACT) PENCU]!AN !NPAK (!NPACT)
Dari pengujian ini dapat diketahui ketahanan logam Dari pengujian ini dapat diketahui ketahanan logam
terhadap beban kejut. Untuk pengujian ini diperlukan terhadap beban kejut. Untuk pengujian ini diperlukan
benda uji dengan bentuk sbb (ukuran disesuaikan benda uji dengan bentuk sbb (ukuran disesuaikan
dengan standar yang digunakan) : dengan standar yang digunakan) :
Pengujian dilakukan pada berbagai temperatur yang Pengujian dilakukan pada berbagai temperatur yang
berbeda misalnya mulai dari berbeda misalnya mulai dari 40 40
oo
C sampai dengan C sampai dengan
temperatur kamar temperatur kamar
Ada 2 metoda pengujian yaitu : Ada 2 metoda pengujian yaitu :
1. 1. Charpy : Charpy :
2. 2. !zod : !zod :
P
P = beban kejut
P
Faktor Faktorfaktor yang mempengaruhi sifat impact : faktor yang mempengaruhi sifat impact :
1. Pengaruh kecepatan deformasi yang tinggi 1. Pengaruh kecepatan deformasi yang tinggi
2. Pengaruh takikan 2. Pengaruh takikan
3. Pengaruh temperatur 3. Pengaruh temperatur
Hasil pengujian dapat digambarkan ke dalam grafik sebagai Hasil pengujian dapat digambarkan ke dalam grafik sebagai
berikut : berikut :
H!
T
r
Patah ulet
Patah getas
T
r
= temp. transisi
H! = harga impact
H! = E/A
E = energi yang diserap
logam sampai putus
A = luas di luar takikan
Pada umumnya pada temperatur yang sangat rendah Pada umumnya pada temperatur yang sangat rendah
logam mengalami patah getas. Sedangkan bila telah logam mengalami patah getas. Sedangkan bila telah
melewati temperatur transisi, logam mengalami patah melewati temperatur transisi, logam mengalami patah
ulet. ulet.
Patah getas : patah yang terjadi tanpa adanya deformasi Patah getas : patah yang terjadi tanpa adanya deformasi
plastis (perubahan bentuk) terlebih dahulu plastis (perubahan bentuk) terlebih dahulu
Patah ulet : patah yang terjadi dengan didahului adanya Patah ulet : patah yang terjadi dengan didahului adanya
perubahan bentuk. perubahan bentuk.
PENCU]!AN KEKERASAN PENCU]!AN KEKERASAN
Kekerasan adalah ketahanan logam terhadap deformasi Kekerasan adalah ketahanan logam terhadap deformasi
plastis. Tujuan dari pengujian kekerasan adalah sebagai plastis. Tujuan dari pengujian kekerasan adalah sebagai
langkah awal untuk mengetahui sifat mekanis logam langkah awal untuk mengetahui sifat mekanis logam
khususnya untuk logam khususnya untuk logamlogam yang sudah terlanjur logam yang sudah terlanjur
dibentuk. Hal ini dapat dilakukan karena kekerasan dibentuk. Hal ini dapat dilakukan karena kekerasan
berbanding lurus dengan kekuatan : berbanding lurus dengan kekuatan :
= c.H = c.H
= kekuatan = kekuatan
c = konstanta c = konstanta
H = kekerasan H = kekerasan
NETODE PENCU]!AN KEKERASAN NETODE PENCU]!AN KEKERASAN
NETODE CORESAN (SCRATCH NETHODE) NETODE CORESAN (SCRATCH NETHODE)
Umumnya digunakan untuk mengetahui kekerasan Umumnya digunakan untuk mengetahui kekerasan
mineral. Cara pengujiannya dengan mineral. Cara pengujiannya dengan
menggoreskan material dengan material lain yang menggoreskan material dengan material lain yang
lebih keras. lebih keras.
