You are on page 1of 6

Laporan laba rugi komprehensive Penjualan Neto Perseroan membukukan penjualan neto konsolidasi sebesar Rp50,06 triliun di tahun

2012, meningkat 10,4% dari Rp45,33 triliun di tahun 2011, didorong oleh peningkatan penjualan dari seluruh Kelompok Usaha Strategis. Sepanjang tahun 2012 Grup Indofood mencatatkan penjualan ekspor sebesar US$576 juta atau sekitar 11% dari penjualan neto konsolidasi.

Empat Kelompok Usaha Strategis CBP, Bogasari, Agribisnis, dan Distribusi, memberikan kontribusi terhadap penjualan neto konsolidasi masing-masing sebesar 42,9%, 25,1%, 24,1%, dan 7,9%. Grup CBP membukukan pertumbuhan total nilai penjualan 12,1% menjadi Rp21,57 triliun di tahun 2012 dibandingkan dengan Rp19,25 triliun di tahun 2011 karena kenaikan volume penjualan di seluruh divisi yang tercakup dalam Grup CBP kecuali Nutrisi & Makanan Khusus, dan peningkatan harga jual rata-rata. Total nilai penjualan Bogasari meningkat 8,0% menjadi Rp15,93 triliun di 2012 dari Rp14,75 triliun di 2011 terutama karena peningkatan volume. Grup Agribisnis membukukan total nilai penjualan sebesar Rp13,87 triliun di tahun 2012, naik 10,2% dari Rp12,59 triliun di tahun 2011, terutama karena peningkatan volume penjualan CPO dan produk-produk minyak dan lemak nabati ke pihak eksternal, serta kontribusi positif dari kegiatan operasional gula.

Total nilai penjualan Grup Distribusi mengalami peningkatan 12,7% menjadi Rp3,93 triliun di tahun 2012 dari Rp3,49 triliun di tahun 2011, karena peningkatan penjualan dari Grup CBP. Laba Bruto dan Laba Usaha (EBIT) Laba bruto naik 7,8% menjadi Rp13,57 triliun di tahun 2012 dari Rp12,58 triliun di tahun 2011, tetapi marjin laba bruto turun menjadi 27,1% dari 27,8% di tahun 2011 karena kinerja Grup Agribisnis yang lebih rendah. Laba usaha bertumbuh sebesar 0,3% menjadi Rp6,87 triliun di tahun 2012 dari Rp6,85 triliun di tahun 2011 disebabkan oleh meningkatnya beban operasional terutama pengeluaran untuk iklan dan promosi, serta beban gaji, upah dan imbalan kerja karyawan yang meningkat seiring dengan penambahan jumlah karyawan. Marjin laba usaha turun menjadi 13,7% dari 15,1% di tahun 2011. Laba Tahun Berjalan Laba tahun berjalan di tahun 2012 mencapai sebesar Rp4,78 triliun, turun 2,3% dari Rp4,89 triliun di tahun 2011. Setelah memperhitungkan kepentingan nonpengendali, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk bertumbuh 6,0% menjadi Rp3,26 triliun dari Rp3,08 triliun di tahun 2011 karena melemahnya kinerja Grup Agribisnis. Dengan tidak memperhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs, core profit naik 3,5% menjadi Rp3,27 triliun di tahun 2012 dari Rp3,16 triliun di tahun 2011. Laporan Posisi Keuangan Total Aset Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 mencapai Rp59,32 triliun, naik 10,7% dari Rp53,59 triliun pada tanggal 31 Desember 2011. Total aset pada akhir tahun 2012 terdiri dari total aset lancar dan total aset tidak lancar masing-masing sebesar Rp26,20 triliun dan Rp33,12 triliun. Kenaikan total aset lancar terutama disebabkan oleh naiknya persediaan dan kas dan setara kas, sedangkan naiknya total aset tidak lancar terutama didorong oleh kenaikan aset tetap bersih terutama terkait dengan peningkatan kapasitas serta tanaman menghasilkan dan belum menghasilkan. Total Liabilitas Perseroan membukukan total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp25,18 triliun, dimana sekitar 51,9% merupakan liabilitas jangka pendek dan sekitar 48,1% merupakan liabilitas jangka panjang. Total liabilitas jangka pendek mencapai Rp13,08 triliun atau naik 1,9% dari Rp12,83 triliun pada akhir tahun 2011 terutama karena naiknya utang dan turunnya utang jangka pendek termasuk utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Total liabilitas jangka panjang meningkat 32,3% menjadi Rp12,10 triliun dari Rp9,14 triliun pada tanggal 31 Desember 2011 terutama disebabkan naiknya utang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Posisi keuangan Perseroan tetap kuat meskipun total funded debt meningkat di akhir tahun 2012 menjadi Rp15,32 triliun dari Rp13,69 triliun di tahun sebelumnya. Rasio utang kotor terhadap ekuitas dan rasio utang bersih terhadap ekuitas, masingmasing sebesar 0,45 kali dan 0,06 kali di tahun 2012 dibandingkan dengan 0,43 kali dan 0,02 kali di tahun 2011.

