You are on page 1of 6

V.

Data Percobahan Terlampir

VI.

Pembahasan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara-cara

pembongkaran motor listrik

1 fasa running kapasitor atau kapasitor dalam rangka

perawatan dan perbaikan motor 1 fasa dan mengetahui cara-cara pemasangan kembali kumparan tersebut, kemudian menguji motor tersebut. Pada percobaan ini, dilakukanlah pembongkaran pada bodi motor, pada kapasitor, kipas, tutup motor, rotor, dan bagian-bagian lain sehingga dalam motor dapat terlihat kumparan pada statornya. Untuk proses pembongkaan motor dilakukan dilakukan sesuai prosedur, namun mendapat kendala pada saat melepas kumparan dari statornya karena terdapat bahan perekat / sirlak pada bagian kumparan, baik kumparan utama maupun kumparan bantu. Setelah beberapa lama, akhirnya kumparan motor dibongkar total. Setelah dibongkar secara keseluruhan, maka dilakukan pendataan tentang banyaknya kumparan utama dan bantu. Didapatkan hasil dari menhitung dan mengukur kumparan, didapat 3 buah kumparan pada kumparan utama, dan 2 buah kumparan bantu. Untuk kumparan utama lulitan terdalam memiliki 19 kumparan, bafian tengah memiliki 53 kumparan, dan bagian luar memiliki 67 kumparan. Sedangkan pada kumparan bantu bagian dalam terdapat 51 lilitan dan lilitan terluar memiliki 69 lilitan. Kumparan utama memiliki ukuran 0,9 mm dan kumparan bantu memiliki ukuran 0,5 mm. Setelah melakukan pembongkaran, dilakukanlah pembersihan stator dari kotoran. Kemudian dilakukan pemasangan kumparan ke alur-alur stator. Maka, sebelumnya dibuatlah kumparan (spull) sesuai alur yang telah ditentukan dan ukurannya. Setelah membuat kumparan, maka dilakukan pembuatan dan pemasangan isolator dasar, kemudian pemasangan dengan memasukkan kumparan ke dalam alur-alur stator. Diketahui bahwa ada kesulitan dalam hal ini dikarenakan ukuran panjang dan lebar alur stator terlalu kecil. Kumparan yang didahulukan dimasukkan ke dalam alur-alur stator adalah kumparan utama. Setelah kumparan utama masuk ke dalam stator, dilanjutkan dengan memasukkan kumparan bantu. Selanjutnya adalah memasang kertas isolasi penutup beserta baji yang terbuat dari bamboo yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menjaga kumparan tetap pada tempatnya. Setelah semua kumparan telah masuk dan diberi baji, maka dilakukan penyambungan antar kumparan seperti yang tertera pada data sementara praktikum ini denga menyambung menggunakan solder. Keluaran dari kumparan pada stator ini sebanyak 4 buah keluaran yang masing-masing 2 kumparan utama dan yang 2 kumparan bantu, ditambah lagi 2 buah keluaran dari kapasitor yang terdapat di luar motor.

Pada motor ini tidak dilakukan kegiatan merapikan sisi kumparan yang menonjol di sisi kanan atau kiri stator dengan pemukul plastic. Oleh karena itu, lilitan kawat banyak yang mengalami kerusakan dan putus Karena gesekan saat rotor dimasukkan ke dalam stator terganggu oleh menonjolnya kumparan. Gesekan inilah yang dapat mengakibatkan grounding dan kerusakan pada kawat. Seharusnya jika hal ini terjadi, maka kumparan yang rusak dan putus harus diganti dengan menggunakan kawat yang baru, namun pada motor ini tidak dilakukan pengujian lebih lanjut, dikarenakan waktu yang sangat terbatas. Untuk ujung-ujung awal da akhir semua kumparan sudah dikeluarkan, namun belum dilakukan penyambungan antar kumparan, baik dalam kumparan utama maupun kumparan bantu, serta ujung kumparan hingga terminal motor. Sehingga data untuk sambungan tercantum sepeti pada data praktikum yang terlampir. Dari proses diatas, motor kapasitor belum selesai dalam hal pemasangan dan pengecekan. Sehingga praktikan tidak dapat melakukan pengujian terhadap motor karena masih terdapat kerusakan hubung singkat antara salah satu kumparan dengan ground.

VII.