Nilai kekerasannya diukur dengan membandingkan Nilai kekerasannya diukur dengan membandingkan
dengan skala Nohs : dengan skala Nohs :
1. 1. Talk Talk S. Apatite S. Apatite 3. Corundum 3. Corundum
2. 2. Cypsum Cypsum 6. Orthoclase 6. Orthoclase 10. Diamond 10. Diamond
3. 3. Calcite (kapur) Calcite (kapur) 7. Quartz 7. Quartz
4. 4. Fluorite Fluorite 8. Topaz 8. Topaz
NETODE LEKUKAN NETODE LEKUKAN
Dikenal beberapa cara : Dikenal beberapa cara :
PENCU]!AN BR!NELL : logam yang akan diuji ditekan PENCU]!AN BR!NELL : logam yang akan diuji ditekan
dengan identor (penekan) berupa bola baja yang dengan identor (penekan) berupa bola baja yang
diameternya tertentu . Akibat pembebanan ini akan diameternya tertentu . Akibat pembebanan ini akan
timbul bekas lekukan atau jejak timbul bekas lekukan atau jejak
D
d
P
P = beban penekanan
D = diameter identor (S atau 10 mm)
d = diameter jejak
HB =
2P
6
D (Dv D
2
d
2
)
PENCU]!AN v!CKERS : sebagai identor digunakan intan PENCU]!AN v!CKERS : sebagai identor digunakan intan
yang berbentuk piramida, menghasilkan jejak sebagai yang berbentuk piramida, menghasilkan jejak sebagai
berikut : berikut :
d1
d2
Hv =
1,8S4 P
d
2
d = (d1 + d2)/2
P = beban tekan yang diberikan
PENCU]!AN ROCKWELL : nilai kekerasannya langsung PENCU]!AN ROCKWELL : nilai kekerasannya langsung
dilihat dari alat uji, sehingga dimungkinkan untuk dilihat dari alat uji, sehingga dimungkinkan untuk
dilakukan pengujian produk secara masal (mass dilakukan pengujian produk secara masal (mass
production). !dentornya dapat berupa kerucut intan atau production). !dentornya dapat berupa kerucut intan atau
bola baja. Beberapa skala yang umum digunakan : bola baja. Beberapa skala yang umum digunakan :
* Skala B : !dentornya bola baja * Skala B : !dentornya bola baja
* Skala C : !dentornya kerucut intan * Skala C : !dentornya kerucut intan
PENCU]!AN N!CROHARDNESS : digunakan untuk PENCU]!AN N!CROHARDNESS : digunakan untuk
pengujian kekerasan material yang dimensinya sangat pengujian kekerasan material yang dimensinya sangat
kecil (tipis), dapat juga untuk mengukur kekerasan fasa kecil (tipis), dapat juga untuk mengukur kekerasan fasa
fasa tertentu. fasa tertentu.
PENCU]!AN FAT!CUE PENCU]!AN FAT!CUE
Ketahanan fatigue pada logam adalah ketahanan logam Ketahanan fatigue pada logam adalah ketahanan logam
terhadap pembebanan dinamis. Secara umum, ada 2 terhadap pembebanan dinamis. Secara umum, ada 2
jenis pembebanan yaitu : jenis pembebanan yaitu :
PENBEBANAN STAT!S PENBEBANAN STAT!S
PENBEBANAN D!NAN!S PENBEBANAN D!NAN!S
+
_
+
_
+ = beban tarik
= beban tekan
Hasil pengujiannya dapat digambarkan dengan grafik Hasil pengujiannya dapat digambarkan dengan grafik
sebagai berikut : (Kurva S sebagai berikut : (Kurva S -- N) N)
Tahapan perpatahan karena fatigue : Tahapan perpatahan karena fatigue :
1. 1. Dimulai dengan adanya pembentukan initial crack Dimulai dengan adanya pembentukan initial crack
2. 2. Terjadi penjalaran retak (ditandai dengan tanda beach Terjadi penjalaran retak (ditandai dengan tanda beach
mark) pada permukaan perpatahan mark) pada permukaan perpatahan
3. 3. Perpatahan akhir terjadi bila retak mencapai panjang Perpatahan akhir terjadi bila retak mencapai panjang
yang cukup besar yang cukup besar
S
E
N
baja
Non ferrous
S
S = stress
S
E
= endurance limit
(batas tegangan
maksimum)
N = jumlah siklus
Untuk non ferrous N = 10
7
(Untuk penentuan S
E
)
!nitial crack
Penjalaran crack
Perpatahan akhir
1. 1. Batang baja berdiameter 12,7 mm dibebani Batang baja berdiameter 12,7 mm dibebani
7000 kg, modulus elastisitasnya 20S.000 NPa. 7000 kg, modulus elastisitasnya 20S.000 NPa.
