You are on page 1of 34

SISTEM PENGISIAN

?
2

1.

Mekanik : Dengan Regulator tipe Point Elektronik : Dengan Regulator tipe IC

2.

SISTEM PENGISIAN DENGAN REGULATOR TIPE POIN

SISTEM PENGISIAN DENGAN REGULATOR TIPE ELEKTRONIK (IC)

KOMPONEN SISTEM PENGISIAN & FUNGSINYA

1. Kunci Kontak Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus dari battery ke beban. (Sistem pengapian, lampu tanda, dll)
2. Battery Batteray berfungsi untuk menyimpan arus listrik dan memberi arus kumparan medan. 3. Lampu CHG Berfungsi memberikan tanda kepada pengemudi bahwa sistem pengisian bekerja. Pada saat kunci kontak ON mesin mati lampu CHG menyala, tetapi pada saat mesin hidup lampu pengisian harus mati.

4. Alternator Alternator berfungsi menghasilkan arus listrik untuk mengisi battery 5. Regulator Regulator berfungsi mengatur jumlah out put tegangan pengisian dengan cara mengatur arus yang mengalir ke terminal F Alternator.

ALTERNATOR
KOMPONEN :

1. Rumah bagian belakang


2. Plat dudukan dioda 3. Diode daya 4. Diode arus medan 5. Regulator Elektronik 6. Stator 7. Rotor 8. Kipas 9. Puly 10. Rumah bagian depan
9

KOMPONEN ALTERNATOR

10

ROTOR COIL FUNGSI: Membentuk magnet pada kuku-kuku rotor

11

ROTOR

12

STATOR COIL FUNGSI: Membangkitkan tegangan bolak-balik 3 phase

13

DIODE

FUNGSI: Menyearahkan tegangan bolak-balik 3 pase dari stator

14

RUMAH
Rumah Bantalan Belakang
Rumah Bantalan Depan

FUNGSI : Menyediakan tempat berputar bagi alternator/ rotor dengan celah sekecil mungkin
15

KIPAS FUNGSI: Mendinginkan dioda-dioda


R+L: Putaran Puley dapat dibolak-balik R : Putaran Puley tidak dapat dibolak-balik

16

PULEY
FUNGSI: Memindahkan tenaga putar dari mesin ke Alternator Menentukan perbandingan putaran mesin dan Alternator
17

REGULATOR
1. Tipe Point 2. Tipe IC FUNGSI: Mengatur Kestabilan Tegangan Output Alternator
Regulator Tipe Point
18

2. Regulator Tipe IC

Regulator Tipe IC
19

20

1. Saat Kunci Kontak ON Mesin Mati

21

1. Saat Kunci Kontak ON Mesin Mati


Arus medan mula mengalir dari B+ baterai kunci kontak terminal IG regulator titik kontak PL1 titik kontak PL0 terminal F regulator terminal F alternator sikat slip ring kumparan medan/rotor slip ring terminal E alternator masa, kumparan medan menjadi magnet. Arus lampu kontrol pengisian mengalir dari B+ baterai kunci kontak lampu kontrol pengisian terminal L regulator titik kontak P0 titik kontak P1 terminal L regulator masa, lampu menyala.
22

2. Mesin Hidup Dari Putaran Rendah ke Putaran Sedang

23

2. Mesin Hidup Dari Putaran Rendah ke Putaran Sedang


Alternator lewat terminal B+ mengeluarkan energi listrik untuk pengisian baterai dan beban kelistrikan mobil. Arus medan mengalir dari B+ alternator kunci kontak terminal IG regulator titik kontak PL1 titik kontak PL0 terminal F regulator terminal F alternator sikat slip ring kumparan medan/rotor slip ring terminal E alternator masa. Arus dari terminal N alternator mengalir ke kumparan relai tegangan melalui terminal N regulator kemudian ke masa, yang mengakibatkan kontak gerak P0 tertarik ke titik kontak diam P2 menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator ke kumparan regulator dan akibatnya lampu pengisian padam karena tidak ada beda potensial antara lampu kontrol dan terminal L regulator.
24

Pada kondisi tegangan baterai sudah mencapai 14,4 volt maka tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan membuat medan magnet pada inti kumparan regulator tegangan yang mampu menarik kontak gerak PL0 lepas dari titik kontak PL1. Sehingga arus medan menjadi kecil karena melewati tahanan R, akibatnya tegangan turun dan kontak gerak PL0 kembali menempel ke kontak PL1, arus medan besar kembali dan tegangan naik lagi kontak PL0 lepas kembali demikian seterusnya pada kecepatan ini akan terjadi putus hubung antara kontak PL0 dan kontak PL1 sehingga tegangan keluaran alternator tetap pada 14,4 volt.
25

3. Mesin Hidup Dari Putaran Sedang ke Putaran Tinggi

26

3. Mesin Hidup Dari Putaran Sedang ke Putaran Tinggi


Bila kecepatan bertambah naik, tegangan keluaran alternator juga bertambah naik diatas 14,4 volt, yang berarti juga tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan juga naik. Akibatnya kemagnetan pada inti kumparan regulator bertambah besar yang mampu menarik kontak PL0 hingga melayang (berada di tenggah-tenggah kontak PL1 dan PL2). Akibatnya arus medan melewati tahanan R tetapi karena kecepatanya sudah tinggi maka tegangan keluaran alternator akan tetap 14,4 volt.

27

Bila kecepatan bertambah naik lagi maka tegangan keluaran alternator juga bertambah naik hingga 14,8 volt. Pada tegangan tersebut kemagnetan pada inti kumparan menarik kontak gerak PL0 lebih jauh lagi hingga menempel pada titik kontak PL2 akibatnya arus medan menjadi nol dan tegangan keluaran alternator turun kontak gerak PL0 lepas kembali arus medan besar lagi tegangan keluaran naik lagi kontak gerak PL0 menempel lagi pada PL2 demikian seterusnya terjadi putus hubung antara kontak gerak PL0 dan kontak PL2 sehingga tegangan keluaran B+ alternator tetap pada 14,4 sampai 14,8 volt.

28

29

ALTERNATOR DENGAN IC REGULATOR

30

ALTERNATOR DENGAN IC REGULATOR

31

PRINSIP KERJA : 1. Kunci Kontak ON, Mesin Mati

32

2. Mesin Berputar Lambat, Tegangan yg dibangkitkan Dibawah Standar

33

3. Mesin Berputar Cepat, Tegangan yg dibangkitkan Diatas Standar

34

You might also like