You are on page 1of 6

DAMPAK TERHADAP LH Rokok ternyata tidak hanya merusak kesehatan yang mengkonsumsi.

Rokok juga secara ilmiah sangat berpengaruh merusak lingkungan, baik itu pencemaran melalui udara, tanah, dan air. Kenapa rokok bisa mencemari udara, karena asap rokok sebagai penyumbang polusi udara. Hal ini didukung oleh banyaknya pengkonsumsi rokok dibumi yang bisa mencemari udara. Sekitar 4000 bahan kimia dalam rokok yang dilepaskan ke udara. Bisa dibayangkan jika setengah dari penduduk bumi menghembuskan asap rokok keudara, bisa dipastikan hal tersebut tidak hanya merusak tapi dalam jangka waktu bisa mempertipis latisan ozon. Selain memberi dampak kepada lingkungan, asap rokok juga memberi dampak polusi terhadap tanah dan air. Berdasarkan penelitian puntung rokok yang dibuang ketanah, bisa untuk di urai oleh tanah sekitar 25 sampai 26 tahun. Dan juga puntung rokok yang masuk keair bisa mengakibatkan kematian bagi hewan-hewan yang memakannya, karena zat yang dikandung berbahaya. Hal ini sulit dihindari mengingat pengkonsumsi rokok sangat banyak dan produsen rokok semakin banyak (dengan berbagai macam merek). Jadi sikap saling ketergantungan antara pangkonsumsi rokok dengan perusahaan yang mengproduksi rokok sudah sulit untuk dipisahkan. Mengingat jutaan pekerja menggantungkan nasibnnya sebagai pekerja pembuat rokok. DAMPAK TERHADAP ANAK Sekali lagi, sebuah studi memperlihatkan bahwa merokok tidak hanya berbahaya bagi diri sendiri namun juga bagi lingkungan sekitar mereka. Laporan dari Dr. Paolo Vineis seperti yang dilansir oleh The British Medical Journal menyatakan anak-anak memiliki resiko paling besar dari para orang tua perokok. Dampak perokok pada non perokok (perokok pasif) sudah lama diketahui. Namun bahaya mengenai orang tua perokok pada kesehatan anak-anak baru kini mengemuka. Dari penelitian yang dilakukan oleh Dr. Paolo Vineis disejumlah negara Eropa diketahui bahwa anak-anak mengalami dampak paling tinggi. Yaitu sekitar tiga kali lipat terkena kanker paru-paru dan masalah yang berhubungan dengan pernafasan lainya dari orang tua yang perokok. Dr. Paolo Vineis menyebut hasil penelitiannya kali ini sangat berbeda dengan penelitian dampak rokok pada kesehatan manusia. Dr. Paolo Vineis merupakan seorang profesor dari Imperial College London (Inggris). Selama hampir tujuh tahun, Dr. Paolo Vineis melakukan penelitian atas 123.000 orang dari 10 negara Eropa yang diketahui menjadi perokok pasif. Dalam kurun itu, 97 orang kemudian diketahui terkena kanker paru-paru, 20 terkena masalah dengan pernafasan dan

14 meninggal. Resiko anak-anak terkena kanker paru-paru mengalami kenaikan sampai 3.6 kali dari orang tua perokok karena anak-anak ini telah menjadi seorang perokok pasif. Secara keseluruhan penelitian juga menunjukan resiko terkena penyakit yang berhubungan dengan paru-paru akan mencapai 30% bagi anak-anak perokok pasif ini. Angka itu akan lebih tinggi dibandingkan dengan resiko para perokok yang sudah pensiun dari merokok. Di AS ditengarai 1900 hingga 2700 kasus kematian pada jabang bayi disebut-sebut karena mereka merupakan perokok pasif. Tidak heran Dr. Paolo Vineis pun menyarankan agar sejumlah negara mulai memperkenalkan hukum untuk melindungi para perokok pasif ini. Merokok dirumah memang tidak dilarang namun Dr. Paolo Vineis menyarankan orang tua seharusnya tidak merokok di rumah saat anak-anak mereka berada disekitarnya. Dr. Norman Edelman memberikan saran lain bahwa seandainya harus merokok disarankan untuk tidak merokok diruangan tertutup.

Solusi Stop Merokok di Indonesia


Diterbitkan 19 November, 2008 SOLUSI 10 Comments Tag:SOLUSI, stop merokok

Sulitnya stop merokok telah terbukti dengan banyaknya perokok yang ingin stop merokok namun gagal, apalagi bagi mereka yang hanya mengandalkan motivasi diri saja. Untuk menjawab tantangan usaha stop merokok, PT. Pfizer Indonesia meluncurkan Varenicline, obat dengan resep dokter. Penggunaan Varenicline, dilengkapi dengan dukungan dari keluarga dan lingkungan terdekat, diharapkan dapat membuat perokok bisa menjalankan niatnya untuk stop merokok dengan lebih mudah. Terlebih di bulan Ramadhan ini, puasa dapat menjadi momentum untuk merealisasikan stop merokok. Bahaya asap rokok dengan ribuan zat kimia berbahaya yang terkandung di dalamnya sudah sering disampaikan kepada masyarakat. Tetapi, jumlah perokok di Indonesia tidak juga berkurang, yang dipicu oleh efek adiksi dari nikotin, papar Dr. Irawan Rustandi, selaku Medical Director PT. Pfizer Indonesia. Survei Varenicline Asian Consumer Research tahun 2006, yang dilakukan oleh Pfizer, menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pria perokok paling besar yaitu mencapai 69 %.