Hitunglah : Hitunglah :
a. Tegangan dalam batang a. Tegangan dalam batang
b. Regangan yang terjadi b. Regangan yang terjadi
2. 2. Paduan aluminium 61S1 mempunyai modulus Paduan aluminium 61S1 mempunyai modulus
elastisitas sebesar 70.000 NPa dan kekuatan elastisitas sebesar 70.000 NPa dan kekuatan
luluh 27S NPa luluh 27S NPa
a. Berapa beban yang dapat ditanggung oleh a. Berapa beban yang dapat ditanggung oleh
kawat Al 61S1 tersebut yang berdiameter 2,7S kawat Al 61S1 tersebut yang berdiameter 2,7S
mm? mm?
b. Bila kawat berukuran sama dan panjang b. Bila kawat berukuran sama dan panjang
30,S m diberi beban 44 kg. Berapa 30,S m diberi beban 44 kg. Berapa
pertambahan panjangnya? pertambahan panjangnya?
3. 3. Batang baja berdiameter 12,7 mm mengalami Batang baja berdiameter 12,7 mm mengalami
beban maksimum 11800 kg tanpa deformasi beban maksimum 11800 kg tanpa deformasi
plastis, jika modulus elastisitasnya 20S.000 plastis, jika modulus elastisitasnya 20S.000
NPa, hitunglah : NPa, hitunglah :
a. Kekuatannya a. Kekuatannya
b. Regangan pada saat patah b. Regangan pada saat patah
4. 4. Batang baja (E = 20S.000 NPa) berdiameter Batang baja (E = 20S.000 NPa) berdiameter
6,4 mm, panjang 1,83 m dibebani berat 6,4 mm, panjang 1,83 m dibebani berat
sebesar 44S0 N, berapakah perbedaan sebesar 44S0 N, berapakah perbedaan
pertambahan panjangnya bila batang baja pertambahan panjangnya bila batang baja
diganti dengan logam monel (E = 180.000 diganti dengan logam monel (E = 180.000
NPa) NPa)
S. S. Logam monel (E = 180.000 NPa) mempunyai Logam monel (E = 180.000 NPa) mempunyai
kekuatan luluh 4S0 NPa kekuatan luluh 4S0 NPa
a. Berapa beban yang dapat ditanggung oleh a. Berapa beban yang dapat ditanggung oleh
batang berdiameter 18 mm pada saat luluh ? batang berdiameter 18 mm pada saat luluh ?
b. Bila pertambahan panjang yang diizinkan b. Bila pertambahan panjang yang diizinkan
untuk batang dengan panjang 2,1 m adalah untuk batang dengan panjang 2,1 m adalah
2,S mm, berapakah bebannya? 2,S mm, berapakah bebannya?
PENCU]!AN CREEP (NULUR) PENCU]!AN CREEP (NULUR)
Sifat creep merupakan sifat yang ditunjukkan oleh logam Sifat creep merupakan sifat yang ditunjukkan oleh logam
bila mengalami pembebanan statis untuk waktu yang bila mengalami pembebanan statis untuk waktu yang
lama dan pada suhu tinggi. Dengan perlakuan ini logam lama dan pada suhu tinggi. Dengan perlakuan ini logam
akan mulur (bertambah panjang) sampai akhirnya putus. akan mulur (bertambah panjang) sampai akhirnya putus.
