You are on page 1of 12

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang Dewasa ini, banyak perusahaan-perusahaan yang diharuskan untuk menerbitkan laporan keuangannya.

Laporan keuangan adalah alat komunikasi utama antara perusahaan dengan para pemegang saham (Healy danPalepu, 1995). Laporan keuangan tersebut harus memenuhi berbagai aturan penyajiannya, seperti yang telah diatur dalam PSAK 1 (revisi 2010) yang berisi tentang aturan-aturan dasar mengenai laporan keuangan untuk tujuan umum dan komponen laporan keuangannya agar dapat dibandingan baik dengan laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan perusahan lain. Perusahaan terbagi atas berbagai macam jenis.Setiap jenis perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang berbeda sesuai dengankarakteristik bisnis masing-masing. Entitas nirlaba tentu berbeda dengan entitas lainnya.Entitas nirlaba memperoleh dana yang berasal dari sumbangan, yang artinya setiap yang memberikan atau menaruh uang ke dalam entitas, tidak mengharapkan uangnya kembali apalagi untuk investasi(IAI,2004:45.1) Entitas nirlaba juga tidak memiliki pemilik seperti entitas lain pada umumnya. Hanya ada pendiri baik individu maupun kelompok. Dikarenakan entitas nirbala memerlukan dana untuk membiayai kebutuhannya dengan hutang atau keuntungan yang didapat dari kegiatan operasi, maka entitas nirlaba memerlukan laporan keuangan untuk kreditur dan pemasok dana lainnya. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah mengatur penyusunan laporan keuangan entitas nirlaba, yaitu dengan adanya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No45). Dengan mengikuti PSAK No45, entitas nirlaba dianjurkan untuk menyediakan informasi keuangan yang paling relevan dan paling mudah dipahami oleh para penyumbang, kreditur, dan pemakai lain di luar entitas. Dengan keterbatasan tenaga, waktu, dan dana, Ikatan Akuntansi Indonesia selalu berusaha secara berkesinambungan untuk meningkatkan mutu standar akuntansi keuangan agar laporan keuangan yang disajikan perusahaan atau entitas nirlaba di Indonesia dapat sejalan dengan perkembangan standar internasional. Peningkatan

mutu tersebut dilakukan baik dengan penerbitan standar baru maupun dengan melakukan penyempurnaan terhadap standar yang telah ada. (IAI, 2004 : 45.1). Berdasarkan fenomena tersebut, penulis merasa perlu untuk menyusun makalah yang berkenaan dengan entitas nirlaba tersebut.

1.2. Identifikasi Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan entitas nirlaba? 2. Bagaimana karakteristik entitas nirlaba? 3. Apakah pelaporan entitas nirlaba sama dengan entitas lainnya? 4. Adakah aturan yang khusus mengatur tentang entitas nirlaba di dunia ? 5. Adakah aturan yang khusus mengatur tentang entitas nirlaba di Indonesia?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui apa itu entitas nirlaba sebenarnya, juga perbedaan antara entitas nirlaba dan entitas lainnya. Dijelaskan pula mengenai karakteristik nirlaba agar para pembaca mudah memahami dan membedakan antara entitas nirlaba dan yang tidak. Selain itu akan dijelaskan mengenai aturan nirlaba yang ada di Indonesia maupun International.

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Definisi Entitas Nirlaba 1. Menurut PSAK 45 Entitas nirlaba merupakan entitas yang memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari entitas tersebut. 2. Floyd A. Beams Entitas nirlaba merupakan entitas non-bisnis yang tidak mempunyai kepemilikan secara individu maupun maupun tujuan pribadi seperti laba.

2.2. Karakteristik Entitas Nirlaba Menurut PSAK 45 karakter entitas nirlaba meliputi: Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut. Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba. -

2.3. Perbedaan Entitas Nirlaba dengan Entitas yang Berorientasi Pada Laba Perihal Kepemilikan Entitas Nirlaba Tidak ada kepemilikan seperti pada entitas bisnis. (tidak ada proporsi pembagian keuntungan kepada pemilik) Kepemilikan tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali. Pendanaan entitas nirlaba bersumber pada donatur. Entitas Laba Pemilik entitas tersebut sudah jelas, dan pemilik memperoleh keuntungan dari hasil usaha entitasnya tersebut.

Sumber Dana

Biaya

Laporan Keuangan

Biaya dibagi berdasarkan klasifikasi fungsional, yaitu biaya atas aktivitas pemberian jasa dan biaya atas aktivitas pendukung. Entitas nirlaba tidak membuat laporan laba rugi, melainkan membuat laporan aktivitas.

Pendanaan entitas sudah jelas, yakni dari keuntungan yang diperoleh entitas. Biaya diklasifikasikan ke dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung dalam kaitannya dengan produksi barang/jasa. Entitas laba membuat laporan laba rugi.

2.4. Tujuan Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Laporan keuangan entitas nirlaba dibuat untuk menyediakan informasi relevan bagi pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba. Pengguna laporan keuangan entitas nirlaba memiliki kepentingan yang tidak berbeda dengan entitas bisnis, yaitu untuk menilai: Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuan entitas nirlaba untuk terus memberikan jasa tersebut melalui laporan posisi keuangan mengenai aset, liabilitas, aset neto, dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut.

Cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek kinerjanya melalui laporan aktivitas (perubahan yang terjadi dalam kelompok aset neto) dan laporan arus kas.

