You are on page 1of 12

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT INTELIGENSI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI POGUNG

KIDUL SLEMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh Nama No. Mahasiswa : Diana Astuti : 20040310082

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2007

Halaman Pengesahan KTI NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT INTELIGENSI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI POGUNG KIDUL SLEMAN

Disusun oleh Nama No. Mahasiswa : Diana Astuti : 20040310082 Yogyakarta, Desember 2007 Disetujui oleh Dosen Pembimbing

Dr. H. Sagiran, Sp B

Mengetahui Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr. H. Erwin Santosa, Sp.A.M.Kes

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT INTELIGENSI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI POGUNG KIDUL SLEMAN THE EFFECT OF BRAIN GYM TOWARD THE CHILDREN INTELLIGENCE IN ELEMENTARY SCHOOL SDN POGUNG KIDUL SLEMAN Diana Astuti, Sagiran Medical Faculty, Muhammadiyah University of Yogyakata ABSTRACT The teacher always tries to develope special program to solve the obstacle of student learning processes. Because of that it needs the new methode to optimalize the brain function earlier. The purpose of the research is to understand whether the effect of brain gym toward the children intelligence that may be seen from ability of study. The methode that has been used in this research is experimental study, cohort study and analtic. The subject of the research are the children in elementary school who has been studing in SD Pogung Kidul Sleman counted 57 people. In addition the subject followed by the prospective during 2 weeks to observe whether the effect after given special conduct, in spite of statistic examination with Paired ssample t test. Result of statistical test with Paired sample t test got correlation 0,667 with significant number (0,000) < its 0,05 meaning close relation before and after exercising of brain gym toward children intelligence. Moreover from the result it can be proved the effect of the brain gym having an influence toward children intelligence that may be seen from the increasing of student ability after exercising of brain gym continuosly. Keywords : Brain gym, Inteligence, study ability

PENDAHULUAN Pendidik selalu mencoba mengembangkan program khusus yang lebih memotivasi, menunjang, mengaktifkan ataupun memaksakan dengan mengulang ulang pengetahuan penting untuk mengatasi hambatan dan kesulitan belajar pada siswa. Program tersebut kadang berhasil, tetapi ternyata masih cukup banyak anak sekolah yang mengalami kesulitan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode baru untuk mengoptimalkan kerja otak sejak dini (Denision & Denision, 2003). Otak terbagi menjadi dua, otak belahan kanan dan otak belahan kiri. Otak kanan berfungsi untuk intuitif, merasakan, bermusik, menari, kreatif, melihat keseluruhan dan ekspresi badan. Sedangkan otak belahan kiri bertugas untuk berpikir logis dan rasional, menganalisa, bicara, berorientasi pada waktu dan hal-hal rinci. Dua belahan otak di sambung dengan Corpus callosum yaitu simpul saraf kompleks dimana terjadi transmisi antara kedua belahan otak. Anehnya, 85 persen orang di dunia ternyata mengandalkan otak kiri saja. Sebagian dari sisanya menggunakan kombinasi keduanya dan sebagian lagi memakai otak kanan. Itulah kesimpulan dari beberapa penelitian tentang otak (Senam Otak, 2004). Brain gym merupakan salah satu cara untuk meningkatkan inteligensi, khususnya tingkat konsentrasi pada anak. Gerakan sederhana ini dapat

menyeimbangkan setiap bagian-bagian otak. Brain gym atau Kinesiology

Educational

(senam otak) adalah cabang kinesiologi terapan yang mempelajari

gerakan tubuh dan hubungannya dengan kemampuan belajar seluruh otak. Senam otak berisi serangkaian gerakan - gerakan sederhana yang merangsang integrasi kerja