Sifat ini banyak dialami oleh komponen Sifat ini banyak dialami oleh komponenkomponen pada komponen pada
turbin gas, ketel uap dll. Logam secara berangsur turbin gas, ketel uap dll. Logam secara berangsur
angsur akan mengalami perpanjangan karena adanya angsur akan mengalami perpanjangan karena adanya
deformasi plastis. deformasi plastis.
Laju creep sangat peka terhadap ukuran butir karena Laju creep sangat peka terhadap ukuran butir karena
deformasi creep disebabkan oleh pergeseran batas butir. deformasi creep disebabkan oleh pergeseran batas butir.
Oleh karena itu struktur logam dengan butir kasar dapat Oleh karena itu struktur logam dengan butir kasar dapat
meningkatkan ketahanan creep. meningkatkan ketahanan creep.
1
waktu
! !!
!!!
= regangan
Perpatahan akhir
LAT!HAN SOAL LAT!HAN SOAL
1. 1. ]elaskan pengaruh unsur karbon terhadap sifat mekanis baja ]elaskan pengaruh unsur karbon terhadap sifat mekanis baja
berikut ini (jawaban disertai dengan grafik) : berikut ini (jawaban disertai dengan grafik) :
a. Kekuatan a. Kekuatan
b. Keuletan b. Keuletan
c. Sifat mampu bentuk c. Sifat mampu bentuk
d. Sifat mampu las d. Sifat mampu las
2. 2. Sepotong kawat paduan dengan modulus elastisitas 110.000 NPa Sepotong kawat paduan dengan modulus elastisitas 110.000 NPa
berdiameter 2,0S mm dilakukan proses penarikan. Pada beban berdiameter 2,0S mm dilakukan proses penarikan. Pada beban
20,S kg terjadilah deformasi plastis. Regangan total setelah beban 20,S kg terjadilah deformasi plastis. Regangan total setelah beban
ditingkatkan menjadi 22,S kg adalah 0,003S. Berapakah regangan ditingkatkan menjadi 22,S kg adalah 0,003S. Berapakah regangan
tetapnya pada beban 22,S kg tersebut! tetapnya pada beban 22,S kg tersebut!
3. 3. Dua logam A dan B masing Dua logam A dan B masingmasing titik leburnya masing titik leburnya
400 400
oo
C dan 300 C dan 300
oo
C, keduanya dipadu dan mempunyai C, keduanya dipadu dan mempunyai
temperatur paduan 200 temperatur paduan 200
oo
C dengan komposisi kimia 7S C dengan komposisi kimia 7S
A. Berdasarkan data A. Berdasarkan datadata tersebut maka : data tersebut maka :
a. Cambarkan dengan lengkap diagram fasa binernya! a. Cambarkan dengan lengkap diagram fasa binernya!
b. Untuk paduan 40 A tentukan : b. Untuk paduan 40 A tentukan :
Temperatur awal paduan tersebut mulai mencair! Temperatur awal paduan tersebut mulai mencair!
]umlah relatif fasa dan komposisi kimia masing ]umlah relatif fasa dan komposisi kimia masing
masing fasa tersebut pada temperatur kamar! masing fasa tersebut pada temperatur kamar!
4. 4. Pembuatan badan/body mobil di industri umumnya Pembuatan badan/body mobil di industri umumnya
dilakukan dengan proses sheet metal forming dan dilakukan dengan proses sheet metal forming dan
bahan yang digunakan biasanya berupa plat/lembaran bahan yang digunakan biasanya berupa plat/lembaran
baja. Agar diperoleh sifat mampu bentuk dan sifat baja. Agar diperoleh sifat mampu bentuk dan sifat
mekanis yang baik maka diperlukan plat/lembaran mekanis yang baik maka diperlukan plat/lembaran
baja dengan struktur matrik ferit yang halus. baja dengan struktur matrik ferit yang halus.
a. ]elaskan mengapa demikian a. ]elaskan mengapa demikian
b.]elaskan proses perlakuan panasnya untuk b.]elaskan proses perlakuan panasnya untuk
mendapatkan struktur matrik ferit yang halus! mendapatkan struktur matrik ferit yang halus!
