You are on page 1of 7

dengan perbandingan 50:50 dan 57 Penentuan Orde Reaksi dan Laju Reaksi 50:100 di mana yang dimaksud 23 1,23

Fauzan dengan Arif 50:50 (10508012); adalah 50Irika mL etil Devi(10508014); asetat Fahlesa Fatahillah (10508016); dicampurkan dengan 50 mL NaOH. 9 Aria Ardana N. (10508018) ; Cahya Yudha P(10508020); Ana Yuliana(10508022); Yudha Sedangkan yang dimaksud dengan Dilaga C.(10508024) 24 1,26 50:100 adalah 50 mL etil asetat Asisten : Habiburrahman (10507045) dicampurkan dengan 100 mL NaOH. dan Audisny Apristiaramitha (10507038) 4

28 1,36 Paramita 2 29 1,38 7

fauzan.arif04@yahoo.co.id 25 1,28 30 1,41 Sebelum dicampurkan, masing-masing etil asetat dan NaOH dipanaskan di 8 2 atas thermostat hingga kedua larutan tersebut memiliki temperatur yang Abstrak Larutan etil asetat dan larutan NaOH sama. Setelah temperatur sama, dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer keduatemperatur larutan tersebut Pengaruh terhadap dicampurkan. laju reaksi penyabunan dari etil asetat dengan NaOH diukur tertutup, kemudian diletakkan di atas Setelah dicampurkan, kedua larutan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode titrasi dan metode konduktometri. thermostat hingga mencapai suhu harustinggi tetap berada di atasyang thermostat. Semakin temperatur digunakan, maka laju reaksi yang terjadi akan semakin yang sama. Hal serupa dilakukan pula HalPada ini bertujuan agar temperatur dari etil asetat dan NaOH dibagi cepat. percobaan kali ini, komposisi menjadi dua jenis. pada campuran NaOH-air dengan larutan tidak turun. Stopwatch Yang pertama perbandingan komposisi etil asetat dan NaOH 50:50, dan yang kedua 50:100. perbandingan yang sama dengan etil dijalankan ketika kedua larutan mulai Kedua komposisi ini dibuat untuk membandingkan pengaruh NaOH dalam laju reaksi. asetat-NaOH. Campuran NaOH-air dicampurkan. diletakkan di atas thermostat hingga Keyword: reaksi penyabunan, temperatur, laju reaksi, titrasi, konduktometri suhunya sama, kemudian diukur Setelah 3 menit dari pencampuran, hantarannya. larutan etil asetat-NaOH diambil 10 mL, kemudian dimasukkan ke dalam Pendahuluan semakin Ketika berkurang suhu karena larutan basa etil diasetat dalamdan labu Erlenmeyer yang berisi 20 mL HCl larutan NaOH sama, kedua larutan akan menjadi spesi asamlarutan 0.0205 M. Ditambahkan 2 tetes Kajianphenoptalein tentang kinetika sudah konjugasi. tersebut dicampurkan dengan cepat indikator ke kimia dalam dibahas sejak abad ke-19. Kinetika kimia agar suhu tidak cepat turun. Larutan larutan, kemudian dititrasi dengan ini berkaitan dengan laju reaksi, orde Kedua kemudian metode tersebut digunakan campuran dikocok dengan NaOH 0.0213 M. Pengambilan larutan reaksi, konstanta laju reaksi dan tetapan dalam percobaan ini. Reaksi yang terjadi baik. Stopwatch dijalankan ketika dan titrasi ini dilakukan pada menit ke laju 8; reaksi. Ostwald mulai padakedua percobaan adalah reaksi larutan ini mulai dicampurkan. 15; 25; 35; 45; dan 55. mengembangkan kajian mengenai orde penyabunan dari etil asetat dengan basa reaksi tahun 1887. Perkembangan NaOH. Asam yang digunakan adalah HCl Setelah 3 menit pencampuran, larutan B. Carapada Konduktometri yangPengerjaan cukup signifikan sebagai indikator bahwa reaksi tersebut campuran tersebut ditentukan dengan tentang metode teori kinetika kimia hingga saat ini masih terus telahhantarannya. selesai. Pada konduktometri, Pengukuran hantaran konduktometri ini dilakukan pada berlanjut. Teori kinetika kimia diharapkan hantaran dari campuran larutan NaOH dilakukan pada kedua komposisi komposisi yang sama dengan metode bisa titrasi, menjadi parameter kinetika dengan air digunakan sebagai hantaran larutan, dan dilakukan pada setiap di mana campuran etil kimia asetatdalam proses reaksi komposisi kimia yang50:50 tidak dan standar dalam ini.45;55; dan tak menit ke percobaan 8; 15; 25; 35; NaOH memiliki sekedar teoritis. hingga. 50:100. Percobaan Ada dua metode dapat Hasil dan Diskusi Disiapkan larutan KCl,yang kemudian Percobaan ini dilakukan dalam dua digunakan untuk menentukan tetapan laju Reaksi yang terjadi pada percobaan kali ditentukan hantarannya dengan metode. ini penyabunan dilakukan untuk reaksi yaitu dengan Ditentukan cara titrasi pula dan cara ini adalahHal reaksi etil asetat konduktometer. suhu membandingkan hasil yang paling baik konduktometri. Dalam metode titrasi, dengan NaOH. Persamaan reaksi yang dari larutan KCl. Jantaran jenis larutan dalam menentukan laju reaksi dan orde konstanta diketahui terjadi adalah sebagai berikut : 0.1 Nlaju KClreaksi pada dapat berbagai suhu reaksi dari reaksi penyabunan etil asetat dengan menentukan jumlah konsentrasi diketahui sebagai berikut: dengan menggunakan NaOH 0.0213 M. ion basa yang ditambahkan asam Masing-masing metode dilakukan pada berlebih. Ketika reaksi berhenti, hal ini CH3COOC2H5(aq)+OHto C x, O to C x, O dua C2H5OH(aq)+CH3COO-(aq) komposisi etil asetat dan NaOH yang menunjukkan bahwa asam berlebih pada (aq) 1 m-1 1 m -1 berbeda, yaitu etil asetat : NaOH = 50:50 larutan telah dinetralkan oleh basa. Pada dan 50:100. metode konduktometri, penentuan orde CH3COOC2H5 Konsentrasi awal 21 1,19 26 1,31 reaksi dan tetapan laju reaksi dapat dinotasikan sebagai a, sedangkan 1 3 A. Cara Titrasi diketahui dari nilai hantaranlarutan di tiap konsentrasi awal dari NaOH dinotasikan Disiapkan larutan etil asetat 0.02 M menit pengukuran. Semakin lama waktu sebagai b. Selama t detik, konsentrasi 22 1,21 27 1,33 dan NaOH 0.0213 M. Dibuat dua jenis pengukuran, hantaran dari larutan akan masing-masing reaktan akan bereaksi campuran dari kedua larutan tersebut

