Professional Documents
Culture Documents
Pengantar Manajemen
Dosen Pengampu : Bp. Radna Andi W , SE
Disusun oleh :
Septiawan Andi Nugroho Cantaka Age Raharjo Alifianda W.R R.A.M.A Berlian K.A Danang Surya Dahana Fitria Anggraeni Diyah Pamularsih EM.13.01.01271 EM.13.01.01263 EM.13.01.1347 EA.11.01.0353 EA.11.01.0306 EA.11.01.0325 EA.11.01.0310
EA.11.01.0393
Sejarah
Awalnya AirAsia dimiliki oleh DRB-HICOM milik Pemerintah Malaysia namun maskapai ini memiliki beban yang berat dan akhirnya dibeli oleh mantan eksekutif Time Warner, Tony Fernandes, pada 2 Desember 2001. Tony melakukan turnaround dan AirAsia berhasil membukukan laba pada 2002 dengan berbagai rute baru dan harga promosi serendah 10 RM bersaing dengan Malaysia Airlines. Pada 2003, dibukalah pangkalan kedua di Bandara Senai, Johor Bahru dekat Singapore dan AirAsia melakukan penerbangan internasionalnya ke Thailand. Sejak Januari 2004 dibukalah Thai Airasia dan dilakukanlah berbagai penambahan rute seperti ke Singapore dan Indonesia. Penerbangan ke Makau dimulai pada Juni 2004. Januari 2005 Airasia membentuk Indonesia Airasia, sedangkan penerbangan ke Manila dan Xiamen dimulai pada April 2005. Rute lain yang akan dibuka adalah ke Vietnam, Kamboja, Filipina dan Laos.
Pada november 2007 Airasia membentuk Airasia X dengan harga tiket yang lebih murah dan jarak penerbangan yang jauh. Air Asia, yang berkembang lebih cepat dari pesawat turbo jet-nya, memang fenomenal. Dari sebuah perusahaan yang punya utang hampir Rp 100 milyar di tahun 2001, kemudian Tony Fernandes, tiba-tiba menjelma menjadi perusahaan LCC terkemuka di Asia dengan keuntungan bersih sekitar Rp 567 milyar pada pertengahan tahun 2007. ApalagiAir Asia hanya bermain di kelas bawah dalam kelompok yang disebut Low Cost Carrier.
VALUES
AirAsia membuat model biaya hemat melalui implementasi dari berbagai strategi kunci sebagai berikut : Utamakan Keselamatan: Bekerja sama dengan penyedia perawatan paling terkenal di dunia dan mematuhi standar operasi penerbangan dunia. Pemanfaatan Aircraft: Waktu perputaran (turn around time) tercepat di region dengan hanya 25 menit, memastikan tarif terhemat dan produktivitas yang tinggi. Tarif Hemat, Tanpa Embel-embel: Menyediakan pilihan layanan yang sesuai dengan kebutuhan bagi para penumpang tanpa menurunkan kualitas dan layanan. Pengoperasian Sederhana: Memastikan bahwa setiap proses dilakukan secara sesederhana dan efisien. Sistem Distribusi yang Ringkas: Menawarkan kanal distribusi yang luas dan inovatif untuk memudahkan proses pembelian dan perjalanan. Jaringan Point to Point: Menerapkan jaringan point to point agar pengoperasian menjadi sederhana dengan berbiaya yang rendah.
SWOT Analysis
INTERNAL
STRENGTHS
AirAsia memiliki program penerbangan dengan biaya rendah, sehingga hal ini mampu menarik para penumpang khususnya para pembisnis yang dominannya selalu mobile. Dari program ini AirAsia juga mampu menarik perhatian khalayak ramai, sehingga AirAsia memiliki kelebihan dalam periklanan, yaitu periklanan secara gratis oleh para konsumen, dimana hal ini mampu mendongkrak eksistensi penerbangan ini. Selain itu dari penerbangan dengan biaya rendah tersebut media juga sangat tertarik, dengan hal ini pula lah yang mampu menarik para pelanggan. Selain itu AirAsia juga telah memiliki banyak rute, baik domestik maupun Internasional.
WEAKNESSES
Pelayanan AirAsia yang mengharuskan para pelanggan untuk berjalan jauh karena AirAsia tidak mau menanggung biaya fasilitas dan erlengkapan bandara, seperti jembatan naik ke pasawat adalah salah satu hal yang mampu mengurangi kesediaan pelanggan untuk menaiki AirAsia. Sebab biasanya para pelanggan tetap menginginkan pelayanan yang baik walaupun membayar dengan harga yang rendah.
