You are on page 1of 8

1.

Pokok

Materi yang dimuat

dalam Science

for

All

Americans

merupakan rekomendasi yang dihimpun dari beberapa pakar dalam bidang berbeda. Menurut anda, untuk mendidik masyarakat Indonesia agar melek sains, apakah materi yang direkomendasikan untuk masyarakat Amerika cocok juga untuk masyarakat Indonesia, atau anda perlu mengurangi atau menambah materi? Paparkan pendapat anda secara singkat tetapi jelas. Jawaban: Buku Science for All Americans terdiri dari seperangkat rekomendasi

tentang apa yang perlu dipahami dan dipikirkan oleh warga negara Amerika. Menurut buku tersebut, sebagian besar warga Amerika belum melek sains, sehingga pemerintah Amerika diharapkan mampu untuk berbuat lebih baik bagi warganya, mengingat bahwa pendidikan publik yang bernilai untuk merupakan mengajar fondasi konten demokrasi. terlalu Dasar pemikiran lebih rekomendasi dalam buku tersebut adalah bahwa sekolah tidak perlu ditugasi efektif. Buku tersebut ditulis berdasarkan pada keyakinan bahwa seseorang yang melek sains adalah orang yang peduli bahwa sains, matematika, dan teknologi merupakan hasil kerja keras manusia dengan segala keterbatasannya; memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip kunci dalam sains; akrab dengan dunia alam dan mengenali keberagaman dan kesamaannya; dan menggunakan pengetahuan ilmiah dan metode ilmiah untuk tujuan individu dan sosialnya. Materi dalam buku tersebut meliputi: hakikat sains, matematika, dan tekonologi (Bab 1 s.d. Bab 3); pengetahuan dasar tentang dunia seperti yang dilihat saat ini dalam perspektif sains dan matematika yang dibentuk oleh teknologi (Bab 4 s.d. 9); apa yang seharusnya dipahami masyarakat tentang episode-episode besar dalam sejarah sains dan tema-tema yang saling berpotongan antara sains, matematika, dan teknologi yang
1

banyak,

namun

memfokuskan pada hal-hal esensial dalam sains dan mengajar secara

berguna sebagai alat untuk memahami bagaimana dunia bekerja (Bab 10 s.d. 11); kebiasaan berpikir yang esensial bagai literasi ilmiah (Bab 12); serta rekomendasi untuk pendidikan sains ke depan (Bab 13 s.d. 15). Bagaimanakah dengan kondisi masyarakat Indonesia? Jika buku tersebut menganggap bahwa orang Amerika belum melek sains, anggapan tersebut menurut saya juga sangat sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia pada saat ini yang secara umum belum melek sains, ditambah lagi kepedulian terhadap pendidikan secara umum masih harus terus ditingkatkan (dicerminkan dari rendahnya persentase anggaran pendidikan dalam APBN maupun dalam APBD). Materi-materi yang diperlukan oleh warga Indonesia agar melek sains, menurut saya yang paling utama adalah hakikat sains, matematika, dan teknologi. Dasar pemikiran saya adalah selama ini anggapan masyarakat Indonesia yang bersekolah (termasuk sebagian guru) bahwa hal yang utama dalam sains adalah ayat-ayat sains dalam bentuk konsep, prinsip, dan teori; sains sehingga tersebut yang terjadi adalah upaya dengan dan mempelajari produk sebanyak-banyaknya sains,

melupakan hakikat sains yang paling esensial, yakni inkuiri. Dengan menyebarluaskan literasi tentang hakikat matematika, teknologi, diharapkan tumbuh kesadaran pada masyarakat Indonesia, bahwa sains, matematika, dan teknologi merupakan hasil kerja keras manusia dan tumbuh seiring dengan tumbuhnya peradaban ilmiah, sehingga masyarakat yang tidak dapat menumbuhkembangkan sains, matematika, dan teknologi akan tergerus oleh bangsa lain dan selamanya hanya mampu sebagai pengguna. Materi hakikat sains, matematika, dan teknologi untuk masyarakat Indonesia seharusnya memuat contoh-contoh serta sarana latihan sederhana untuk menumbuhkan keterampilan dan sikap ilmiah dalam masyarakat Indonesia; sebagai contoh bagaimana cara mengobservasi, cara merumuskan pertanyaan, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, dan lain-lain. Pada materi situasi fisis dan biologis, untuk masyarakat Indonesia dititikberatkan pada situasi fisis bumi khususnya wilayah Indonesia
2