Total Ekuitas Pada tanggal 31 Desember 2012 total ekuitas mencapai Rp34,14 triliun dibandingkan dengan Rp31,61 triliun pada tanggal 31 Desember 2011, terutama karena laba bersih yang diperoleh sepanjang tahun 2012 setelah dikurangi pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Rasio Likuiditas Rasio lancar Perseroan untuk tahun 2012 adalah sebesar 2,00 kali dibandingkan dengan 1,91 kali di tahun 2011. Sedangkan quick rationya untuk tahun 2012 adalah sebesar 1,408 kali sedangkan tahun 2011 sebesar 1,4 kali. 1. a. Likuiditas Current ratio = (Aktiva Lancar / hutang lancar)

Hasil dari data laporan keuangan : Current ratio tahun 2012 = ( Rp.26.202.972 / Rp. 13.080.544) = 2 kali Current ratio tahun 2011 = ( Rp. 24.501.734 / Rp. 12.831.304) = 1,91 kali b. Quick Ratio = ((Aktiva Lancar Persediaan) / Hutang lancar))

Hasil dari data laporan keuangan : Quick Ratio tahun 2012 = ((Rp. 26.202.972- Rp. 7.782.594) / 13.080.544)) = 1,408 kali Quick Ration tahun 2011 = ((Rp.24.501.734- Rp. 6.536.343) / 12.831.304)) = 1,4 kali Solvabilitas Rasio total liabilitas terhadap total ekuitas naik menjadi 73,8% di tahun 2012 dari 69,5% di tahun 2011 karena naiknya total funded debt. Rasio interest coverage turun menjadi 9,2 kali di tahun 2012 dari 9,5 kali di tahun 2011 disebabkan oleh peningkatan beban keuangan sejalan dengan naiknya total funded debt ratarata. Sedangkan total hutang terhadap aset pada tahun 2012 sebesar 45 % dan tahun 2011 sebesar 41 %. Total Debt to Asset Ratio Rumus : Total Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total aset) x 100%

Hasil dari data laporan keuangan : Total Debt to Asset Ratio 2012 = (Rp.25.181.533 / Rp.59.324.207) x 100% = 45% Total Debt to Asset Ratio 2011 = (Rp.21.975.708 / Rp.53.585.933) x 100% = 41% KOLEKTIBILITAS Piutang usaha pada tanggal 31 Desember 2012 mencapai Rp3,04 triliun dimana sekitar 81% merupakan piutang usaha lancar. Arus Kas Arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi meningkat menjadi Rp7,41 triliun di tahun 2012 dari Rp4,97 triliun di tahun 2011 karena modal kerja yang lebih rendah. Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi naik menjadi Rp5,08 triliun dari Rp3,10 triliun di tahun 2011 terutama digunakan untuk pengeluaran belanja modal. Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan di tahun 2012 mencapai Rp2,31 triliun terutama digunakan untuk pembayaran dividen; dibandingkan dengan arus kas neto yang tersedia dari aktivitas pendanaan sebesar Rp782,1 miliar di tahun 2011 terutama berasal dari dana IPO SIMP (Salim Ivomas Pratama) serta pembayaran utang dan dividen. Struktur Modal Dan Likuiditas Perseroan memiliki saldo kas dan setara kas mencapai Rp13,34 triliun pada tanggal 31 Desember 2012, naik dari Rp13,05 triliun di tahun sebelumnya. Keuangan Berdasarkan Produk Produk Konsumen Bermerek Walaupun menghadapi persaingan yang semakin ketat, Grup CBP kembali meraih kinerja yang menggembirakan. Total nilai penjualan meningkat 12,1% mencapai Rp21,57 triliun di tahun 2012 dari sebesar Rp19,25 triliun di tahun 2011, didukung oleh pertumbuhan volume di hampir seluruh divisi, serta kenaikan harga jual rata-rata. Laba usaha tumbuh 7,4% mencapai Rp2,84 triliun di tahun 2012 dari sebesar Rp2,65 triliun di tahun 2011, sedangkan marjin laba usaha turun menjadi 13,2% dari sebesar 13,7% di tahun 2011. Kontribusi terhadap penjualan neto konsolidasi dan laba usaha Indofood meningkat masing-masing menjadi sebesar 42,9% dan 42,1% di tahun 2012, dibandingkan sebesar 42,3% dan 39,4% di tahun 2011. Kinerja Divisi Mi Instan di tahun 2012 merupakan kinerja terbaik, total volume penjualan meningkat 9,7% mencapai 12,13 miliar bungkus di tahun 2012, dari sebanyak 11,05 miliar bungkus di tahun 2011, sedangkan total nilai penjualan meningkat 11,8% mencapai Rp15,20 triliun dari Rp13,59 triliun di tahun 2011, sejalan dengan peningkatan volume. Marjin laba usaha menurun menjadi