2.5. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Entitas nirlaba membuat laporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya bagi entitas nirlaba. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding. Maka dari itu entitas nirlaba bertanggung jawab untuk melaporkan informasi atas kinerjanya dalam bentuk laporan keuangan sehingga pemberi sumber daya dapat mengambil keputusan untuk melanjutkan atau memberhentikan sumber daya. Jenis-jenis laporan keuangan untuk entitas nirlaba sesuai dengan PSAK 45 adalah sebagai berikut: 1. Laporan Posisi Keuangan 2. Laporan Aktivitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan

2.5.1 Laporan Posisi Keuangan Laporan Posisi Keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto (ekuitas) serta informasi mengenai hubungan antar unsur-unsur tersebut pada periode tertentu. Informasi yang diungkapkan dalam laporan posisi keuangan dapat membantu pemberi sumber daya, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk menilai kemampuan entitas nirlaba dalam memberikan jasa secara berkelanjutan dan juga menilai likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Pada laporan posisi keuangan aset disajikan berdasarkan urutan likuiditasnya, dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh tempo dan aset dikelompokan ke dalam kelompok lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam kelompok jangka pendek dan jangka panjang.

Klasifikasi Aset Neto (Ekuitas) Terikat dan Tidak Terikat Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan pembatasan oleh pemberi dana, yaitu: 1. Terikat secara permanen atau secara temporer 2. Tidak Terikat

Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer tersebut diungkapkan dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh pemberi dana agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi entitas diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh pemberi dana yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu. Sumber daya tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya.

2.5.2. Laporan Aktivitas Laporan Aktivitas memiliki tujuan utama, yaitu: 1. Menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto. 2. Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain.
6

3. Informasi penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan program atau jasa.

Informasi dalam laporan aktivitas dapat membantu pemberi sumber daya dan pihak-pihak terkait untuk: 1. Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode 2. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan jasa. 3. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer. Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aset neto (ekuitas) selama satu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto (ekuitas) dalam posisi keuangan. Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan, dan Kerugian Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya , dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat. Serta jumlah pendapatan dan beban disajikan secara bruto, kecuali diatur berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP. Sumber daya merupakan penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada atau tidaknya pembatasan. Jika terdapat sumber daya yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, maka dapat disajikan sebagai sumber daya tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntasi. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali penggunaannya dibatasi.

Informasi Pemberian Jasa Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas nirlaba. Pemberian jasa mengklasifikasikan aktivitasnya menjadi 2 jenis, yaitu: a) Program Pemberian Jasa Pemberian jasa yang merupakan tujuan dan hasil utama dari entitas tersebut b) Aktivitas Pendukung Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program jasa utama. Umumnya aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana, dan pengembangan anggota. Laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai beban menurut

klasifikasi fungsional, seperti kelompok pemberian jasa dan aktivitas pendukung. Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu pemberi sumber daya dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya, dan selain itu entitas nirlaba juga dianjurkan menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya misalnya, gaji, sewa, listrik, bunga, dan penyusutan.

2.5.3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas memiliki tujuan utama untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2: Laporan Arus Kas atau SAK ETAP Bab 7 dengan tambahan berikut ini: a. Aktivitas Pendanaan 1. Penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali yang penggunaannya dibatasi dalam jangka panjang. 2. Penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan, dan pemeliharaan aset tetap atau peningkatan dana abadi. 3. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya dalam jangka panjang. b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas, misalnya sumbangan berupa bangunan atau aset investasi.

BAB 3 KESIMPULAN

Entitas nirlaba merupakan entitas yang memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari entitas tersebut. Karakteristik entitas nirlaba menurut PSAK 45: Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut. Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.

Jenis-jenis laporan keuangan untuk entitas nirlaba: 1. Laporan Posisi Keuangan 2. Laporan Aktivitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan

10

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. Beams, Anthony, Bettinghaus, Smith. 2012. Advanced Accounting Eleventh Edition. United States of America: Pearson Prentice Hall.
http://akuntansi-organisasi-nirlaba.blogspot.com/2013/03/laporan-keuangan-organisasinirlaba_5465.html http://keuanganlsm.com/psak-45-tujuan-laporan-posisi-keuangan/ http://titoindraprasetyo09.blogspot.com/2013/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/08/makalah-akuntansi-organisasi-nirlaba.html

11

DAFTAR ISI

BAB 1................................................................................... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ................................................................ Error! Bookmark not defined. 1.1. 1.2. 1.3. Latar Belakang .......................................................... Error! Bookmark not defined. Identifikasi Masalah .................................................. Error! Bookmark not defined. Tujuan Penulisan Makalah ........................................ Error! Bookmark not defined.

BAB 2................................................................................... Error! Bookmark not defined. PEMBAHASAN .................................................................. Error! Bookmark not defined. 2.1 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.5.1. 2.5.2. 2.5.3. Definisi Entitias Nirlaba ........................................ Error! Bookmark not defined. Karakteristik Entitas Nirlaba .................................. Error! Bookmark not defined. Perbedaan Entitas Nirlaba dengan Entitas yang Berorientasi Pada Laba ................ 4 Tujuan Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba ........................................................... 4 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba ..................... Error! Bookmark not defined. Laporan Posisi Keuangan ...................................... Error! Bookmark not defined. Laporan Aktivitas .................................................. Error! Bookmark not defined. Laporan Arus Kas .................................................................................................... 9

BAB 3................................................................................... Error! Bookmark not defined. KESIMPULAN .................................................................. Error! Bookmark not defined.0 DAFTAR PUSTAKA .......................................................... Error! Bookmark not defined.

12

You might also like