(misalnya: bagaimana situasi fisis sistem bumi-matahari mempengaruhi musim di Indonesia), serta bagaimana ulah manusia (pembalakan liar dan penggunaan bahan bakar fosil yang semena-mena) berpengaruh terhadap situasi fisis di bumi dan pada gilirannya mengancam keberlangsungan hidup manusia dan alam seisinya (pemanasan global dan pencemaran). Materi-materi yang berkaitan dengan sumber-sumber energi lebih dititkberatkan pada membangun kesadaran bahwa energi fosil tidak terbarukan, dan dalam waktu dekat akan habis, sehingga diperlukan langkah-langkah penghematan yang dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan komunitas di lingkungannya. Materi Organisme Manusia dan Masyarakat dititikberatkan pada potensi manusia Indonesia secara umum tidak ada bedanya dengan bangsa lain, sehingga mampu menggugah kesadaran masyarakat Indonesia untuk menghargai kehidupannya dengan berperilaku sehat, bertanggungjawab, dan menghargai masyarakat lainnya. Selain itu literasi tentang konflik sosial (penyebab, akibat, dan upaya mencegahnya) perlu mendapat penekanan lebih untuk masyarakat Indonesia. Secara umum masyarakat Indonesia memiliki apresiasi yang baik terhadap desain dan keindahan, sehingga materi Dunia Desain untuk masyarakat Indonesia dapat dikaitkan dengan bagaimana masyarakat Indonesia sejak zaman nenek moyang telah merancang dunia dengan artistik. Kemampuan masyarakat Indonesia untuk melakukan operasi matematis sederhana juga sudah cukup memadai, namun apresiasi terhadap bagaimana matematika dipikirkan, ditemukan, dan dikembangkan nyaris tidak ada, sehingga materi Dunia Matematika dapat dititikberatkan pada hal ini. Materi Sudut Pandang Sejarah untuk masyarakat Indonesia sangat diperlukan, terutama untuk memberikan kesadaran bahwa sains tidak jatuh serta merta dari langit, namun merupakan kerja keras manusia. Untuk memberikan motivasi kepada masyarakat Indonesia, patut diketengahkan bagaiamana peran masyarakat Indonesia dalam ikut memajukan sains dan teknologi (misalnya peran Mukibat, Satrawi, Mujair,
3

Saputra, dan lain-lain dalam memajukan teknologi pertanian di Indonesia). Materi Tema-tema Umum dapat disederhanakan dengan bantuan gambar dan ilustrasi, untuk menunjukkan keterkaitan sains, matematika, dan teknologi pada tema-tema besar. Materi Kebiasaan Berpikir sangat diperlukan oleh masyarakat

Indonesia, sekali lagi, untuk menunjukkan bahwa sains, matematika, dan teknologi bukan sesuatu yang datang dari langit, namun merupakan kerja keras manusia, dan seharusnya ada nilai-nilai sains, matematika, dan teknologi yang diwariskan dan dikembangkan dari satu generasi ke generasi berikutnya (misalnya skeptisme dalam sains, sesuatu yang relatif sulit dikembangkan di Indonesia). Terakhir, rekomendasi untuk dunia pendidikan sains, matematika, dan teknologi di Amerika sangat sesuai dengan kondisi pendidikan Indonesia saat ini. Pada saat ini pembelajaran sains, matematika, dan teknologi di Indonesia masih sarat isi dan dikendalikan oleh penerbit buku. Jika Science for All Americans mampu membuat semua pihak duduk bersama, seharusnya di Indonesia pihak pemerintah dan penerbit duduk bersama, untuk menumbuhkan visi yang sama: mengurangi konten dengan memperbanyak kesempatan siswa bereksplorasi dengan alam, sesuai hakikat sains.

2. Simak minimal dua kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia. Menurut anda, muatan materi yang ada pada kurikulum-kurikulum tersebut apakah menunjukkan perkembangan ke arah penguasaan materi seperti yang diharapkan di Amerika? (Analisis dapat dilakukan pada salah satu kurikulum: SD, SMP, atau SMA, dan dapat menambahkan kurikulum mata pelajaran bidang studi lain dalam bidang anda). Jawaban:

Analisis dilakukan terhadap Kurikulum Pendidikan Dasar SD tahun 1994 dan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Pendidikan Dasar SD (Permendiknas No. 22 dan 23 tahun 2006), untuk mata pelajaran IPA.

