Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
OLEH :
FERI HADIYANTO
020814005
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Feri Hadiyanto : Optimasi Pereaksi Amonium Molibdat Pada Penetapan Kadar Fosfor Secara Spektrofotometer
Sinar Tampak Dengan Metoda Respon Permukaan, 2009
USU Repository © 2008
ABSTRAK
larutan berwarna biru yang dapat diukur pada panjang gelombang maksimum 700
nm.
larutan campuran tersebut. Metode optimasi yang dipilih adalah metode respon
permukaan.
asam askorbat, dan 17,16 ml (17,92%) kalium antimonil tartrat dapat stabil selama
satu jam. Dengan larutan standar KH2PO4, larutan campuran tersebut memiliki
2
ABSTRACT
of 700 nm.
the mixed solution composition. The variable-size simplex method was chosen for
optimization.
choosing a sensitive and a stable mixed solution composition had been done.
The research result showed that a mixed solution which contained 21,86
(31,33%) ascorbic acid, and 17,16 ml (17,92%) potassium antimony tartar could
stabilize for one hour. With a KH2PO4 standard solution, the mixed solution had a
3
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...………………………………………………………………………... 1
ABSTRAK ...…………………………………………………………………..... 2
ABSTRACT……………………………………………………………………... 3
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. 4
DAFTAR TABEL…………………………………………………..…………… 7
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….……........ 8
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..…... 9
4
2.4. Spektrofotometri Sinar Tampak …………………………………… 21
3.2. Alat-Alat………………………………………………………...… 23
5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 28
5.2. Saran……………………………..………………………………. 38
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..... 39
6
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
5. Lembar Kerja Model Lima Level Center Composite Design Tiga Faktor ......18
11. Rentang Volume Pereaksi untuk Proses Optimasi menurut Kodingnya ........ 30
13. Hasil Serapan Larutan Campuran Pada Titik Optimal Selama 60 Menit ...... 36
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kontur plot serapan dari interaksi antara amonium dengan sulfat ................. 32
2. Kontur plot serapan dari interaksi antara kalium dengan amonium ................ 32
3. Kontur plot serapan dari interaksi antara kalium dengan sulfat ...................... 33
8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
9
BAB I
PENDAHULUAN
Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom
15. Fosfor merupakan unsur penting dalam makhluk hidup. Kegunaan fosfor yang
terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan dalam
bahan peledak, korek api, kembang api, pestisida, odol, dan deterjen
(http://id.wikipedia.org).
yang membentuk larutan berwarna biru dan dapat diukur pada panjang gelombang
dengan ion molibdat. Dengan adanya asam askorbat dan antimon, kompleks
dari kondisi redoks medium dan pH. Antimon ditambahkan untuk melengkapi
biru. Lebih jauh lagi, antimon meningkatkan intensitas warna biru dan
Sensitivitas merupakan slope dari kurva kalibrasi yang linear (Miller & Miller,
1988).
10
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sensitivitas pengukuran
ditambahkan pada larutan fosfat harus bersifat asam kuat (Vogel, 1985). Peneliti
metode yang dapat mengoptimasi semua faktor. Dalam hal ini peneliti
menganalisa suatu respon Y yang dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas atau
(www.chemistry-math.org).
11
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Hipotesis
Diduga bahwa:
sinar tampak.
12
1.4. Tujuan Penelitian
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
permasalahan pada respon yang dipengaruhi oleh beberapa variabel dan bertujuan
orde dua Central Composite Design (CCD) banyak digunakan. Secara umum,
CCD mempunyai faktorial 2k dengan banyak data (nf), sumbu (2k), dan pusat (nc).
CCD sangat efisien untuk kecocokan model orde dua. Dua parameter dalam
spesifik design adalah jarak sumbu α yang dijalankan dari pusat design dan
dengan suatu respon. Metode ini menggunakan satu set percobaan yang secara
umum dirancang untuk mendapatkan respon yang optimal dari sekian banyak
variabel bebas yang hampir tidak memiliki efek terhadap suatu respon, umumnya
14
variabel bebas yang terbaik dengan rancangan pusat komposit (model lima level).