S. S. a). Batang baja berdiameter 12,7 mm dibebani 7000 a). Batang baja berdiameter 12,7 mm dibebani 7000
kg, hitunglah tegangan dalam batang! kg, hitunglah tegangan dalam batang!
b). Bila batang pada soal di atas mempunyai modulus b). Bila batang pada soal di atas mempunyai modulus
elastisitas sebesar 20S.000 N/mm elastisitas sebesar 20S.000 N/mm
22
, berapakah , berapakah
regangan batang ini ? regangan batang ini ?
6. 6. Logam monel mempunyai modulus elastisitas sebesar Logam monel mempunyai modulus elastisitas sebesar
180.000 N/mm 180.000 N/mm
22
dan kekuatan luluh 6S0 N/mm dan kekuatan luluh 6S0 N/mm
22
a). Berapakah beban yang dapat ditanggung oleh a). Berapakah beban yang dapat ditanggung oleh
batang berdiameter 28 mm! batang berdiameter 28 mm!
b). Bila perpanjangan maksimum yang diijinkan untuk b). Bila perpanjangan maksimum yang diijinkan untuk
batang dengan panjang 3,1 m adalah 3,S mm, batang dengan panjang 3,1 m adalah 3,S mm,
berapakah bebannya? berapakah bebannya?
7. 7. ]elaskan istilah ]elaskan istilahistilah berikut ini : regangan, patah istilah berikut ini : regangan, patah
getas, patah ulet, ketangguhan, modulus elastisitas getas, patah ulet, ketangguhan, modulus elastisitas
dan suhu transisi dan suhu transisi
8. 8. Untuk baja karbon rendah, karbon medium dan tinggi Untuk baja karbon rendah, karbon medium dan tinggi
gambarkan : gambarkan :
a). Diagram hasil pengujian tariknya! a). Diagram hasil pengujian tariknya!
b). Diagram hasil pengujian impaknya b). Diagram hasil pengujian impaknya
c). Diagram hasil pengujian fatiguenya! c). Diagram hasil pengujian fatiguenya!
3. 3. ]elaskan perbedaan proses reduksi bijih besi secara ]elaskan perbedaan proses reduksi bijih besi secara
langsung dan tidak langsung ditinjau dari : langsung dan tidak langsung ditinjau dari :
a). Cas reduktor yang digunakan a). Cas reduktor yang digunakan
b). ]enis dapur yang digunakan b). ]enis dapur yang digunakan
c). ]enis output yang dihasilkan c). ]enis output yang dihasilkan
d). Kualitas output yang dihasilkan d). Kualitas output yang dihasilkan
e). !stilah yang diberikan e). !stilah yang diberikan
10. 10. ]elaskan proses perlakuan panas yang tepat agar ]elaskan proses perlakuan panas yang tepat agar
perkakas potong dari baja mempunyai masa pakai perkakas potong dari baja mempunyai masa pakai
yang lama yang lama
11. 11. a). Cambarkan diagram tarik untuk logam baja dan a). Cambarkan diagram tarik untuk logam baja dan
aluminium dalam 1 diagram! aluminium dalam 1 diagram!
b). Untuk kedua bahan tersebut, manakah yang b). Untuk kedua bahan tersebut, manakah yang
kekuatannya lebih tinggi?, tunjukkan parameter yang kekuatannya lebih tinggi?, tunjukkan parameter yang
menjelaskan hal tersebut pada diagram yang telah menjelaskan hal tersebut pada diagram yang telah
dibuat! dibuat!
c). Pertanyaan yang sama dengan b) tetapi untuk c). Pertanyaan yang sama dengan b) tetapi untuk
perbandingan modulus elastisitasnya. perbandingan modulus elastisitasnya.
12. 12. Ketidaksempurnaan atom Ketidaksempurnaan atomatom dalam kristal dikenal atom dalam kristal dikenal
dengan nama cacat kristal. ]elaskan manfaat cacat dengan nama cacat kristal. ]elaskan manfaat cacat
kristal tersebut untuk jenis cacat berikut ini : cacat kristal tersebut untuk jenis cacat berikut ini : cacat
vacancy, batas butir dan cacat dislokasi. vacancy, batas butir dan cacat dislokasi.
