You are on page 1of 32

7 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas teori tentang Sistem Kendali, MCB (Mini Circuit

Breaker), Heater, Temperature Control, Motor Listrik, Relay, bearing, Multi meter, Led, Saklar tekan, Limit switch, fan, Konveyor. 2.1 Perkembangan Sistem Kendali Otomatis Sistem kendali otomatis mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan teknologi khususnya pada dunia industrhi modern. Dengan menggunakan sistem kendali otomatis akan memberikan kemudahan dalam mendapatkan kualitas, menurunkan biaya pruduksi, meningkatkan laju produksi serta menggantikan pekerjaan yang biasa harus dilakukan oleh manusia yang bersifat rutin dan membosankan. Untuk hasil karya pertama dalam kontrol otomatis adalah governor sentrifugal untuk pengontrolan kecepatan mesin uap yang dibuat oleh James Watt pada abad ke 18. Hasil karya lain pada tahap awal perkembangan teori kontrol dibuat oleh Minorsky (tahun 1922 tentang pembuatan kontroler automatik untuk pengemudian kapal), sedangkan pada tahun 1932 Nyquist mengembangkan sebuah prosedur sederhana untuk menentukan kestabilan pada system loop tertutup terhadap respon basis loop terbuka tentang masukan tunak (steady state) sinusoida., sevomekanisme untuk sistem kontrol posisi oleh Hazen pada tahun 1934, dan sebagainya. 7

8 Secara garis besar sistem kendali dibagi dalam dua kategori besar yaitu sistem kendali loop tertutup dan sistem kendali loop terbuka. 2.1.1 Sistem Kendali Loop Terbuka Sistem Kendali Loop Terbuka adalah suatu sistem kendali yang keluarannya tidak akan berpengaruh terhadap aksi kendali. Sehingga keluaran sistem tidak dapat diukur dan tidak dapat digunakan sebagai perbandingan umpan balik dengan masukan. Jadi pada setiap masukan akan didapatkan suatu kondisi operasi yang tetap. Sedangkan ketelitiannya akan tergantung pada kalibrasi. Dalam prakteknya sistem kendali loop terbuka dapat digunakan jika hubungan output dan inputnya diketahui serta tidak adanya gangguan internal dan eksternal.

Gambar 2.1 Sistem Kendali Loop Terbuka Sistem kendali loop terbuka mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan: 1. Kestabilan bukan merupakan persoalan utama. 2. Lebih murah. 3. Cocok untuk keluaran yang susah diukur. 4. Perawatan mudah.

9 Kelemahan: 1. Gangguan dan perubahan kalibrasi. 2. Untuk menjaga kualitas yang diingankan pada keluaran perlu kalibrasi ulang dari waktu ke waktu. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik dari sistem kendali loop terbuka adalah : 1. Output tidak diukur 2. Hubungan output dan input diketahui 3. Tidak terdapat gangguan internal dan gangguan eksternal. 4. Bergantung pada kalibrasi.

2.1.2

Sistem Kendali Loop Tertutup

Gambar 2.2 Sistem Kendali Loop Tertutup

10 Sistem kendali loop tertutup adalah suatu sistem yang keluarannya berpengaruh langsung terhadap aksi kendali. Yang berupaya untuk mempertahankan keluaran sehingga sama bahkan hampir sama dengan masukan acuan walaupun terdapat gangguan pada sistem. Jadi sistem ini adalah sistem kendali berumpan balik, dimana kesalahan penggerak adalah selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan balik (berupa sinyal keluaran dan turunannya) yang diteruskan ke pengendali / controller sehingga melakukan aksi terhadap proses untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran mendekati harga yang diingankan.

Contoh sistem kendali loop tertutup: a. Sistem Kendali Loop Tertutup Manual

Gambar 2.3 Sistem Kendali Loop Tertutup Manual dari Sistem Termal

11 b. Sistem Kendali Loop Tertutup Otomatis dari Sistem Termal

Gambar 2.4 Sistem Kendali Loop Tertutup Otomatis dari Sistem Termal 2.1.3 Bagian / Elemen Sistem Kendali Bagian dari sistem kendali terdiri dari minimal dua bagian utama yaitu: 2.1.3.1 Bagian Proses (Plant) Dimana menurut kamus Merriam Webster mendefinisikan proses sebagai operasi atau perkembangan alamiah yang berlangsung secara kontinyu yang ditandai oleh suatu deretan perubahan kecil yang berurutan dengan cara yang relatif tetap dan menuju ke suatu hasil atau keadaan akhir tertentu; atau suatu operasi yang sengaja dibuat, berlangsung secara kontinyu, yang terdiri