2. Menentukan nilai stasioner yaitu nilai variabel bebas yang menghasilkan respon
- Menentukan variabel respon yang akan diukur, variabel bebas yang berpengaruh
terhadap respon dan menentukan range variabel bebas agar didapatkan hasil yang
layak.
- Membuat model orde pertama dan menguji model untuk dapat melanjutkan
yang diduga.
penting dan faktor-faktor yang tidak memiliki efek penting. Tujuan dari
15
Ekperimen ini meliputi rancangan faktorial, ukuran sampel untuk
faktor.
table 3 dengan 16 perlakuan dari 4 jumlah faktor. Dikenal sebagai desain faktorial
(Haaland, 1989).
16
6 -1 +1 -1 +1
7 -1 +1 +1 -1
8 -1 +1 +1 +1
9 +1 -1 -1 -1
10 +1 -1 -1 +1
11 +1 -1 +1 -1
12 +1 -1 +1 +1
13 +1 +1 -1 -1
14 +1 +1 -1 +1
15 +1 +1 +1 -1
16 +1 +1 +1 +1
Central Composite Design (CCD) harus memiliki paling sedikit tiga level
untuk setiap faktor, karena apabila level faktor lebih kecil dari tiga level maka
rancangan faktorial 2k ditambah pengamatan pada titik pusat (center point) dan
titik aksial (axial points) (Khuri and Cornell,1996). Dinyatakan dalam persamaan
berikut:
k k
= β0 + ∑ β iXi + ∑ β ii X
i =1 i =1
2
i + ∑∑ β ijXiXj
i< j
X3 + β23X2 X3
- Ŷ adalah respon
17
Pada tabel 4 berikut ini adalah pemodelan lima level untuk central
composite 3 (tiga) faktor, dan pada tabel 5 berikut adalah lembar kerja model lima
Tabel 5. Lembar Kerja Model Lima Level Center Composite Design Tiga Faktor.
Perlakuan A B C
ke
1 -1 -1 -1
2 -1 -1 -1
3 -1 +1 -1
4 -1 +1 -1
5 +1 -1 +1
6 +1 -1 +1
7 +1 +1 +1
8 +1 +1 +1
9 -1,68 0 0
10 +1,68 0 0
11 0 -1,68 0
12 0 +1,68 0
13 0 0 -1,68
14 0 0 +1,68
15 0 0 0
16 0 0 0
17 0 0 0
18 0 0 0
18
2.1.3. Pengujian Model
analisis varians / Tabel Anova (Khuri, and Cornell, 1996) sebagai berikut:
Rata-rata (SSmean) 1 ?
p = parameter
f = 2k + 2k +1
..... ( n)
SST
19
SST = Y′ Y
SSmean = ′
SSr = (Y – )′ (Y – X )
SSlof = (J – X )′ (J – X )′
2.2. Fosfor
Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom
banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi
tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif,
ditemukan dalam berbagai bentuk, dan merupakan unsur penting dalam makhluk
hidup. Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, dan
secara luas digunakan dalam korek api, kembang api, pestisida, odol, dan deterjen
(http://id.wikipedia.org).
Fosfor termasuk salah satu mineral makro, yaitu mineral yang dibutuhkan
tubuh manusia dalam jumlah yang besar (umumnya lebih dari 100 mg/hari).
20
2.3. Spektrofotometri
radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang
dalam daerah cahaya tampak awal disebut kolorimetri; tetapi istilah “kolorimetri”
lebih tepat digunakan untuk persepsi tentang warna (Ditjen POM, 1995).
Untuk kemudahan pengacuan, daerah spektrum ini pada garis besarnya dibagi
dalam daerah ultraviolet (190 nm hingga 380 nm), daerah cahaya tampak (380 nm
hingga 780 nm), daerah inframerah dekat (780 nm hingga 3000 nm), dan daerah
inframerah (2,5 μm hingga 40 μm atau 4000 cm-1 hingga 250 cm-1) (Ditjen POM,
1995).
panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya
menggunakan energi radiasi pada panjang gelombang antara 380 dan 800 nm.