Materi Menurut Kurikulum 1994 Ruang lingkup IPA SD: 1.Makhluk hidup dan proses kehidupannya (manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya) 2.Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya (meliputi udara, air, tanah, dan batuan) 3.Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi, dan benda-benda langit lainnya. 4.Kesehatan, makanan, penyakit, dan pencegahannya. 5.Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, dan pelestariannya

Materi Menurut SI dan SKL 2006 Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI: 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan 2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas 3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana 4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Analisis Ditinjau dari ruang lingkupnya, sekilas materi IPA SD menurut kurikulum 1994 lebih banyak daripada menurut SI dan SKL 2006. Namun, jika dicermati lebih lanjut, materi nomor 4 dalam kulikulum 1994 telah diwadahi dalam materi nomor 1 SI 2006. Materi tersebut, jika dibandingkan dengan materi Science for All Americans, belum memuat: hakikat dan dunia matematika (nanti akan dilihat pada kurikulum matematika), hakikat teknologi, hereditas dan evolusi (terlalu kompleks untuk SD, mulai muncul di SMP), human society (nanti akan dilihat pada tujuan IPA), Sejarah sains (biasanya dikaitkan oleh guru saat belajar konsep tertentu), dan tematema umum. Hakikat sains (sesuai
5

Tujuan belajar IPA:

Tujuan belajar IPA:

Materi Menurut Kurikulum 1994 1.Memahami konsepkonsep IPA dan keterkaitannnya dengan kehidupan sehari-hari. 2.Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar. 3.Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar 4.Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasama, dan mandiri 5.Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan dalam kehidupan sehari-hari. 6.Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan seharihari. 7.Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap

Materi Menurut SI dan SKL 2006 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Analisis dengan materi Science for All Americans) seharusnya muncul dalam pembelajaran IPA SD, mengingat telah dicantumkan sebagai tujuan belajar IPA (Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan) Selain itu, pembelajaran IPA untuk implementasi Standar Isi 2006 telah diarahkan untuk mengembangkan kesadaran salinghubungan antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (Designed World dalam materi Science for All Americans) Penerapan IPA dalam kehidupan seharihari, pengkaitan sains dengan masyarakat sesuai dengan materi Human Society pada Science for All Americans.

Materi Menurut Kurikulum 1994 alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Materi Menurut SI dan SKL 2006

Analisis

Tabel berikut memperlihatkan hasil analisis untuk mengetahui apakah Hakikat dan Dunia Matematika sudah diwadahi dalam Kurikulum Matematika SD 2004 dan SI 2006.

Materi Menurut Kurikulum 1994 Ruang lingkup Matematika SD: Aritmatika, pengantar aljabar, geometri, pengukuran, dan kajian data. Penekanan diberikan pada penguasaan bilangan (number sense) termasuk berhitung.

Materi Menurut SI dan SKL 2006 Ruang Lingkup bahan kajian Matematika untuk SD/MI: Bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan data.

Analisis Materi tersebut, jika dibandingkan dengan materi Science for All Americans, sudah mengenalkan hakikat dan dunia matematika, namun belum mengenalkan logika/penalaran (di tingkat SMA baru dikenalkan).

3. Reform in science education depends on changing existing curricula from kindergarten through high school. But to make new curricula work, changes must also occur in the preparation of teacher, the content of text books and other learning materials, the use of technologies, the nature of testing, and the organization of schools. a. Rekomendasi yang disampaikan pada buku Science for All Americans tersebut apakah juga dapat diterapkan untuk menunjang pendidikan IPA di Indonesia?
7

b. Menurut anda, aspek mana yang terpenting? Paparkan alasan Anda. Jawaban: a. Dapat diterapkan. Di Indonesia pada saat ini juga tengah berlangsung reformasi kurikulum, dari kurikulum model setralistik menuju kurikulum yang dirumuskan oleh tiap satuan pendidikan (yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Walaupun masih ada keluhan bahwa Standar Isi (sebagai standar minimal) masih sarat dengan konten, namun umumnya guru bersemangat menjabarkan standar isi menjadi silabus yang akan diimplementasikan dalam pembelajaran. Akan tetapi, hanya dengan kurikulum yang baik tidak menjamin pembelajaran dilaksanakan dengan baik, atau tidak menjamin terjadi reformasi dalam pembelajaran (khususnya sains). Seperti yang disampaikan dalam kutipan di soal atas, berbagai faktor pendukung juga harus diperhatikan, misalnya kemampuan guru, sarana dan prasarana yang memadai, bahan ajar yang memadai, penerapan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah, serta bagaimana manajemen sekolah dapat ditingkatkan (dikenal dengan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, MPMBS). Selain itu asesmen yang valid, reliabel, berkelanjutan, dan transparan juga merupakan elemen kunci dalam reformasi pendidikan di Indonesia. b. Aspek terpenting menurut saya adalah: guru. Guru yang berkualitas akan mampu menjembatani kekurangan peralatan, bahan ajar, dan teknologi dengan kreativitasnya. Guru yang berkualitas akan mampu menghadirkan pembelajaran sains sesuai dengan hakikatnya, dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia. Guru yang berkualitas akan mampu memberikan inspirasi kepada siswa untuk terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing di tengah segala keterbatasan yang ada. Guru yang berkualitas akan mampu mereformasi pembelajarannya, sehingga selangkah-demi selangkah menjadi semakin baik.

You might also like