12 dari beberap aksi atau perubahan yang dikontrol, yang diarahkan secara sistematis menuju ke suatu hasil atau keadaan akhir tertentu. Sedangkan menurut Katsuhito Ogata Plant adalah seperangkat peralatan, mungkin hanya terdiri dari bebrapa bagian mesin yang bekerja bersama-sama, yang digunakan untuk melakukan suatu operasi tertentu. Dapat diambil kesimpulan bahwa pada bagian ini (proses/plant) merupakan peralatan, perangkat, atau proses yang menghasilkan luaran (output, hasil, produk, output sinyal) karena dikendalikan oleh bagian pengendali. 2. Bagian Pengendali (Controller) Bagian pengedali (controller) adalah merupakan peralatan, perangkat, atau proses yang menghasilkan isyarat kendali (control signal) untuk mengendalikan kendalian.

2.2

MCB (Mini Circuit Breaker) Alat pengaman otomatis yang dipergunakan untuk membatasi arus listrik. Alat pengaman ini dapat juga berguna sebagai saklar. Dalam penggunaannya, pengaman ini harus disesuaikan dengan besar listrik yang terpasang. Hal ini adalah untuk menjaga agar listrik dapat berguna sesuai kebutuhan.

13

Gambar 2.5 Mini Circuit Breaker

2.2.1

Fungsi dari MCB (Mini Circuit Breaker) Kepentingan melakukan suatu penelitian adalah agar kita mendapat jawaban yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam memilih suatu alat pengaman yang betul-betul baik dan handal. Adapun Fungsi dari pemasangan Mini Circuit Breaker (MCB) adalah sebagai alat pengaman ataupun sebagai pembatas arus yang lewat pada saluran yang dimaksud. Mini Circuit Breaker (MCB) dipergunakan dan dipasang ada saluran awal sebelum saluran diberikan beban. Untuk MCB dengan kapasitas tertentu, semestinya memiliki kemampuan lepas dengan beban maksimal tertentu pula, tetapi kenyataan

14 setelah diadakan suatu penelitian sebagai pembatas arus, MCB sering melepas arus melebihi kapasitas yang tertera pada alat tersebut.. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap perencanaan dalam penentuan besar dan kecilnya diameter dari saluran (kabel) itu sendiri.

2.2.2

Cara Pemilihan Pengaman Mini Circuit Breaker Hasil penelitian pada MCB MG 2A dan MCB Daiko 2A pada beban yang sama didapatkan selisih waktu putus sebesar (109,80031,428) detik dan t=0,001, hal ini menunjukkan terlalu jauh perberdaan waktu putus kedua MCB tersebut, akibat waktu putus yang gagal pada MCB Daiko sehingga dapat dikatakan kwalitas dari alat pengaman tersebut bermutu sangat rendah. Pada MCB MG 4A dan MCB Kings 4A didapat selisih waktu putus sebesar (12664,293) detik dan t=0,012. Pada kondisi ini juga terdapat perbedaan waktu putus yang sangat besar diantara kedua MCB tersebut akibat gagalnya waktu putus dari MCB Kings. Untuk MCB MG 6A dan MCB Kings 6A terdapat pula perbedaan waktu putus (126,920 12,982) detik dengan t = 0,000. Demikian pula pada MCB MG 10A dan MCB Kings 10A terdapat terdapat perbedaan waktu putus (116,200 45,899) detik dengan t = 0,005. Dari hasil penelitian secara keseluruhan didapatkan bahwa MCB MG layak untuk dipergunakan sebagai alat pengaman yang cukup aman. Sedangkan MCB Daiko dan King;s pada penelitian ini memiliki waktu putus = 0 detik (gagal putus) atau tidak layak dipergunakan sebagai pengaman. Untuk hal ini

15 sebaiknya sebagai komsumen (pemakai) agar tidak sengaja untuk memilih alat pengaman yang kurang bermutu atau tergiur oleh harga murah alat pengaman tersebut. Jika harga terlalu murah sudah tentu kwalitasnyapun pasti diragukan. Dengan ini sebagai alat pengaman seharusnya bermutu baik dan memiliki waktu putus sesuai kapasitas yang tertera pada alat tersebut.

