You are on page 1of 3

Apakah hibridisasi sp3 selalu tetrahedral, walaupun tidak ada lonepair?

Bentuk tetrahedral TIDAK selalu terkait dengan hibridisasi sp3, melainkan bisa juga dengan sd3 (dalam hal ini dxy, dxz dan dyz) atau bahkan sf3 (dalam hal ini fx3, fy3, dan fz3). Menurut Teori Group, ketiga orbital px, py, pz, ketiga orbital dxy, dxz,dyz dan ketiga fx3, fy3, fz3, dalam konfigurasi tetrahedral semuanya mempunyai sifat simetri yang sama dengan simbol Muliken T2. Namun pada periode panjang yang melibatkan orbital d, maka bentuk tetradral terjadi ketika spinnya tinggi dan menjadi oktahedral ketika spinnya rendah walaupun tidak memiliki pasangan electron bebas.

Contoh: ion [MnO4]- diamagnetik, [MnO4]2- paramagnetik rendah, dan [CrO4]2- diamagnetik, mengadopsi geometri tetrahedral, dan teori hibridisasi bisa menjelaskan bahwa masingmasing atom pusat dipahami mengadopsi orbital hibrida sd3 atau d3s. Akan tetapi ion [MnCl4]2- paramagnetik tetrahedron mudah dipahami bahwa atom pusat Mn mengadopsi orbital hibrida sp3.

Dalam hibridisasi harus juga memperhatikan energi state untuk setiap spesies. Misalnya; atom carbon dengan konfigurasi elektronik (terluar) 2s2 2p2 adalah konfigurasi elektronik untuk ground state (mengikuti aturan Hund); artinya ia dalam keadaan energi terendah. Sistem elektron valensi 4 untuk atom carbon tidak hanya menghasilkan konfigurasi ground state, melainkan beberapa konfigurasi elektronik dengan energi yang lebih tinggi daripada ground state, sebut saja konfigrasi elektronik dalam keadaan tereksitasi, dan ini menghasilkan Exited states (State-state tereksitasi). Tiga diantaranya state tereksitasi adalah Singlet D dua (1D2) dengan konfigurasi elektronik 2s2 2p2 tetapi semua elektron berpasangan; energi state ini sekitar 29,15 kcal /mol di atas ground state. State tereksitasi berikutnya adalah singlet S nol (1S0) dengan energi sekitar 61,93 kcal/mol.

State tereksitasi di atasnya lagi yakni quintet S dua (5S2) tentu saja dengan konfigurasi 2s1 2p3 dengan energi sekitar 96,50 kcal/mol (atau sekitar 404 kJ/mol) [Greenwood, 1968, Principles of Atomic Orbitals].

State tereksitasi quintet S dua (5S2) ini terkait dengan hibridisasi sp3 pada atom C, ia membutuhkan energi dari konfigurasi elektronik ground state untuk pemindahan elektron dan pengubahan arah spin elektron dari berpasangan-anti paralel 2s2 2p2 menjadi nir-pasangan dan paralel, 2s1 2p3.

Geometri CH4 adalah tetrahedral. Mengapa tetrahedral? karena ada 4 pasang elektron ikatan yang mencari posisi paling stabil (tolak-menolak antar pasang elektron seminimal mungkin dan ikatan antar H-C semaksimal mungkin). Hibridisasi (perubahan dari orbital atom ke orbital hibrida) membutuhkan energi karena untuk kasus atom C energi untuk menaikkan 2 elektron di 1 orbital 2s lebih besar daripada energi yang bebaskan ketika 2 elektron dari 3 orbital 2p turun ke tingkat energi orbital hibrida. Namun demikian ketika 4 orbital atom terdegeret (masing-masing terisi 1 elektron) mengakibatkan atom C mampu mengikat 4 atom H dan energi yang dihasilkan jauh lebih besar (secara energetika menguntungkan), di samping tolakan antar pasang elektron menjadi rendah. Dengan kata lain, tolakan yang kuat antar pasangan elektron mendorong terjadinya hibridisasi meskipun membutuhkan energi. Atom Si (di bawah C) juga mengalami hibridisasi sp3 misalnya kerangka silikat, SiO4, tetapi karena ukuran atom lebih besar dan adanya orbital 3d yang dapat terlibat dalam ikatan memberikan sifat berbeda dengan C.

Fenomena sudut ikat dalam H2O dan H2S

Hibridisasi membutuhkan energi. Untuk atom pusat yang kecil seperti O, tolakan antar pasang elektron sangat kuat (menjadi faktor dominan) maka terjadilah hibridisasi (sudut ikat

104 0), tetapi untuk atom besar seperti S tolakan antar pasang elektron relatif kecil maka hibridisasi tidak terjadi, (sudut ikat 92 0), energi hibridisasi menjadi faktor dominan.

>Lalu terkait dengan fenomena interaksi CH4 dengan energi / UV menurut >saya tidak dapat diterangkan dengan VBT, tetapi harus dengan MOT. >Menurut MOT, CH4 memiliki beberapa orbital molekul (bonding dan >antibonding) yang tingkat energinya berbeda dan memungkinkan >terjadinya transisi/eksitasi (dari HOMO ke LUMO). Untuk mendapatkan >orbital molekul itu, kita dapat dengan menggunakan program komputer >(hyperchem, misalnya) atau kuliah teori group (meskipun hanya secara >kualitatif).

You might also like