13. 13. ]elaskan 2 jenis percobaan sifat mekanis yang dapat ]elaskan 2 jenis percobaan sifat mekanis yang dapat
digunakan untuk mengetahui ketangguhan logam! digunakan untuk mengetahui ketangguhan logam!
14. 14. Suatu logam diuji kekerasannya dengan metoda Brinnell Suatu logam diuji kekerasannya dengan metoda Brinnell
dengan menggunakan beban tekan 1S00 kg. ]ejak dari dengan menggunakan beban tekan 1S00 kg. ]ejak dari
hasil penekanan ini berdiameter 2,S mm sedangkan hasil penekanan ini berdiameter 2,S mm sedangkan
diameter identor yang digunakan adalah S mm. diameter identor yang digunakan adalah S mm.
Berapakah nilai kekerasan yang diperoleh utk logam tsb Berapakah nilai kekerasan yang diperoleh utk logam tsb
1S. 1S. Apakah yang dimaksud dengan reaksi eutektik, Apakah yang dimaksud dengan reaksi eutektik,
eutektoid dan peritektik pada diagram fasa Fe eutektoid dan peritektik pada diagram fasa FeFe Fe
33
C. C.
Tunjukkan pula pada komposisi dan temperatur Tunjukkan pula pada komposisi dan temperatur
berapa reaksi berapa reaksireaksi tersebut terjadi. Di antara ketiga reaksi tersebut terjadi. Di antara ketiga
reaksi tersebut mana yang dapat terjadi pada baja dan reaksi tersebut mana yang dapat terjadi pada baja dan
mana yang dapat terjadi pada besi tuang! mana yang dapat terjadi pada besi tuang!

A B
16. L

L +

+ +
T
e
X
e
T
p
X
p
T
L
X
B X
A
a). Lengkapi nama a). Lengkapi namanama daerah fasa untuk diagram nama daerah fasa untuk diagram
fasa tersebut! fasa tersebut!
b). Tuliskan persamaan reaksi b). Tuliskan persamaan reaksireaksi fasa yang mungkin reaksi fasa yang mungkin
terjadi! terjadi!
c). Bilamana reaksi c). Bilamana reaksireaksi tersebut terjadi! reaksi tersebut terjadi!
d). Bagaimana cara mencari temperatur cair suatu paduan d). Bagaimana cara mencari temperatur cair suatu paduan
dengan menggunakan diagram fasa? dengan menggunakan diagram fasa?
e)Tentukan kelarutan maksimum unsur B di dalam larutan e)Tentukan kelarutan maksimum unsur B di dalam larutan
padat padat
1 1Tentukan kelarutan maksimum unsur A di dalam larutan Tentukan kelarutan maksimum unsur A di dalam larutan
padat padat ! !
17. 17. Di antara fasa Di antara fasafasa berikut ini : ferit, bainit, perlit, fasa berikut ini : ferit, bainit, perlit,
martensit, tuliskan urutan kekerasannya mulai dari martensit, tuliskan urutan kekerasannya mulai dari
yang paling lunak sampai dengan yang paling keras. yang paling lunak sampai dengan yang paling keras.
]elaskan mengapa demikian! ]elaskan mengapa demikian!
18. 18. ]elaskan apakah yang dimaksud dengan sifat allotropi ]elaskan apakah yang dimaksud dengan sifat allotropi
pada baja! pada baja!
13. 13. a). ]elaskan perbedaan antara struktur martensit dan a). ]elaskan perbedaan antara struktur martensit dan
bainit! bainit!
b). ]elaskan mengapa baja dengan kadar karbon yang b). ]elaskan mengapa baja dengan kadar karbon yang
tinggi mudah untuk dikeraskan! tinggi mudah untuk dikeraskan!
20. 20. ]elaskan perbedaan besar butir logam yang digunakan ]elaskan perbedaan besar butir logam yang digunakan
pada suatu komponen untuk pemakaian pada pada suatu komponen untuk pemakaian pada
temperatur kamar dan temperatur tinggi! temperatur kamar dan temperatur tinggi!