Kesimpulan

1. Jumlah alur stator, bentuk dan model kumparan, jumlah lilitan perkumparan serta sistem sambungan harus dicatat terlebih dahulu saat pembongkaran. 2. Memasukkan kumparan ke dalam alur stator harus dilakukan dengan hati-hati, bila tidak maka kumparan akan mengalami gesekan yang akan mengakibatkan pengelupasan lapisan email sehingga berpotensi grounding. 3. Ukuran panjang dan lebar kumparan harus ditentukan sedemikian rupa sehigga dapat mempermudah dalam proses pemasangan. 4. Terdapat 2 jenis kumparan dalam stator, yaitu kumparan utama 3 kumparan, dan kumparan bantu 2 buah kumparan dalam 1 konsetris.

VIII.

Daftar Pustaka , 2013, Petujuk Praktikum Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Listrik . Yogyakarta : STTN-BATAN Yogyakarta, 5 Juni 2013 Asisten, Praktikan,

Wagirin, S.ST.

Muhammad Ihsan Fariza

V.

Data Praktikum a. Data perencanaan dan gambar terlampir

b. Data pengujian Terlampir

VI.

Perhitungan Terlampir

VII.

Pembahasan Transformator merupakan suatu alat yang digunakan untuk menstransfer daya listrik

dengan disertai perubahan tegangan. Perubahan tegangan dapat dari tinggi ke rendah maupun sebaliknya. Untuk trafo tegangan tinggi ke rendah dinamakan trafo step down dan untuk tegangan rendah ke tinggi disebut trafo step up. Arus yang digunakan adalah arus bolak-balik (AC) karena untuk menimbulkan fluks magnetharus digunakan arus bolak-balik yang mempunyai satu gelombang penuh. Pada percobaan ini dilakukan pembuatan trafo 1 fasa dan tidak melakukan perbaikan seperti pada judul praktikum karena trafo yang ingin diperbaiki tidak tersedia. Percobaan ini bertujuan untuk memahami lebih lanjut masalah yang berhubungan dengan trafo serta mengetahui cara membuat trafo 1 fasa. Dalam pembuatan trafo, terlebih dahulu harus ditentukan jenis transformator yang akan dibuat. Dalam praktikum ini trafo yang akan dibuat adalah trafo step up dengan aya 250 watt. Trafo yang dibuat dengan desain agar bisa menaikan tegangan dari 110 volt menjadi 220 volt. Setelah penentuan jenis trafo dan spesifikasinya maka dapat dihitung banyaknya lilitan pada kumparan primer dan kumparan sekunder serta dapat diketahui ukuran diameter kawat yang digunakan. Banyaknya lilitan didapatkan dari perhitungan deng berdasar pada daya serta tegangan yang akan ditransferkan oleh trafo. Dari situ dapat diketahui pula besarnya diameter kawat email yang digunakan untuk membuat lilitan. Selanjutnya praktikan membuat tempat untuk kumparan atau disebut koker. Koker dibuat harus sesuai dengan ukuran-ukuran pada kern trafo agar kern trafo nantinya bisa dimasukkan ke dalam koker. Selain itu, koker juga digunakan sebagai tempat lilitan. Lilitan sekunder dan primer pada trafo ini ditempatkan pada suatu tempat atau tempat yang sama dan disebut autotransformator. Dalam melilit kawat, praktikan harus teliti dan rapi agar tempat yang disediakan akan cukup. Selain itu juga untuk menjaga agar antara lilitan sekunder dengan primer tidak menyatu. Setelah selesai, inti besi dimasukkan pada koker. Inti besi yang dimasukkan dibuat berlapis-lapis yang bertujuan untuk mengurangi arus eddy yang mungkin timbul. Dalam pemasangan, semua inti besi harus terhubung agar daya trafo tidak berkurang. Selain itu, koker dan inti besi harus dipasang baut atau kawat

pengikat agar tidak bergeser dan kuat. Hal ini agar arus eddy yang ditimbulkan tidak terlalu besar karena arus eddy berbanding lurus dengan besarnya luas penampang dari trafo. Setelah proses pembuatan selesai, maka selanjutnya adalah menguji trafo yang telah dibuat. Pengujian meliputi pengujian tahanan isolasi, test tanta beban, dan berbeban. Dari data percobaan diketahui bahwa tahanan isolasi dari semua lilitan dalam kondisi baik. Kemudian dalam tes tanpa beban didapatkan data seperti terlampir. Dan data tersebut dapat dilihat bahwa pada saat input diberi tegangan 110 volt, maka output dari trafo tersebut 215 volt. trafo ini masih perlu perbaikan, jika trafo diberi beban maka penurunan tegangan pada sekunder akan terjadi signifikan, dari analisa yang dilakukan, mungkin kerena lilitan kurang, sehingga fluks yang dihasilkan kurang. Namun secara keseluruhan trafo yang praktikan buat baik dan layak untuk digunakan.