21
Dikatakan spektroskopi sinar tampak karena rentang panjang gelombang ini dapat
Warna yang terlihat dari objek umumnya disebabkan oleh interaksi antara
A = ε.b.c
A = absorban (serapan)
Sensitivitas adalah slope dari kurva kalibrasi yang linear (Miller & Miller,
1988). Jika sensitivitas tinggi, maka limit deteksi rendah. Limit deteksi adalah
(http://jurnal.farmasi.ui.ac.id).
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2. Alat-Alat
UV-Sinar Tampak (Perkin Elmer Lambda 3 PE), neraca listrik (Mettler AE 200),
3.3. Bahan-Bahan
Semua bahan yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas pro analisis
H2SO4 0,36 N.
500 ml.
23
3.4.4. Larutan asam askorbat
air suling.
diaduk.
Pembuatan larutan campuran sama dengan cara yang tertulis dalam buku
faktorial standar yaitu secara skrining untuk percobaan awal dengan rentang
2 5 30 15 7
3 5 30 45 3
24
4 5 30 45 7
5 5 70 15 3
6 5 70 15 7
7 5 70 45 3
8 5 70 45 7
9 25 30 15 3
10 25 30 15 7
11 25 30 45 3
12 25 30 45 7
13 25 70 15 3
14 25 70 15 7
15 25 70 45 3
16 25 70 45 7
25
7 23 28 18
8 23 28 18
9 20,3182 27 17
10 23,6818 27 17
11 22 25,3182 17
12 22 28,6818 17
13 22 27 15,3182
14 22 27 18,6818
15 22 27 17
16 22 27 17
17 22 27 17
18 22 27 17
Percobaan Blanko.
ditambah dengan 6 ml air suling, lalu dikocok dan didiamkan selama x menit, lalu
Larutan standar fosfor 100 ppm dipipet sebanyak 5 ml, lalu dimasukkan ke
dalam labu ukur 100 ml dan dicukupkan volumenya dengan air suling sampai
garis tanda (5 ppm). Dari larutan tersebut dipipet 20 ml, lalu dimasukkan ke dalam
labu takar 100 ml dan dicukupkan volumenya dengan air suling sampai garis
tanda (1 ppm). Dari larutan standar 1 ppm dipipet 1 ml dan ditambahkan 5 ml air
suling dan 1 ml larutan campuran yang telah dipilih, lalu dikocok. Diukur
26
serapannya secara spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang 700 nm
dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan dicukupkan volumenya dengan air
suling sampai batas garis tanda (6 mcg/ml). Dari larutan tersebut dipipet 1 ml dan
maksimum.
27
BAB IV
Dari perlakuan secara proses skrining diperoleh satu faktor yang akan
ditentukan sebagai faktor konstan yaitu faktor yang paling tidak berpengaruh
Hasil dari percobaan awal yang dilakukan adalah seperti pada table 4
berikut:
28
Tabel 9. Skrining Komposisi Larutan Campuran pada Percobaan Awal dengan
Larutan Standar Fosfor 6 ppm.
Perlakuan Ammonium Asam Asan Kalium Absorbansi
ke molibdat sulfat askorbat antimonil
(ml) (ml) (ml) (ml)
1 5 30 15 3 0,408
2 5 30 15 7 0,416
3 5 30 45 3 0,426
4 5 30 45 7 0,430
5 5 70 15 3 0,002
6 5 70 15 7 0,003
7 5 70 45 3 0,001
8 5 70 45 7 0,001
9 25 30 15 3 0,648
10 25 30 15 7 0,824
11 25 30 45 3 0,563
12 25 30 45 7 0,940
13 25 70 15 3 0,334
14 25 70 15 7 0,439
15 25 70 45 3 0,320
16 25 70 45 7 0,437
satu faktor konstan yaitu asam askorbat dengan nilai 0,005. Data perhitungan
Dari percobaan awal (skrining) dapat ditentukan tiga faktor pereaksi yang
29
Volume tengah masing-masing pereaksi adalah 22 ml amonium molibdat,
Tabel 11. Rentang Volume Pereaksi untuk Proses Optimasi menurut Kodingnya.