2.3 Heater Sebagai seorang maintenance mungkin akan merasa pusing jika heater yang dipasang sering putus atau rusak. Agar heater awet atau tahan lama ada beberapa hal yang mesti diperhatikan. 1. Kesesuaian model dan jenis heater. Model dan jenis heater yang akan digunakan harus sesuai dengan aplikasi dari heater yang bersangkutan. utamanya lingkungan yang mengandung chemical maka bahan heater hendaknya juga dipilih yang tahan chemical 2. Surface load. Surface load dapat diartikan sebgaim beban permukaan. artinya heater yasng mempunyai surface load tinggi, maka beban permukaannya juga akan tinggi, sehingga process pertukaran panas dari heater ke lingkungannnya tidak optimal. maka heater lama-lama akan merah dan akhirnya akan membakar dirinya sendiri. Akibatnya heater akan mudah rusak. oleh karena itu pilih atau usahakan surface load heater yang anda pesan rendah.

16

2.4 Temperature Control Temperature control adalah suatu adalah suatu alat yang berfungsi untu mengatur temperature suatu obyek, dimana temperature tersebut bisa diatur sesuai dengan yang dibutuhkan. Thermo control ini bekerja berdasarkan sensor temperature dari thermokopel kemudian mengolah data yang diterima dari thermokopel tersebut dan memberikan keluaran berupa signal untuk menyalakan dan mematikan relay.

Gambar 2.6 Temperature controller

2.5

Sensor Sensor pada system ini adalah berfungsi mengetahui temperature dari suhu panas pada ruangan, sensor yang digunakan adalah thermokopel tipe k.

17 sensor ini diletakan pada pintu masuk ruang pemanas, dan sensor ini dihubungkan ini dihubungkan dengan thermokontroller. Thermokopel adalah sambungan dua logam yang berbeda dan mempunyai output tegangan yang sebanding dengan beda suhu antara sambungan panas dan ujung kawat (sambungan dingin). Pengontrol suhu digunakan untuk proses pengontrolan suhu dengan cermat tanpa melibatkan penambahan operator. Pengontrol menerima sensor suhu misalnya thermokopel atau RTD sebagai input, dan membandingkan suhu yang sesungguhnya dengan suhu control yang dikehendaki, atau titik penyetelen , dan menyediakan output pada elemen control.

Gambar 2.7 Thermokopel

2.6

Timer Timer adalah menempatkan informasi sekitar waktu yang lewat pada rangkaian control. Control pemilihan waktu dapat dicapai dengan

menggunakan komponen pneumatic, elektromekanis, atau elektronis.

18 Perbedaan dapat dibuat antara timer (pemilih waktu) dengan relay tunda waktu. Umumnya relay tunda waktu adalah peranti yang mempunyai fungsi pemilihan waktu setelah kumparan timer telah diberi tenaga atau dihilangkan tenaganya. Timer yang digunakan pada alat ini adalah Timer OMRON H3Y-2 dan Timer OMRON H3CR-F8.

Gambar 2.8 Timer OMRON H3Y-2

19

Gambar 2.9 Timer OMRON H3CR-F8.

2.7 Motor Listrik Motor listrik adalah suatu alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Jika dilihat dari arus listrik, motor dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motor listrik arus searah dan arus bolak-balk. Untuk bagian yang diam pada motor disebut stator, sedangkan yang berputar adalah rotor. Pada dasarnya prinsip kerja motor listrik terdapat pada dua medan magnet yang dibuat berinteraksi untuk menghasilkan gerakan. Motor dan generator dibuat dengan cara yang sama , sehingga sebuah mesin yang bekerja sebagai motor dapat pula bekerja sebagai generator. Adapun perbedaannya hanya terletak pada susunan kontruksinya. Untuk rangka generator dapat terbuka akan tetapi untuk motor harus benar-benar tertutup. Karena pada aplikasinya generator biasanya

20 digunakan pada stasiun pembangkit tenaga listrik, dan telah ditangani oleh orang yang telah ahli. Sedangkan pada motor listrik penggunaannya bermacam-macam seperti pada mesin-mesin industri yang berhubungan langsung dengan gas, debu, korosi, dan api. Sehingga motor listrik perlu diberi penutup Gerakan motor didasarkan pada prinsip kaidah tangan kanan. Berikut gambar yang menunjukan kaidah tangan kanan :