21. 21. Berikut ini diberikan hasil pengujian fatigue untuk 3 Berikut ini diberikan hasil pengujian fatigue untuk 3
jenis logam yang berbeda : jenis logam yang berbeda :
N
S
A
B
C
a). Logam mana yang saudara pilih untuk pembuatan
komponen pemesinan yang tahan terhadap beban
dinamis (jelaskan mengapa demikian?)
b). Apakah yang dimaksud dengan endurance limit?
dimanakah letak endurance limit tersebut pada
diagram di atas?
22. 22. a). ]elaskan apakah yang dimaksud dengan strain a). ]elaskan apakah yang dimaksud dengan strain
hardening! hardening!
b). ]elaskan usaha yang dilakukan untuk mengatasi b). ]elaskan usaha yang dilakukan untuk mengatasi
efek strain hardening! efek strain hardening!
23. 23. ]elaskan perbedaan perlakuan panas anil dan ]elaskan perbedaan perlakuan panas anil dan
normalisasi ditinjau dari : normalisasi ditinjau dari :
a). Kecepatan pendinginannya a). Kecepatan pendinginannya
b). Nedia pendingin b). Nedia pendingin
c). Sifat mekanis yang dihasilkan c). Sifat mekanis yang dihasilkan
24. 24. Bilamana perlakuan panas tempering diterapkan pada Bilamana perlakuan panas tempering diterapkan pada
baja? ]elaskan cara melakukannya! baja? ]elaskan cara melakukannya!
2S. 2S. Nengapa proses perlakuan panas untuk menghasilkan Nengapa proses perlakuan panas untuk menghasilkan
perubahan fasa umumnya didahului dengan perubahan fasa umumnya didahului dengan
pemanasan pada temperatur austenisasi? pemanasan pada temperatur austenisasi?
TEST KEC!L TEST KEC!L
Dua logam A dan B masing Dua logam A dan B masingmasing titik leburnya masing titik leburnya
S00 S00
oo
C dan 300 C dan 300
oo
C, keduanya dipadu dan mempunyai C, keduanya dipadu dan mempunyai
temperatur paduan 200 temperatur paduan 200
oo
C dengan komposisi kimia 2S C dengan komposisi kimia 2S
A. Berdasarkan data A. Berdasarkan datadata tersebut maka : data tersebut maka :
a. Cambarkan dengan lengkap diagram fasa binernya! a. Cambarkan dengan lengkap diagram fasa binernya!
b. Untuk paduan 40 A tentukan : b. Untuk paduan 40 A tentukan :
Temperatur awal paduan tersebut mulai mencair! Temperatur awal paduan tersebut mulai mencair!
]umlah relatif fasa dan komposisi kimia masing ]umlah relatif fasa dan komposisi kimia masing
masing fasa tersebut pada temperatur 100 masing fasa tersebut pada temperatur 100
oo
C dan C dan
temperatur 300 temperatur 300
oo
C! C!
2. 2. Paduan Al 61S1 mempunyai modulus elastisitas Paduan Al 61S1 mempunyai modulus elastisitas
sebesar 70.000 NPa dan kekuatan luluh 27S NPa. Bila sebesar 70.000 NPa dan kekuatan luluh 27S NPa. Bila
paduan tersebut berbentuk kawat dengan diameter paduan tersebut berbentuk kawat dengan diameter
2,7S mm dan panjang 30,S m diberi beban 44 kg, 2,7S mm dan panjang 30,S m diberi beban 44 kg,
berapakah perpanjangannya? berapakah perpanjangannya?
3. 3. ]elaskan cara memperoleh nilai sifat mekanis berikut ]elaskan cara memperoleh nilai sifat mekanis berikut
ini (untuk baja) : modulus elastisitas, ketangguhan, ini (untuk baja) : modulus elastisitas, ketangguhan,
keuletan! Penjelasan dapat disertai dengan rumus keuletan! Penjelasan dapat disertai dengan rumus
ataupun gambar ataupun gambar

You might also like