15,3% dari sebesar 16,2% di tahun 2011, terutama akibat kenaikan beban penjualan dan umum & administrasi guna memperkuat brand equity dan memperkokoh posisinya di pasar, serta menciptakan market awareness untuk produk-produk baru yang diluncurkannya. Industri dairy terus berkembang, total volume penjualan tumbuh 3,0% mencapai 290,40 ribu ton dari 281,80 ribu ton di tahun 2011. Total nilai penjualan tercatat sebesar Rp3,89 triliun, meningkat dari Rp3,69 triliun di tahun 2011. Marjin laba usaha tumbuh mencapai 8,0% di tahun 2012 dari sebesar 7,4% pada tahun sebelumnya. Divisi Makanan Ringan total volume meningkat menjadi 29,17 ribu ton di tahun 2012 dibandingkan sebesar 23,47 ribu ton di tahun sebelumnya, sedangkan total nilai penjualan juga meningkat mencapai Rp1,50 triliun dari sebesar Rp1,17 triliun di tahun 2011 karena kenaikan volume dan harga jual rata-rata. Marjin laba usaha naik menjadi 7,3% dari 5,5%. Divisi produk bumbu instan dan saus berhasil meraih pertumbuhan volume mencapai 86,70 ribu ton dari 77,85 ribu ton di tahun 2011, terutama didorong oleh naiknya penjualan bumbu instan, saus sambal dan kecap. Total nilai penjualan meningkat mencapai Rp1,18 triliun dari sebesar Rp961,9 miliar di tahun 2011, sehingga marjin laba usaha naik menjadi 5,3% dari sebesar 4,8% di tahun 2011. Divisi Nutrisi & Makanan Khusus total nilai penjualan turun menjadi sebesar Rp496,2 miliar dari Rp511,4 miliar di tahun sebelumnya. Hal ini terutama karena turunnya volume penjualan menjadi 14,37 ribu ton dibandingkan sebesar 14,72 ribu ton di tahun 2011. BOGASARI Volume penjualan tepung terigu meningkat 8,5% dari 2,38 juta ton di tahun 2011 menjadi 2,58 juta ton di tahun 2012. Total nilai penjualan tumbuh sebesar 8,0% menjadi Rp15,93 triliun dari Rp14,75 triliun di tahun 2011, terutama karena naiknya volume penjualan. Volume penjualan pasta tumbuh 5,6% dari 27,3 ribu ton di tahun 2011 menjadi 28,8 ribu ton. Marjin laba usaha naik menjadi 8,6% di tahun 2012 dibandingkan 6,6% di tahun 2011, karena strategi yang diimplementasikan oleh Bogasari. Kontribusi Grup Bogasari terhadap penjualan neto konsolidasi mencapai 25,1% di tahun 2012, dibandingkan sebesar 25,8% di tahun 2011. Kontribusi terhadap laba usaha konsolidasi mencapai 20,3%, dibandingkan 14,5% di tahun 2011.

AGRIBISNIS Total nilai penjualan Divisi Perkebunan mengalami penurunan sebesar 1,1% dibandingkan kinerja tahun 2011. Marjin laba usaha turun dari 35,3% menjadi 24,2% di tahun 2012. Total nilai penjualan Divisi Minyak & Lemak Nabati meningkat 5,4% mencapai Rp9,56 triliun dari Rp9,07 triliun tahun 2011, terutama didukung oleh peningkatan penjualan produk minyak goreng dan produk berbasis kopra.

Kontribusi Grup Agribisnis terhadap penjualan neto konsolidasi Indofood mencapai 24,1% dibandingkan dengan 24,2% di tahun sebelumnya. Kontribusi terhadap laba usaha konsolidasi mengalami penurunan dari sebesar 44,3% di tahun 2011 menjadi sebesar 35,4%. Distribusi Kontribusi Grup Distribusi terhadap penjualan neto konsolidasi mencapai 7,9% dibandingkan dengan 7,7% di tahun 2011, dan kontribusi terhadap laba usaha konsolidasi meningkat menjadi 2,1% dari 1,8% di tahun 2011.

http://www.q-analytic.com/files/research/INDF_-_Indonesian_Consumer_Love_Affair.pdf

You might also like