Larutan Koding terkecil Koding terbesar
Ammonium molibdat 4% 20,3182 ml 23,6818 ml
asam sulfat 5 N 25,3182 ml 28,6818 ml
Kalium Antimonil 15,3182 ml 18,6818 ml
Tabel 12. Hasil Optimasi Komposisi Larutan Campuran dengan Larutan Standar
Fosfor 1 ppm.
Perlakuan Ammonium Asam sulfat Kalium antimonil Absorbansi
ke molibdat (ml) (ml)
(ml)
1 21 26 16 0,343
2 21 26 16 0,357
3 21 28 16 0,326
4 21 28 16 0,353
5 23 26 18 0,346
6 23 26 18 0,384
7 23 28 18 0,318
8 23 28 18 0,367
9 20,3182 27 17 0,330
10 23,6818 27 17 0,383
11 22 25,3182 17 0,365
12 22 28,6818 17 0,335
13 22 27 15,3182 0,337
14 22 27 18,6818 0,356
15 22 27 17 0,362
16 22 27 17 0,359
17 22 27 17 0,362
18 22 27 17 0,362
30
Dari tabel di atas, komposisi larutan campuran yang memiliki serapan
larutan campuran yang memiliki serapan terkecil adalah komposisi yang ke-7
dengan membandingkan komposisi ke-2 dengan ke-5, dan ke-3 dengan ke-5).
jumlah amonium molibdat dan kalium antimonil tartrat dalam komposisi larutan
campuran. Dan lebih jelasnya lagi dapat digambarkan dengan contour plot
berikut:
31
Contour Plot of absorb vs sulfat; amonium
absorb
28,5
< 0,30
0,30 - 0,32
0,32 - 0,34
28,0
0,34 - 0,36
0,36 - 0,38
> 0,38
27,5
Hold Values
kalium 17
sulfat
27,0
26,5
26,0
25,5
Gambar 1. Kontur plot serapan dari interaksi antara amonium dengan sulfat.
17,0
16,5
16,0
15,5
Gambar 2. Kontur plot serapan dari interaksi antara kalium dengan amonium.
32
Contour Plot of absorb vs kalium; sulfat
absorb
18,5
< 0,32
0,32 - 0,33
0,33 - 0,34
18,0
0,34 - 0,35
0,35 - 0,36
> 0,36
17,5
Hold Values
kalium
amonium 22
17,0
16,5
16,0
15,5
Gambar 3. Kontur plot serapan dari interaksi antara kalium dengan sulfat.
optimum dari masing masing faktor, data perhitungan optimasi dapat dilihat pada
Optimasi dari ketiga faktor diatas dibuktikan dengan bentuk kurva tiga
33
Gambar 4. Kurva optimasi amonium vs sulfat menggunakan minitab v14.7.
34
Gambar 6. Kurva optimasi sulfat vs kalium menggunakan minitab v14.7.
Blangko.
Sebagai orientasi, dipilih komposisi larutan campuran pada titik optimal untuk
35
Tabel 13. Hasil Serapan Larutan Campuran Pada Titik Optimal Selama 60 Menit.
Waktu 1 2 3 5 10 20 40 60
(menit)
Serapan (A) 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021
selama 22 menit setelah 146 menit. Data penentuan waktu kerja dapat dilihat
pada Lampiran 4.
Gambar 7. Kurva Waktu Kerja Larutan Standar Fosfor 1 ppm pada Panjang
36
4.5. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
menggunakan larutan standar fosfor 1 ppm dan komposisi larutan campuran yang
telah dipilih. Data penentuan panjang gelombang maksimum dapat dilihat pada
Lampiran 5.
0,62
0,60
serapan (A)
0,58
0,56
0,54
0,52
0,50
580 595 610 625 640 655 670 685 700 715 730
panjang gelombang (nm)
37
BAB V
5.1. Kesimpulan
(maksimum).
5.2. Saran
titik optimal lainnya dengan limit deteksi yang lebih kecil dari 1 ppm.
38
DAFTAR PUSTAKA
- …..”Fosfor”
http://id.wikipedia.org.