Gambar 2.10 Kaidah Tangan Tangan Dimana : Ibu jari menunjukan arah arus (I) Jari telunjuk menunjukan arah garis gaya () Jari tengah menunjukan arah tegangan dan arah induksi. Motor listrik bekerja dengan prinsip bahwa dua buah medan magnet dapat dibuat untuk berinteraksi menghasilkan gerakan. Gambar 2.18 menggambarkan torsi (gaya yang menggerakkan) motor dihasilkan oleh kumparan yang membawa arus pada kawat yang ditempatkan pada medan magnet. Interaksi pada medan magnet mengakibatkan pembengkokkan garis gaya. Pembengkokan garis yang cenderung lurus keluar menyebabkan arus atau loop mengalami gerak putaran. Putaran jangkar berlawanan dengan arah putaran

21 jarum jam disebabkan karena penghantar sebelah kiri ditekan ke bawah dan penghatar sebelah kanan ditekan ke atas.

Gambar 2.11 Prinsip Motor Motor AC maupun motor DC mempunyai karakteristik yang mengatur penggunaannya, berikut karakteristiknya : Karakteristik motor AC 1. Pemeliharaan lebih mudah. 2. Harga lebih murah. 3. Biaya perbaikan lebih murah. 4. Ada berbagai bentuk displai untuk berbagai lingkungan pengoperasian. Karakteristik motor DC 1. Pemeliharaan dan perbaikan yang diperlukan lebih rutin. 2. Lebih mahal dibandingkan motor AC. 3. Torsi tinggi pada kecepatan rendah. 4. Kemampuan mengatasi beban lebih baik.

22 2.7.1 Daya Motor Daya mekanis motor dinyatakan dalam horse power (hp) atau watt (W), dimana 1 hp = 746 W. Torsi dan kecepatan merupakan dua faktor penting dalam menentukan output daya mekanis. Torsi sendiri adalah besarnya puntiran / daya pemutar, dinyatakan dalam pound-feet (lb/ft). Kecepatan motor dinyatakan dalam putaran per menit. Sehingga horse power dapat dirumuskan sebagai berikut. Horse power = kecepatan (rpm) x torsi (lb/ft) 5252 Dari rumus diatas didapatkan keterangan bahwa untuk motor horse power tergantung dari kecepatan, makin lambat motor bekerja makin besar torsi motor yang harus dihasilkan untuk memberikan jumlah daya yang sama. Motor yang lebih lambat biasanya lebih berat serta lebih mahal dibandingkan dengan motor yang lebih cepat dengan kerja daya yang sama. Motor yang dikenai beban lebih, rotor yang ditahan serta kondisi ventilasi yang tidak cukup dapat menyebabkan timbulnya panas yang cepat, sehingga mengakibatkan resiko kerusakan motor atau terbakar.

2.7.2

Efisiensi Daya Motor Penggunaan motor listrik secara kontinyu atau terus-menerus akan menyebabkan motor listrik menjadi panas. Panas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi daya motor. Daya yang hilang disebabkan

23 karena daya input pada motor ditransfer pada poros sebagai output daya atau kerugian. Kerugian ini ditimbulkan karena panas yang keluar melalui body motor.

Gambar 2.12 Efisiensi Daya Motor Jadi efisiensi daya motor dapat didefinisikan sebagai berikut : Efisiensi (%)

Output Input

Daya Output Output daya + Kerugian

24 2.7.3 Motor Wiper

Gambar 2.13 Motor Wiper Motor wiper kaca depan yang ditunjukkan pada gambar 5 merupakan motor d.c. tipikal yang ada pada kendaraan bermotor.