sebanyak x. Percobaan dilakukan pada 2 jenis komposisi yang berbeda di mana a=b dan b=2a. Data yang diperoleh dari percobaan dengan metode konduktometri adalah sebagai berikut:
Table 1

askan )

skan)

Ada pun data yang diperoleh dari metode titrasi dengan komposisi reaktan yang sama dengan metode konduktometri sebagai berikut : Etil asetat : NaOH = 50:50

Bahan Volume Total (ml) Hantaran (x 1000 MHOS) NaOH 50 ml + air 50 ml NaOH 100 ml + air 50 ml 150 8,4 100 0,16

Table 3

t V titrasi (detik) (mL) 180 17.4 480 18.1 900 17.8 1500 18.1 2100 18.4 2700 18 3300 18.5
Etil asetat : NaOH = 50:100

Table 2

Waktu (menit )

Hantaran1 (x 1000 MHOS) Etil Asetat : NaOH = 50:100

Waktu (menit)

Hantaran (x

Table 4

1000 MHOS) t Etil Asetat : NaOH = 50:50

8,30 2,5 8,34 1,8 15,18 2,55 15,14 1,7 25,30 2,5 25,17 1,7 35,21 2,6 35,14 1,7 45,18 2,6 25,25 1,6 55,17 2,6 55,2 1,7 ~ (meni t ke70,35 dan dipan 3,1 ~ (menit ke70,17 dan dipana 2,1

V titrasi (detik) (mL) 180 14.5 480 15.2 900 15.1 1500 15.2 2100 15.3 2700 15.5 3300 15.5

