Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Dan Manfaat
1.2.1 Tujuan Pengujian Kekerasan
Untuk mengetahui angka kekerasan dari suatu bahan, hal ini
merupakan salah satu sifat mekanik yang terpenting. Kekerasan
merupakan sifat mekanik yang sangat penting, karena dari kekerasan dapat
diperkirakan kekuatan dari material tersebut
1.2.2 Manfaat Pengujian Kekerasan
a. Mahasiswa mengetahui kemampuan atau kekuatan suatu logam.
b. Mahasiswa mengetahui sifat mekanik dari suatu bahan.
c. Mahasiswa dapat membedakan kadar kekerasan suatu bahan dalam
pembuatan suatu alat tertentu sehingga dapat diperhitungkan nilai
teknisnya.
d. Mahasiswa dapat mengoperasikan mesin uji kekerasan sesuai prosedur.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
lembaran baja dipanaskan terlebih dahulu. Setelah selesai dibentuk lembaran
logam dinormalkan disusul dengan proses pelurusan.
Di samping karbon, baja paduan umumnya mengandung nikel, khromium,
mangan, molibden, tungsten, silikon, vanadium, dan tembaga. Karena sifat-
sifatnya yang lebih unggul, baja paduan memiliki kegunaan yang lebih luas
dibandingkan dengan baja karbon biasa.
Pengerasan adalah proses pemanasan baja sampai suhu di daerah atau di
atas daerah kritis disusul dengan pendinginan yang cepat. Bila kadar karbon
diketahui, suhu pemanasannya dapat dibaca dari diagram fasa besi-karbida besi.
Akan tetapi, bila komposisi baja tidak diketahui, perlu diadakan percobaan untuk
mengetahui daerah pemanasannya. Cara yang terbaik ialah memanaskan dan
mencelup beberapa potong baja pada berbagai suhu disusul dengan pengujian
kekerasan atau pengamatan mikroskopik. Bila suhu yang tepat telah diperoleh
akan terjadi perubahan dalam kekerasan dan sifat lainnya.
Kekerasan maksimum yang dapat dicapai tergantung pada kadar karbon.
Meskipun penambahan unsur paduan seperti khrom dan vanadium dapat
meningkatkan kemampuan pengerasan baja paduan, kekerasan maksimal tidak
dapat melampaui kekerasan baja karbon dengan kadar karbon yang sama. Hal ini
dapat dilihat pada gambar berikut.
4
martensit disebut kecepatan pendinginan atau pencelupan kritis. Selain itu, harus
diusahakan agar jumlal austensit sisa dapat ditekan karena austenit sisa akan
melunakkan struktur.
Kekerasan maksimum dapat dicapai bila austenit seluruhnya berubah
menjadi martensit dan nilai kekerasannya 66 sampai 67 Rockwell C . Untuk dapat
mencapai nilai ini kadar karbon harus sama dengan atau lebih dari 60%.
Uji kekerasan lekukan yang pertama kali banyak digunakan serta disusun
pembakuannya adalah metode yang diajukan oleh J.A. Brinell pada tahun
1900. Uji kekerasan Brinell berupa pembentukan lekukan pada permukaan
logam dengan memakai bola baja berdiameter 10 mm clan diberi beban 3000
kg. Untuk logam lunak, beban dikurangi hingga tinggal 500 kg, untuk
menghindarkan jejak yang dalam, clan untuk bahan yang_ sangat keras,
digunakan paduan karbida tungsten, untuk memperkecil terjadinya distorsi
indentor. Beban diterapkan selama waktu tertentu, biasanya 30 detik, clan
diameter lekukan diukur dengah mikroskop daya rendah, setelah beban
tersebut dihilangkan. Kemudian dicari harga rata-rata dari 2 bush pengukuran
diameter pada jejak yang berarah tegak lurus. Permukaan di mana lekukan
akan dibuat harus relatif halus, bebas dari debu atau kerak. Angka kekerasan
Brinell (BHN) dinyatakan sebagai beban P dibagi luas permukaan lekukan.
Rumus untuk angka kekerasan tersebut adalah
P P
BHN
( D / 2) (D D d )
2 2 Dt
Keterangan :
D = diameter bola, mm
d = diameer lekukan, mm
t = kedalaman jejak, mm
5
BAB 3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
- Tanggal pengujian :
- Bahan : Baja
- D. Injektor : D = 10mm
Pada tabel hasil pengujian di atas dapat dilihat bahwa antara bagian luar
dan dalam spesimen mempunyai nilai kekerasan yang berbeda. Hal ini disebabkan
oleh tidak meratnya perlakuan panas yang diterima oleh spesimen. Yang mana
bagian dalam kurang mendapatkan panas yang tidak merata karena tidak
mengalami kontak langsung dengan panas atau bisa juga disebut terinduksi saja.
Sedangkan bagian luar mempunyai kekerasan yang tinggi karena mengalami
kontak langsung dengan perlakuan panas, sehingga bagian luar mengalami
perubahan struktur lebih dahulu dibandingkan dengan bagian dalam.
Terdapat dua nilai yan berbeda pada tabel hasil pengujian di atas, yaitu
data nomor 1 dan data nomor 4. kejanggalan itu adalah nilai data-data tersebut
lebih kecil daripada yang lain. Hal ini bisa terjadi karena beban yang dikenakan
pada benda kerja terlalu besar sehingga menyebabkan permukaan benda yang
dikenai beban melebar. Dan angka yang didapat kecil.