Komponen yang biasanya memerlukan perawatan periodik akibat aus adalah sikat, komutator dan bantalan roda. Sikat yang aus atau komutator yang kotor, cacat atau terbakar akan menyebabkan resistansi tinggi dan aliran arus yang rendah. Akibatnya torsi motor akan kecil dan putaran motor akan lambat. Kadang-kadang motor bisa berhenti

25 Motor DC yang bekerja dengan beban berat serta torsi tinggi, seperti misalnya motor starter, seringkali terjadi aus pada bantalan poros angker dinamo. Hal ini mengakibatkan putaran angker dinamo menyentuh medan magnet atau kutub magnet. Poros angker dinamo yang bengkok juga bisa menyebabkan hal tersebut. Istilah yang biasa digunakan untuk keadaan ini adalah poling (pengutuban) Pada kumparan motor DC poling mengakibatkan arus yang besar mengalir melalui kumparan dan angker dinamo karena kecepatan motor yang meningkat, demikian juga pada garis flux magnetik yang terpotong. Hal ini menyebabkan turunnya e.m.f ,dan selama terdapat beban, terjadi peningkatan arus melalui kumparan dan angker dinamo.Motor DC yang digunakan pada rangkaian assesori biasanya bekerja dengan beban yang kecil. Bantalan poros dan paking harus selalu diperiksa apakah sudah aus, karena kurangnya pelumasan dan tidak tepatnya pemasangan dapat menyebabkan keausan sebelum waktu yang normal. Poling, angker dinamo yang bengkok atau hubungan singkat pada angker dinamo atau kumparan dapat menyebabkan aliran arus yang besar. Akibatnya saklar, konektor, kabel dan komponen lainnya akan mengalami panas berlebihan.

26 Perbaikan kerusakan pada rangkaian meliputi hal-hal seperti pemasangan dan penambahan kabel, pemeriksaaan dan penggantian terminal, konektor, alat proteksi rangkaian dan komponen elektronika. Jika suatu bagian kabel harus diganti, perhatikan diagram pengkabelan otomotif untuk menentukan ukuran kabel yang tepat. Ingatlah bahwa semakin tipis kabel akan semakin besar resistansinya, tetapi semakin panjang kabel akan semakin besar resistansi. Resistansi yang berlebihan akan dapat mengakibatkan panas pada kabel hingga leleh dan terbakar. Penggantian terminal dan konektor bisa dijepitkan atau disolder di tempat. Alat yang benar harus digunakan. Jangan menggunakan bagian pemotong tang karena akan memperlemah terminal. Jika menyolder gunakan solder dengan inti resin dan jangan solder berinti asam karena akan menimbulkan resistansi yang tinggi pada sambungan. 2.8 Bantalan/ Bearing Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Berikut ini adalah gambar jenis-jenis bantalan Deep groove ball bearings dan Angular contact ball bearing :

27

Gambar 2.14 Gambar perbedaan antara dua bearing yang dipergunakan Deep groove ball bearing(1), Angular contact ball bearing (2).

Pada umumya bantalan dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu. a. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros

Bantalan luncur Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas. Bantalan gelinding Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat. b. Berdasarkan arah beban terhadap poros a) Bantalan radial Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.

28 b) Bantalan aksial Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros. c) Bantalan gelinding khusus Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros. Meskipun bantalan gelinding menguntungkan, orang tetap memilih bantalan luncur dalam hal tertentu, contohnya bila kebisingan bantalan menggangu, pada kejutan yang kuat dalam putaran bebas.

Kerusakan bantalan Kerusakan bantalan gelinding dapat disebabkan karena: Kesalahan bahan (faktor produsen) yaitu retaknya bantalan setelah produksi baik retak halus maupun berat, kesalahan tolransi, kesalahan celah bantalan. Kesalahan pada saat pemasangan. Pemasangan yang terlalu longgar yang akibatnya cincin dalam atau cincin luar yang berputar yang menimbulkan gesekan denga housing/poros. Pemasangan yang terlalu erat yang akibatnya ventilasi atau celah yang kurang sehingga pada saat berputar suhu bantalan akan cepat meningkat dan terjadi konsentrasi tegangan yang lebih.

29 Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga bantalan saat berputar akan tersendat-sendat. Kesalahan operasi seperti. Bahan pelumas yang tidak sesuai akibatnya akan terjadi korosi atau penggumpalan pelumas yang dapat menghambat berputarnya bantalan. Pengotoran dari debu atau daerah sekitarnya yang akibatnya bantalan akan mengalami keausan dan berputarnya dengan bushing. Pemasangan yang tidak sejajar maka akan menimbulkan guncangan pada saat berputar yang dapat merusak bantalan.

2.9 Relay Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an, relay merupakan otak dari rangkaian pengendali. Baru setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan posisi relay. Relay yang paling sederhana ialah relay

elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka)

30 Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik. Di bawah ini contoh relay.