Perhitungan Persamaan Laju Dari data yang diperoleh di atas, kemudian dihitung kosentrasi dari etil asetat (a) dan NaOH (b). Konsentrasi tersebut dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :

a=[etil asetat]Vetil asetatVtotal b=[NaOH]VNaOHVtotal


Dari hasil perhitungan, pada perbandingan komposisi etil asetat : NaOH = 50:50

didapatkan nilai a sebesar 0,01 dan nilai b sebesar 0,01065. Dan pada perbandingan komposisi 50:100 didapatkan nilai a sebesar 0,006667 dan nilai b sebesar 0,0142. Setelah itu, perhitungan untuk motode konduktometri dilanjutkan dengan mengetahui konsentrasi yang bereaksi, yang dinotasikan dengan x. Untuk menentukan konsentrasi yang bereaksi, digunakan rumus sebagai berikut :

2,6 0,003119 2108,4 2,6 0,003119 1515 2,6 0,003119 3312 ~ 3,1 073 073 073

0,0035 81 0,0035 81 0,0035 81

0,0098 81 0,0098 81 0,0098 81

Dari data di atas, diperoleh kurva sebagai berikut:

x=aL0-LtL0-L~
Di mana L0 adalah hantaran larutan NaOH, Lt adalah hantaran saat t detik, dan L~ adalah hantaran pada waktu tak hingga. Untuk mendapatkan konsentrasi akhir dari reaktan setelah setimbang, maka harus dihitung nilai a-x dan b-x.
Table 5

Gbr 1. Kurva a=b

Gbr 2. Kurva b=2a Turunan pertama dari kedua persamaan garis tersebut akan memberikan nilai laju reaksi, yaitu:
Table 7- a=b

a=b t (detik ) 498

0,01 Lo 1400 Lt (x1000 MHO S) x a-x b-x 1,8 0,005714 286 1,7 0,004285 714 1,7 0,004285 714 1,7 0,004285 714 1,6 0,002857 143 1,7 0,004285 714

t (detik) r ln r 0,0042 86 0,0057 14 0,0057 14 0,0057 14 0,0071 43 0,0057 14 0,0042 86 0,0057 14 0,0057 14 0,0057 14 0,0071 43 0,0057 14 498 910,8 6,28208E11,977 06 8 2,94379E12,735 06 8 7,50489E06 -11,8 1,82843E10,909 05 5 3,02952E10,404 05 5 3,83574E10,168 05 6

910,8 1518 2112, 6 2710, 8 3310, 2 ~ 2,1


Table 6

1518 2112,6

2710,8 a=0,006 7 Lo Lt (x1000 MHOS) 2,5 0,002894 2,55 0,003006 1213,3 3 x 14 607 2,5 0,002894 14 a-x b-x 0,0038 06 0,0036 93 0,0038 06 0,0101 0,0099 0,0101 b=0,01 3 3310,2

b=2a t (detik) 500,4 908,4 1510,2

Table 8- b=2a

t (detik) r ln r 0,0003383 500,4 59 908,4 0,0020225 -

7,9914

6,2033 95 0,0092969 1510,2 0,0253032 2108,4 0,0093859 1515 0,0980955 3312 Laju reaksi (r)= -f(t) 46 49 2,3218 1 74 4,6685 4 99 3,6768 2 4,6780 6 7 -

9 9 9 05 6
Table 10- b=2a

lnrt=lnk+mlna-x+nln(b-x)
Dari persamaan tersebut akan didapatkan 7 persamaan dari tiap waktu. Dihitung pula nilai konstanta laju reaksi dengan rumus , a=b

ln k ln (a-x) ln (b-x) r ln r 0,4637 5,5712 4,5946 34 1 4 0,4637 5,6012 4,6058 34 1 3 0,4637 5,5712 4,5946 34 1 4 0,4637 5,6321 4,6171 34 3 5 0,4637 5,6321 4,6171 34 3 5 0,4637 5,6321 4,6171 34 3 5

0,0003383 59 0,0020225 95 0,0092969 99 0,0253032 74 0,0093859 49 0,0980955 46 2,3218 4,6685 3,6768 4,6780 7,9914

6,2033 7 6 2 4 1

1a-x=kt+1a
b=2a

lna-xb-x=ka-bt+lnab
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Table 9-a=b