VIII.

Kesimpulan

1. Dalam pembuatan transformator harus ditentukan terlebih dahulu adalah daya, jenis, dan tegangan yang akan ditransferkan. 2. Dalam membuat lilitan harus digunakan kawat email ang baru agar tahanan isolasinya tetap bagus. 3. Antara lilitan dengan inti besi diudahakan tidak terdapat celah karena akan menimbulkan rugi-rugi trafo.

IX.

Daftar Pustaka , 2013, Petujuk Praktikum Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Listrik . Yogyakarta : STTN-BATAN

Yogyakarta, 5 Juni 2013 Asisten, Praktikan,

Ign. Agus Purbhadi W., M.Eng.

Muhammad Ihsan Fariza

V.

Data Praktikum

Panel simulasi gangguan pada generator 3 fasa Bagian bagiannya: 1. ELCB 2. Saklar ON/OFF lampu 3. Control push button ON/OFF 4. Saklar tekan ON/OFF 5. Beban lampu RST 6. Indicator RST 7. Indicator K1 & K2 8. Voltmeter 9. Amperemeter 10. Fuse 160 mA 11. Colokan voltmeter 12. Colokan amperemeter 13. Colokan K1 14. Colokan K2 15. Terminal AC 16. Pentanahan

VI.

Pembahasan Pada pelacakan gangguan dan perbaikan sistem ini, mahasiswa dituntut agar dapat

menganalisa cara kerja suatu sistem kelistrikan, yaitu dengan melakukan pelacakan dan menemukan gangguan atau kerusakan pada sebuah sistem kelistrikan dan kemudian memperbaikinya. Dalam praktikum ini, praktikan menganalisis dan melakukan pelacakan panel control yang ada di laboratorium listrik. Di dalam lab listrik, terdapat panel-panel LAK yang biasanya digunakan dalam praktikum kelistrikan. Panel LAK tersebut tidak diketahui apakah masih berfungsi dengan baik atau sudah mengalami kerusakan. Untuk itu kami melakukan pemeriksaan pada salah satu panel LAK. Panel yang kami periksa adalah panel simulasi gangguan generator 3 fasa. Kami memilih panel tersebut karena dirasa lebih sederhana dan karena adanya permintaan dari salah satu dosen listrik. Panel simulasi gangguan generator 3 fasa ini digunakan untuk mensimulasikan generator 3 fasa terhadap beban yang diberikan dalam hal ini adalah lampu. Sehingga untuk tercapainya tujuan tersebut perlu adanya perawatan dan pelacakan gangguan pada panel tersebut

Sebelum melakukan pemeriksaan kami terlebih dahulu melakukan pendataan tentang rangkaian panel tersebut. Kemudian melakukan pemeriksaan gangguan yang terjadi pada panel tersebut. Rangkaian yang kami periksa antara lain kontaktor, pentanahan, ELCB, saklar-saklar dan colokan. Dari rangkaian tersebut terdapat kerusakan diakibatkan karena rangkaian tergolong termakan waktu sehingga kami harus merangkai ulang rangkain tersebut menggunakan kabel serabut yang baru. Setelah dilakukan perangkaian pada panel maka langkah selanjutnya melakukan pengujian pada panel tersebut. Setelah melakukan pengujian akhirnya panel dapat digunakan kembali.

VII.

Kesimpulan

1. Pentingnya melakukan pelacakan gangguan dan menganalisa cara kerja dan fungsi tiap komponen dari sistem kelistrikan. 2. Pelacakan gangguan rangkaian harus dilakukan secara terencana dan berkala sehingga tingkat efisiensinya menjadi optimal. 3. Dalam prakteknya perbaikan panel simulasi generator 3 fasa hanya mengalami kerusakan akibat termakan usia. 4. Panel simulasi dapat digunakan kembali untuk praktikum kelistrikan.

VIII. Daftar Pustaka , 2013, Petujuk Praktikum Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Listrik . Yogyakarta : STTN-BATAN

Yogyakarta, 5 Juni 2013 Asisten, Praktikan,

Suwarno, S.ST.

Muhammad Ihsan Fariza

You might also like