Gambar 2.15 Relay yang tersedia di pasaran adalah suatu peralatan elektronik yang berfungsi untuk memutuskan atau untuk menghubungkan suatu rangkaian elektronik yang satu dengan rangkaian elektronik yang lainnya, contoh pada rangkaian pengontrol silinder menggunakan relay. Pada dasarnya relay adalah saklar elektro magnetic yang akan bekerja apabila arus mengalir melalui kumparan, inti besi akan menjadi magnet dan akan menarik kontak-kontak relay. Kontak-kontak dapat di tarik apabila garis magnetdapat mengalahkan gaya pegas yang melawannya.

31 Besarnya gaya magnet yang di tetapkan oleh medan yang ada pada celah udara pada jangkar dan inti magnet, dan banyaknya lilitan kumparan, kuat arus yang mengalir atau yang disebut dengan imperal lilitan dan pelawan magnet yang berada pada sirkuit pemagnetan. Untuk memperkuat medan magnet di bentuk suatu sirkuit Kontak-kontak atau kutub kutub dari relay umumnya memiliki tiga dasar pemakaian yaitu : a) Bila kumparan di aliri arus listrik maka kontaknya akan menutup dan disebut sebagai kontak Normally Open (NO). b) Bila kumparan dialiri listrik maka kontaknya akan membuka dan disebut sebagai Normally Close (NC) c) Tukar sambung (Change Over / NO), relay jenis ini mempunya kontak tengah yang normalnya tertutup tetapi melepaskan diri dari posisi dan membuat kontak dengan yang lain bila relay di aliri listik. Berikut ini memperlihatkan beberapa bentuk kontak dari sebuah relay :

Gambar 2.16 Relay

32

Normally Open

Normally Close

Change Over

Gambar 2.17 Bentuk kontak dari sebuah relay

Sifat-sifat relay : a) Impedensi kumparan, biasanya ditentukan oleh tebal kawat oleh tebal kawat yang di gunakan gunakan serta banyaknya lilitan. b) Kuat arus yang di gunakan untuk menggerakkan relay, biasanya arus ini di berikan oleh pabrik. Relay dengan perlawanan kecil memerlukan arus besar, sedangkan relay dengan perlawanan besar memerlukan arus yang kecil. a) Tegangan yang di perlukan untuk menggerakkan relay. b) Daya yang diperlukan untuk mengoperasikan relay besarnya sama dengan nilai tegangan di kalikan arus. Banyaknya kontak-kontak jangkar dapat membuka dan menutup lebih dari satu kontak sekaligus, tergantung dari pada kontak dan jenis ralaynya. Jarak antara kontak-kontak menentukan besarnya tegangan maksimum yang di izinkan antara kontak tersebut.

33 2.10 Multimeter

Multimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan arus listrik pada komponen yang menggunakan tenaga listrik.

Gambar 2.18 Multi Meter Keterangan: 1. Jarum penunjuk meter berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur. 2. Skala (scale) berfungsi sebagai skala pembaca meter, yaitu sekala tegangan, skala arus, dan skala tahanan.

34 3. Zero Adjust Screw berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar skrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipa kecil. 4. Test lead berfungsi sebagai terminal sentuh agar setiap yang ingin diukur baik itu mengukur tegangan, arus, tahanan, terminal sentuh ini harus menyentuh terminal besaran yang ingin di ukur. 5. Zero ohm Adjust knobe berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya: Saklar pemilih di putar pada posisi (Ohm), test lead + (merah) di hubyngkan dengan test lead (hitam) kemudian tombol pengatur kedudukan 0 ohm diputar ke kiri atau ke kanan sehingga v menunjuk pada kedudukan 0 ohm. 6. Range Selektor switch berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Ada 4 pilihan yaitu: DCV, DC mA, ACV, dan Ohm. 7. Lubang Kutub - (VAOhm Terminal) berfungsi sebagai tempat masukan test lead kutub yang berwarna hitam. 8. Lubang Kutub + (Common Terminal) berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.