Kemudian, dengan cara eliminasi dari masing-masing persamaan maka akan didapatkan nilai m dan n . Dari perhitungan, didapatkan nilai n yang sangat besar yaitu 170, sehingga nilai m nya pun tidak valid. Pada metode titrasi, nilai konsentrasi etil asetat dan NaOH sama dengan metode konduktometri. Kemudian dihitung konsentrasi yang bereaksi dengan rumus: -

ln k ln (a-x) ln (b-x) r ln r 3,9685 5,4524 5,4524 9 7 7 3,9685 5,1647 5,1647 9 9 9 3,9685 5,1647 5,1647 9 9 9 3,9685 5,1647 5,1647 9 9 9 3,9685 4,9416 4,9416 9 4 4 3,9685 5,1647 5,1647

x=b- CHCl VHCl ditambahkan[NaOH]Vt10 mL

6,28208E11,977 06 Diperoleh hasil perhitungan sebagai 2,94379E12,735 berikut: 06 Table 11 7,50489Ea=b 0.01 06 -11,8 t (s) Vt (ml) x 1,82843E10,909 180 17,4 -0,36294 05 498 18,1 -0,36145 900 17,8 -0,36209 3,02952E10,404 05 1500 18,1 -0,36145 2100 18,4 -0,36081 3,83574E- 10,168

k = (b = 2a) a = [0,02 M] 0,0067 M b = [0,02 M] 0,013 M x = 0,013

4.10

-6

50 ml50 ml+100 ml 100 ml50 ml+100 ml 0,0205 M.20 ml-0,0213

Table 13-titrasi b=2a

ln (a-x) ln (b-x) r ln r

0,9866 7 0,9906 8 0,9901 1 0,9906 0,9912 8 5 0,9738 0,9744 0,9755 -0,9924 0,9755 -0,9924 0,9732 0,9738 0,9699

2 6 9 6 2 5 5
-1,62964E05 -2,38697E05 -2,94639E05 -3,54063E05 -4,36599E05 -5,57799E05 -6,86559E05

11,024 6 10,642 9 10,432 3 10,248 10,039 6 1 9,7941 9,5864

.Vt10 ml
Dialurkan kurva dengan sumbu mendatar t dan sumbu tegak a-x. Kemudian regresi dilakukan dengan program Microsoft Excel. Bentuk kurva tidak boleh linier, harus berupa polinom, logaritmik atau fungsi lain. Kemudian didapatkan persamaan f(t) yang bila diturunkan akan didapatkan laju reaksi (r). Laju reaksi (r)= -f(t)

lnrt=lnk+mlna-x+nln(b-x)
Dari persamaan tersebut akan didapatkan 7 persamaan dari tiap waktu.
Table 12-titrasi a=b

ln (a-x) ln (b-x) r ln r

0,9863 4 0,9903 5 0,9886 3 0,9903 0,9920 0,9897 0,9926 5 7 8 5 0,9903 0,9920 0,9897 0,9926 0,9886 0,9903 0,9863

4 5 3 5 7 8 5
2,26513E05 3,81217E05 6,98765E05 0,0001262 53 0,0001806 85 0,0002331 73 0,0002992 69

10,695 3 10,174 7 9,5687 8 8,9772 8,6187 8,3637 8,1141 3 6 3 7

k =

3,17 . 10

-6

Kemudian, dengan cara eliminasi dari masing-masing persamaan maka akan didapatkan nilai m adalah dan n adalah dengan tetapan laju reaksi didapatkan dari perhitungan di bawah ini. Perhitungan Tetapan Laju Reaksi Perhitungan dilakukan dengan asumsi bahwa perbandingan etil asetat dan NaOH adalah 1:1. Dengan persamaan sebagai berikut: a=b

1a-x=kt+1a
b=2a

lna-xb-x=ka-bt+lnab

DIperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: KONDUKTOMETRI a=b m = k1 = -0,0189 b=2a m = k(a-b) = -1.10 a = 0,0067 b = 0,013 k2 = -1,59 TITRASI a=b m = k = 4.10 b=2a m = k (a-b) = -2.10 a = 0,0067 b = 0,013 k = 3,17 . 10
-6