SWOT Analysis
OPPORTUNITIES
Bahwasanya Banyak atau bahkan milyaran orang dipen juru dunia sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan berbagai alasan Hal inilah yang mampu membuat transportasi penerbangan AirAsia memiliki peluang untuk berkembang maju. Selain itu Asia merupakan pasar besar dimana wilayah Asia ini terdiri atas benua-benua terbesar di dunia, sehingga dalam perjalanan bisnisnya orang akan membutuhkan transportasi yang memadahi dan tidak memakan banyak waktu.
EXTERNAL
THREATS
Dengan banyaknya maskapai penerbangan yang ingin menyerupai menyamai AirAsia, maka kemungkinan besar ini akan menjadi ancaman bagi AirAsia, selain itu harga bahan bakar yang terus melambung serta harga pajak yang tinggi pada bandara internasional membuat AirAsia harus pandai dalam hal mengatur keuangan, sebab ini merupakan faktor keuangan, sebab ini merupakan faktor yang mempengaruhi tarif tiket AirAsia.
b. Strategy formulation Membuat model biaya hemat melalui implementasi dari berbagai strategi kunci sebagai berikut: Utamakan Keselamatan: Bekerja sama dengan penyedia perawatan paling terkenal di dunia dan mematuhi standar operasi penerbangan dunia. Pemanfaatan Aircraft: Waktu perputaran (turn around time) tercepat di region dengan hanya 25 menit, memastikan tarif terhemat dan produktivitas yang tinggi. Tarif Hemat, Tanpa Embel-embel: Menyediakan pilihan layanan yang sesuai dengan kebutuhan bagi para penumpang tanpa menurunkan kualitas dan layanan.
Pengoperasian Sederhana: Memastikan bahwa setiap proses dilakukan secara sesederhana dan efisien. Sistem Distribusi yang Ringkas: Menawarkan kanal distribusi yang luas dan inovatif untuk memudahkan proses pembelian dan perjalanan. Jaringan Point to Point: Menerapkan jaringan point to point agar pengoperasian menjadi sederhana dengan berbiaya yang rendah.
5. Strategy control
a.
Sangat mengedepankan kekuatan merek Cara lain yang efektif untuk menciptakan minat masyarakat umum terhadap AirAsia adalah gagasan cerdas untuk mengikatkan diri dengan Manchester United yang sangat terkenal, klub sepak bola Inggris papan atas dan salah satu klub terkemuka Eropa. Keterikatan itu menjadikan maskapai murah dengan mudah masuk dalam cakupan international.
b. Memanfaatkan kekuatan media Salah satu hal yang menarik dari diri Tony adalah bahwa ia sangat terbuka dengan pers. Setiap ada pertanyaan selalu ia berusaha untuk menjawab. Apapun yang terjadi, Tony selalu memperlihatkan diri kepada pers. Ia beranggapan bahwa media akan memberikan promosi secara gratis dan ini sangat menguntungkan Air Asia, sebab perusahaan ini tidak perlu mengeluarkan jutaan rupiah untuk melakukan promosi.
c. Tak kenal lelah dalam melakukan lobby (baik pemerintah maupun ke swasta) Salah satu contoh nyata ketidak kenalan lelahan Tony adalah melobby pemerintah agar mau mendirikan terminal LCC (Low Cost Carrier). Selain itu bagaimana ia mengusahaan untuk bisa masuk Singapura. Kisah yang tidak kenal putus asa walaupun sangat sulit untuk masuk wilayah ini.
d. Melakukan Ekspansi Dua diantaranya adalah dengan mengakuisisi Thai Asia (Thailand) dan AWWAIR (Indonesia). e. Rute pesawatnya hanya memilih rute yang dapat ditempuh dalam waktu 3-3,5 jam.
Kesuksesan seorang Tony Fernandes dalam mengelola Air Asia adalah bagaimana dia mampu membuat segala sesuatu menjadi sangat efektif dan efisien, sehingga cost yang dikeluarkan perusahaan menjadi sangat rendah. Hal inilah yang pada akhirnya menjadi kunci sukses Air Asia untuk tetap bermain di strategy Low Cost.