35

2.11

LED LED adalah semikonduktor khusus yang dirancang untuk memancarkan cahaya apabila dialiri arus. Bila dioda diberi prategangan maju, elektronelektron bebas akan jatuh kedalam lubang-lubang (hole) disekitar

persambungan. Ketika meluruh dari tingkat energi lebih tinggi ke tingkat energi lebih rendah elektron-elektron bebas tersebut akan mengeluarkan energi dalam bentuk radiasi. Pada dioda penyearah, energi ini keluar dalam bentuk panas. Tetapi pada dioda pemancar cahaya ( LighEmiting Diode disingkat LED), energi ini memancarkan sebagai cahaya. LED ini telah dapat menggantikan lampu-lampu pijar dalam beberapa Arah gaya pada dua konduktor dan prinsip motor DC.pemakaian karena tegangannya yang rendah, umurnya yang panjang, dan dari mati ke hidup dan sebaliknya berlangsung cepat. Dioda biasanya terbuat dari bahan silicon, yaitu bahan buram yang menghalangi pengeluaran cahaya. Sedangkan LED terbuat dari unsurunsur Seperti gallium,arsen, dan fosfor, warna LED diantaranya adalah merah, hijau, kuning, biru, jingga, atau bening. Penurunan tegangan LED adalah dari 1,5 V sampai 2,5 untuk arusnya diantara 10 dan 150 mA (Malvino, 1985).

36

Gambar 2.19 Simbol dan bentuk fisik LED LED sering kali digunakan untuk mengetahui bekerja atau tidaknya suatu alat atau mesin karena memiliki keandalan yang tinggi atau tahan lama. Berbeda dengan lampu-lampu lainnya yang cenderung digunakan untuk penerangan dan memiliki ketahanan yang lebih rendah dari pada LED.

2.12

Sakelar Tekan Sakelar tombol tekan adalah suatu jenis peralatan kontrol yang digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian listrik. Saklar tombol tekan dioperasikan secara manual dengan cara menekan tombolnya. Menurut kedudukan kontak-kontaknya tombol tekan dapat dibagi menjadi dua yaitu: Normally Open (NO) dan Normally Close (NC). Kontak NO kedudukan kontaknya dalam keadaan terbuka sebelum tombol Dioperasikan/ditekan. Apabila kontak NO tersebut

dioperasikan/ditekan maka kedudukan kontaknya akan berubah menjadi NC (tertutup), begitu juga sebaliknya untuk kontak NC dan ketika tombol dilepas

37

maka kedudukan kontaknya akan kembali keposisi semula (Abdul Kadir: 1983). Ada dua macam versi yang berbeda dari sakelar tombol. Yang pertama yaitu sakelar tombol yang tidak mengunci dan sakelar tombol yang mengunci. Penggunaan atau pengoprasian sakelar tombol tidak mengunci adalah, apabila tombol tersebut ditekan maka ia akan kemabali keposisisemula. Artinya dalam posisi normal sakelar tersebut NO bila ditekan menjadi NC dan bila tidak ditekan menjadi NO lagi. Berbeda dengan sakelar tombol mengunci yang apabila tombol tersebut telah ditekan maka akan selalu mengontak dan belum akan lepas apabila sakelar OFFnya belum ditekan. Artinya, dalam keadaan normal NO ditekan menjadi NC dan dilepas akan tetap NC (mengunci).

2.13

Limit Switch Sakelar batas atau Limit Switch (LS) merupakan sakelar yang dapat

dioperasikan baik secara otomatis maupun non otomatis. Limit switch yag bekerja secara otomatis adalah jenis limit switch yang tidak mempertahankan kontak, sedangkan limit switch yang bekerja nonotomatis adalah limit switch yang mempertahankan kontak (Sumantri Omron 1993 : 34). Kontak-kontak pada limit switch sama seperti kontakkontak yang terdapat pada tombol tekan, yaitu mempunyai kontak Normally Open (NO) dan kontak Normally Closed (NC). Kedudukan kontak dan bentuk dari limit switch dapat diperlihatkan seperti pada gambar dibawah.

38

Limit switch yang tidak mempertahankan kontak akan bekerja apabila ada benda yang menekan rollernya, sehingga kedudukan kontak NO menjadi NC dan kontak NC menjadi NO. Jika benda sudah diangkat, roler dari limit switch kembali keposisi semula, demikian pula kontakkontaknya. Jenis limit switch semacam ini dapat digunakan untuk pengoprasian motor secara otomatis.

Gambar 2.20 Limit Switch

You might also like