6
Sebuah logam akan mengalami perubahan fase apabila logam tersebut
dipanaskan sampai suhu austenitnya. Karena, sebuah logam akan mengalami
ketidak stabilan pada suhu austenitnya sehingga logam tersebut mudah untuk
dirubah dalam bentuk fasa yang lainnya. Perubahan tersebut sangat bergantung
pada kecepatan pendinginannya. Jika fasa martensit yang diinginkannya maka
waktu pendinginnnya juga harus cepat, tidak lebih kurang dari lju pendinginan
kritisnnya.
Apabila sebuah logam berbentuk martensit sepenuhnya dapat di pastikan
bahwa benda tersebut sangat keras tapi rapuh atau getas. Oleh sebab itu, dalam
industri hal ini tidak selalu menguntungkan. Dalam berbagai situasi atau dalam
banyak aplikasi hal ini dihindari, terutam unutuk aplikasi yang kemungkinan
terjadinya tegangan tarik kemungkinan besar terjadi.
Dalam industri khususnya industri manufaktur dalam bidang perkakas dan
mesin perkakas banyak dilakukan pengerasan logam untuk pahat. Hal ini untuk
menambah umur dan efisiensi pahat tersebut.
Perlakuan panas pada baja sampai suhu transformasinya (austenit), akan
merubah struktur mikro dari baja tersebut. Perubahan dari struktur mikro tersebut
sangat bergantung pada waktu pendinginannya dan kadar karbon yang terkandung
dalam baja tersebut. Karakteristik yang terjadi sebagai berikut:
a. Baja eutektoid
Baja eutektoid adalah baja dengan kandungan 0,77 %C, jika baja ini
didinginkan pelan-pelan, maka akan terjadi perubahan-perubahan pada
saat temperature 725oC. Temperatur ini disebut dengan temperatur
transformasi atau temperatur kritis. Pada temperatur ini, larutan padat baja
karbon ini bertransformasi dari sebuah larutan padat homogen menjadi
ferit dan sementit secara serentak dan pada temperatur konstan. Fase ini
dapat bertambah secara terpisah. Ferit dan sementit yang terbentuk dari
reaksi eutektoid menghasilkan perlit.
b. Baja hipoeutektoid
Baja hipoeutektoid merupakan baja dengan kandungan karbon dibawah
0,77 %C. pada baja ini mempunyai kandungan karbon yang berbeda,
7
tetapi dapat berada bersamaan. Baja ini jika didinginkan secara perlahan-
lahan maka akan terbentuk ferit yang terpisah dri austenit pada saat
temperatur turun hingga melewati garis AG pada wilayah luasan AGB.
Semakin turun temperatur, semakin banyak banyak ferit bebas yang
terbentuk. Pada pendinginan hingga mencapai suhu ruang tidak terjadi
perubahn mikrostruktur. Mikrostruktur yang terjadi adalah campuran ferit
bebas dan perlit.
c. Baja hipereutektoid
Baja hipereutektoid adalah baja yang mengandung 0,77 % - 2 %C. Jika
baja ini dipanaskan hingga temperatur 845 oC maka mikrostruktur yang
terjadi adalah austenit. Jika didinginkan tidak terjadi perubahan hingga
tercapai garis GF yang disebut garis solubilitas cementite. Pada titik ini,
sementit mulai terpisah dari austenit, dimana sementit terus bertambah
dengan semakin turunnya temperatur hingga dibawah garis Acm. Jika
karbon terus turun dari 1% - 0,77 %C maka austenit yang tersisa akan
berubah menjadi perlit. Tidak terjadi perubahan mikro struktur hingga
suhu ruang, pada suhu tersebut struktur yang terjadi adalah perlit dan
sementit bebas.
8
diagram Fe-Fe3C
9
menunjukkan tahap-tahap tansformasi selama pendinginan dan dapat dipakai
untuk meramalkan strukur akhi yang tebentuk.
1. Warna Merah. Spesimen didinginkan dengan cepat pada suhu 433 K selama 20
menit. Laju pendinginan berlangsung secara cepat untuk membentuk perlit pada
temperatur lebih tinggi; oleh karena itu, baja akan tetap pada fasa austenit sampai
temperatur Ms dilewati, di mana martensit mulai untuk membentuk. Karena 433 K
adalah temperatur di mana separuh austenite berubah bentuk ke martensit, yang
langsung diquench hingga 50% perlit membentuk martensit. Pemilikan pada 433 K
membentuk hanya suatu kwantitas [yang] kecil [dari;ttg] martensit tambahan,
sehingga struktur dapat diasumsikan untuk;menjadi separuh martensit setengah
austenite ditahan.
10
2. ( Hijau) Spesimen dipegang pada 523 K untuk 100 [detik / barang bekas], yang mana
[adalah] tidak cukup panjang untuk membentuk bainite. Oleh karena itu, yang kedua
memuaskan dari 523 K ke suhu-kamar kembang;kan suatu struktur martensitic.
3. ( Biru) Suatu pegangan isotermis pada 573 K untuk 500 [detik / barang bekas]
menghasilkan suatu half-bainite dan half-austenite struktur. Mendingin dengan cepat
akan mengakibatkan suatu struktur martensit [yang] akhir dan bainite.
4. ( Jeruk) Austenite mengkonversi dengan sepenuhnya ke perlit bagus setelah delapan
[detik / barang bekas] pada 873 K. Tahap ini kukuh stabil dan tidak akan diubah pada
[atas] memegang untuk 100,000 [detik / barang bekas] pada 873 K. Struktur yang
akhir, ketika didinginkan, adalah perlit bagus.
11
DAFTAR PUSTAKA
12