bagian otak kanan dan kiri dalam rangka menghasilkan koordinasi fungsi otak yang harmonic dan hal ini dipercaya menjadi dasar dari peningkatan kemampuan koordinasi tubuh, kemampuan motorik halus dan kasar, kemampuan penanganan stress (coping), kemampuan memori dan peningkatan kemampuan belajar individu (Handadari, Woelan, 2007). Pokok permasalahan dari penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh brain gym terhadap tingkat inteligensi anak usia sekolah dasar. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental lapangan dengan cara pendekatan clinical trial. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanaka di Sekolah Dasar Negeri Pogung Kidul Sleman, yang berlangsung pada tanggal 8 Agustus-31 Agustus 2007 Subyek Penelitian Subyek yang diteliti adalah anak pada usia Sekolah Dasar, dengan kisaran umur 7-13 tahun. Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan brain gym terhadap siswa SD Negeri Pogung Kidul Sleman. Jenis gerakan yang dilakukan berasal dari dimensi lateralitas dan dimensi fokus yaitu PACE (Positif, Actif, Clear, Energetis).

Sedangkan variabel terikat adalah tingkat inteligensi anak yang dilihat dari kemampuan belajar. Variabel Pengganggu merupakan subyek yang tidak patuh dan susah bekerjasama dalam mematuhi prosedur pelaksanaan brain gy, serta tidak hadir saat pelaksanaan. Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh langsungg dari responden. Responden sebelumnya diberi pre-test terlebih dahulu dengan menggunakan instrumen yang sudah ditentukan. Hasil skor pada pre-test tersebut dijadikan sebagai data awal. Kemudian diberikan intervensi berupa latihan brain gym selama 2 minggu, setelah itu dilakukan post-test. Pengolahan Data Data-data hasil jawaban diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Editing Memeriksa data, memeriksa jawaban, serta melakukan pengecekan terhadap data yang telah dikumpulkan. 2. Tabulasi Proses tabulasi dilakukan dengan komputerisasi, sehingga dapat tersusun dengan baik dan dengan mudah dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis. Teknik Analisis

Berdasarkan hasil data yang diperoleh akan dianalisa menggunakan Paired Sample t Test unutuk mengetahui apakah ada pengaruh Brain Gym terhadap tingkat inteligensi yang dilihat dari kemampuan belajar anak. Hasil Penelitian Karakteristik Responden Responden berdasarkan jenis kelamin anak, 33 orang (57.9%) berjenis kelamin laki-laki pada dan 24 orang (42,1%) berjenis kelamin perempuan. Sedangkan karakteristik berdasarkan usia anak yaitu pada kisaran usia 8 sampai dengan 13 tahun. Perlakuan sebagian besar pada kelompok usia 10 dan 11 tahun yaitu masingmasing sebanyak 14 orang (24,6 %), sedangkan di kelompok usia lain tidak terdapat perbedaan yang terlalu signifikan. Status pekerjaan orang tua terbanyak adalah sebagai buruh sebanyak 23 orang dengan prosentase 40,4%. Tabel 1. Hasil rata-rata kemampuan belajar anak sebelum dan sesudah melakukan Brain Gym Variable Kemampuan Belajar Pretest (Score) 45,26 + 18,034 Posttest (Score) 53,54 + 13,261

Tabel 2. Hasil analisis menggunakan Paired t Test Variabel Pretest-posttest Sig. (2 tailed) 0.001

PEMBAHASAN

Dari hasil analisis didapatkan bahwa ada pengaruh brain gym terhadap peningkatan inteligensi yang dilihat dari kemampuan belajar pada anak usia sekolah. Gardner, Profesor Pendidikan Harvard (1983), yang telah melakukan riset kecerdasan manusia dan berhasil mematahkan mitos bahwa IQ tetap, tidak berubah. Ia menyatakan bahwa manusia memiliki kecerdasan multiple yang dirumuskan dengan istilah Multiple Intelligensi. Beberapa kecerdasan tersebut meliputi kecerdasan logismatematis, kecerdasan linguistik-verbal, kecerdsan visual-spatial, dan kecerdasan kinesthetic yang jika dikembangkan sejak dini akan memberikan hasil yang maksimal. Senam otak adalah rangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana . Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas); meringankan atau merelaksasikan belakang otak dan bagian depan otak (dimensi pemfokusan); merangsang sistem yang terkait dengan perasaan/ emosional, yakni otak tengah dan otak besar (dimensi pemusatan) (Sapardjiman dalam Wijayanti, 2006). Gerakan PACE sengaja dipilih karena masuk dalam dimensi pemfokusan dan dimensi lateralitas yang penting untuk kesiapan belajar. Dilihat dari peningkatan kemampuan belajar baik pada responden laki-laki maupun perempuan, menunjukkan bahwa brain gym dapat dilakukan pada semua gender. Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Khalsa, Guruchiter Kaur dan Sifft, Josie M., American Alliance for health, Physical