-5

teratur. Hal ini diduga karena beberapa faktor. Yang pertama, terjadi kesalahan di awal percobaan di mana setelah etil asetat dan NaOH dicampurkan, larutan tersebut tidak diletakkan di atas thermostat. Yang kedua, ketika larutan akan diambil 10 mL, larutan diambil dengan menggunakan pipet volume di mana dinding pipet tersebut memiliki suhu ruang sehingga mengurangi suhu larutan yang berada di dalamnya. Kemudian larutan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi HCl berlebih. Labu Erlenmeyer juga berada pada suhu ruang, sehingga suhu dari larutan campuran etil asetat-NaOH semakin menurun. Karena data yang diperoleh kurang valid, hal ini mempengaruhi dalam pengolahan data yang dilakukan sehingga banyak terjadi hasil perhitungan yang negatif atau terjadi keanehan hasil perhitungan. Secara teoritis, metode yang paling baik digunakan adalah metode titrasi dibandingkan metode konduktometri. Metode konduktometri hanya bergantung pada hantaran dari masing-masing larutan sedangkan pada metode titrasi, dilakukan percobaan yang lebih teliti dan tepat sehingga bisa diketahui kapan ion hidroksida dalam larutan tepat berubah menjadi asam konjugasinya. Kesimpulan Dari hasil percobaan, diperoleh data pengamatan yang lebih baik pada metode konduktometri. Pada perhitungan, didapatkan nilai orde reaksi yang sangat besar. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih diberikan kepada asisten kami, Kak Habiburrahman dan Kak Audisny Apristiaramitha atas bimbingannya dalam menjalankan praktikum Penentuan Orde Reaksi dan Laju reaksi ini. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada rekan praktikan kelompok 2 praktikum Kimia Fisik, yaitu kepada Irika Devi, Fauzan Arif, Cahya Yudha, Yudha Aria, Ana Yuliana dan Fahlesa Fatahillah, atas kerja samanya dalam menjalankan praktikum Penentuan Orde Reaksi dan

-6

-8

Dari percobaan yang dilakukan, disimpulkan bahwa di antara kedua metode yang digunakan, metode konduktometri adalah yang lebih baik daripada metode titrasi. Hal ini disebabkan karena pada metode konduktometri lebih efisien dengan menggunakan alat konduktometer. Pada metode titrasi, volume NaOH yang diperoleh sebagai titran tidak sesuai dengan teori. Seharusnya semakin lama larutan dipanaskan, semakin cepat laju reaksi yang terjadi. Semakin cepat laju reaksi, maka ion hidroksida pada larutan semakin sedikit. Tetapi pada percobaan yang dilakukan, volume NaOH mengalami penambahan dan pengurangan yang tidak

Laju reaksi ini. Percobaan dalam praktikum ini tidak akan bisa berjalan dengan lancer jika tidak ada kerja sama tim antar praktikan. Referensi http://www.ems.psu.edu/~radovic/ KineticsHistory.html , tanggal akses 28 Oktober 2010; 20.49 Jurnal Internasional Study of Saponification Reaction Rate of Ethyl Acetat by High Frequency Titrimetry, F.W. Jensen, G. M. Watson and J. B. Beckham. Lampiran 1. Reaksi penyabunan diatas adalah reaksi orde dua jika dilihat dari reaksi yang berlangsung dimana ada 2 produk yang dihasilkan dan tidak memiliki koefisien sehingga dapat dikatakan bahwa ini adalah reaksi orde dua

2. Satuan hantaran jenis adalah


(1/OHM) dan hantaran molar adalah m S m 2 mol - 1 3. Bila titrasi dari HCl tidak dilakukan secepatnya maka kemungkinan kandungan OH ada yang berubah dan volume titrasi untuk NaOH menjadi tidak akurat. 4. 3 metode untuk menentukan orde reaksi adalah metode titrasi, konduktometri dan spektrofotometri. Dimana orde reaksi metode titrasi dan konduktometri dijelaskan pada jurnal diatas, sedangkan metode spektrofotometri mengamati perubahan intensitas warna reaksi dalam selang waktu tertentu. 5. Berdasarkan persamaan Arrhenius dikatakan bahwa:

k=-AeEa/RT
Dimana k adalah konstanta laju reaksi sehingga energy aktivasi ditentukan dari gradient hasil aluran grafik ln k terhadap 1/T.

You might also like