Banyak perokok yang ingin stop merokok tetapi gagal karena berbagai sebab. Peranan nikotin dalam hal ini sangat besar. Nikotin yang terhirup bersama asap rokok akan diterima oleh reseptor otak yang kemudian melepaskan dopamine. Zat ini memberikan efek nikmat dan menenangkan. Pada saat tidak merokok kadar dopamine juga menurun sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman serta stres. Akibatnya, perokok kembali harus merokok. Proses tersebut memperlihatkan bahwa merokok bukanlah sekedar kebiasaan buruk saja. Rokok memiliki sifat candu seperti halnya narkotika dan obat-obat terlarang lainnya. Karena itu, dalam menangani masalah merokok dibutuhkan intervensi klinis jangka panjang seperti yang dilakukan pada kasus-kasus kecanduan lainnya. Datanglah ke dokter dan mintalah penanganan yang tepat, lanjut Irawan. Varenicline adalah obat non-nikotin pertama yang secara spesifik diciptakan untuk stop merokok. Obat pertama dari sebuah golongan baru terapi stop merokok ini bekerja dengan cara yang unik, yaitu dengan menghalangi menempelnya nikotin pada reseptor di otak sehingga dapat mengurangi rasa nikmat dan nyaman (efek reward) yang ditimbulkan karena merokok dan obat ini juga menstimulasi pelepasan dopamin secara parsial sehingga mengurangi gejala craving (berupa gejala sulit berkonsentrasi, bad mood, pusing) saat seseorang mulai stop merokok, Irawan menegaskan. Obat yang tidak mengandung nikotin ini telah melalui berbagai penelitian medis yang menguji keampuhan dan profil keamanan obat. Salah satunya adalah riset yang membandingkan Varenicline, plasebo dan Bupropion SR dalam hal membantu proses stop merokok. Dari hasilnya terlihat bahwa peluang keberhasilan stop merokok pada pasien yang menggunakan Varenicline hampir dua kali lipat dibandingkan mereka yang menggunakan bupropion, dan hampir 4 kali lebih efektif sebagai obat anti rokok dibanding plasebo. Pada studi lainnya, di antara pasien yang berhasil stop merokok setelah mengkonsumsi Varenicline dalam 12 minggu, 71% pasien yang mendapatkan tambahan terapi Varenicline selama 12 minggu berikutnya tetap bertahan berhenti setelah enam bulan, dibandingkan dengan keberhasilan tambahan terapi placebo yang hanya 50 %. Varenicline secara signifikan menurunkan perasaan ingin kembali merokok, yang merupakan gejala ketergantungan dari pengurangan kadar nikotin dalam tubuh (withdrawal syndrome). Obat ini juga memiliki efek antagonis yang akan mengurangi rasa nikmat yang ditimbulkan apabila seorang pasien kemudian merokok kembali. Selain itu, berbagai uji klinis juga menunjukkan bahwa Varenicline secara umum dinyatakan aman. Selain pemberian obat resep sebagai bentuk terapi farmakologi dalam bentuk TABLET untuk membantu melepaskan ketergantungan terhadap nikotin, keinginan perokok untuk stop harus didukung penuh oleh lingkungan terdekatnya. Kuatnya efek kecanduan yang

ditimbulkan oleh nikotin harus juga dibantu faktor non farmakologis dalam bentuk dukungan serta motivasi dari lingkungan sekelilingnya. Hari-hari selama bulan puasa akan menjadi momentum yang sangat tepat untuk memulai upaya stop merokok dan merealisasikan hidup sehat bebas rokok bersama Varenicline. Selain itu, untuk membantu proses stop merokok, bersamaan dengan peluncuran Varenicline PT. Pfizer Indonesia juga menciptakan sebuah program disease management yang diberi nama Pfizer Quit Champion Program. Program ini meliputi penghadiran situs www.stopmerokok.com yang menyediakan berbagai informasi tentang bahaya merokok, tips untuk stop merokok serta berbagai informasi lainnya seputar rokok. Situs ini dilengkapi fitur interaktif penilaian tingkat kecanduan nikotin dan juga program reminder bagi para quitters (orang yang ingin stop merokok) untuk membantu mengingatkan motivasinya alam bentuk SMS. Selain itu juga disediakan SMS center, serta booklet atau leaflet sebagai sarana penyebaran informasi tentang stop merokok. (PR/lily) Sumber : Rileks.com
MATIKAN ROKOK SEKARANG!! Tahukah Anda bahwa merokok itu berbahaya?? Tahukah Anda bahwa dalam sebatang rokok mengandung nikotine dan 4000 jenis racun lainnya yang sangat berbahaya bagi kesehatan? Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti. Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard. Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang

pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Beberapa Penyakit Mengerikan Dampak dari Merokok: Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel. Partikel yang dibebaskan selama merokok sebanyak 5 x 109 pp. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium. Dampak paru-paru Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma dan menjadi penyebab utama terjadinya kanker paru-paru. Dampak terhadap jantung Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama). Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer. Penyakit jantung koroner Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak.

Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara. Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah. Sumber: kompas.co.id Jika Anda ingin sehat, maka tidak ada jalan keluar lain: MATIKAN ROKOK ANDA SEKARANG! Namun masalahnya, tidak mudah bagi pecandu rokok untuk berhenti dari kebiasaan yang merusak kesehatan ini

"Kesehatan adalah barang yang sangat berharga yang baru kita sadari mahalnya ketika kita sakit!"

You might also like