Education and Dance National Convention, April, 1987, Las Vegas, Nevada yang

menunjukkan bahwa brain gym bisa digunakan secara efektif dalam pendidikan untuk campuran laki-laki dan perempuan. Pada penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Handadari (2007) yaitu peran educational (senam otak) pada kemampuan belajar mahasiswa psikologi UNAIR, dengan kesimpulan bahwa latihan senam otak memiliki pengaruh terhadap tingkat kemampuan belajar subyek, namun belum cukup besar untuk menghasilkan peningkatan kemampuan belajar yang nyata. Sedangkan penelitian kali ini dapat dibuktikan bahwa brain gym mempunyai pengaruh yang nyata terhadap tingkat kemampuan belajar. Terjadinya perbedaan dengan penelitian yang terdahulu kemungkinan dipengaruhi oleh perbedaan subyek (responden), keseriusan responden dan ketepatan dalam melakukan gerakan. Peningkatan yang merata pada semua kelompok umur menunjukkan bahwa brain gym dapat dilakukan sejak dini dan pada usia berapa saja. Melakukan brain gym secara benar dan teratur membuat bagian-bagian otak diaktifkan dan

bekerjasama, sehingga optimalisasi kerja otak dapat tercapai. Peningkatan pemusatan pikiran pada anak dapat mempengaruhi kemampuan belajar anak di sekolah yang merupakan salah satu point dari inteligensi seseorang. KESIMPULAN 1. Terjadi peningkatan inteligensi setelah melakukan brain gym yang dilihat dari peningkatan kemampuan belajar anak. 2. Brain gym memberikan stimulasi dengan merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas); meringankan atau merelaksasikan belakang otak dan bagian depan

otak (dimensi pemfokusan); merangsang sistem yang terkait dengan perasaan/ emosional, yakni otak tengah dan otak besar (dimensi pemusatan) 3. Brain gym dapat dilakukan baik pada laki-laki maupun perempuan dan sejak usia dini SARAN 1. Senam otak dapat diberikan pada anak usia sekolah oleh guru pengajar, saat akan memulai pelajaran. 2. Penelitian lebih lanjut dapat mengenai pengaruh brain gym terhadap tingkat inteligensi dengan menggunakan tes IQ tetapi diperlukan waktu yang lebih panjang dalam pelaksanaannya serta menggunakan lebih banyak variasi gerakan. 3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh brain gym terhadap keadaan-keadaan tertentu guna menambah kasanah ilmu pengetahuan. 4. Perlu menjelaskan efek samping yang tidak di harapkan pada awal melakukan brain gym sepeti sakit kepala dan merasa mual (orang-orang tertentu) serta

tindakan yang harus dilakukan (memperbanyak minum air putih), agar tidak membuat risau para responden. DAFTAR PUSTAKA 1. Aanonim. (2004). Senam Otak untuk Merangsang Kecerdsan Bayi. Kompas Cyber Media, dari http://www.depkes.go.id/index.php 2. Dennision, Paul E & Dennision, Gail E. (2003). Brain Gym. Jakarta; PT Grasindo 3. Demuth, E. (2007). Penuntun Brain Gym. Sulawesi Utara: Yayasan Kinesiology Indonesia

4. Handadari, Woelann. (2007) Peran Educational Kinesiology (Senam Otak) Pada Kemampuan Belajar Mahasiswaa Psikologi UNAIR. Research Report dari JIPTUNAIR, Call Number; KKB KK-2 LP 104/06 Han p. 5. Mustakim,H. (2001). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 6. Nggermanto, Aagus. (2002). Quantum Quotient. Bandung: Penerbit Nuansa 7. Swediati, Nonny. 2007. Optimalisasi Multiple Intelligences dengan Brain Gym , Yogyakarta: Makalah Workshop.

You might also like