- …..”Macromineral”
http://en.wikipedia.org/wiki/Macromineral
- …..”Response surface”.
http//www.wikipedia.org
- Khuri, Andre I., and John A. Cornell. (1996). Empirical Model Building and
Respon Surface. New York: Marcell Dekker. page. 125 - 145.
39
- Miller, J.C. and Miller, J.N. (1988). Statistics For Analytical Chemistry. Second
- Montgomery, D.C. (2001). Design and Analysis of Experiments. John Wiley &
- Vogel, A.I. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
- Walinga, I., et al. (1995). Plant Analysis Manual. Dordrecht: Kluwer Academic
40
LAMPIRAN
terkecil dengan mengabaikan tanda minus pada nilai faktor konstan tandingan
lainnya.
41
Lampiran 2. Perhitungan untuk mendapatkan nilai titik optimum dari masing-
masing faktor.
Parameter = 10
k = banyaknya faktor 3
f = 2k + 2k +1 15
..... ( n=18 )
SST
18
1 17
9 8
5 3
SST = Y′ Y
SSmean = ′
SSr = (Y – )′ (Y – X )
SSlof = (J – X )′ (J – X )′
42
Y= Ϋ= J= B^ = 0,3613
0,343 0,3525 0,34300
0,346 0,3525 0,34600 0,0159
0,326 0,3525 0,32600 -0,0085
0,318 0,3525 0,31800 0,0050
0,357 0,3525 0,35700 -0,0019
0,384 0,3525 0,38400 -0,0042
0,353 0,3525 0,35300 -0,0055
0,367 0,3525 0,36700 0,0030
0,330 0,3525 0,33000 0,0058
0,383 0,3525 0,38300 -0,0030
0,365 0,3525 0,36500
0,335 0,3525 0,33500
0,337 0,3525 0,33700
0,356 0,3525 0,35600
0,362 0,3525 0,36125
0,359 0,3525 0,36125
0,362 0,3525 0,36125
0,362 0,3525 0,36125
X=
1 X1 X2 X3 X12 X22 X32 X1 X2 X1 X3 X2 X3
1 ‐1 ‐1 ‐1 1 1 1 1 1 1
1 ‐1 ‐1 1 1 1 1 1 ‐1 ‐1
1 ‐1 1 ‐1 1 1 1 ‐1 1 ‐1
1 ‐1 1 1 1 1 1 ‐1 ‐1 1
1 1 ‐1 ‐1 1 1 1 ‐1 ‐1 1
1 1 ‐1 1 1 1 1 ‐1 1 ‐1
1 1 1 ‐1 1 1 1 1 ‐1 ‐1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 ‐1,68 0 0 2,82 0 0 0 0 0
1 1,68 0 0 2,82 0 0 0 0 0
1 0 ‐1,68 0 0 2,82 0 0 0 0
1 0 1,68 0 0 2,82 0 0 0 0
1 0 0 ‐1,68 0 0 2,82 0 0 0
1 0 0 1,68 0 0 2,82 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
43
Table Anova
X3 + β23X2 X3
= 0,3605
X0 = -B-1 . b/2
X= 0.1423
0.2602
-0.1568
44
Amonium molibdat = X1 =21,857
45
Lampiran 3. Data Penentuan Waktu Kerja.
46
72 0,583
74 0,586
76 0,588
78 0,591
80 0,593
82 0,595
84 0,598
86 0,602
88 0,604
90 0,605
92 0,606
94 0,608
96 0,609
98 0,611
100 0,614
102 0,614
104 0,615
106 0,617
108 0,619
110 0,620
112 0,621
114 0,623
116 0,624
118 0,625
120 0,626
122 0,626
124 0,627
126 0,628
128 0,628
130 0,630
132 0,631
134 0,632
136 0,632
138 0,633
140 0,634
142 0,635
144 0,637
146 0,639
148 0,639
47
150 0,639
152 0,639
154 0,639
156 0,639
158 0,639
160 0,639
162 0,639
164 0,639
166 0,639
168 0,640
170 0,641
172 0,641
174 0,642
176 0,645
178 0,647
180 0,649
48
Lampiran 4. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum.
49