You are on page 1of 2

ICCE masih sangat bermanfaat pada kasus-kasus yang tidak stabil, katarak intumesen, hipermatur dan katarak luksasi.

ICCE juga masih lebih dipilih pada kasus dimana zonula zini tidak cukup kuat sehingga tidak memungkinkan menggunakan ECCE. Kontraindikasi absolut ICCE adalah katarak pada anak-anak dan dewasa muda dan ruptur kapsul akibat trauma. Kontraindikasi relatif adalah miopia tinggi, sindrom Marfan dan katarak morgagni. Insisi ICCE yang lebih luas yaitu 160-180o (12-14 mm), berhubungan dengan beberapa resiko, seperti: penyembuhan yang lama, cenderung menimbulkan astigmatisme, kebocoran luka pos operasi, inkarserasi iris dan vitreus. Komplikasi selama operasi dapat terjadi trauma pada endotel kornea. Komplikasi pasca operaasi adalah cystoid macular edema (CME), edema kornea, vitreus prolaps dan endoftalmitis.

Insisi kornea lebih kecil ECCE daripada ICCE (kira-kira 5-6mm) sehingga proses penyembuhan lebih cepat sekitar seminggu. Karena kapsul posterior yang utuh, sehingga dapat dilakukan penanaman lensa intraokular (IOL). Mengurangi resiko CME dan edema kornea. Kerugiannya berupa membutuhkan alat yang lebih sukar dibandingkan ICCE. Penyulit pada teknik ini berupa adanya ruptur kapsul posterior, prolaps badan kaca, hifema, peningkatan tekanan intraokular, endofthalmitis, katarak sekunder.

Ekstraksi lensa dengan fakoemulsifikasi, getaran ultrasonik akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin phaco akan menyedot massa katarak yang telah hancur tersebut sampai bersih. Indikasi teknik fakoemulsifikasi berupa calon terbaik pasien muda dibawah 40-50 tahun, tidak mempunyai penyakit endotel, bilik mata dalam, pupil dapat dilebarkan hingga 7 mm. Kontraindikasinya berupa tidak terdapat hal hal salah satu diatas, luksasi atau subluksasi lensa. Kerugiannya berupa dapat terjadinya katarak sekunder sama seperti pada teknik EKEK, sukar dipelajari oleh pemula, alat yang mahal, pupil harus terus dipertahankan lebar, endotel loss yang b esar. Penyulit berat saat melatih keterampilan berupa trauma kornea, trauma iris, dislokasi lensa kebelakang, prolaps badan kaca. Penyulit pasca bedah berupa edema kornea, katarak sekunder, sinekia posterior, ablasio retina.

Komplikasi yang dapat terjadi pada katarak tergantung stadiumnya. Pada stadium imatur dapat terjadi glaukoma sekunder akibat lensa yang mencembung, sehinnga mendorong iris dan terjadi blokade aliran aqueus humor. Sedangkan pada stadium hipermatur dapat terjadi glaukoma sekunder akibat penymbatan kanal aliran aquous humor oleh masa lensa yang lisis, dan dapat juga terjadi uveitis fakotoksi. Komplikasi juga dapat diakibatkan pasca operasi katarak, seperti ablasio retina, astigmatisma, uveitis, endoftalmitis, glaukoma, perdarahan, dan lainnya.

ICCE: Indikasi ICCE: Dislokasi lensa atau fasilitas operasi yang tidak memungkinkan untuk operasi yang lain.. Keuntungan ICCE: Tehnik telah dikenal lebih lama, sehingga sangat dipahami oleh ahli bedah mata Tidak mungkin terjadi katarak sekunder Instrumen lebih murah dan sederhana, dapat dilakukan dalam kondisi yang minimal. Merupakan pilihan tehnik operasi untuk lensa dengan sub-luksasi Kerugian ICCE: Tidak dapat dilakukan insersi IOL PC di bilik mata belakang Tidak dapat dilakukan untuk penderita berumur kurang dari 35 tahun, (sebab ligamen kapsulo-hyaloid masih intak dan alfa-khemotripsin tidak dapat mencapai jaringan ini). Sering terjadi komplikasi vitreous pada segmen anterior, inkarserasi iris, glaucoma blok pupil, kerusakan endotel di superior Angka kejadian Irvine-Gass syndrome (=CME), 50 % terjadi sementara, 2 4% terjadi CME yang menetap. Ablasio retina lebih tinggi dibanding ECCE Penyembuhan luka lebih lama Rehabilitasi visus dicapai lebih lambat, sering terjadi astigmatisme against the rule

ECCE : Indikasi ECCE: Hard nuclei-cataract (grade 5, lihat lampiran) dan katarak pada bayi

Keuntungan ECCE: Dapat insersi IOL PC Jarang komplikasi vitreous di BMD (dibanding ICCE) Angka kejadian CME dan ablasio retina lebih jarang (dibanding ICCE) Bila terjadi ablasio retina, lebih mudah diatasi dan prognosis lebih baik Dapat dilakukan pada penderita umur < 40 tahun Kerugian ECCE Perlu learning curve lebih lama (dibanding ICCE) 10 50 % terjadi katarak sekunder setelah 3 5 tahun Tidak dapat dilakukan pada penderita dengan uveitis khronis yang aktif

FAKO-EMULSIFIKASI Indikasi fako-emulsifikasi : Insisi kecil pada katarak slightly hard moderately hard (grade 2 dan 3) Keuntungan fako-emulsifikasi: BMD selalu terbentuk Insisi kecil Astigmatisme menurun Penutupan luka mudah Rehabilitasi tajam penglihatan cepat Kerugian fako-emulsifikasi: Instrumen mahal Tidak semua senter mempunyai alat fako-emulsifikasi. Beaya pemeliharaan alat lebih tinggi. Learning curve lebih lama

Pengobatan katarak kongenital bergantung pada :(7) 1. Katarak total bilateral, dimana sebaiknya dilakukan pembedahan secepatnya segera katarak terlihat. 2. Katarak total unilateral, yang biasanya diakibatkan trauma, dilakukan pembedahan 6 bulan setelah terlihat atau segera sebelum terjadinya strabismus; bila terlalu muda akan mudah terjadi ambliopia bila tidak dilakukan tindakan segera; perawatan untuk ambliopia sebaiknya dilakukan sebaik-baiknya. 3. Katarak total atau kongenital unilateral, mempunyai prognosis yang buruk, karena mudah sekali terjadinya ambliopia; karena itu sebaiknya dilakukan pembedahan secepat mungkin, dan diberikan kacamata segera dengan latihan beban mata. 4. Katarak bilateral parsial, biasanya pengobatan lebih konservatif sehingga sementara dapat dicoba dengan kacamata atau midriatika; bila terjadi kekeruhan yang progresif disertai dengan mulainya tanda-tanda strabismus dan ambliopia maka dilakukan pembedahan, biasanya mempunyai prognosis yang lebih baik. Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah operasi. Operasi katarak kongenital dilakukan bila refleks fundus tidak tampak. Biasanya bila katarak bersifat total, operasi dapat dilakukan pada usia 2 bulan atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan.

You might also like